IDENTIFIKASI TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE. Abdul Jabar dan Fahriza Noor. Kata Kunci: berpikir geometri, van hiele.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Sarbaini, Identifikasi Tingkat Berpikir Siswa Berdasarkan Teori Van

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KETERAMPILAN DASAR GEOMETRI SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DI MI AL ISTIQOMAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Study (TIMSS) merupakan penilaian internasional terkait

DESAIN DIDAKTIS BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK MENINGKATKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP

IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI CALON GURU SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI TAHAP BERPIKIR VAN HIELE

ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE

Sugiyarti Pendidikan Matematika-Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang.

Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP dalam Belajar Garis dan Sudut dengan GeoGebra

Karakteristik Soal TIMSS

KECEMASAN DAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

BANYAK CARA, SATU JAWABAN: ANALISIS TERHADAP STRATEGI PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP NEGERI 2 AMBARAWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GENDER

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

ANALISIS PROSES BERPIKIR GEOMETRI BERDASARKAN TEORI VAN HIELE SISWA KELAS VI SD NEGERI 3 PAREPARE

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TAHAP BERPIKIR GEOMETRI SISWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF DI SMP

Pendahuluan. Mika Wahyuning Utami et al., Tingkat Berpikir Siswa...

BAB I PENDAHULUAN. atau hanya gambaran pikiran. Makna dari penjelasan tersebut adalah sesuatu

ANALISIS LEVEL PERTANYAAN GEOMETRI BERDASARKAN TINGKATAN VAN HIELE PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SMP KELAS VII

datar berdasarkan kemampuan berpikir geometris Van Hiele sebagai berikut:

Erfan Yudianto, S. Pd Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika UNESA.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU no. 20 tahun 2004, pendidikan merupakan usaha sadar dan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II KAJIAN TEORI A.

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan persoalan-persoalan matematika maupun ilmu-ilmu yang lain.

Rusli P.D. Kolnel, Rully Charitas Indra Prahmana, Samsul Arifin, Pengaruh Pembelajaran...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DESKRIPSI KEMAMPUAN GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

Desain Disaktis Persamaan Garis Lurus pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan Soal Matematika Tipe TIMSS Menggunakan Konteks Kerajaan Sriwijaya di SMP

Yayuk Kuswanti et al., Analisis Soal dalam Buku Siswa Matematika Kurikulum

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari peranannya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KRITERIA BERPIKIR GEOMETRIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GEOMETRI 5

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Pemahaman Siswa Pada Konsep Segiempat Berdasarkan Teori van Hiele

Ika Santia Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Nusantara PGRI Kediri

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA MATERI DIMENSI TIGA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT

TEORI BELAJAR VAN HIELE

I. PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat.

JURNAL LITERASI MATEMATIKA TINGKAT SMP MENGACU PADA TIMSS (TRENDS INTERNATIONAL MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY) DITINJAU DARI GENDER

Respon Mahasiswa terhadap Desain Perkuliahan Geometri yang Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika

Berpikir Geometri Melalui Model Pembelajaran Geometri Van Hiele

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHAN PADA BILANGAN PECAHAN DAN REVERSIBILITAS

Desain Perkuliahan Geometri dalam Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika Mahasiswa Calon Guru

HASIL BELAJAR MATEMATIKA DAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH YANG TERINTEGRASI PENDEKATAN SAINTIFIK

Pengalaman Belajar sesuai Teori Berpikir van Hiele

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI GEOMETRI DI KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SCAFFOLDING UNTUK MEMPERBAIKI TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Model Investigasi Berbantuan Geogebra pada Geometri Bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, ayat (1) 31, ayat (1). 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

LEVEL BERPIKIR SISWA SMP BERGAYA KOGNITIF REFLEKSIF DAN IMPULSIFMENURUT TEORI VAN HIELE PADA MATERI SEGITIGA

PROFIL KECERDASAN VISUAL-SPASIAL PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 MOJOLABAN BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah penalaran Nurbaiti Widyasari, 2013

KEEFEKTIFAN MODEL MMP PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DISERTAI IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. siswa, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari seperti mengenal garis, bangun datar dan bangun ruang. Geometri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI BANGUN RUANG SISI DATAR BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI VAN HIELE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI GEOMETRIS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. yaitu membekali diri dengan pendidikan. Terdapat pengertian pendidikan menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengambilan keputusan adalah proses kognitif kritis di setiap bidang kehidupan manusia.

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT BERBASIS TEORI VAN HIELE

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DITINJAU BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

Analisis Deskriptif Soal-Soal Dalam Buku Pelajaran Matematika SMP Kelas VIII Semester 1 Ditinjau dari Domain Kognitif TIMSS 2011

Pengembangan Media Pembelajaran dengan GeoGebra untuk Visualisasi Penggunaan Integral pada Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMA MENURUT TINGKATAN VAN HIELE DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

Proses Metakognitif Siswa SMA dalam Pengajuan Masalah Geometri YULI SUHANDONO

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE DI MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMP NEGERI 1 INDRALAYA UTARA

PROFIL BERPIKIR GEOMETRIS PADA MATERI BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Dengan PISA (Program for International Student Assessment) dan

E-LAERNING TEORI BELAJAR VAN HIELE VS BARUDA

TINGKAT PEMAHAMAN PERSAMAAN DIFFERENTIAL MERUJUK PADA TINGKAT PEMAHAMAN GEOMETRI DERAJAT v HIELE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

Transkripsi:

JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 2 Januari Juni 2015, h. 19-28 IDENTIFIKASI TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Abstrak Diawali dari nilai geometri siswa Indonesia yang berada dibawah rata-rata Internasional pada TIMSS 2011, maka peneliti tertarik untuk menyelidiki tingkat berpikir geometri siswa dengan menggunakan instrumen tes yang dibuat oleh Van Hiele. Tujuan dalam penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui tingkat berpikir geometri siswa berdasarkan teori Van Hiele secara keseluruhan (2) untuk mengetahui tingkat berpikir geometri siswa berdasarkan teori Van Hiele jika ditinjau dari jenjangnya (3) untuk mengetahui tingkat berpikir geometri siswa berdasarkan teori Van Hiele jika ditinjau dari jenis kelamin. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey. Tempat penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Banjarbaru. Sampel penelitian ini sebanyak 90 siswa yang terdiri dari 45 siswa laki-laki dan 45 siswa perempuan. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tingkat berpikir geometri siswa secara keseluruhan yaitu sebanyak 8% siswa masih berada pada tingkat 0, 32% berada pada tingkat 1, 40% berada pada tingkat kedua, 1% berada pada tingkat ketiga, 0% berada pada tingkat keempat dan kelima, serta 19% tidak dapat ditempatkan, (2) Tingkat berpikir geometri siswa kelas 9 lebih baik dibandingkan siswa kelas 7 dan 8. (3) Tingkat berpikir geometri siswa perempuan lebih baik dibandingkan siswa laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka peneliti menyarankan bahwa (1) perlunya perbaikan dalam pembelajaran geometri di dalam kelas untuk meningkatkan level berpikir geometri siswa yang masih rendah. (2) Perlu dilakukan wawancara lebih mendalam untuk menelusuri proses berpikir geometri siswa berdasarkan teori Van Hiele. Kata Kunci: berpikir geometri, van hiele. Pendahuluan Matematika merupakan salah satu pelajaran yang terdapat pada sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Salah satu cabang ilmu yang 19

20 wajib dipelajari dalam matematika sekolah yaitu geometri. Geometri sangatlah penting dipelajari oleh siswa di sekolah. Hal ini dikarenakan geometri dapat membantu manusia memiliki apresiasi yang utuh tentang dunianya, eksplorasi geometri dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, geometri memerankan peran utama dalam bidang matematika lainnya, geometri digunakan oleh banyak orang dalam kehidupan mereka sehari-hari, dan geometri penuh teka-teki dan menyenangkan (Van de Walle, 1994). Pada hasil TIMSS 2011, persentase siswa Indonesia yang dapat menjawab dengan benar untuk soal geometri sebesar 24% lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata Internasional sebesar 39% (Mullis dkk, 2012). Padahal, secara tidak langsung, geometri sangatlah berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari siswa, misalnya gedung, rumah, layanglayang dan sebagainya. Namun demikian, kesiapan guru matematika dalam membelajarkan geometri masih terbilang cukup yaitu hanya sebesar 59 % (Mullis dkk, 2012). Pembelajaran geometri yang disampaikan oleh guru ke siswa harus sesuai dengan tingkat berpikir siswa. Terkadang, ada siswa yang dapat memahami konsep geometri dengan cara melihat objek konkrit secara langsung. Ada juga siswa memahami konsep geometri yang dipelajarinya dengan cara melihat gambar terlebih dahulu. Bahkan, ada juga siswa yang langsung dapat memahami konsep geometri secara abstrak. Untuk melaksanakan pembelajaran geometri sesuai dengan tingkat berpikir siswa, maka perlu adanya proses identifikasi tingkat berpikir geometri siswa di sekolah terlebih dahulu. Salah satu metode identifikasi tingkat berpikir geometri yang terkenal dikemukakan oleh Van Hiele. Van Hiele membagi 5 tingkat berpikir siswa dalam belajar geometri yaitu (1) tahap visualisasi: pada tahap ini siswa mengenali gambar melalui penampilannya saja dengan membandingkan bentuk yang telah dikenal. Pada tingkat ini siswa membuat keputusan hanya berdasarkan persepsi, (2) tahap analisis: pada tahap ini siswa melihat gambar sebagai kumpulan dari

Identifikasi Tingkat Berpikir Geometri Siswa SMP Berdasarkan Teori Van Hiele 21 sifat-sifatnya. Mereka dapat mengenali dan menamai sifat-sifat bentuk geometri. Ketika mendeskripsikan suatu objek, siswa yang beroperasi pada tahap ini mungkin mengetahui semua sifat dari bentuk geometri namun tidak dapat membedakan mana sifat yang diperlukan dan yang cukup untuk menggambarkan objek, (3) tahap abstraksi: pada tahap ini siswa dapat memahami hubungan diantara sifat dan diantara gambar. Siswa dapat membuat definisi yang bermakna dan memberikan argumen informal untuk menjustifikasi penalaran mereka. Implikasi logis seperti persegi yang merupakan jenis dari persegi panjang, (4) tahap dedukasi: Pada tahap ini siswa dapat membangun bukti, memahami peran, aksioma dan definisi, serta tahu arti syarat perlu dan syarat cukup. Pada tahap ini juga siswa mampu membangun bukti-bukti matematis seperti yang ditemukan pada materi di SMA, (5) tahap rigor: pada tahap ini siswa dapat memahami aspek deduksi formal, seperti membentuk dan membandingkan sistem matematika. Siswa pada tingkat ini dapat memahami penggunaan bukti tidak langsung dan dan sistem non-euclide (Mason, 2009). Selain kelima tingkat tersebut Clements dan Battista (Masson, 2009) juga menunjukkan keberadaan tingkat 0 yang mana mereka menyebutnya Pra-Pengenalan. Siswa dalam tahap ini hanya memberikan sebagian dari karakteristik bentuk visual yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk membedakan antara segitiga dan segiempat, tetapi mungkin tidak dapat membedakan antara belah ketupat dan jajar genjang. Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan teori Van Hiele juga telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya seperti Smith dan Villiers (1989) yang meneliti tentang komparasi 2 instrumen tes Van Hiele; Idris (2009) tentang pengaruh penggunaan sketchpad terhadap hasil belajar dan berpikir geometris Van Hiele; Usiskin (1982) tentang hasil belajar dan level berpikir Van Hiele dalam geometri di sekolah menengah pertama. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, peneliti juga tertarik untuk mengidentifikasi tingkat berpikir geometri siswa berdasarkan teori Van Hiele di Sekolah Menengah Pertama.

22 Lebih lanjut, identifikasi level berpikir siswa tersebut juga ditinjau dari perbedaan jenis kelamin. Hal ini disebabkan karena topik yang berkaitan dengan jenis kelamin dalam pembelajaran matematika juga banyak dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dan menjadi trend topik (Lihat TIMSS 2007; TIMSS 2011; Mubeen, Saeed, dan Arif, 2013; Hall, 2012; Doris, O Neill, dan Sweetman, 2012). Dengan demikian berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan tadi, maka judul dalam penelitian ini yaitu Identifikasi Tingkat Berpikir Siswa SMP Berdasarkan Teori Van Hiele. Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Banjarbaru. Sampel penelitian ini sebanyak 90 siswa yang terdiri dari 30 siswa kelas I, 30 siswa kelas II dan 30 siswa kelas III. Sampel yang tersebar di ketiga kelas tersebut diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan, sehingga masing-masing kelas terdapat 15 laki-laki dan 15 perempuan. Selain itu, pengambilan sampel di ketiga kelas tersebut juga dilakukan secara acak. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket yang diadaptasi dari Van Hiele Geometry Test yang dikembangkan oleh Cognitive Development and Achievement in Secondary Geometry Project at Chicago University (Usiskin, 1982). Pada angket tersebut berisi 25 pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda. Pertanyaan 1-5 mencerminkan berpikir siswa tingkat 1, 6-10 tingkat 2, 11-15 tingkat 3, 16-20 tingkat 4 dan 21-25 tingkat 5. Setelah data keseluruhan siswa terkumpul maka tahap berikutnya akan dilakukan analisis data. Analisis data dilakukan secara keseluruhan serta diklasifikasikan berdasarkan jenjang dan jenis kelamin. Analisis data tingkat berpikir siswa dilakukan dengan cara melihat sejauh mana jawaban siswa dapat menjawab dengan benar untuk masing-masing tingkat yang telah dikategorikan pada soal. Minimal jawaban yang benar untuk

Identifikasi Tingkat Berpikir Geometri Siswa SMP Berdasarkan Teori Van Hiele 23 mencapai suatu tingkat sebanyak 3 soal karena masing-masing soal bernilai 1 poin. Misal: Tabel 1.Tingkat Berpikir Siswa Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Tingkat 5 Siswa A 3 4 2 1 1 Pada tabel 1 mengindikasikan bahwa tingkat berpikir geometri siswa berada pada tingkat ke-2, karena tingkat 1 dan tingkat 2 memenuhi skor minimal pencapaian tingkat berpikir. Akan tetapi, apabila skor yang diperoleh siswa kurang dari atau samadengan 2, maka tingkat berpikir siswa berada pada tingkat 0. Sedangkan, apabila jawaban siswa seperti tabel 2 di bawah, maka tingkat berpikir siswa tidak ditempatkan (TD). Artinya tingkat berpikir siswa tidak dapat dikatakan berada pada tingkat keempat atau kedua. Tabel 2. Tingkat Berpikir yang Tidak Ditempatkan Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Tingkat 5 Siswa A 3 4 2 5 1 Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian ini berupa (1) tingkat berpikir geometri siswa SMP Negeri 1 Banjarbaru secara keseluruhan, (2) tingkat berpikir geometri siswa SMP Negeri 1 Banjarbaru ditinjau dari jenjangnya, dan (3) tingkat berpikir geometri siswa SMP Negeri 1 Banjarbaru ditinjau dari jenis kelamin. 1. Tingkat berpikir geometri siswa secara keseluruhan Secara keseluruhan, rata-rata tingkat geometri berpikir siswa SMP Negeri 1 berada pada tingkat kedua. Adapun rincian datanya sebagai berikut:

24 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 36 29 17 7 1 0 0 Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 TD Gambar 1. Tingkat Berpikir Geometri Siswa secara Keseluruhan 2. Tingkat berpikir geometri siswa ditinjau dari jenjangnya Diantara kelas 7, kelas 8 dan kelas 9, tingkat berpikir siswa kelas 9 lebih baik dibandingkan siswa kelas 7 dan 8. Sementara tingkat berpikir siswa kelas 8 lebih baik dibandingkan kelas 7. Hal ini karena tingkat berpikir siswa yang paling banyak berada pada tingkat kedua keatas ditemukan pada siswa kelas 9. Meskipun tingkat berpikir salah satu siswa kelas 7 mampu mencapai tingkat ketiga. Namun banyak siswa kelas 7 yang berada pada tingkat kedua keatas lebih sedikit dibandingkan lainnya. Berikut diagram tingkat berpikir siswa berdasarkan jenjangnya. 30 25 20 15 10 5 0 14 14 15 7 7 7 8 5 5 3 1 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 TD Gambar 2. Tingkat Berpikir Geometri Siswa Berdasarkan Jenjang

Identifikasi Tingkat Berpikir Geometri Siswa SMP Berdasarkan Teori Van Hiele 25 3. Tingkat berpikir geometri siswa ditinjau dari jenis kelamin Berdasarkan jenis kelaminnya, tingkat berpikir geometri siswa perempuan lebih baik dibandingkan siswa laki-laki. Hal ini dikarenakan tingkat berpikir siswa perempuan yang mampu mencapai tingkat kedua keatas lebih banyak dibandingkan siswa laki-laki. Berikut disajikan data berdasarkan jenis kelamin: 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 22 15 14 13 11 3 4 1 0 0 0 0 0 Laki-Laki Perempuan 6 Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 TD Gambar 3. Tingkat Berpikir Geometri Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin Secara keseluruhan persentase siswa yang berada pada tingkat kedua dalam berpikir geometri masih dibawah 50% dan masih ditemukannya siswa yang berada pada tingkat 0. Padahal, untuk ukuran siswa SMP harusnya tingkat berpikir siswa berada pada tingkat kedua. Selain itu, hal menarik dari temuan penelitian ini adalah ditemukannya siswa laki-laki yang berada pada tingkat ketiga. Tingkat ketiga merupakan tingkat abstraksi yang membutuhkan logika matematik. Seperti yang telah dijelaskan pada bab II sebelumnya bahwa materi yang berkaitan dengan implikasi logis diajarkan sejak siswa berada di Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut dapat menggunakan penalarannya dengan baik, meskipun materi-materi yang berkaitan dengan logika belum diajarkan untuk siswa SMP. Lebih lanjut, pada kelompok siswa yang Tidak Ditempatkan (TD) terdapat salah satu siswa yang mampu menyelesaikan soal di tingkat ke 5

26 dengan benar sebanyak 3 soal. Akan tetapi siswa tersebut tidak dapat memenuhi skor minimal pada tingkat kedua, ketiga, dan keempat. Padahal pada tingkat kelima ini soal-soal yang dikonstruksi lebih bersifat abstrak, serta dalil-dalil menjadi objek yang intens dan membutuhkan kecermatan untuk menyelesaikannya. Soal-soal yang terdapat pada tingkat 5 ini sebenarnya tidak cocok untuk SD, SMP, bahkan SMA (Musser, Peterson & Burger, 2008). Namun, karena soalnya berbentuk pilihan ganda maka siswa mungkin saja berspekulasi atau sebagai tebakan keberuntungan (lucky guess) (Kurz, 1999). Kesimpulan Tingkat berpikir geometri siswa secara keseluruhan yaitu (1) sebanyak 8% siswa masih berada pada tingkat 0, 32% berada pada tingkat 1, 40% berada pada tingkat kedua, 1% berada pada tingkat ketiga, 0% berada pada tingkat keempat dan kelima, serta 19% tidak dapat ditempatkan, (2) tingkat berpikir geometri siswa kelas 9 lebih baik dibandingkan siswa kelas 7 dan 8, (3) tingkat berpikir geometri siswa perempuan lebih baik dibandingkan siswa laki-laki. Selain itu, masih banyaknya siswa SMP yang ditemukan berada dibawah tingkat kedua menunjukkan bahwa perlu adanya perubahan dalam pembelajaran geometri yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Daftar Pustaka Doriz, Aedin., O Neill, Donal., Sweetman, Olive. 2013. Jenis kelamin, Single-Sex Schooling and Maths Achievement. Economic of Education Review 35: 104-119. Hall, Jennifer. 2012. Jenis kelamin Issue in Mathematics: An Ontario Perspective. Journal of Teaching and Learning, 8(1): 59:72. Idris, Noraini. 2009. The Impact of Using Geometers Sketcpad on Malaysian Students Achievements and Van Hiele Geometric Thinking. Journal of Mathematics Education 2(2) : 94-107.

Identifikasi Tingkat Berpikir Geometri Siswa SMP Berdasarkan Teori Van Hiele 27 Mason, Margueriete. 2009. The Van Hiele Levels of Geometric Understanding. Coleccioń Digital Eudoxus. Mubeen, Sarwat,., Saeed, Safia., Arif, Manzoor Hussain. 2013. Attitude towards Mathematics and Achademic Achievement in Mathematics among Secondary Level Boys and Girls. Journal of Humanities and Social Science, 6(4): 38-41. Mullis, Ina V.S., Martin, Michel O., Foy, Pierre & Arora, Alka. 2012. TIMSS 2011 International Mathematics Report : Finding From IEA S Trend in International Mathematics and Science Study at the Fourth and Eight Grades. United States: United States: International Association for the Evaluation of Educational Achievement. Mullis, Ina V.S., Martin, Michel O., Foy, Pierre., Olson, John F., Preuschoof, Corinna., Erberber, Ebru., Arora, Alka & Galia, Joseph. 2008. TIMSS 2007 International Mathematics Report : Finding From IEA S Trend in International Mathematics and Science Study at the Fourth and Eight Grades. United States: United States: International Association for the Evaluation of Educational Achievement. Musser, Gary L., Burger, William F. & Peterson, Blake E. 2008. Mathematics for Elementary Teacher 8 th Edition: A Contempory Approach. USA: John Wiles & Sons Inc. Smith, Eddie & Viller, Michael De. 1989. A Comparative Study Of Two Van Hiele Testing Instruments. 13th Conference for the Psychology of Mathematics Education. Usiskin, Zalman. 1982. Van Hiele Levels and Achievement in Secondary School Geometry. CDASSG Project." Van De Walle, John A.1994. Elementary School Mathematics. New York: Longman. Abdul Jabar Dosen Prodi PMTK, STKIP Banjarmasin E-mail: Fahriza Dosen Prodi PMTK, STKIP Banjarmasin E-mail:

28