BAB I PENDAHULUAN. Definisi perkembangan menurut kamus bahasa Indonesia adalah suatu proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bermukim pun beragam. Besarnya jumlah kota pesisir di Indonesia merupakan hal

BAB VI KESIMPULAN. analisa dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : jenis pekerjaan yang dilakukan pemilk rumah.

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, semua

PERKEMBANGAN TATA RUANG DAN BENTUK RUMAH ATAS AIR KAMPUNG MARGASARI BALIKPAPAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kota Balikpapan di pulau Kalimantan Timur Sumber: RTRW Kota Balikpapan

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN NELAYAN PESISIR PANTAI PELABUHAN BAJOE KAB. BONE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 I d e n t i f i k a s i P e r u b a h a n R u m a h T r a d i s i o n a l D e s a K u r a u, K e c. K o b a

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

BAB I PENDAHULUAN. Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang. merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara

fauna, gua masegit sela (disepanjang Pulau Nusakambangan) dan suasana alam yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. informal dan hampir 30% dari pekerja di sektor informal adalah nelayan, dan secara

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

BAB I PENDAHULUAN. dari pulau besar dan kecil dengan panjang garis pantai km

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pemukim itu sendiri dan sering sekali terbentuk akibat dari proses

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan permukiman untuk pelaksanaan aktivitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI

RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

KARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA. Dwi Suci Sri Lestari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan

BAB I. PENDAHULUAN. Medan merupakan suatu permukiman yang berada di daerah pesisir. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penataan Gambaran Umum

TUGAS AKHIR KAMPUNG WISATA KULINER TAMBAK LOROK SEMARANG BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG BERWAWASAN BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air telah berabad-abad menjadi sumber kehidupan-memberi pengharapan

TESIS PERKEMBANGAN TATA RUANG DAN BENTUK RUMAH ATAS AIR KAMPUNG MARGASARI BALIKPAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman adalah salah satu masalah yang dihadapi oleh

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KAJIAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

Gambar 6.1 Alternatif Gambar 6.2 Batara Baruna. 128 Gambar 6.3 Alternatif Gambar 6.4 Alternatif Gambar 6.

BAB VI HASIL RANCANGAN

KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN WILAYAH PESISIR KABUPATEN DEMAK TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa where once. usaha lainnya (http;//pariwisata.jogja.go.id).

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

KAJIAN POLA STRUKTUR RUANG KOTA LASEM DITINJAU DARI SEJARAHNYA SEBAGAI KOTA PANTAI TUGAS AKHIR. Oleh: M Anwar Hidayat L2D

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Darda (2009) dijelaskan secara rinci bahwa, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI BAB I... 0 PENDAHULUAN PENGERTIAN JUDUL LATAR BELAKANG Kawasan Betawi Condet Program Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Palu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Hal II-01.

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

BAB I PENDAHULUAN. maupun badan hukum. Usaha pemerintah ini tidak terlepas dari tujuan negara

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai Negara Kepulauan (Archipilagic State) terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan. 1. Resort : adalah sebuah tempat untuk menginap dimana

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainabel development) merupakan alternatif pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

POLA PERMUKIMAN RUMAH BERLABUH MASYARAKAT SERUI ANSUS DI KOTA SORONG

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. CATATAN DOSEN PEMBIMBING... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv. MOTTO... v. KATA PENGANTAR...

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

WISATA KULINER SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI WIDURI DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. kedua di dunia setelah Kanada, sehingga 2/3 luas wilayah Indonesia merupakan. untuk menuju Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa penelitian dan kajian mengenai banjir pasang. Beberapa

BAB V KESIMPULAN 5.1. Karakteristik Fisik Lingkungan Perumahan Pahandut Seberang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Definisi perkembangan menurut kamus bahasa Indonesia adalah suatu proses untuk menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan suatu bilangan tapi dapat di amati dengan mata telanjang. Proses perkembangan dapat di lihat dengan terbentuknya organ-organ perkembangbiakan. Proses perkembangan ini dapat dilihat pula dalam perkembangan rumah pada tiap-tiap permukiman. Proses pengembangan fisik rumah dapat diamati dan dalam proses perkembangannya ada beberapa macam faktor sebagai terbentuknya pengembangan fisik rumah. Seperti halnya pada Kampung atas Margasari di Balikpapan. Kampung Margasari adalah kampung atas air yang memiliki lokasi pada pertemuan antara daratan dan laut. Secara sederhana, wilayah pesisir Kelurahan Margasari (coastal zone) dapat dipahami sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, dimana ke arah laut 12 mil dari garis pantai menjadi kewenangan provinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas administrasi kabupaten / kota. Sebagai wilayah yang merupakan interface antara kawasan laut dan darat yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi satu sama lainnya, baik secara bio-geofisik maupun sosial ekonomi, wilayah pesisir Kelurahan Margasari mempunyai karakteristik yang khusus sebagai akibat interaksi antara prosesproses yang terjadi di daratan dan di lautan. Ke arah darat, wilayah Kelurahan

2 (kampung) Margasari meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin, sedangkan ke arah laut wilayah pesisir Kelurahan Margasari mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar. Lokasi Kelurahan Margasari berada di Balikpapan tengah yang berbatasan langsung dengan pantai disebelah timurnya dan kota Balikpapan disebelah baratnya. Berdasarkan sejarah kota Balikpapan, perkembangan Kota Balikpapan diawali dari wilayah Balikpapan bagian barat sebagai pusat kota lama yang pada saat itu merupakan kawasan pemukiman nelayan, kawasan perdagangan dan jasa yang memenuhi kebutuhan dari pekerja kilang minyak Balikpapan dan masyarakat sekitar. Seiring dengan perkembangan kota sebagai kota jasa, maka arah perkembangan kota mulai berkembang ke wilayah Balikpapan bagian selatan sebagai sebuah pusat kota baru. (sumber : Laporan Pendahuluan Perencanaan Masterplan Permukiman Atas Air Balikpapan Barat 2012). Dalam tata guna lahan Kampung Margasari tahun 2005-2015, Kampung Margasari termasuk dalam permukiman kampung nelayan, namun pada kenyataannya, di Kampung Margasari dominan penduduknya berprofesi sebagai pedagang. Dari data profil Kelurahan Margasari tahun 2013, menyebutkan bahwa dari 10556 jiwa yang tinggal di kampung Margasari, merupakan penduduk dari berbagai macam suku. Meliputi 17 RT yang berada didaratan yang terdiri dari perkantoran, permukiman, pertokoan dan perdagangan. Serta 16 RT yang berada

3 diatas air meliputi kawasan permukiman, sehingga, permukiman atas air terdiri dari 4.689 jiwa. Posisi awal kampung Margasari berbatasan langsung dengan lokasi kilang minyak hingga ke zona Balikpapan Barat yang merupakan permukiman kumuh yang tidak diatur oleh pemerintah membujur hingga kelaut bebas yang berada di seberang kilang minyak. Pada awalnya, perusahaan kilang minyak ingin memindahkan permukiman warga yang berada di wilayah buffer zone kilang minyak, namun masyarakatnya tidak ingin dipindahkan ke daratan. Tahun 1992 terjadi kebakaran pada permukiman yang berada di wilayah buffer zone kilang minyak, kebakaran ini menghanguskan seluruh permukiman. Karena kebakaran tersebut pemerintah berencana merelokasi penduduk ke daratan, namun oleh Arbain Side yang menjadi lurah pada saat itu menolak untuk merelokasi warganya dengan alasan orang Bugis tidak dapat jauh hidup dari air. Karena penolakan tersebut, pemerintah memindahkan warga ke RT 29 dan RT 30. Pemerintah membuatkan perumahan tipe 21 dengan luas lahan 80m 2 dalam 3 tahap pembangunan dan rumah contoh tipe 36 dan tipe 70. Setelah adanya resettlement di Kampung Margasari tahun 1992 di RT 29 dan RT 30, perubahan rumah terjadi secara bertahap dari tahun ke tahun. Dari tipe awal yaitu tipe 21 ditambahkan ruang dapur dan bertahap kemudian dibuat ruang tidur, ruang tamu dan ruang lainnya sebagai penunjang kegiatan didalamnya. Hal ini ditunjang pula luas lahan rumah yang disediakan pemerintah yaitu 120m 2. Tahun 2005 terjadi kebakaran kembali di Kampung Margasari RT 1 hingga RT 11 yang berbatasan langsung dengan RT 29 dan RT 30. Kebakaran ini

4 menghanguskan hampir seluruh bangunan sehingga pemerintah membantu kembali pembangunan rumah warga. Namun pada kebakaran kedua ini pemerintah hanya membantu material bangunan dan pemetakan lahan rumah. Sedangkan dalam pembangunan rumah, pemerintah tidak ikut campur. Setelah terjadi kebakaran yang terjadi sebanyak 2 kali, pemerintah merancang Kampung Margasari sebagai kawasan wisata bakau dan kuliner. Dengan wisata ini, pemerintah dapat mengontrol pembangunan rumah yang dapat terjadi secara liar dan juga meningkatkan pendapatan masyarakat di Kampung Margasari. Hal ini tertulis dalam Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 5 tahun 2006 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan Tahun 2005 2015, pasal 29, Margasari temasuk dalam kawasan Bagian Wilayah Kota (BWK) B, dengan fungsi rencana utama sebagai Kawasan Permukiman, Perdagangan dan Jasa, Transportasi Laut skala Lokal, Pariwisata (aktivitas alam dan cenderamata) dan Kawasan Industri Kecil Somber / KIKS. Adanya perubahan dalam kebudayaan suatu komunitas masyarakat adalah suatu hal yang wajar. Transformasi budaya dari waktu ke waktu akan dialami oleh setiap kebudayaan (Syani, 1995). Menurut Mattulada (Mattulada, 1998), keragaman arsitektur tradisional yang tersebar di bentang kawasan nusantara menjadi sumber ilmu pengetahuan yang tidak ada habis-habisnya. Arsitektur tradisional di setiap daerah menjadi lambang kekhasan budaya masyarakat setempat. Sebagai suatu bentuk kebudayaan, arsitektur tradisional dihasilkan dari satu aturan atau kesepakatan yang tetap dipegang dan dipelihara dari generasi ke

5 generasi (Mangunwijaya, 2009). Aturan tersebut akan tetap ditaati selama masih dianggap dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat setempat. Dimasa sekarang di era globalisasi yang kuat, budaya-budaya luar cenderung lebih dominan dibandingkan dengan budaya lokal. Hal ini menyebabkan adanya perubahan pola budaya dalam masyarakat yang terlihat pada beberapa aspekaspek kehidupan berbudaya. Perubahan pada rumah Kampung Margasari perlahan-lahan mulai terlihat dari tata ruangnya maupun bentuk rumahnya. Oleh karena itu, melihat adanya perubahan pada rumah di Kampung Margasari, penelitian untuk melihat perubahan hunian di kampung nelayan perlu dilakukan untuk melihat faktor apa yang membuat terjadinya perubahan dalam hunian yang dilakukan olehwarga. Sebab, salah satu yang dipertahankan pada setiap permukiman umumnya akan dilakukan melihat pada rasa kedaerahan dan perasaan terhadap tempat tinggal (Sulistyawati, 2009). Satisfaksi (kepuasan) bermasyarakat adalah perasaan satisfaksi terhadap komunitas dan lingkungan lokalnya (Amiranti dalam Santi, 2006), menunjukkan bahwa lingkungan sosial (tipe penduduk, keakraban, privasi, keamanan) dan lingkungan fisik (kondisi rumah, tampang, kebersihan, kebisingan) adalah faktor utama satisfikasi lingkungan, termasuk pula karakter hunian (misalnya gaya dan usia bangunan). Sehingga untuk tetap menguatkan rasa kedaerahan pada suatu kampung yang memiliki ciri khas yang unik diperlukan strategi mempertahankan system kebudayaan yang ada.

6 I.2. Masalah Penelitian Dalam perkembangannya saat ini dapat dilihat jika rumah Kampung Margasari berubah secara tata ruang maupun bentuk rumahnya setelah kebakaran tahun 1992 dan 2005 hingga sampai saat ini, sehingga dalam penelitian ini akan mengkaji Bagaimana perkembangan fisik rumah pada permukiman Kampung Margasari setelah kebakaran tahun 1992 dan 2005? Pembahasan dalam penelitian ini Dibatasi hanya pada perkembangan bentuk dan tata ruang rumah Kampung Margasari dari sudut pandang pengembangan bentuk pada lingkungan sekitar setelah terjadi kebakaran pada tahun 1992 yang mengakibatkan resettlement dan 2005 yang mengakibatkan penataan blok rumah. - Perkembangan apa saja yang terjadi dari aspek tata ruang dan bentuk rumah? - Faktor apa saja yang mempengaruhi tata ruang dan bentuk rumah? I.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian Tujuan Mengidentifikasi dan menganalisis perkembangan rumah atas air di Kampung Margasari setelah kebakaran (tahun 1992 yang mengakibatkan resettlement dan tahun 2005 yang mengakibatkan penataan lahan) hingga saat ini. Dari hasil tersebut akan didapatkan rekomendasi yang sesuai untuk pengembangan permukiman di Kampung Margasari.

7 Sasaran Identifikasi perkembangan tata ruang dan bentuk rumah pada Kampung Margasari setelah terjadi kebakaran tahun 1992 dan 2005 hingga saat ini Identifikasi faktor eksternal dan internal apa saja yang berpengaruh pada perkembangan tata ruang dan bentuk rumah pada Kampung Margasari I.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbang manfaat bagi ilmu pengetahuan serta sumbangan pemikiran bagi pembuat kebijakan untuk bahan kajian dalam membuat putusan-putusan bagi perbaikan permukiman kumuh di masa yang akan datang. Secara terinci penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: - Memberikan sumbangan pengetahuan, khususnya di bidang akademik tentang adanya istilah lain yang ada diluar kota di Indonesia dan bagaimana tentang dinamika kehidupan masyarakatnya. - Memberi masukan kepada pemerintah/pemerintah daerah bagi perencanaan, perancangan perumahan dan permukiman kampung yang berkualitas dan mampu mengakomodasi kebutuhan karakteristik masyarakat pengguna.

8 I.5. Keaslian Penelitian Pada penelitian ini, didapatkan penelitian yang mirip dengan penelitian yang dilakukan penulis, yaitu : Nama Tahun Judul Materi penelitian Metode Hasil Serly 2010 TRANSFORMASI RUMAH Mencari proses transformasi Metode kombinasi Proses transformasi Listiyanti PANGGUNG PADA rumah panggung yang pendekatan secara dipengaruhi oleh banyak PERMUKIMAN PESISIR terjadi di pesisir Jakarta kualitatif dan kuantitatif faktor yang muncul JAKARTA UTARA (STUDI Utara. akibat tahap-tahap yang KASUS: PEMUKIMAN dilalui oleh pemilik NELAYAN ANGKE DAN PEMUKIMAN MARUNDA) rumah. Faktor tersebut dapat berasal dari pelaku Andi Jiba Rifai B Ellyta sjaifoel PERKEMBANGAN STRUKTUR DAN KONSTRUKSI RUMAH TRADISIONAL SUKU BAJO DI PESISIR PANTAI PARIGI MOUTONG 2008 KAJIAN PERUBAHAN FISIK RUMAH TINGGAL PADA PERMUKIMAN PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN Sugini 1999 TIPOMORFOLOGI PERUBAHAN RUMAH PADA PERUMAHAN MINOMARTANI YOGYAKARTA Kharlina Rhiza 2014 PERKEMBANGANTATA RUANG DAN BENTUK RUMAH ATAS AIR STUDI KASUS PERMUKIMAN NELAYAN KAMPUNG MARGASARI BALIKPAPAN Perkembangan rumah suku Bajo dipesisir melihat pada struktur rumah. Mencari perubahan tata ruang rumah Penelitian perubahan fisik rumah Mencari faktor yang menyebabkan perkembangan tata ruang dan bentuk rumah atas air serta bagaimana mempertahankan keaslian arsitektural rumah sebagai penguatan sense of place maupun keadaan sekitar. Eksplorasi deskripsi Rumah suku Bajo mengalami perkembangan dalam beberapa tahap, dimulai tahap membangun rumah yang dibangun dengan hanya satu ruang kemudian berkembang menjadi rumah yang lebih baik (memiliki beberapa ruang dan fungsi) dengan mengembangkan bentuk konstruksi dan struktur tradisional menjadi rumah modern seperti umumnya dengan srtuktur struktur hunian di atas air. Metode deskriptif Adanya multifungsi fenomena dengan melihat ruang dan faktor faktor yang saling perubahannya adalah berkaitan ekonomi dan jumlah anggota keluarga. Perubahan dilakukan sesuai dengan selera pemilik. Metoda naturalistik Adanya pembangunan rumah secara help-self Metode penelitian Kualitatif dan kuantitatif Perkembangan rumah atas air menggunakan pelingkup dari material baru namun masih menggunakan tiang pancang pondasi dari kayu.

9