Pengembangan Modul Berciri Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Tekanan

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Modul Praktikum Mekanika Model Inkuiri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci: Komik, Ethnoscience, Media Pembelajaran Fisika, Kalor. I. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS BUDAYA MASYARAKAT TRANS LALUNDU

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN ALAT PRAKTIKUM HUKUM OHM BERBASIS GRAFIK MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS POP UP BOOK PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK SISWA SMPLB-B (TUNARUNGU) KELAS VIII. Abstrak

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

Dita Oktavia Yudhatami Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TELESKOP REFLEKTOR BERBASIS MODEL PDEODE

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDRA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning)

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil utama dari penelitian dan pengembangan ini adalah modul berbantuan

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 2 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, maka desain dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan modul elektronik berbasis

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENGEMBANGAN. memvalidasi produk. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan

III. METODE PENGEMBANGAN. Model penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

Abstrak PENDAHULUAN.

Pengembangan Bahan Ajar Fisika Materi Suhu Dan Kalor Berbasis Budaya Masyarakat Trans Lalundu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa

PENGEMBANGAN LKS BIOLOGI BERBASIS KONTEKSTUAL DILENGKAPI DENGAN MIND MAP PADA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA UNTUK SISWA SMA

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiono (2009: 297) penelitian R&D

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDERA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 4 ISSN

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

III. METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15

PENGEMBANGAN MODUL MERAKIT KOMPUTER UNTUK SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 JOGONALAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SUHU DAN PERUBAHANNYA. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unila

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

PENGEMBANGAN MODUL KOMPUTER AKUNTANSI MYOB BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KOMPETENSI DASAR PENCATATAN TRANSAKSI

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan modul IPA fisika berbasis discovery untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII SMP negeri 1 Puhpelem

Pengaruh Model Self Regulated Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 18 Palu

Transkripsi:

Pengembangan Modul Berciri Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Tekanan Atira, Unggul Wahyono, dan Sahrul Saehana Atirasudirman066@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu Sulawesi Tengah Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan modul dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran fisika pada materi tekanan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan modul dengan menganalisis tingkat kelayakan penyajian, bahasa serta kesesuaian materi dengan pendekatan kontekstual. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan 4D yang meliputi tahap define, design, development, dan disseminate. Modul yang dikembangkan cenderung menyajikan contoh kontekstual yang disesuaiakan dengan lingkungan siswa di SMP Negeri 3 Bambalamotu. Subjek penelitian uji coba keyakan modul dilakukan pada siswa SMPN 3 Bambalamotu kelas VIII A yang berjumlah 20 orang. Hasil uji coba dan analisis angket menunjukan bahwa rata-rata skor penilaian ahli materi sebesar 3,21 dikategorikan Baik, rata-rata skor ahli media sebesar 3,61 dikategorikan Sangat Baik, analisis kelayakan oleh guru dengan skor rata-rata sebesar 3,35 dikategorikan Sangat Baik dan hasil analisis penilaian respon siswa diperoleh skor rata-rata sebesar 3,53 dan dikategorikan Sangat Setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul ajar yang dikembangkan layak dijadikan sebagai bahan ajar mandiri siswa. Kata Kunci: Modul; Pendekatan kontekstual; Tekanan I. PENDAHULUAN Menurut pandangan secara umum, masih banyak siswa yang menganggap mata pelajaran fisika sebagai salah satu pelajaran yang sulit dipahami sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Kesulitan yang sering terjadi dalam pembelajaran fisika antara lain banyak memuat hal-hal yang abstrak dan pemahamannya banyak melibatkan kemampuan gambaran mental. Selain itu, fisika menjelaskan gejala alam yang cenderung bersifat verbal sehingga kekurangan dalam bahasa dapat menimbulkan bias dalam memahami konsep fisika itu sendiri [1]. Berdasarkan observasi yang dilakukan di lapangan khususnya di SMP Negeri 3 Bambalamotu bahwa selama ini hanya mengandalkan fasilitas belajar yang diberikan oleh pemerintah saja sehingga sumber belajarnya sangat terbatas. Sampai saat ini siswa di SMP Negeri 3 Bambalamotu belajar hanya menggunakan buku IPA terbitan Ganeca exact, tanpa ada buku atau referensi lain yang bisa dijadikan pendukung pembelajaran misalnya modul, LKS, atau buku BSE. Penyajian isi di dalam buku tersebut berstandar nasional, artinya baik penyajian materi maupun penerapan contoh disajikan secara umum dan hanya sedikit membahas masalah yang kontekstual dengan lingkungan siswa sehingga siswa merasa materi yang disajikan abstrak dan sulit untuk dipahami secara langsung kecuali dengan pejelasan guru Salah satu perangkat pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan hasil belajar adalah media belajar. Penggunaan media belajar harus dipertimbangkan dengan baik oleh guru demi menunjang motivasi belajar siswa. Pemilihan media sebagai sumber belajar mandiri dapat memperkaya pengalaman belajar dan membantu kesiapan siswa untuk mendapatkan materi yang akan diajarkan dipertemuan berikutnya.media pembelajaran mandiri itu bercirikan self instructional (membelajarkan diri sendiri), self contained (satu kesatuan), stand alone (berdiri sendiri), adaptive (penyesuaian) dan user friendly (bersahabat) [2]. Modul merupakan sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia mereka, sehingga mereka dapat belajar mandiri kemudian peserta didik dapat mengukur sendiri tingkat penguasaan mereka terhadap materi yang dibahas pada setiap satuan modul [3]. Perlu dikembangkan modul yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa serta kondisi sekolah (kontekstual) agar siswa mudah memahami materi yang terdapat pada modul serta lebih mudah mengaitkan materi dengan contoh lain yang ada dilingkungan sekitar mereka sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan menyenangkan. Penelitian pengembangan modul yang telah ada saat ini diantaranya berbasis Problem Based Learning dan modul pembelajaran 41

dengan menggunakan strategi inkuiri terbimbing yang mendeskripsikan kemenarikan, kemudahan, dan keefektifan produknya, namun peneliti merekomendasikan agar penelitian selanjutnya menyajikan contoh atau fenomena yang kontekstual, tidak terpaku pada fenomena yang ada dalam modul, serta sesuai dengan karakteristik siswa [4]. Modul berciri kontekstual merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Pembelajaran berciri kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dan kondisi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengaitkan ilmu dan pengalaman siswa dalam pembelajaran adalah salah satu karakteristik dari pembelajaran kontekstual. Pelajaran fisika dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak kaitannya, oleh karena itu perlu diciptakan pembelajaran dengan pendekatan yang dirasa tepat. Pelaksanaan pembelajaran fisika dilakukan dengan membiasakan siswa untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman serta pengamatan terhadap contoh [5]. Berdasarkan uraian masalah di atas, diketahui bahwa perlunya penggunaan bahan ajar berupa modul dalam pembelajaran yang disusun secara jelas, menarik dan sistematis sehingga mampu meningkatkan minat belajar siswa, dan peneliti tertarik untuk mengembangkan bahan ajar berupa modul berciri kontekstual sebagai bahan pembelajaran mandiri yang dilengkapi dengan materi, contoh soal, latihan soal, serta soal evaluasi sehingga siswa dapat menggunakannya sebagai bahan pembelajaran mandiri. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan modifikasi model 4-D dari Thiagarajan, dkk (1974) yang terdiri dari empat tahap, diantaranya define (pendefinisian), design (desain), development (pengembangan),dan disseminate (penyebaran). Akan tetapi pengembangan modul kontekstual ini dilaksanakan sampai tahap Develop [6]. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Bambalamotu dengan jumlah responden 20 orang siswa kelas VIII A. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan angket. Metode perolehan data yang digunakan adalah pemberian lembar angket validasi kepada ahli materi dan ahli media, angket evaluasi kelayakan oleh guru, serta angket respon siswa terhadap penggunaan modul. Penentuan teknik analisa data untuk mengetahui nilai akhir pada setiap butir angket penelitian yaitu yang diperoleh dibagi dengan banyaknya yang menjawab angket penilaian tersebut. Rumus untuk menghitung nilai rata-rata adalah sebagai berikut. X = x n Keterangan: X : nilairata-rata tiap butir pertanyaan x: dari seluruh penilaian dalam tiap butir pertanyaan n : banyaknya butir pertanyaan (1) Mengubah skor rata-rata yang diperoleh menjadi nilai kualitatif berdasarkan klasifikasi penilaian dapat dilihat pada Tabel 1 [7]. TABEL 1 KATEGORI SKALA LIKERT Skor Rata-Rata Kriteria 3,25 <X 4,00 Sangat Baik (SB) 2,50 <X 3,25 Baik (B) 1,75 <X 2,50 Kurang (K) 1,00 X 1,75 Sangat Kurang (SK) III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tahap pertama yang dilakukan adalah define (pendefinisian). Pada tahap ini dilakukan analisis masalah di SMP Negeri 3 Bambalamotu dalam pembelajaran khususnya pada pelajaran IPA fisika. Pada tahap ini telah dilakukan wawancara secara langsung kepada kepala sekolah sekaligus sebagai guru fisika di SMPN 3 Bambalamotu untuk mendapatkan informasi yang selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan pengembangan modul oleh peneliti. Hasil wawancara yang didapatkan diantaranya pembelajaran yang diterapkan di sekolah belum maksimal karena sumber belajar yang terbatas, motivasi siswa dalam belajar terbilang rendah, serta kemampuan siswa dalam menerima materi pada buku ajar masih perlu ditingkatkan. Materi IPA yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah materi tekanan, alasan memilih materi tersebut karena penerapannya banyak ditemukan disekitar lingkungan siswa sehingga diharapkan lebih memudahkan siswa dalam mempelajari serta memahami isi modul. Pembelajaran itu ditunjukkan pada perubahan sikap sebagai hasil dari pengalaman. Berdasarkan pendapat tersebut menguatkan bahwa pembelajaran yang baik dan efektif adalah ketika siswa diberi 42

pengalaman atau diajak melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar yang membuat proses pembelajaran lebih bermakna [8]. Tahap kedua adalah design (perancangan). Adapun yang dilakuakan pada tahap ini diantaranya: 1) menyusun peta konsep atau peta kebutuhan modul digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan isi modul secara sistematis, 2) Menyusun kerangka modul, 3) Menetapkan desain tampilan modul yang meliputi tampilan sampul, penentuan jenis dan ukuran huruf, dan penyususnan isi modul, 4) Mengumpulkan referensi dimana sebelum menyusun modul peneliti terlebih dahulu mengumpulkan beberapa referensi yang berkaitan dengan materi modul serta mengumpulkan gambar-gambar dan ilustrasi yang sesuai dengan materi modul. Ilustrasi bertujuan untuk memperjelas uraian materi pada modul dan sebagai penarik perhatian pembaca, 5) Menyusun instrumen penelitian modul yang meliputi lembar penilaian untuk ahli materi, media, guru, serta angket respon siswa. Pada lembar penilaian untuk ahli materi terdapat tiga aspek yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan kesesuaian dengan pendekatan kontekstual, pada lembar penilaian ahli media terdapat dua aspek penilaian yaitu aspek kelayakan kegrafikan dan bahasa serta angket uji kelayakan oleh guru fisika terdiri dari aspek penyajian materi, aspek tampilan modul, dan aspek manfaat. Angket respon siswa dikembangkan menggunakan skala Likert dengan empat alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Angket respon siswa tersebut terdiri dari aspek isi, penyajian, aspek bahasa, dan aspek kemenarikan. Tahap ketiga adalah Develop (pengembangan). Adapun yang dilakukan pada tahap ini diantaranya: a. Menulis draft modul Penulisan draft modul meliputi sampul modul, kata pengantar, peta konsep, pendauluan, daftar simbol, daftar isi, daftar gambar, rencana pembelajaran, kegiatan belajar, glosarium, daftar pustaka serta sampul belakang. b. Penyuntingan. Setelah proses penulisan modul, diperoleh draft modul awal. Selanjutnya draft modul tersebut dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dengan maksud medapatkan masukan saran perbaikan dan penyempurnaan modul. Draft modul yang dikonsultasikan tersebut selanjutnya diperbaiki sesuai saran pembimbing. Hal tersebut dilakukan oleh peneliti secara berulang sampai draft modul disetujui oleh pembimbing untuk divalidas kepada ahli materi dan ahli media. c. Validasi/ Uji Kelayakan Produk Pada tahap ini penulis melakukan validasi kepada ahli materi dan ahli media dengan maksud agar modul yang telah dikembangkan atas saran dan perbaikan dari dosen pembimbing dapat divalidasi sehingga peneliti dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan produk. Selanjutnya peneliti meminta ahli materi, ahli media serta guru mata pelajaran fisika untuk mengevaluasi draft modul yang telah diberikan dengan cara mengisi angket lembar penilaian yang telah diberikan oleh peneliti. Adapun hasil validasi oleh ahli materi, ahli media dan guru dapat di lihat pada tabel 2, 3, dan 4. TABEL 2 HASIL VALIDASI KELAYAKAN OLEH AHLI MATERI 1 Kelayakan Isi 3,12 Baik 2 Kelayakan 3,13 Baik Penyajian 3 Kesesuaian dengan 3,39 Sangat Baik pendekatan kontekstual 3,21 Baik TABEL 3 HASIL VALIDASI OLEH AHLI MEDIA 1 Kelayakan 3,56 Sangat baik kegrafikan 2 Kelayakan bahasa 3,66 Sangat Baik 3,61 Sangat Baik TABEL 4 HASIL ANALISIS KELAYAKAN GURU 1 Isi 3,80 Sangat baik 2 Tampilan 3,25 Sangat Baik 3 Keterlaksanaan 3,00 Baik dalam pembelajaran 3,35 Sangat Baik d. Revisi Produk Revisi produk dilakukan setelah produk dinilai oleh ahli. Adapun saran dan komentar dari masing-masing validator dijadikan sebagai bahan revisi oleh peneliti. e. Uji Coba Produk Pada tahap ini dilakukan uji coba terbatas di SMP Negeri 3 Bambalamotu. Hasil uji coba yang dilakukan terhadap 20 siswa kelas VIII A menunjukkan bahwa modul ajar dengan pendekatan kontekstual sangat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran fisika dengan skor rata-rata hasil analisis respon 43

siswa sebesar 3,53 dan dikategorikan Sangat Setuju. B. Pembahasan Penelitian pengembangan modul dengan untuk siswa SMP kelas VIII A ini bertujuan untuk mengetahui manfaat serta kelayakannya dalam proses pembelajaran fisika, dapat menjadi acuan guru dalam usaha memperbaiki kualitas pembelajaran, dan juga dapat dijadikan tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang pengembangan modul ajar dengan pendekatan kontekstual. Analisis data hasil pengembangan modul ajar ini didasarkan pada hasil validasi dan uji coba terbatas. Desain uji coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kelayakan terhadap produk. Uji coba dilakukan oleh satu dosen fisika sebagai ahli materi, satu dosen fisika sebagai ahli media, satu orang guru fisika SMP Negeri 3 Bambalamotu yang menganalisis kelayakan pengguanaan modul serta dua puluh siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Bambalamotu. Berdasarkan penilaian ahli materi yang dilakukan oleh dosen fisika universitas tadulako yaitu bapak Drs.H.Muhammad Ali,M.Si, aspek yang dinilai dari modul ini meliputi kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan kesesuaian dengan pendekatan kontekstual. hasil penilaian dari uji kelayakan isi adalah 3,12, rata-rata dari uji kelayakan penyajian adalah 3,13, dan rata-rata penilaian dari uji kesesuaian dengan pendekatan kontekstual adalah 3,39. Hasil rata-rata penilaian uji kelayakan isi, uji kelayakan penyajian dan uji kesesuaian dengan pendekatan kontekstual didapatkan jumlah rata-rata keseluruhan dari ahli materi yaitu 3,21 dan dikategorikan Baik. Dari hasil tersebut ahli materi menyatakan bahwa bahan ajar ini layak di uji cobakan di lapangan tanpa revisi. Hasil penilaian ahli media yang dilakukan oleh dosen fisika universitas tadulako yaitu bapak Muhammad Jarnawi, M.Pd, aspek yang dinilai dari modul ini meliputi kelayakan kegrafikan dan kelayakan bahasa. hasil penilaian dari uji kelayakan kegrafikan 3,56 dan rata-rata dari uji kelayakan bahasa adalah 3,66. Hasil rata-rata penilaian uji kelayakan kegrafikan dan uji kelayakan bahasa didapatkan jumlah rata-rata keseluruhan dari ahli media yaitu 3,61 dan dikategorikan Sangat Baik. Dari hasil tersebut ahli media menyatakan bahwa bahan ajar ini layak di uji cobakan di lapangan dengan revisi sesuai saran. Selanjutnya dilakukan uji kelayakan penggunaan modul kepada guru fisika di SMP Negeri 3 Bambalamotu yaitu bapak Samsul Bahri, S.Pd, aspek yang dinilai dalam kelayakan penggunaan ini adalah isi/materi, tampilan modul serta keterlaksanaan pembelajaran modul. hasil penilaian dari uji kelayakan isi 3,80, rata-rata dari kelayakan tampilan adalah 3,25 dan rata-rata hasil penilaian keterlaksanaan pembelajaran adalah 3,00. Hasil rata-rata penilaian uji kelayakan isi, tampilan dan keterlaksanaan pembelajaran didapatkan jumlah rata-rata keseluruhan dari guru yaitu 3,35 dan dikategorikan Sangat Baik. Hasil di atas menunjukkan bahwa modul ini memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri karena di dalam modul ini telah dilengkapi dengan materi yang sesuai dengan tema maupun Standar Kompetensi dan Komptensi Dasar, terdapat contoh dan ilustrasi yang disajikan secara kontekstual artinya materi yang disajikan sesuai dengan lingkungan siswa, terdapat soal-soal latihan, diskusi, lemabar kerja siswa, rangkuman materi yang membuat siswa dapat mengetahui tingkat penguasaan materi serta umpan balik yang memungkinkan siswa untuk mengukur kemampuannya sendiri. Hasil ini menunjukkan bahwa modul ini dapat digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran karena menyajikan permasalahan yang kontekstual dengan lingkungan sehingga siswa mudah memahami materi. Setelah dilakukan penilaian oleh ahli materi, media dan guru tahap selanjutnya dilakukan uji terbatas dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan modul ajar. Hasil pengembangan modul ajar diujikan dalam uji coba lapangan skala kecil kepada dua puluh siswa. Tujuan pelaksanaan uji coba lapangan skala kecil adalah untuk mendapatkan gambaran respon siswa terhadap modul ajar yang dikembangkan. Siswa memberi tanggapan terhadap materi, bahasa, dan ketertarikan menggunakan modul ajar tersebut. Hasil analisis respon siswa terhadap modul dengan yang dikembangkan disajikan dengan menggunakan tipe pernyataannya bersifat positif, nilai (score) untuk tiap pilihan jawabannya adalah sebagai berikut : 4; Sangat setuju, 3; Setuju, 2; Tidak setuju, 1; Sangat tidak setuju. Uji terbatas dilakukan terhadap dua puluh siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Bambalamotu, siswa diberi angket yang mempunyai 18 item pernyataan dan ada 4 opsi pilihan. Setelah melakukan analisis didapatkan skor rata-rata sebesar 3,53. Berdasarkan Tabel 3.2 yaitu kriteria kategori respon siswa, skor tersebut 44

termasuk ke dalam kategori Sangat Setuju. Karena hasil angket menunjukkan kategori sangat setuju maka bisa dikatakan bahwa modul ajar yang dibuat layak digunakan sebagai media belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas maka modul dengan pendekatan kontekstual menggunakan konteks nyata dimaksudkan untuk membiasakan siswa bahwa apa yang dipelajari di sekolah sangat banyak manfaatnya untuk kehidupan nyata, materi yang dipelajari di sekolah bukanlah materi abstrak yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Sinta wati dalam komentarnya pada angket respon siswa Saya mengerti tentang modul ini, karena di dalam modul ini terdapat contoh dalam kehidupan sehari-hari. Jadi bagi saya sangat gampang untuk memahami modul ini. Modul dengan membuat siswa aktif untuk mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri. Pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual memiliki karakteristik antara lain kerjasama, belajar mandiri, mempertimbangkan kondisi, karakteristik siswa, saling menunjang, menyenangkan, tidak membosankan, serta memanfaatkan lingkungan tempat tinggal sebagai sumber belajar. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang menyatakan bahwa penggunaan modul dalam pembelajaran fisika lebih efektif untuk meningkatkan motivasi belajar serta meningkatkan kemampuan kognitif siswa [9]. Penelitian pengembangan modul pada materi tekanan secara keseluruhan sangat layak digunakan sesuai dengan penilaian oleh ahli, guru dan siswa serta dapat memudakan siswa dalam memahami materi tekanan dengan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun hal tersebut tidak lepas dari keterbatasan-keterbatasan peneliti selama melaksanakan penelitian ini, diantaranya peneliti masih terbatas pada satu sekolah saja dan belum dilakukan uji coba di sekolah yang berbeda. Selain itu keterbatasan waktu peneliti sehingga uji coba tidak dilakukan secara tuntas dan penyebaran angket respon siswa dilakukan di luar jam pelajaran. didapatkan skor rata-rata sebesar 3,35 dan hasil analisis penilaian respon siswa didapatkan skor rata-rata sebesar 3,53 dan dikategorikan Sangat Setuju. Hal ini menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan ajar mandiri bagi siswa. DAFTAR PUSTAKA [1] Prima, R. (2013). Pengembangan Modul Elektronik Fisika Sebagai Media Instruksional Pokok Bahasan Hukum Newton pada Pembelajaran Fisika di SMA. Probolinggo:Universitas JEMBER. [2] Depdiknas. (2008). Teknik Penyusunan Modul. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. [3] Multyaningsih, E. (2011). Riset Terapan Bidang Pendidikan & Teknik. Yogyakarta: UNY Press [4] Mirantika,R Ertikanto, dkk. (2015). Pengembangan Modul Pengembangan Materi Fluida Statis dengan Strategi Inkuiri Terbimbing. Bandar Lampung:Universitas Unila. [5] Nasiroh,D. (2014). Pengembangan Modul dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Barisan dan Deret untuk Siswa SMP Terbuka Kelas IX. Jogjakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. [6] Buhari, B. (2011). Four D Model (Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran dari Thiagarajan,dkk). [Online]. Tersedia: http://bustangbuhari.wordpress.com/2011/08/25/fourd-model-model-pengembangan-perangkatpembelajaran-dari-thigarajan-dkk/. [10 Februari 2016]. [7] Supandi, M. (2015). Pengembangan Komik Berbasis Etnosience pada Pembelajaran Fisika SMP Pokok Bahasan Kalor. Skripsi tidak diterbitkan. Palu: Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako. [8] Rosa,F. (2015). Pengembangan Modul Pembelajaran IPA SMP pada Materi Tekana Berbasis Keterampilan Proses Sains. Lampung: Unviersitas Muammadiyah Metro. [9] Sarwanto. (2012). Pengembangan Modul Fisika Berbasis Problem Based Learning pada Materi Fluida untuk Siswa Cerdas IstimewA Berbakat Istimewa. Surakarta:Universitas Sebelas Maret. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Pada hasil uji coba ahli materi didapatkan skor penilaian rata-rata sebesar 3,21 dan dikategorikan Baik, analisis penilaian ahli media didapatkan skor rata-rata sebesar 3,61 dan dikategorikan Sangat Baik, analisis uji kelayakan oleh guru 45