BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dimulai tanggal 1 April 2016 sampai dengan tanggal 31 Juli 2016. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT DEF Indonesia yang berlokasi di Jl. Sultan Iskandar Muda Jakarta Selatan. B. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena peneliti berusaha menemukan kebenaran yang berlaku umum untuk topik yang diteliti dan menguji teori untuk mengidentifikasi masalah sosial yang ada. Dengan metode deskriptif kuantitatif, pada penelitian yang berdasarkan pada teori dari Krikpatrick tentang evaluasi pelatihan dapat menggambarkan hasil dari evaluasi pelatihan berupa pada level reaksi dan level pembelajaran terhadap program pelatihan pada operation trainee di PT DEF Indonesia. Sedangkan mengenai sumber data yang didapat yaitu data primer yang langsung diperoleh dan dikumpulkan oleh peneliti dari responden. Pada penelitian ini dilakukan melalui metode survei dengan membagikan kuesioner kepada responden untuk menjawab kuesioner yang telah dibuat peneliti. 32
33 C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini hanya ada satu variabel yang akan diukur, yaitu variabel efektivitas pelatihan, maka operasionalisasi konsepnya hanya akan menjelaskan tentang variabel efetivitas pelatihan yang didasarkan pada teori Kirkpatrick dengan indikator yang didasarkan pada teori level 1 reaksi (reaction) dan level 2 pembelajaran (learning). Pada level 1 yaitu reaksi akan dapat dilihat bagaimana reaksi peserta terhadap pelatihan terutama penilaian peserta terhadap instruktur, materi, metode, fasilitas, dan penyelenggara pelatihan. Sedangkan level 2 pembelajaran akan melihat persepsi peserta terhadap pembelajaran yang didapatkan setelah pelatihan terkait pengetahuan, keterampilan, dan kreatifitas peserta. Akan tetapi penelitian ini hanya sebatas respon dari peserta program pelatihan pada operation trainee di PT DEF Indonesia, sehingga peneliti tidak meneliti sampai level tingkah laku (behavior) dan level hasil (result). Sehingga hasil dari penelitian ini merupakan persepsi dari operation trainee tentang pelatihan yang telah diikutinya. Secara lebih rinci, definisi operasional untuk setiap variabel dan juga indikator dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
34 TABEL 3.1 OPERASIONALISASI VARIABEL Variable Level Indikator Skala Evaluasi Pelatihan Reaction (Reaksi) Instruktur: Menguasai materi dengan baik Menyampaikan materi secara jelas Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya Menjawab pertanyaan peserta dengan jelas Memberikan motivasi kepada peserta Materi: Sesuai dengan tugas yang akan dilakukan dalam pekerjaan Mengetahui ruang lingkup perusahaan tambang minyak dan gas bumi Memahami pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja Memahami standar prosedur kerja Diberikan contoh studi kasus dalam memahami materi Metode Pelatihan Pelatihan diawali dengan penyampaian teori oleh instruktur Diadakannya praktek membantu peserta dalam memahami materi Dengan diberikannya contoh studi kasus membantu peserta dalam memahami materi Fasilitas: Kondisi ruang kelas mendukung untuk proses belajar Perlengkapan kebutuhan pelatihan seperti LCD, Komputer dan lainnya dalam kondisi yang baik Persediaan dan kualitas makanan dan minuman cukup & higienis Penyelenggara Pelatihan: Memberikan informasi dan safety briefing dikelas kepada peserta sebelum pelatihan dilaksanakan Penyelenggara sudah menyediakan modul materi dan mempersiapkan fasilitas di ruang kelas sebelum pelatihan dimulai Selalu siap membantu peserta selama pelatihan berlangsung dalam hal pemenuhan fasilitas Interval
35 Variable Level Indikator Skala Evaluasi Learning Pelatihan meningkatkan pengetahuan Pelatihan (Pembelajaran) Pelatihan meningkatkan keterampilan Pelatihan meningkatkan kreatifitas Interval Pelatihan memberikan perubahan kepribadian menjadi lebih baik Sumber: Data Diolah Peneliti dari Teori Evaluasi Pelatihan Krikpatrick (2006) D. Populasi dan Sample Penelitian 1. Populasi Penelitian Merupakan keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT DEF Indonesia sebanyak 30 operation trainee di kantor pusat yang berlokasi di Jakarta Selatan. 2. Sample Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik penarikan total sampel (total sampling) karena jumlah populasinya tidak terlalu banyak. Semua objek tersebut diambil sebagai responden dengan mengambi sampel dari seluruh jumlah operation trainee yaitu sebanyak 30 orang dengan perincian pada table 3.2 sebagai berikut: TABEL 3.2 SAMPLE PENELITIAN OPERATION TRAINEE Posisi Jumlah Electrical Technician 5 Field Operator 13 Instrument Technician 6 Mechanical Technician 6 Sumber: Data Diolah Peneliti dari PT DEF Indonesia (2016)
36 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumplan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik survei dengan memberikan kuesioner sebagai bentuk pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada para operation trainee sebagai responden yang selanjutnya untuk dianalisis hasil evaluais dari jawaban responden. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:6) bahwa metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya. F. Metode Analisis Data 1. Analisi Data Kuantitatif Analisis data adalah suatu proses lanjutan dari proses pengolahan data, untuk melihat bagaimana menginterpretasikan data dan menganalisis data dari hasil yang sudah ada. Data survei yang telah dihasilkan akan diteruskan dengan pengolahan data dengan menggunakan aplikasi SPSS 21. Teknik analisis data penelitian ini adalah analisis distribusi frekuensi, yang menggunakan susunan data dalam suatu Tabel yang telah diklasifikasi menurut kelas atau kategori-kategori tertentu. Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data nominal dan interval. Data nominal yaitu data dari suatu penelitian yang memiliki ciri bahwa setiap kategori yang ada hanya berupa pembeda, bukan
37 menunjukkan urutan, jarak, maupun memiliki nol mutlak (Prasetyo dan Jannah, 2005:42). Data yang termasuk dalam kategori ini adalah karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan lama bekerja. Untuk data interval merupakan data yang mempunyai tingkatan dan urutan antara kategori. Termasuk dalam data interval adalah data-data tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan-pernyataan dalam kuesioner yang menggunakan skor kategori jawaban menurut skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009:93). Kemudian memberikan responden sebuah pernyataan dan diminta untuk memberikan jawaban yang nantinya diberi skor dengan kategori jawaban dibawah ini: TABEL 3.3 KATEGORI JAWABAN SKALA LIKERT Kategori Jawaban Bobot Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 2 Cukup Setuju 3 Setuju 4 Sangat Setuju 5 Sumber: Data Diolah Peneliti (2016) Skala Likert banyak digunakan dalam penelitian-penelitian Sumber Daya Manusia yang menggunakan metode survei untuk mengukur sikap karyawan, persepsi karyawan, tingkat kepuasan karyawan, atau mengukur perasaan karyawan lain. Seluruh indikator dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan tingkat pengukuran yaitu skala interval yang merupakan skala variabel yang dapat dibedakan dan mempunyai tingkatan, selain itu juga
38 diasumsikan mempunyai jarak yang pasti antara satu kategori dengan kategori lain dalam satu variabel. 2. Analisis Statistik Deskriptif Menurut Sugiyono (2009: 29) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Kuesioner dalam evaluasi untuk melihat program pelatihan operation trainee diklasifikasikan menjadi dua tingkatan, yaitu evaluasi level reaksi dan evaluasi level pembelajaran. Hasil pengisian kuesioner digunakan sebagai alat untuk menilai pelatihan yang telah dilaksanakan. Pengolahan data dibantu oleh software SPSS 21. Dari hasil analisis akan dapat dilihat dan dapat dijelaskan bagaimana evaluasi program pelatihan operation trainee di PT DEF Indonesia. Dalam menilai evaluasi, jawaban-jawaban responden terhadap variabel evaluasi pelatihan dinilai dengan menggunakan skala likert. 3. Analisis Statistik Deskriptif per Indikator Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (generalisasi). Tujuan utama analisis deskriptif adalah untuk menentukan faktor-faktor penyebab suatu permasalahan dan kemudian membuat program untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan di lapangan. Peneliti menggunakan Tabel distribusi frekuensi untuk menganalisis
39 bagaimana tingkat kesetujuan dari jawaban responden serta untuk mengetahui jawaban responden yang paling dominan dari suatu indikator. 4. Analisis Statistik Deskriptif Pada Level Reaksi dan Pembelajaran Hasil dari analisis statistik deskriptif ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu statistik yang menunjukkan karakteristik responden dan rangkuman yang menunjukkan rata-rata. Berdasarkan informasi tersebut, dalam penelitian ini analisis statistik deskriptif akan memberikan uraian mengenai karakteristik responden dan bagaimana tanggapan responden mengenai evaluasi terhadap tingkat reaksi dan pembelajaran tentang pelatihan yang didapat. Untuk memudahkan penguraian karakteristik responden, dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis frekuensi, sedangkan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap pertanyaan yang disampaikan pada kuesioner digunakan mean atau rata-rata jawaban responden yang dapat dimanfaatkan untuk melihat kecenderungan penilaian responden terhadap pernyataan yang diberikan. Kecenderungan tersebut dilihat dengan dibuat batas kelas yang digunakan untuk memutuskan apakah nilai rata-rata yang diperoleh termasuk ke dalam kategori yang ditentukan. Kategori tersebut menggunakan 5 poin skala derajat kesetujuan (1=Sangat Tidak Setuju; 2= Tidak Setuju; 3= Cukup Setuju; 4= Setuju; 5= Sangat Setuju). Kelima skala tersebut nantinya akan memberikan indikasi kedalam pembagian kelompok analisis nilai mean sebagai berikut:
40 TABEL 3.4 PEMBAGIAN KELOMPOK ANALISIS NILAI MEAN Kategori Jawaban Nilai Pelatihan Sangat Tidak Efektif 1 Pelatihan Tidak Efektif 2 Pelatihan Cukup Efektif 3 Pelatihan Efektif 4 Pelatihan Sangat Efektif 5 Sumber: Data Diolah Peneliti (2016) Nilai mean (rata-rata) atas jawaban responden yang terkumpul, kemudian dikelompokkan untuk melihat kecenderungan penilaian responden terhadap pernyataan dalam kuesioner. Melalui penetapan indikasi diatas maka akan didapat pembagian kelas penilaian responden beradasarkan nilai rata-rata dari analisis penilaian jawaban responden pada variabel evaluasi pelatihan. G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian, instrument penelitian harus memiliki tingkat kebenaran (validitas dan realibilitas). Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yang penting, yaitu valid dan reliabel. Untuk mengetahui hal tersebut penelitian harus diuji coba terhadap subjek yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan sampel penelitian. 1. Uji Validitas Menurut Priyatno (2010:91) uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur obyeknya. Item biasanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang ditujukan kepada responden dengan
41 menggunakan bentuk kuesioner. Dalam penelitian ini, untuk uji validitas dilakukan dengan pengamatan terhadap nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) dan Bartlett s Test of Sphericity. KMO MSA adalah statistik yang mengindikasikan proporsi variasi dalam variabel yang merupakan variasi umum (common variance), yakni variansi dalam penelitian. Nilai KMO 0,500 menunjukkan bahwa faktor analisis dapat digunakan. Sedangkan Bartlett's Test of Sphericity mengindikasikan bahwa matriks korelasi adalah matriks identitas, yang mengindikasikan bahwa variabelvariabel dalam faktor bersifat related atau unrelated. Nilai signifikansi adalah hasil uji serta nilai signifikansi 0,05 menunjukkan hubungan yang signifikan antar variable dan merupakan nilai yang diharapkan. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan tingkat konsistensi hasil pengukuran bila dilakukan pengukuran dua kali (Sugiyono, 2009:121). Jadi reliabilitas menunjukan apakah instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan. Selain harus valid, suatu alat ukur harus reliable. Uji reliabilitas untuk penelitian ini menggunakan Cronbach Coefficient Alpha yaitu koefisien keandalan yang menujukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Menurut Ghozali (20011:28) Suatu variabel dikatakan reliabel apabila variabel tersebut memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,600. Bila hasil pengujian semakin
42 mendekati 1,0 menunjukkan bahwa reliabitas semakin baik. Skala itu dikelompokkan dalam ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Nilai Cronbach Alpha 0,00 s.d. 0,20, berarti kurang reliabel 2. Nilai Cronbach Alpha 0,21 s.d. 0,40, berarti agak reliabel 3. Nilai Cronbach Alpha 0,41 s.d. 0,60, berarti cukup reliabel 4. Nilai Cronbach Alpha 0,61 s.d. 0,80, berarti reliabel 5. Nilai Cronbach Alpha 0,81 s.d. 1,00, berarti sangat reliable H. Uji Hipotesis Pengertian hipotesis penelitian menurut Sugiyono (2009: 96) merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Sehingga Pengujian hipotesis merupakan suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang di buat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah, sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari statistik inferensi, karena berdasarkan pengujian tersebut, pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan sebagai dasar penelitian lebih lanjut dapat terselesaikan dan pada pengujian ini peneleti melakukan bentuk uji hipotesis deskriptif.
43 1. Prosedur Uji Hipotesis Menurut Singgih (2006:181) adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis yaitu: a. Menentukan formulasi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha). Pernyataan pada Ho dan Ha selalu berlawanan. b. Menentukan jenis uji statistik c. Menentukan nilai kritis untuk pengambilan keputusan yang biasanya dipengaruhi oleh: 1. Tingkat kepercayaan 2. Derajat kebebasan (df) 3. Jumlah sampel yang didapat d. Menghitung nilai uji statistik e. Mengambil keputusan 2. Metode Statistik Parametrik Pada sistematika penggunaan metode statistik parametrik menggunakan jenis pengujian inferensi terhadap sebuah rata-rata populasi dengna ukuran sampel kecil yang artinya pada penelitian ini menggunakan sampel kecil (n 30) dan metode parametrik yang digunakan adalah uji t satu sampel (One Sample T-test). Tujuan pengujian ini adalah ingin mengetahui apakah sebuah sampel berasal dari sebuah populasi yang mempunyai rata-rata (mean) yang sudah diketahui atau bisa juga dikatakan ingin menguji apakah rata-rata sebuah sampel sudah bisa mewakili populasinya.
44 3. Uji t Satu Sampel Menurut Singgih (2006:192) pengujian satu sampel pada prinsipnya ingin menguji apakah suatu nilai tertentu berbeda secara nyata ataukah tidak denga rata-rata sebuah sampel. Nilai tertentu disini pada umumnya adalah sebuah nilai parameter untuk mengukur suatu populasi. Dalam penelitian ini hasil evaluasi pada tingkat reaksi memiliki rata-rata peserta merasa puas. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Menentukan Hipotesis 1. Ha1: Diduga bahwa evaluasi pada level reaksi peserta merasa puas terhadap program pelatihan operation trainee di PT DEF Indonesia. 2. Ha2: Diduga bahwa hasil evaluasi pada level pembelajaran peserta memperoleh peningkatan terhadap program pelatihan operation trainee di PT DEF Indonesia. b. Menentukan tingkat signifikansi Pengujian menggunakan uji satu sisi dengan tingkat signifikansi (α) adalah 0.05. Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 0,05 atau 5% yang merupakan ukuran standar yang digunakan dalam penelitian. c. Menentukan t table Tabel distribusi t dicari pada (α) = 0,05 dengan Df atau derajat kebebasan adalah db = n 1= 29.
45 d. Kriteria pengujian H0: μ0 4 Ha: μ0 < 4 Parameter: 1. Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima dan Ha di tolak. 2. Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima e. Statistik uji-t satu sampel dinotasikan dengan t, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: x = rata-rata sampel µ = rata-rata populasi/penelitian terdahulu S = standar deviasi n = jumlah (banyaknya) sampel