DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN STASIUN PNGISIAN BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR (SPBKB) RANUYOSO LUMAJANG Kurnia Azizatul I. Akhmad Hasanuddin Willy Kriswardhana Prodi S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember Jalan Kalimantan 37, Jember, Jawa Timur Telepon: (0331) 484977 azizatulkurnia@gmail.com Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember Jalan Kalimantan 37, Jember, Jawa Timur Telepon: (0331) 484977 akhmad@unej.ac.id Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember Jalan Kalimantan 37, Jember, Jawa Timur Telepon: (0331) 484977 willy.teknik@unej.ac.id Abstract The traffic impact analysis is done in each development plan which will increase transportation problems. PM 75 tahun 2015 states that gas station which has one dispenser have to be analyzed the traffic impacts. SPBKB Ranuyoso has two dispensers with four nossels, then it must have traffic impact analysis document. Road and intersection performance analysis uses MKJI (Indonesian Highway Manual Capacity) 1997 method. The traffic impacts of SPBKB show the decrease of road performance. The road performance in before and after SPBKB operation decrease from 0.435 to 0.44. There highest intersection delay in is 12.21 sec/veh. Meanwhile,the intersection delay in increase 68% and it becomes 38.63 sec/veh. Keywords: MKJI (Indonesian Highway Capacity Manual), Traffic Impacts Analysis, SPBKB Abstrak Analisis dampak lalu lintas dilakukan di setiap rencana pembangunan yang akan membangkitkan permasalahan transportasi jalan. PM 75 Tahun 2015 menyatakan bahwa SPBU yang memiliki satu dispenser harus dianalisis dampak lalu lintasnya. SPBKB Ranuyoso memiliki dua dispenser dengan empat nossels, maka SPBKB harus memiliki dokumen analisis dampak lalu lintas. analisis kinerja ruas jalan dan simpang menggunakan MKJI (Jalan Indonesia Pedoman Kapasitas) 1997 metode. Dampak lalu lintas dari SPBKB menunjukkan penurunan kinerja jalan. Kinerja ruas jalan pada tahun sebelum dan sesudah operasi SPBKB mengalami penurunan dari 0,435 menjadi 0,44. Tundaan simpang tertinggi pada tahun adalah 12,21 detik/kend. Sementara itu, penundaan persimpangan pada meningkat 68% menjadi 38,63 detik/kend. Kata Kunci: MKJI, Andalalin, SPBKB PENDAHULUAN SPBKB terletak di atas lahan seluas ± 4.526 m² yang berlokasi di jalan Raya Probolinggo- Lumajang Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang. memiliki 2 unit dispenser dengan 4 nossel berkapasitas 24 kl untuk bahan bakar setara pertamax yaitu AKRA 92 dan solar serta sarana dan prasarana seperti mushola, toilet lahan parkir dan ruang terbuka hijau. Menurut Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2011 analisis dampak lalu lintas wajib dilakukan dalam setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, Kumpulan Makalah 1
ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan termasuk pembangunan dan pengoperasian SPBKB. Dampak dari pembangunan SPBKB tersebut menyebabkan penambahan hambatan lalu lintas terhadap jaringan jalan di sekitarnya oleh kendaraan pribadi, kendaraan berat maupun sepeda motor yang akan mengisi bahan bakar. Penambahan hambatan pada lalu lintas akan berdampak terhadap penurunan unjuk kerja jaringan jalan di sekitar lokasi SPBKB. Oleh karena itu diperlukan analisis mengenai dampak pembangunan SPBKB terhadap kinerja jalan dan simpang. METODA PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data awal berupa dokumen dan lay out SPBKB dan data primer berupa hasil survei volume lalu lintas, survei bangkitan dan tarikan pada lokasi pembanding serta jam kedatangan dan lama waktu pengisian BBM kendaraan. Setelah itu dilakukan analisis terhadap data survei tersebut sehingga memperoleh analisis bangkitan dan tarikan, antrian kemudian meninjau dampak pada ruas dan simpang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram alir berikut: Gambar 1 Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir 2
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Skenario pada Tabel 1 berikut ini merupakan perkiraan bangkitan dengan melakukan pembagian jumlah dan prosentase yang sama pada keempat stasiun pengisian bahan bakar tersebut kemudian dilakukan pembagian sesuai jenis kendaraan pada jam puncak hari libur dan kerja. Tabel 1 skenario 1 MC LV HV MC LV HV 08.00-08.15 27 7 1 16:00-16:15 22 6 2 08.15-08.30 32 5 2 16:15-16:30 26 7 2 08.30-08.45 20 10 3 16:30-16:45 34 12 2 08.45-09.00 26 9 2 16:45-17:00 37 9 3 Jumlah 105 31 8 Jumlah 120 34 9 Tabel 2 skenario 2 MC LV HV MC LV HV 08.00-08.15 19 5 1 16:00-16:15 17 5 2 08.15-08.30 22 3 1 16:15-16:30 20 6 1 08.30-08.45 14 7 2 16:30-16:45 27 10 2 08.45-09.00 18 6 1 16:45-17:00 29 7 2 Jumlah 74 22 5 Jumlah 94 27 7 Skenario perkiraan bangkitan pada Tabel 2 dilakukan dengan melakukan pembagian prosentase pengunjung SPBU yang letaknya sama dengan lokasi penelitian, yaitu SPBU Randu Agung. Tabel 3 skenario 3 MC LV HV MC LV HV 08.00-08.15 25 7 1 16:00-16:15 20 5 2 08.15-08.30 30 5 2 16:15-16:30 23 6 2 08.30-08.45 19 9 3 16:30-16:45 31 11 2 08.45-09.00 25 9 2 16:45-17:00 34 8 2 Jumlah 100 29 7 Jumlah 108 30 8 3
Skenario 3 merupakan perkiraan bangkitan yang dilakukan dengan meniadakan SPBU Randu Agung dikarenakan SPBU tersebut dianggap lebih banyak melayani pengunjung lokal dari arah ruas jalan Randu Agung. Dalam 3 skenario yang telah dilakukan di atas maka untuk mengetahui dampak lalu lintas akibat SPBKB dilakukan penambahan hambatan terhadap kinerja ruas dan simpang yang diperoleh dari bangkitan 3 skenario tersebut. Skenario yang dipilih untuk mengetahui kinerja ruas dan simpang adalah skenario terbesar yaitu skenario 1 dengan membagi rata keempat tempat pengisian bahan bakar tersebut agar penambahan hambatan yang dilakukan pada ruas jalan dan simpang menerima perkiraan bangkitan paling besar nantinya. Analisis ruas dan simpang Analisis pada ruas dan dilakukan dengan menggunakan metode MKJI dan dilakukan pada tahun sebelum dan sesudah beroperasinya SPBKB dan sesuai peraturan pemerintah No. 32 tahun 2011 minimal 5 tahun setelah beroperasi. Jam puncak Tabel 4 Perbandingan nilai kinerja operasional ruas tahun sebelum Hari kerja sesudah sebelum Hari libur sesudah DS (Derajat DS (Derajat DS (Derajat Kejenuhan) Kejenuhan) Kejenuhan) Pagi 0,411 0,411 0,433 0,442 DS (Derajat Kejenuhan) Siang 0,404 0,386 0,400 0,408 Sore 0,378 0,404 0,435 0,444 Malam 0,365 0,372 0,398 0,406 Ds terbesar terjadi pada jam puncak sore pada hari libur sebesar 0,444 dengan LOS A Jam puncak Tabel 5 Perbandingan nilai kinerja operasional ruas tahun sebelum Hari kerja sesudah sebelum Hari libur sesudah DS (Derajat DS (Derajat DS (Derajat Kejenuhan) Kejenuhan) Kejenuhan) Pagi 0,625 0,638 0,663 0,690 DS (Derajat Kejenuhan) Siang 0,581 0,592 0,605 0,617 Sore 0,657 0,670 0,698 0,712 Malam 0,562 0,585 0,605 0,617 Ds terbesar terjadi pada jam puncak sore pada hari libur sebesar 0,712 dengan LOS B. Dalam menganalisis kinerja simpang dilakukan dalam beberapa skenario, antara lain analisis kinerja simpang pada kondisi awal dimana simpang terdekat dengan lokasi belum 4
terkena dampak dari pembangunan SPBKB Ranuyoso. Skenario 1 merupakan pembebanan tanpa SPBKB. Kinerja simpang dengan melakukan pembebanan semua pengunjung SPBKB melewati simpang merupakan skenario 2 dan kinerja simpang dengan pembebanan pengunjung SPBKB dari arah Lumajang adalah skenario 3. Tabel 6 Perbandingan nilai kinerja operasional simpang tahun Jam puncak Skenario 1 Hari kerja Skenario 2 Skenario 3 Skenario 1 Hari libur Skenario 2 Skenario 3 D (Tundaan) D (Tundaan) D (Tundaan) D (Tundaan) D (Tundaan) D (Tundaan) Pagi 9,64 9,97 9,83 10,09 10,57 10,33 Siang 10,14 10,53 10,32 10,46 10,92 10,76 Sore 10,78 11,22 11,01 11,36 12,21 11,79 Malam 9,32 9,54 9,46 9,80 10,13 10,00 Tabel 7 Perbandingan nilai kinerja operasional simpang tahun Jam puncak Skenario 1 Hari kerja Skenario 2 Skenario 3 Skenario 1 Hari libur Skenario 2 Skenario 3 D (Tundaan) D (Tundaan) D (Tundaan) D (Tundaan) D (Tundaan) D (Tundaan) Pagi 16,58 18,55 17,66 18,80 22,21 19,86 Siang 16,84 18,79 17,80 18,27 20,99 19,80 Sore 24,21 28,51 25,54 29,02 38,63 36,09 Malam 13,86 14,56 14,31 15,47 16,91 16,24 Tabel di atas merupakan perbandingan nilai tundaan pada simpang tahun dan sebelum dan sesudah berdirinya SPBKB dengan 3 skenario dan skenario 2 merupakan skenario tertinggi. Analisis antrian Untuk waktu pelayanan pada SPBKB dilakukan survey kendaraan yang mengisi BBM masing masing 50 sampel per jenis kendaraan. Dari hasil survey rata rata waktu pelayanan sepeda motor adalah 23,177 detik, kendaraan ringan 68,927 detik, dan kendaraan berat adalah 139,872 detik. Sehingga didapatkan hasil tingkat pelayanan per jenis kendaraan juga berbeda, sepeda motor memiliki tingkat pelayanan sebesar 155 kendaraan/jam, untuk kendaraan ringan sebesar 52 kendaraan/jam dan kendaraan berat sebesar 26 kendaraan/jam yang dapat dilayani oleh satu selang pompa pengisi BBM. 5
Tabel 8 analisis antrian sepeda motor (mc) Skenario 1 105 2 1 71.54 48.36 120 3 3 101.91 78.74 Skenario 2 74 1 0 44.27 21.09 94 2 1 58.70 35.53 Skenario 3 100 2 1 65.07 41.89 108 2 2 76.07 52.89 Tabel 9 analisis antrian kendaraan sedang (lv) Skenario 1 31 1 1 2.83 1.68 34 2 1 3.29 2.14 Skenario 2 22 1 0 1.98 0.84 27 1 1 2.38 1.23 Skenario 3 29 1 1 2.58 1.43 30 1 1 2.70 1.55 Tabel 10 analisis antrian kendaraan berat (hv) Skenario 1 8 0 0 3.38 1.05 9 1 0 3.58 1.25 Skenario 2 5 0 0 2.89 0.56 7 0 0 3.20 0.87 Skenario 3 2 0 0 2.53 0.20 2 0 0 2.53 0.20 Tabel 11 analisis antrian sepeda motor (mc) Skenario 1 194 2 1 61.75 38.58 222 2 2 81.02 57.84 Skenario 2 137 7 6 193.96 170.78 174 1 1 52.58 29.41 Skenario 3 185 1 1 57.22 34.04 200 2 1 64.84 41.66 Tabel 12 analisis antrian kendaraan sedang (lv) Skenario 1 40 3 3 4.99 3.84 44 5 5 7.38 6.23 Skenario 2 29 1 1 2.53 1.38 35 2 1 3.49 2.34 Skenario 3 38 3 2 4.11 2.96 39 3 2 4.51 3.36 Tabel 13 analisis antrian kendaraan berat (hv) Skenario 1 10 1 0 3.83 1.50 11 1 0 4.17 1.84 Skenario 2 6 0 0 3.09 0.76 9 1 0 3.55 1.22 6
Skenario 3 3 0 0 2.58 0.25 3 0 0 2.58 0.25 KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh: 1. Berdasarkan hasil analisis dampak lalu lintas menggunakan MKJI, nilai derajat kejenuhan pada ruas jalan tersebut yaitu pada kondisi eksisting (sebelum penambahan) nilai derajat kejenuhan 0,75 yaitu tertinggi pada puncak sore pada hari libur sebesar 0,435 termasuk LOS A. Untuk setelah operasional yaitu tahun nilai derajat kejenuhan juga masih 0,75 yaitu 0,444 pada jam puncak sore hari libur dalam keadaan yang stabil, sehingga masuk kriteria LOS A yaitu keadaan dimana arus masih bebas, volume rendah dan kecepatan tinggi dan pengendara bebas untuk memilih kecepatan yang di kehendaki. Pada 5 tahun sebelum beroperasi nilai derajat kejenuhan 0,698 dan setelah operasional didapat nilai derajat kejenuhan yaitu pada jam puncak sore hari libur sebesar 0,712 sehingga keadaan mulai tidak stabil akibat pertumbuhan kendaraan bermotor dan masuk kriteria LOS B yaitu keadaan dimana kecepatan sedikit terbatas oleh lalu lintas namun pengemudi masih dapat bebas memilih kecepatannya.. Kemudian untuk kinerja Simpang Klakah yang ditinjau dari 3 skenario memiliki tundaan terbesar pada skenario 2 tahun setelah beroperasinya SPBKB dengan nilai tundaan 12,21 detik per kendaraan dengan kondisi tundaan lebih dari 5 detik dan kurang dari 15 detik perkendaraan maka tingkat pelayanan simpang masih LOS B, dan untuk 5 tahun setelah beroperasinya SPBKB memiliki tundaan terbesar 38,63 detik per kendaraan maka dengan kondisi tundaan tersebut termasuk LOS D dan keadaan arus mulai tidak stabil. 2. Hasil tingkat pelayanan per jenis kendaraan yaitu sepeda motor memiliki tingkat pelayanan sebesar 155 kendaraan/jam, untuk kendaraan ringan sebesar 52 kendaraan/jam dan kendaraan berat sebesar 26 kendaraan/jam. Sehingga didapat kondisi eksisting antrian terbesar adalah antrian kendaraan bangkitan skenario 1 yaitu 3 kendaraan bermotor/jam (MC) dengan waktu tunggu tiap kendaraan 78.74 detik, 2 kendaraan ringan/jam (LV) dengan waktu tunggu tiap kendaraan 2,14 menit, dan 1 kendaran berat/jam dengan waktu tunggu 1.25 menit. Untuk 5 tahun setelah operasional tingkat kedatangan kendaraan telah melebihi tingkat pelayanan kendaraan didapat jumlah antrian 7 kendaran bermotor/jam (MC) dengan waktu pelayanan 57.84 detik dan membukaan 1 lajur antrian, 5 kendaraan ringan/jam (LV) dengan waktu tunggu tiap kendaraan 6,23 menit, dan 1 kendaran berat/jam dengan waktu tunggu 1.84 menit. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat dikemukakan adalah: 1. Untuk penanganan dampak dapat dilakukan upaya rekayasa lalu lintas yang dapat diterapkan untuk pembangunan dan operasional SPBKB seperti pada layout manajemen rekayasa lalu lintas. 7
Gambar 3 Lay out manajemen rekayasa lalu lintas 2. Pada kondisi eksisting untuk jumlah lajur yang harus dibuka minimal 1 jalur fasilitas pengisian per jenis kendaraan. Sedangkan untuk 5 tahun setelah operasional SPBKB kinerja sistem pelayanan yang harus dibuka minimal 2 jalur fasilitas dengan masing masing 2 jalur fasilitas untuk kendaraan ringan dan sepeda motor sedangkan untuk kendaraan berat hanya dibuka 1 jalur fasilitas DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. Indra, Oki. 2015. Evaluasi Dampak Pembangunan Stasiun Pengisian Bakar Umum (SPBU) Tanjungwangi Terhadap Kinerja Jalan. Tidak Diterbitkan. Tugas Akhir. Jember: Program Strata 1. Universitas Jember. Ma arif dan Tanjung. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: 8
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No.75. 2015. Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas. Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. Jakarta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2015 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas. Tamin, O.Z. 2008. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. ITB. Bandung. 9