TINJAUAN PUSTAKA. Cahyono (2014) menuliskan klasifikasi cabai merah adalah sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum annum L.) termasuk tanaman semusim berbentuk perdu, berdiri

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman cabai besar berasal dari Amerika tepatnya di daerah Peru dan menyebar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

Famili Solanaceae. Rommy A Laksono

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum annum L.) berasal dari Mexico. Sebelum abad ke-15 lebih

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai (Capsicum annum L.) merupakan tanaman semusim yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

I. PENDAHULUAN. Cabai besar ( Capsicum annum L.) merupakan komoditas sayuran tergolong

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai berbentuk perdu dengan tinggi lebih kurang cm.

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

I. PENDAHULUAN. Cabai adalah tanaman perdu dari famili terong-terongan ( Solanaceae) yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

LAPORAN PRAKTIKUM I KUNCI DETERMINASI KELAS DICOTYLEDONAE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM

Lili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka(

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jagung manis menurut Linneus dalam Falah (2009) adalah sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Budidaya Kacang Panjang. Klasifikasi tanaman kacang panjang menurut Anto, 2013 sebagai berikut:

Transkripsi:

6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Cabai Merah 2.1.1 Taksonomi Tanaman Cabai Cahyono (2014) menuliskan klasifikasi cabai merah adalah sebagai berikut: Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae : Solanes : Solanaceae : Capsicum Spesies : Capsicum annuum L. 2.1.2 Morfologi Tanaman Tanaman cabai merah memiliki batang berkayu yang keras, bentuk bulat, halus, warna hijau gelap, dan bercabang banyak. Cabang terbentuk setelah batang tanaman mencapai ketinggian ±40 cm, tinggi tanaman dapat mencapai ±1,2 m dengan lebar tajuk ±1 m. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ujung meruncing dan tepi daun tidak bergerigi. Daun cabai merah merupakan daun tunggal yang bertangkai tunggal yang melekat pada batang ataupun cabangnya dan tulang daun

7 menyirip. Daun cabai merah berukuran lebih besar dan lebih lonjong daripada daun cabai rawit. Bunga cabai merah merupakan bunga tunggal dan berbentuk bintang dengan mahkota berwarna putih. Bunga tergolong bunga sempurna dan tumbuh menunduk pada ketiak daun. Buah berbentuk bulat panjang dengan ujung runcing. Ukuran buah bervariasi tergantung jenisnya dengan daging tipis ±0,5 2 mm. Biji cabai merah berbentuk bulat pipih dengan warna putih kekuning-kuningan. Biji tersusun bergerombol, ukuran biji kecil-kecil. Akar tanaman cabai merah merupakan akar tunggang dan perakarannya tidak dalam (Cahyono, 2014). 2.1.3 Syarat Tumbuh Cabai merah dapat ditanam pada ketinggian 0 1.000 m dpl. Tanaman cabai merah dapat ditanam pada tanah subur, gembur, dan cukup air. ph tanah antara 6,0 7,0, namun yang optimal pada ph 6,5. Curah hujan yang cocok untuk cabai merah yaitu 600 1.250 mm per tahun dengan kelembapan 70% (Cahyono, 2014). Rostini (2012) melaporkan bahwa suhu ideal untuk pertumbuhan cabai berkisar antara 25 30ºC. Suhu siang di bawah 25ºC akan menghambat pembentukan dan perkembangan bunga. Sebaliknya, jika suhu berada di atas 30ºC, bunga akan menjadi kering dan gugur. 2.2 Antraknosa Cabai 2.2.1 Penyebab Penyakit Semangun (2004) menyatakan bahwa salah satu penyebab penyakit antraknosa adalah C. capsici yang merupakan penyakit utama pada tanaman cabai. C. capsici

8 (Syd.) Butl. et Bisby semula disebut C. nigrum Ell et Halst., yang diduga juga sama dengan Vermicularia capsici Syd. Jamur ini mempunyai banyak aservulus, tersebar di bawah kutikula atau pada permukaan, garis tengahnya sampai 100 µm, hitam dengan banyak seta. Seta coklat tua, bersekat, kaku, meruncing ke atas, 75 100 2 6,2µm. Konidium hialin, berbentuk tabung (silindris), 18,6 25,0 3,5 5,3µm, ujung-ujungnya tumpul, atau bengkok seperti sabit. Cahyono (2014) menyebutkan bahwa jamur dapat menginfeksi langsung pada kutikula kulit buah, luka-luka, ataupun melalui biji. 2.2.2 Gejala Serangan Gejala serangan yang tampak pada buah adalah terdapatnya bercak cekung kebasahan berwarna merah tua hingga coklat muda dan jaringan jamur berwarna hitam (Gambar 1). Bercak kemudian meluas, menyebabkan buah membusuk lunak. Serangan berat menyebabkan buah cabai mengering dan keriput (Pitojo, 2007). Cahyono (2014) menyatakan bahwa bagian tanaman yang diserang tidak hanya buah melainkan daun, batang, buah yang masih muda, buah yang telah masak, dan biji. Gambar 1. Gejala antraknosa pada cabai.

9 2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit Saat musim kemarau, gejala penyakit antraknosa tidak banyak ditemui karena faktor lingkungan yang kurang mendukung (Cahyono, 2014). Menurut Semangun (2004), sporulasi C. capsici terjadi dengan baik pada suhu 30ºC. Buah muda lebih rentan terhadap penyakit daripada buah setengah masak. Selain itu, penyebaran penyakit antraknosa terjadi melalui angin, sisa-sisa tanaman sakit, dan percikan air hujan. 2.2.4 Pengelolaan Penyakit Menurut Duriat dkk. (2007), pengelolaan penyakit antraknosa dilakukan dengan cara menggunakan benih bersertifikat, tidak mengikutsertakan biji yang berbentuk dan berwarna abnormal, merendam benih dengan air panas ± 55 C selama 30 menit atau fungisida (seperti triazole atau pyrimidin 0,05 0,1 %) selama kurang lebih satu jam. Menurut Redaksi Agromedia (2011), menjaga kebersihan kebun, mencabut tanaman yang sakit, rotasi tanaman, dan menggunakan varietas yang toleran terhadap antraknosa. Selain itu, menurut Gunawan (2006), Pseudomonas fluorescens PfMBO 001 50 WP dan Bacillus subtilis BSBE 001 50 WP, Siregar dkk. (2007) menambahkan bahwa Bacillus polymyxa dan Trichoderma harzianum dapat digunakan untuk mengendalikan antraknosa cabai. Pemanfaatan fungisida nabati sebagai pengendali antraknosa yang sudah pernah dilaporkan yaitu ekstrak widuri (Sulaksono dkk., 2002), mengkudu (Efri, 2010), rimpang kencur (Wiyatiningsih & Wuryandari, 1998), dan mimba (Nduagu dkk, 2008).

10 2.3 Fungisida Nabati Pestisida nabati adalah produk alam yang berasal dari tanaman yang mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung banyak senyawa bioaktif seperti alkaloid, terpenoid, fenolik, dan zat zat kimia sekunder lainnya (Setiawati dkk., 2008). Selanjutnya Asmaliyah dkk. (2010) juga menyatakan bahwa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman dapat digunakan oleh tumbuhan sebagai alat pertahanan dari serangan organisme pengganggu seperti alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, polifenol, minyak atsiri, dan steroid. 2.3.1 Tagetes (T. erecta) Tumbuhan berbentuk herba dengan tinggi 0,5 1,5 m dan merupakan tanaman semusim. Batangnya bulat, tegak, beralur, bercabang, putih kehijauan. Tumbuhan berdaun majemuk, berbentuk lanset, ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 3 15 cm, hijau. Bunganya majemuk, berbentuk cawan, dengan tangkai panjang, daun pembalut berbentuk lonceng, kepala putik bercabang dua berwarna kuning. Sedangkan benang sari berwarna kuning atau ungu, berbentuk lonceng dengan panjang 1 1,5 cm. Bijinya berbentuk jarum dan berwarna hitam. Tumbuhan ini mempunyai akar tunggang dan berwarna putih kekuningan (Gambar 2). Tanaman ini merupakan tumbuhan tropika yang berasal dari Amerika Latin, tetapi tumbuh liar dan mudah didapati di Florida, Amerika Serikat, serta di Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya. Tumbuhan ini tumbuh baik di dataran rendah sampai pegunungan ± 700 m dpl., dengan kondisi tanah yang subur, liat, dan berdrainase baik, terutama di tempat terbuka yang mendapatkan sinar matahari penuh (Setiawati dkk., 2008).

11 (a) (b) Gambar 2. Tagetes erecta L. : (a) bunga; (b) daun. Klasifikasi T. erecta yang dituliskan Setiawati dkk. (2008) yaitu: Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Spermatophyta : Dicotyledonae : Asteracea : Compositae : Tagetes : Tagetes erecta Marigold atau tagetes memiliki kegunaan seperti anti nematoda, bakterisida, insektisida, dan fungisida. Kandungan bioaktif yang terdapat pada tanaman ini adalah terpenoid, alkaloid,flavonoid, karotenoid, dan polietilena (Vasudevan, dkk., 1997). Menurut Singh dkk. (2003) dalam Singh dan Maurya (2005), minyak atsiri daun T. erecta Linn. dapat digunakan untuk menekan A. terreus dan C. falcatum. 2.3.2 Saliara (L. camara) Saliara merupakan tumbuhan perdu dengan ketinggian 0,5 1,5 meter. Kulit batang berwarna coklat dengan permukaan kasar. Daun berwarna hijau berbentuk

12 oval dengan pinggir daun bergerigi. Permukaan daun kasar karena terdapat bulu. Kedudukan daun berhadapan dan tulang daun menyirip. Memiliki bunga beraneka ragam warna, seperti putih, merah muda, jingga, dan kuning. Memiliki buah seperti buah buni. Berwarna hijau dan bila telah matang berwarna hitam (Sudarmo & mulyaningsih, 2014). Setiawati dkk. (2008) menyatakan bahwa tumbuhan ini berasal dari Amerika tropis, tumbuhan ini bisa ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 1.700 m dpl. Tumbuhan ini juga bisa ditemukan di tempat panas. Tumbuhan ini banyak dipakai sebagai tanaman pagar dan memiliki bau yang khas. Daun tunggal, duduk berhadapan bentuk bulat telur ujung meruncing pinggir bergerigi tulang daun menyirip, permukaan atas berambut banyak terasa kasar dengan perabaan permukaan bawah berambut jarang. Bunga dalam rangkaian yang bersifat rasemos mempunyai warna putih, merah muda, jingga kuning, dan sebagainya. Buah seperti buah buni berwarna hitam mengkilat bila sudah matang (Gambar 3). (a) (c) (d) (b) (e) Gambar 3. Lantana camara L. : (a) bunga; (b) daun; (c) buah yang masih muda; (d) batang; (e) cabang.

13 Klasifikasi L. camara yang dituliskan Kalita dkk. (2012) yaitu: Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Lamiales : Verbenaceae : Lantana : Lantana camara L. camara memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder diantaranya alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, dan minyak atsiri (Setiawati dkk., 2008). Menurut Sudarmo & Mulyaningsih (2014), L. camara mengandung minyak atsiri, triterpenoid, alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin serta memiliki sifat fungisida. Verma dkk. (2008) menyatakan bahwa ekstrak L. camara juga mampu menekan Aspergillus niger. 2.3.3 Metabolit Sekunder Ekstrak Tumbuhan Senyawa-senyawa yang terkandung dalam fraksi ekstrak daun T. erecta dan L. camara memiliki mekanisme kerja yang berbeda-beda. Kumesan dkk. (2013) menyatakan bahwa senyawa alkaloid dari ekstrak umbi bakung berperan dalam menyebabkan kerusakan dinding sel dan mempengaruhi permeabilitas membran sel yang menyebabkan kestabilan dinding sel akan terganggu. Menurut Arif dkk. (2009), senyawa saponin dapat menghambat pertumbuhan patogen dengan mekanisme merusak dinding sel patogen tersebut. Suprapta (1998) dalam Wahyuni dkk. (2014) menambahkan bahwa golongan senyawa

14 saponin yang terkandung dalam ekstrak metanol daun Premna serratifolia memiliki kemampuan untuk mengikat sterol pada membran sel jamur, sehingga menyebabkan kerusakan pada membran sel jamur. Selain itu, senyawa saponin juga mampu menghambat perkecambahan spora jamur. Menurut Harborne (1987) dalam Wati dkk. (2012), senyawa flavonoid masuk ke dalam sel jamur melalui lubang pada membran sel yang terbentuk karena senyawa fenol yang telah mendenaturasi lipid membran sel. Kemudian senyawa protein tersebut akan terdenaturasi oleh flavonoid melalui ikatan hidrogennya. Dengan demikian, protein yang terikat oleh flavonoid menyebabkan pembentukan dinding sel terhambat, sehingga pertumbuhan hifa juga terhambat karena komposisi dinding sel yang diperlukan tidak terpenuhi. Tanin dapat mempengaruhi kemampuan dinding sel jamur karena berikatan dengan protein dan polisakarida, menurunkan kemampuan melekat sel eukariot dengan permukaan, dan menghambat pembentukan tabung spora (Ishida dkk., 2006 dalam Lidyawita dkk., 2013). Ismaini (2011) menyatakan bahwa triterpenoid yang terserap oleh jamur patogen dapat menimbulkan kerusakan pada organel-organel sel, menghambat kerja enzim di dalam sel, dan pada akhirnya akan terjadi penghambatan pertumbuhan jamur patogen. Yulia (2006) menyatakan bahwa minyak atsiri murni dari ekstrak sereh mengakibatkan kerusakan fisik pada spora jamur, minyak atsiri murni ekstrak

15 kencur juga menghentikan perkecambahan spora jamur. Dari pernyataan tersebut, diduga mekanisme minyak atsiri dari ekstrak metanol daun T. erecta dan L. camara tidak jauh berbeda dengan mekanisme kerja minyak atsiri murni tersebut.