PENGARUH STRES KERJA DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU UTARA.

dokumen-dokumen yang mirip
Definisi Stres Kerja

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT.POS INDONESIA (Persero) KANTOR AREA II PADANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan beserta definisi operasionalnya adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen atau Variabel Bebas (X)

PENGARUH STRES DAN KONFLIK TERHADAP KINERJA PADA PT. PINDAD BANDUNG

Bab II. Tinjauan Pustaka. karyawan yang dapat mempengaruhi prestasi kerja karyawan perawat Rumah Sakit Saiful Anwar

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SEMANGAT KERJA, LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. ASTRA INTERNATIONAL DAIHATSU CABANG TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research.

. BAB III METODE PENELITIAN. negeri favorit yang berada di kota Samarinda. Semua Guru yang mengajar di SMA Negeri 3 Samarinda.

BAB III METODE PENELITIAN

II. LANDASAN TEORI. mencapai keberhasilan. Tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi dapat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada karyawan tetap PTPN VII (Persero)

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. FINANSIA MULTI FINANCE CABANG PALOPO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada para pemimpin dan karyawan PT Wahana Persada

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP SEMANGAT KERJA PADA GURU DAN KARYAWAN SMK PANCASILA 1 KUTOARJO

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PERUM PERHUTANI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI KAYU GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPENSASI, DAN PENGEMBANGAN KARIR PADA KANTOR DPRD PROVINSI JAWA TENGAH. Slamet Riyadi UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 4 No. Jan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbulnya tuntutan efisiensi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN. Oleh : Dr. Bambang Widjarnoko. SE.

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : a. Kepemimpinan Transformasional;

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu tempat atau organisasi yang melakukan

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT. Astra International, Tbk-Daihatsu Malang)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA BAGIAN PRODUKSI PADA PT. LASER JAYA SAKTI PASURUAN

Pengaruh Quality Of Work Life terhadap Kinerja Karyawan (Study Kasus pada Pt. Bank Panin, Tbk.Banjarmasin)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Bagi perusahaan yang mempunyai banyak karyawan diperlukan

PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT Bank Tabungan Negara, Tbk.

PENGARUH STRES KERJA, KONFLIK KERJA, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA KEDIRI

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT GADING CEMPAKA GRAHA PALEMBANG

ESENSI, Vol. 19 No. 2 / 2016 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KERJA MELALUI PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMENUHAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DIV. PEMASARAN PT.

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PR. TRUBUS ALAMI MALANG. Oleh : Ahmad Zainul Arifin

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Asosiatif. Menurut Sugiyono (2011:35)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan elemen yang penting

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Oei (2010), ada 3 jenis riset atau penelitian yaitu: penelitian eksploratori,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK LP3I MEDAN

[ JURNAL ECOBISMA ] Vol. 2 No. 1 Juni 2015

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

PENGARUH KEPUASAN KERJA, STRES KERJA, DAN JENJANG KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK BRI CABANG KABUPATEN TULUNGAGUNG 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory),

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dan penelitian kualitatif (Sugiyono, 2003: 13-14).

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik

DAFTAR PUSTAKA. Gitosudarmo, Indriyo dan I Nyoman Sudita Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta : BPFE.

ANALISIS PENGARUH STRESS KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) BATUJAMUS/KERJOARUM KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian saat ini menunjukkan bahwa perusahaan

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMBELIAN PONSEL BERBASIS TEKNOLOGI ANDROID DI KABUPATEN PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang data penelitianya berupa angka-angka dan analisisnya

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

1. Dr. Subagyo, M.M. 2. Amat Pintu Batu Silalahi, SE., MM

Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai tujuan yang harus

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Memasukin era globalisasi merupakan suatu tahap yang harus dilalui oleh

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi Pada PT. Inti Luhur Fuja Abadi (ILUFA), Pasuruan)

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Prosiding Manajemen ISSN:

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PERAN MANAJER TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Faktor pendorong

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tentang manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi yang relevan

ANALISIS PENGARUH STRESS KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PT. ADIRA FINANCE SOLO NASKAH PUBLIKASI

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah tinjauan teori motivasi Maslow terhadap kinerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif peneliti melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal komporatif

ANALISIS FAKTOR KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII JEMBER

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada karyawan KPRI Ragom Gawi Kota Bandar Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RESTORAN A&W MALL TRANS STUDIO MAKASSAR. A s m a w i y a h 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Kemampuan Kerja Dan Motivasi Kerja (Prabadwipa)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel penelitian dan Defenisi Operasional Variabel. 1. Variabel Dependen (Dependent variable)

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

PENGARUH KOMPENSASI INTRINSIK DAN KOMPENSASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA DOSEN PADA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMA SALATIGA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan PT Kereta Api Indonesia

Transkripsi:

PENGARUH STRES KERJA DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU UTARA Oleh : Basyarul Ulya, SH, MM Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Alwashliyah Labuhanbatu Jl. Sempurna No.21 Rantauprapat, Labuhanbatu, Sumatera Utara ABSTRAK Prestasi kerja pegawai merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya, sehingga berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkannya. Seorang pegawai dikatakan memiliki prestasi dalam bekerja, jika beban kerja yang ditetapkan tercapai atau jika realisasi hasil lebih tinggi daripada yang ditetapkan perusahaan. Kondisi ini disebut prestasi pegawai dalam kategori terbaik. Tuntutan yang tidak mampu dikendalikan oleh setiap pegawai akan menimbulkan ketegangan dalam diri pegawai dan jika tidak dapat diatasi maka pegawai tersebut mengalami stress. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi, wawancara dan kuesioner.dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang di teliti yaitu : Variabel Independen ( variabel bebas ) dan Variabel Dependen ( variabel terikat ).Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda, melalui uji F dan uji t dengan maksud untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependent pada tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05). Dari hasil pengujian secara serempak (uji F) bahwa nilai Fhitung (287,548) > Ftabel (3,315) pada alpha 5% maka disimpulkan bahwa secara serempak variabel stress kerja dan semangat kerja berpangaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja. Stress kerja dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu stres sebagai stimulus, stres sebagai respon dan stres sebagai stimulusrespon. Stres sebagai stimulus merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada lingkungan. Definisi stimulus memandang stres sebagai suatu kekuatan yang menekan individu untuk memberikan tanggapan terhadap stresor. Pendekatan ini memandang stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Kata Kunci : Stres kerja, Semangat kerja, Prestasi, Pegawai I. PENDAHULUAN Prestasi kerja pegawai merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya, sehingga berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkannya. Seorang pegawai dikatakan memiliki prestasi dalam bekerja, jika beban kerja yang ditetapkan tercapai atau jika realisasi hasil lebih tinggi daripada yang ditetapkan perusahaan. Kondisi ini disebut prestasi pegawai dalam kategori terbaik. Tuntutan yang tidak mampu dikendalikan oleh setiap pegawai akan menimbulkan ketegangan dalam diri pegawai dan jika tidak dapat diatasi maka pegawai tersebut mengalami stres. Keberhasilan pegawai dalam mencapai prestasi kerja tidak terlepas dari tinggi rendahnya beban kerja atau stress kerja yang dialaminya dalam menyelesaikan tugas dan tanggung 1

jawabnya, selain prestasi kerja pegawai KABUPATEN LABUHANBATU sangat ditentukan oleh semangat kerja pegawai. Setiap orang pernah mengalami UTARA". stres walaupun kadangkala tidak II. TINJAUAN PUSTAKA dirasakannya, karena stres ini berkisar 2.1 Teori Tentang Stres Kerja dari adanya kegelisahan sampai pada rasa Menurut Charles D, cemas yang melumpuhkan. Seseorang Spielberger (dalam Ilandoyo, 2001:63) yang mengalami sedikit rasa gelisah, tidak menyebutkan bahwa stres adalah menyadari kalau hal itu merupakan stres tuntutan-tuntutan eksternal yang yang dapat menjadi semakin parah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan menurunnya prestasi kerja yang sudah pasti sangat merugikan diri pegawai dan mengenai seseorang, misalnya obyekobyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan perusahaan tempat ia bekerja. Timbulnya sebagai tekanan, ketegangan atau stres seperti yang dipaparkan di atas pada gangguan yang tidak menyenangkan hakikatnya disebabkan oleh masalah yang berasal dari luar diri seseorang. organisasi di lingkungan kerja, individu pegawai tersebut dan hal lain yang Gibson et al (dalam Yulianti, 2000:9) mengemukakan bahwa stress berhubungan dengan masyarakat. kerja dikonseptualisasi dari beberapa Seseorang pegawai dapat mengalami stres karena ketiga faktor di atas atau salah satu faktor saja. titik pandang, yaitu stres sebagai stimulus, stres sebagai respon dan stres sebagai stimulus-respon. Stres Ada banyak faktor yang sebagai stimulus merupakan mempengaruhi prestasi kerja pegawai. pendekatan yang menitikberatkan Pegawai bekerja produktif atau tidak pada lingkungan. Definisi stimulus tergantung pada semangat dan tingkat memandang stres sebagai suatu stress pegawai, teknis serta perilaku kekuatan yang menekan individu lainnya. Berdasarkan uraian tersebut, untuk memberikan tanggapan terhadap penulis tertarik mengadakan penelitian stresor. Pendekatan ini memandang lebih jauh tentang "PENGARUH stres sebagai konsekuensi dari STRES KERJA DAN SEMANGAT interaksi antara stimulus lingkungan KERJA TERHADAP PRESTASI dengan respon individu. Pendekatan KERJA PEGAWAI PADA KANTOR stimulus-respon mendefinisikan stres SEKRETARIAT DAERAH sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan 2

respon individu. Stres dipandang tidak sekedar sebuah stimulus atau respon, (2) Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu melainkan stres merupakan hasil seperti yang terjadi di interaksi unik antara kondisi stimulus Indonesia, banyak sekali lingkungan dan kecenderungan demonstrasi dari berbagai individu untuk memberikan kalangan yang tidak puas tanggapan. dengan keadaan mereka. 2.2 Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja Kejadian semacam ini dapat Hasibuan (2007:204) membuat orang merasa tidak mengemukakan faktor-faktor nyaman. Seperti penutupan penyebab stres karyawan, antara lain jalan karena ada yang berdemo yaitu: atau mogoknya angkutan a) Beban kerja yang sulit dan umum dan membuat para berlebihan. karyawan terlambat masuk b) Tekanan dan sikap pemimpin yang kerja. kurang adil dan wajar. (3) Kemajuan teknologi. Dengan c) Waktu dan peralatan kerja yang kemajuan teknologi yang kurang memadai. pesat, maka hotel pun d) Konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja. menambah peralatan baru atau membuat sistem baru. Yang e) Balas jasa yang terlalu rendah. membuat karyawan harus f) Masalah-masalah keluarga seperti anak, istri, mertua dan lain-lain. Menurut Robbin (2003:794) penyebab stres itu ada 3 faktor yaitu: mempelajari dari awal dan menyesuaikan diri dengan itu. (4) Terorisme adalah sumber stres yang disebabkan lingkungan a. Faktor Lingkungan yang semakin meningkat (1) Ada beberapa faktor yang dalam abad ke 21, seperti mendukung faktor lingkungan. Yaitu Perubahan situasi bisnis dalam peristiwa penabrakan gedung WTC oleh para teroris, yang menciptakan menyebabkan orang-orang ketidakpastian ekonomi. Bila Amerika merasa terancam perekonomian itu menjadi keamanannya dan merasa menurun, orang menjadi stres. semakin mencemaskan b. Faktor Organisasi kesejahteraan mereka. 3

Banyak sekali faktor di dalam tidak pasti mengenai apa yang organisasi yang dapat harus dikerjakan. menimbulkan stres. Tekanan untuk (3) Tuntutan antar pribadi adalah menghindari kekeliruan atau tekanan yang diciptakan oleh menyelesaikan tugas dalam kurun karyawan lain. Kurangnya waktu terbatas, beban kerja dukungan sosial dari rekanrekan berlebihan, bos yang menuntut dan dan hubungan antar tidak peka, serta rekan kerja yang pribadi yang buruk dapat tidak menyenangkan. Dari menimbulkan stres yang cukup beberapa contoh diatas, maka besar, khususnya di antara para dapat dikatagorikan menjadi karyawan yang memiliki beberapa faktor dimana contohcontoh kebutuhan sosial yang tinggi. itu terkandung di (4) Struktur Organisasi dalamnya. Yaitu: menentukan tingkat (1) Tuntutan tugas merupakan diferensiasi dalam organisasi, faktor yang terkait dengan tingkat aturan dan peraturan tuntutan atau tekanan untuk dan dimana keputusan itu menunaikan tugasnya secara diambil. Aturan yang baik dan benar. berlebihan dan kurangnya (2) Tuntutan peran berhubungan berpartisipasi dalam dengan tekanan yang diberikan pengambilan keputusan yang pada seseorang sebagai fungsi berdampak pada karyawan dari peran tertentu yang merupakan potensi sumber dimainkan dalam organisasi itu. Konflik peran menciptakan stres. c. Faktor Individu harapan-harapan yang Faktor ini mencakup kehidupan barangkali sulit dirujukkan pribadi karyawan terutama faktorfaktor atau dipuaskan. Kelebihan persoalan keluarga, masalah peran terjadi bila karyawan diharapkan untuk melakukan ekonomi pribadi dan karakteristik kepribadian bawaan. lebih daripada yang (1) Faktor persoalan keluarga. dimungkinkan oleh waktu. Survei nasional secara Ambiguitas peran tercipta bila konsisten menunjukkan bahwa harapan peran tidak dipahami orang menganggap bahwa dengan jelas dan karyawan hubungan pribadi dan keluarga 4

sebagai sesuatu yang sangat sebab perubahannya atau berharga. Kesulitan timbulnya variabel terikat yakni pernikahan, pecahnya variabel stress kerja (X1) dan hubungan dan kesulitan semangat kerja (X2). disiplin anak-anak merupakan 2. Variabel Dependen (variabel contoh masalah hubungan terikat). Variabel terikat sering yang menciptakan stres bagi disebut sebagai variabel output, karyawan dan terbawa ke variabel kriteria, atau variabel tempat kerja. konsekuensi. Variabel terikat (2) Masalah Ekonomi. Diciptakan merupakan variabel yang oleh individu yang tidak dapat dipengaruhi atau yang menjadi mengelola sumber daya akibat karena adanya variabel keuangan mereka merupakan satu contoh kesulitan pribadi yang dapat menciptakan stres bebas sehingga variabel dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah prestasi kerja (Y). bagi karyawan dan 3.2.Uji Validitas mengalihkan perhatian mereka dalam bekerja. Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah di (3) Karakteristik kepribadian dapat setelah penelitian merupakan bawaan. Faktor individu yang data yang valid dengan alat ukur yang penting mempengaruhi stres digunakan kuesioner. Pengujian adalah kodrat kecenderungan dasar seseorang. Artinya gejala validitas instrumen dilakukan pada 30 pegawai Kantor Sekretariat Daerah stres yang diungkapkan pada Kabupaten Labuhanbatu Utara. pekerjaan itu sebenarnya Pengujian validitas instrumen berasal dari dalam kepribadian orang itu. dilakukan dengan menggunakan SPSS 19.00 for windows, dengan kriteria sebagai berikut: III. METODE PENELITIAN 3.1.Definisi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 1) Jika r hitung >r tabel,maka pernyataan tersebut valid. 2) Jika r hitung <r tabel, maka tiga variabel yang diteliti adalah : pernyataan tersebut dinyatakan 1. Variabel independen (variabel tidak valid. bebas) adalah variabel yang 3.3 Uji Simultan ( Fhitung) mempengaruhi atau yang menjadi 5

Uji simultan bertujuan untuk berpengaruh terhadap variabel mengetahui pengaruh bersama-sama dependen. variabel independen terhadap variabel Hi : b1 0, artinya variabel independen dependen. Kriteria pengujiannya secara parsial berpengaruh terhadap sebagai berikut: variabel dependen. Ho : b1 =b2=0, artinya variabel Dengan kriteria pengambilan independen secara bersama-sama tidak keputusan: berpengaruh terhadap variabel Apabila nilai thitung > ttabel, maka H0 dependen. ditolak dan Ha diterima,α = 5% Hi:b1 b2=0, artinya variabel Apabila nilai thitung < ttabel, maka H0 independen secara bersama-sama diterima dan Ha ditolakα = 5%. berpengaruh terhadap variabel 3.5 Koefisien Determinan (R 2 ) dependen. Koefisien determinan (R 2 ) Dengan kriteria pengambilan digunakan untuk mengetahui seberapa keputusan: baik sampel menggunakan data. R 2 Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel, maka H0 mengukur besarnya jumlah reduksi ditolak dan Ha diterima α = 5% dalam variabel dependen yang Jika nilai Fhitung < nilai Ftabel, maka H0 diperoleh dari penggunaan variabel diterima dan Ha ditolak α = 5% bebas. R 2 mempunyai nilai antara 0 3.4 Uji Parsial (Uji t) sampai 1, dengan nilai R 2 yang tinggi Bertujuan untuk mengetahui besarnya berkisar antar 0,7 sampai 1. R 2 yang pengaruh masing-masing variabel digunakan adalah nilai adjusted R 2 independen secara individual (parsial) yang merupakan R 2 yang telah terhadap variabel dependen. Kriteria disesuaikan. Adjusted R 2 merupakan pengujiannya sebagai berikut: indikator untuk mengetahui pengaruh Ho : b1 = 0, artinya variabel penambahan suatu variabel independen secara parsial tidak independen ke dalam persamaan. 6

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Stress kerja Likert (X1) Semangat kerja (X2) Prestasi kerja (Y) Pengalaman yang bersifat internal yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis dalam diri seseorang sebagai akibat dari faktor lingkungan eksternal, organisasi atau orang lain Pemberian daya gerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai kepuasan Suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seseorang pegawai telah melaksanakan pekerjaannya masing-masing secara keseluruhan 1. Sumber daya terbatas. 2. Rekan kerja 3. Lingkungan kerja 4. Atasan yang tidak menyenangkan 1. Cara kerja 2. Suasana kerja 3. Karyawan memiliki loyalitas 4. Keperdulian terhadap organisasi 5. Tuntutan kerja 1. Kualitas kerja 2. Kuantitas kerja 3. Tanggungjawab 4. Prakarsa 5. Disiplin 6. Hasrat berprestasi Likert Likert Variabel Stress Kerja (X1) Semangat Kerja (X2) Tabel 3.2 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Indikator Nilai r hitung validitas Keterangan Pertanyaan 1 0,787 Valid Pertanyaan 2 0,579 Valid Pertanyaan 3 0,593 Valid Pertanyaan 4 0,649 Valid Pertanyaan 6 0,787 Valid Pertanyaan7 0,483 Valid Pertanyaan 8 0,741 Valid Pertanyaan 9 0,483 Valid Pertanyaan 10 0,756 Valid Pertanyaan 11 0,803 Valid Pertanyaan 12 0,798 Valid Pertanyaan 13 0,626 Valid Pertanyaan 11 0,579 Valid Pertanyaan 12 0,803 Valid Pertanyaan 13 0,700 Valid Sumber : Data Diolah (2014) Prestasi Kerja (Y) 7

Tabel 3.3 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Variabel Nilai r hitung reliabilitas Keterangan Stress Kerja (X1) Semangat Kerja (X2) Prestasi Kerja (Y) Sumber : Data Diolah (2014) 0,934 Reliabel IV. PEMBAHASAN Dari hasil pengujian secara serempak (uji F) bahwa nilai Fhitung (287,548) > Ftabel (3,315) pada alpha 5% maka disimpulkan bahwa secara serempak variabel stress kerja dan semangat kerja berpangaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja. Stress kerja dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu stres sebagai stimulus, stres sebagai respon dan stres sebagai stimulus-respon. Stres sebagai stimulus merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada lingkungan. Definisi stimulus memandang stres sebagai suatu kekuatan yang menekan individu untuk memberikan tanggapan terhadap stresor. Pendekatan ini memandang stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Pendekatan stimulus-respon mendefinisikan stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Stres dipandang tidak sekedar sebuah stimulus atau respon, melainkan stres merupakan hasil interaksi unik antara kondisi stimulus lingkungan dan kecenderungan individu untuk memberikan tanggapan. Stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena tuntutan lingkungan dan tanggapan setiap individu dalam menghadapinya dapat berbeda. Masalah Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan. Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses beriikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yang dapat mengancam dan 8

mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti. sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat, dan kesulitan alam masalah tidur. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Di kalangan para pakar sampai Berdasarkan uraian hasil saat ini belum terdapat kata sepakat dan kesamaan persepsi tentang batasan stres. Stres sebagai reaksi-reaksi emosional dan penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Secara parsial bahwa stres kerja psikologis yang terjadi pada situasi berpengaruh positif dan signifikan dimana tujuan individu mendapat terhadap prestasi kerja halangan dan tidak bisa mengatasinya. 2. Secara parsial bahwa semangat Memandangnya sebagai respon adaptif kerja berpengaruh positif dan yang merupakan karakteristik individual dan konsekuensi dan tindakan ekstcrnai, situasi atau peristiwa yang terjadi baik signifikan terhadap prestasi kerja. 3. Secara serempak bahwa variabel stres kerja dan semangat kerja secara fisik maupun psikologis. berpengaruh positif dan signifikan Memahaminya sebagai terhadap prestasi kerja. ketidakseimbangan keinginan dan 5.2 Saran kemampuan memenuhinya sehingga Berdasarkan hasil analisis dan menimbulkan konsekuensi pcnting bagi dirinya. Stres sebagai suatu kondisi kesimpulan penelitian, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut : dinamis di mana individu dihadapkan 1. Kantor Sekretariat Daerah pada kesempatan, hambatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara keinginan dan hasil yang diperoleh memperhatikan tingkat stress sangatlah penting tetapi tidak dapat pegawai dan semangat kerja dipastikan. Pengalaman yang bersifat pegawai agar kinerja dapat internal yang menciptakan adanya terpantau. Hal-hal yang ketidakseimbangan fisik dan psikis dalam mempengaruhi semangat kerja diri seseorang sebagai akibat dari faktor adalah gaji yang cukup atau lingkungan eksternal, organisasi atau memadai, harga diri yang orang lain. Suatu kondisi dinamis dimana mendapat perhatian, posisi yang seorang individu dihadapkan pada tepat, kesempatan untuk maju, dan peluang, tuntutan, atau sumber daya yang 9

rasa aman menghadapi masa depan 2. Sebaiknya Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara meningkatkan semangat kerja faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan stres. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam kurun waktu terbatas, beban kerja berlebihan, bos yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan faktor-faktor dari dalam yang berhubungan dengan kepuasan, antara lain keberhasilan mencapai sesuatu dalam karir, pengakuan yang diperoleh dari institusi, sifat pekerjaan yang dilakukan, kemajuan dalam berkarir, serta pertumbuhan profesional dan intelektual yang dialami oleh seseorang. 3. Sebaiknya Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara meningkatkan prestasi kerja stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan. Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan Hariandja, Marihot Tua Effendi. 2009. kecemasan yang kronis, Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ke sembilan. Jakarta: PT peningkatan ketegangan pada Grasindo Mangkunegara, 10 emosi, proses beriikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yang dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat, dan kesulitan alam masalah tidur. DAFTAR PUSTAKA Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:PI Refika Aditama. Fraser, TM. 1992. Stres Dan Kepuasan Kerja. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Ginting, Paham & Situmorang, Syafrizal Helmi. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi Kedua Gibson, Ivancevich, Donelly. 1996, Stres Dan Kepuasan Kerja. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. Gitosudarmo, Indriyo dan I Nyoman Sudita. 2000. Perilaku Keorganisasian. Cetakan Pertama. Yogyakarta: PT. BPFE.

Hasibuan, Malayu SP, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Robbins, P. Stephen.2007. Perilaku Organisasi (Konsep, Kontroversi dan Aplikasi), Penerbit Prenhallindo, Jakarta. Sekaran, Umar. 2006. Reseacrh Methdos for Business: Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Bisnis pertama. Jakarta: Salemba Empat. Siswanto, B. Sastrohadiwiryo. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia (Pendekatan Administratif dan Operasional). Jakarta: PT Bumi Aksara. Situmorang, Syafrizal Helmi dan Dalimunthe Ja'far M Doli. 2009. Analisis Data Penelitian (Menggunakan Program SPSS). Medan: USU Press. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. 11