BAB 3 OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Kembangan Sejak tanggal 29 maret 1994 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No: 94/KMK.01/1991 Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Barat empat dipecah menjadi beberapa Kantor Pelayanan Pajak termasuk salah satunya adalah Kantor Pelayanan Pajak Kebon Jeruk dengan wilayah kerja kecamatan Kebon Jeruk dengan wilayah kerja Kecamatan Kebon Jeruk dan Kecamatan Kembangan.Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.55/PMK.01/2007 Kantor Pelayanan Pajak Kebon Jeruk dipecah menjadi tiga Kantor Pelayanan Pajak, yaitu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebon Jeruk satu, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebon Jeruk dua dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan dengan wilayah kerja Kecamatan Kerja Kembangan mulai beroprasi sejak tanggal 2 oktober 2007 dan berkedudukan dijalan Arjuna Utara Nomer 87 Jakarta Barat.Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan dengan wilayah kerja kecamatan kembangan mulai beroperasi sejak tanggal 2 oktober 2007 dan berkedudukan dijalan Arjuna Utara No.87 Jakarta Barat.
KPP Jakarta Barat Empat KMK 94/KMK.01/19 KPP Jakarta Kebon Jeruk PMK 55/PMK.01/200 7 KPP Pratama Kebon Jeruk Satu KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk dua KPP Pratama Jakarta Kembangan 3.1.2 Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan meliputi wilayah administrasi Kecamatan Kembangan Kotamadya Jakarta Barat yang terdiri dari enam Kelurahan yaitu: a. Joglo b. Srengseng c. Meruya Selatan d. Meruya Utara e. Kembangan Selatan f. Kembangan Utara Luas wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan yang meliputi satu kecamatan yang mencapai 2.418,70 Ha. Batas-batas wilayah Kecamatan Kembangan adalah sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Timur : Kel. Rawa Buaya, Kec. Cengkareng, Jakarta Barat : Kel. Kedoya, Kec. Kebon Jeruk, Jakarta Barat
Sebelah Selatan : Kotamadya Jakarta Selatan, Kota Tangerang, Provinsi banten Sebelah Barat : Kota Tangerang, Provinsi Banten 3.1.3 Struktur Organisasi Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari satu Sub bagian dan Sembilan seksi, antara lain : a. Subbagian Umum b. Pengolahan Data dan Informasi c. Pelayanan d. Penagihan e. Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal f. Ekstensifikasi Perpajakan g. Pengawasan dan Konsultasi I h. Pengawasan dan Konsultasi II i. Pengawasan dan Konsultasi III j. Pengawasan dan Konsultasi IV Sebagaimana dijelaskan dalam peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 167/PMK.01/2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak.
Sub Bag. Umum Pengolah an Data dan Informas i Gambar Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan KDJP Kanwil DJP Jakarta Barat Kelompok Jabatan Fungsional KPP Pratama Jakarta Kembangan Pelaya nan Penagih an Pemeriksa an dan Kepatuhan Internal Pengawa san dan Konsultas i I Pengawas an dan Konsultas i II Pengawasa n dan Konsultasi III Pengawasa n dan Konsultasi IV Ekstensif ikasi Perpajak an
1.2 Kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan Kinerja dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kembangan dapat dilihat dari jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (WP OPPT) yang terdaftar dari jumlah penerimaan PPh Pasal 25 ayat (7) huruf c selama periode 2009 sampai dengan 2011 : Tabel 3.2 Jumlah WPOP dan WP OPPT di KPP Pratama Jakarta Kembangan Tahun WPOP Kenaikan WP OPPT Persentase dari Kenaikan WP WPOP (%) Efektif jumlah WPOP OPPT Efektif terdaftar (%) 2009 36.484-13.838 - - 2010 58.160 37% 11.002-26% 2011 80.133 27% 12.185-10% Sumber : KPP Pratama Kembangan Jakarta Barat Dengan adanya perluasan Subjek Pajak dalam ketentuan PER Nomor 32/PJ/2010 tentang pelaksanaan pengenaan PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu diharapkan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang termasuk dalam kriteria Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu yang terdapat di wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.2, pada tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 37% yang diikuti dengan peningkatan Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu sebesar 26% dari tahun 2009. Akan tetapi, peningkatan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi
Pengusaha Tertentu tidak proposional dengan kenaikan Wajib Pajak Orang Pribadi. Table 3.3 Jumlah Penerimaan PPh Pasal 25 Atas WP OPPT Tahun 2009-2011 Tahun Jumlah Penerimaan PPh Pasal 25 atas WP OPPT 2009 17.899.559.976 2010 14.515.693.540 2011 12.679.602.617 Sumber : KPP Pratama Jakarta Kembangan Jumlah penerimaan PPh Pasal 25 atas WP OPPT tahun 2009-2011 mengalami penurunan pada Tabel 3.3, hal tersebut terjadi karena adanya ketidakpatuhan Wajib Pajak khususnya WP OPPT terhadap pemenuhan kewajiban perpajakannya, sehingga berakibat menurunnya jumlah penerimaan atas WP OPPT setiap tahunnya. Table 3.4 Kontribusi Jumlah Penerimaan PPh Pasal 25 Atas WP OPPT terhadap Total Penerimaan PPh di KPP Pratama Jakarta Kembangan (Juta Rupiah) Tahun Total Penerimaan Jumlah Penerimaan PPh Kontribusi (%) PPh Pasal 25 WP OPPT 2009 244.403.756.133 17.899.559.976 7,3 2010 285.134.294.646 14.515.693.540 5,1 2011 421.589.802.071 12.679.602.617 3 Sumber : KPP Pratama Jakarta Kembangan
Penerimaan PPh Pasal 25 bagi Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (OPPT) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan selama periode 2009 sampai dengan 2011 pada Tabel 3.4 dalam tabel ini, total penerimaan PPh pada tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan yang signifikan. 3.3 Desain Penelitian 3.3.1 Pendekatan Penelitian Dalam melaksanakan penelitian, pemilihan metode akan berhubungan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Dalam bukunya, Koentjaraningrat menyebutkan bahwa metode penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu pengetahuan. Metode penelitian akan memandu bagaimana urutan-urutan penelitian akan dilakukan. Pemilihan metode yang tepat dan sesuai dengan jenis akan menjadikan hasil penelitian lebih akurat dan dapat dipertanggungjwabkan. Peniliti harus dapat menggunakan metode penelitian yang sesuai dengan topik yang sedang dikaji, dengan memperhatikan kesesuaian antara tujuan, metode, dan sumber data yang tersedia. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Pendekatan ini bertujuan untuk memiliki pemahaman dan interpretasi suatu fenomena melalui observasi detail secara langsung. Fenomena yang akan dijelaskan dalam penelitian ini adalah yang berhubungan dengan pemungutan PPh
Pasal 25 ayat (7) huruf c bagi WP OPPT. Data yang diperoleh bersifat kualitatif sebagai penunjang pembahasan yang terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber yang berkepentingan terkait dengan permasalahan yang akan dianalisa oleh penulis. Adapun data sekunder diperoleh dari buku-buku literature ata data kepustakaan, undang-undang dan lain-lain produk hukum yang ada hubungannya dengan PPh Orang Pribadi.Penelitian ini memanfaatkan pendekatan kualitatif sehingga pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan saat penelitian di lapangan. 3.3.2 Jenis Penelitian 3.3.2.1 Berdasarkan Tujuan Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekaranag. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 3.3.2.2 Berdasarkan Manfaat Berdasarkan manfaatnya, penelitian ini termasuk dalam penelitian murni karena dilakukan berdasar keiingintahuan peneliti atas pemungutan PPh Pasal 25 ayat (7) huruf c. Fokus penelitian pada logika dan rancangan yang dibuat peneliti. Penelitian murni dilaksanakan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan
yang hasilnya dapat dijadikan dasar pengetahuan dan pemahaman untuk diaplikasikan pada penelitianselanjutnya.penelitian murni lebih banyak digunakan dilingkungan akademik dan biasanya dilakukan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan. 3.3.2.3 Berdasarkan Dimensi Waktu Penelitian ini tergolong dalam cross-sectional research, karena mengambil satu bagian dari gejala (populasi) pada satu waktu tertentu. Penelitian ini dilakukan dalam waktu tertentu dan hanya dilakukan dalam sekali waktu saja dan tidak akan melakukan penelitian lain diwaktu yang berbeda untuk dijadikan perbandingan. 3.4Proses Penelitian Proses penelitian kualitatif terdiri dari lima tahapan, yaitu : 1. Penentuan Masalah 2. Pengembangan Kerangka Teori 3. Penetuan Metode 4. Analisis Temuan 5. Pengambilan Kesimpulan Penelitian kualitatif ini melandaskan pemahaman dan menjelaskan mengenai realitas berdasarkan konteks yang dikaji. Dalam proses penelitian ini sangat memungkinkan peneliti untuk mengulang langkah-langkah beberapa sampai merasa hasil optimal telah tercapai.tahap selanjutnya adalah pengembangan kerangka teori,
dalam tahapan ini peneliti melakukan studi kepustakaan terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Studi kepustakaan yang dilakukan oleh peneliti bersumber daribukubuku, jurnal, peraturan terkait baik yang ebrupa media cetak maupun elektronik.tahap selanjutnya adalah penentuan metodologi penelitian, dalam tahapan ini peneliti melakukan penjabaran mengenai pendekatan penelitian yang digunakan, menentukan jenis penelitian yang dilakukan, menentukan site penelitian menentukan batasan penelitian dan menjelaskan keterbatasan penelitian yang dihadapi. Tahapan selanjutnya adalah analisis temuan, dalam tahap ini peneliti melakukan analisis dengan menggunakan metode kualitatif atas temuan yang didapat, dalam proses penelitian baik berupa hasil wawancara dengan narasumber dan juga temuan-temuan di lapanagan. Sedangkan tahapan terakhir adalah tahapan pengambilan kesimpulan, peneliti menyimpulkan hasil analisis yang telah dilakukan dan juga memberikan saran terkait dengan fokus masalah yang diangkat. 1.5 Keadaan Sosial Ekonomi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan sebagai kantor pelayanan pajak modern, dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 55/PMK.01/2007.
Saat Mulai Operasi (SMO) Kantor Pelayanan Pajak ini mulai tanggal 2 Oktober 2007. KPP Pratama Jakarta Kembangan merupakan kantorpecahan dari Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kebon Jeruk. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan sebagai kantor pajak modern melayani semua jenis pajak yang dikelola pusat, baik PPh, PPN, PPnBM, termasuk juga PBB dan BPHTB. Sesuai dengan namanya, wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan meliputi wilayah administrasi kecamatan Kembangan Kotamadya Jakarta Barat yang terdiri dari enam Kelurahan dengan total luas wilayah mencapai 2.418,70 Ha.Kecamatan Kembangan sebagai bagian dari Kotamadya Jakarta Barat dalam wilayah DKI Jakarta tentu mempunyai ciri masyarakat perkotaan baik dari sisi Ekonomi, Sosial dan Budaya.Dari sisi ekonomi bercorak pada kegiatan bisnis dan komersial sebagai suatu ciri dominan masyarakat urban.dari sisi sosial tentu pada tingginya tingkat kepadatan penduduk dan banyaknya fasilitas sosial dan komersial penunjang.kecamatan Kembangan dengan luas 2.418,70 Ha tersebut dihuni oleh penduduk sebanyak 160.169 jiwa yang berarti tingkat kepadatan sebesar 66 jiwa per Ha.Dengan jumlah KK 40.227 dan jumlah KK miskin sebesar 2.470. Dari jumlah penduduk tersebut sebanyak 25.348 jiwa telah terdaftar sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) per 1 Januari 2009, perbandingan antara jumlah wajib pajak dengan jumlah Kartu Keluarga (KK-KK miskin) sebesar 67%.
3.6 Sentra Usaha dan Sektor Dominan dan Strategis Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan mempunyai sentra-sentra kegiatan bisnis dan sektor-sektor usaha yang strategis yang meliputi : a. Sentra kegiatan bisnis ekonomi diwilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan, terdiri dari : o Pusat perbelanjaan/mall o Kompleks pertokoan/ruko o Perumahan Mewah o Hunian / Apartemen Mewah (Saint Moritz) b. Sektor-sektor usaha yang paling dominan di Kecamatan Kembangan antara lain meliputi: o Perdagangan (besar dan eceran) o Jasa o Real Estate dan konstruksi o Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jamsos c. Sektor usaha yang strategis dan dapat digali di wilayah Kecamatan Kembangan yaitu sektor usaha Perdagangan dan Real Estate karena merupakan daerah yang berkembang sehingga bermunculan komplek pertokoan/niaga dan perumahanperumahan baru.