PERHITUNGAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ABC

dokumen-dokumen yang mirip
METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam) PONTIANAK

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Pada RSUP Dr.

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

PENETAPAN HARGA POKOK SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF RAWAT INAP BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU

Analisis Penggunaan Activity Based Costing Sebagai Alternatif Dalam Menentukan Tarif Kamar Pada Hotel Cendrawasih Lahat

BAB II LANDASAN TEORI

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENETAPAN TARIF RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT (Studi Pada Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang)

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. DESIGN KREASINDO SAMARINDA. Kuat Sudrajat 1

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL

SHITA TIARA 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU

EVALUASI TARIF KAMAR RAWAT INAP DENGAN MENERAPKAN METODE ABC PADA RSUD UNGARAN ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA PONTIANAK MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan

OLEH : SRI PRATIWI SUHARDI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VI PENUTUP. tarif untuk kelas Utama A Rp Utama B Rp Kelas I Rp

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK JASA RAWAT INAP (Studi pada RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik Tahun 2013)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

IMPLEMENTATION OF ACTIVITY BASED ANALYSIS METHOD COSTING SYSTEM IN PRICING COST OF ROOMS IN HOTEL DYNASTY MAKASSAR

ABSTRACT. Keywords: ABCS, Cost drivers, activities.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

METODE PEMBEBANAN BOP

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Cella Cake dan Bakery Manado

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

BAB II LANDASAN TEORI

Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing?

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK SEWA KAMAR DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan.

Gloria S.Rotikan, Penerapan Metode Activity... PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN KAMAR MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA WHIZ HOTEL SEMARANG VONNY SETYOWATI B

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK

PERANAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN COST OF GOODS MANUFACTURED

ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ABC DI PT TMG. SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk

PERHITUNGAN TARIF SUMBANGAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN (SPP) PADA YAYASAN BUDI LUHUR SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati

PERHITUNGAN TARIF RAWAT INAP DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING. Oleh: Kania Sofadista

ALTERNATIF PENENTUAN TARIF SPP MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC)SYSTEM DI SMK YPPM BOJA

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

PENENTUAN HARGA POKOK TARIF KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI PENDEKATAN BARU PADA HOTEL SEGORO JEPARA

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (STUDI PADA HOTEL GREEN EDEN MANADO) ABSTRACT

Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (Studi Kasus pada Hotel Pelangi Malang Periode 2012)

Management Analysis Journal

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN MERAH DELIMA BAKERY KOTA KEDIRI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

ANALISIS PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. ARTA MAKMUR INDUSTRI DI MAKASSAR

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

ABSTRAK. Kata kunci : Activity Based Costing System dan Harga Pokok Produk. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Carissa Vaudia Carmelita Moch. Dzulkirom AR Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Tria Tomayahu,. J.J. Tinangon. Analisis Perhitungan Harga

PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA SISTEM JOB COSTING DAN FULL COSTING. (Studi Kasus Pada Meubel Bagus Semarang)

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X.

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Biaya Pengertian Biaya

AKRUAL Jurnal Akuntansi

ABSTRAK PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PT SIGER JAYA ABADI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

Transkripsi:

PERHITUNGAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ABC Tiyas Dewi Astuti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro ABSTRACT Tugurejo Hospital Semarang is one of the B-class hospital owned by Central Java Government Provincial. The cost determination of hospitalization in Tugurejo Hospital is determined based on Central Java Local Regulations No. 1 of 2009 on health care fees still apply traditional cost systems where costs are based on estimates and appropriateness. This ultimately leads to distortions in the determination of the cost of the resulting overcosting and undercosting which leads to decision making errors. It would be different if using ABC (Activity Based Costing) method in calculating the costs incurred, it would result in accurate cost information because it uses more than one cost driver. The purpose of this study is to determine the calculation of the hospitalization room cost in Tugurejo Hospital using the ABC (Activity Based Costing) method, and compare the hospitalization room cost in Tugurejo Hospital with hospitalization room costs which were calculated using the ABC (Activity Based Costing) method. This research was conducted using qualitative design using data from the year 2013, in the form of financial report and interviews with Tugurejo Hospital. The results showed that the calculation of the hospitalization room cost using the ABC (Activity Based Costing) method on Rp. 196.656, 00 for VIP class, class-1 at Rp. Rp. 202.276, 65, class-2 at Rp. 148.114, 40, and class-3 at Rp. 178.466, 54. Compared with the costs that have been applied by The Tugurejo Hospital, The ABC (Activity Based Costing) method generates lower costs at Rp. 83.344, 00 in the VIP-class and class-2 at Rp. 1.885, 60, and also higher costs on the class-1 at Rp. 2.276, 65, and class-3 at Rp. 93.466, 54. This result gives the cost of the activity of each room appropriately based on the consumption of each activity. Keyword: hospitalization room costs, hospital and ABC (Activity Based Costing) method. A. PENDAHULUAN Biaya di rumah sakit merupakan suatu aspek penting untuk mencapai tujuan mencari laba. Tidak saja di rumah sakit swasta tetapi juga di rumah sakit pemerintah, untuk rumah sakit pemerintah biasanya sudah ditetapkan berdasarkan SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 56/MENKES/SK/IV/2003 tentang pola tarif PERJAN rumah sakit dan PP No. 1165/MENKES/SK/XI/2007 tentang pola tarif pelayanan umum. Salah satu elemen untuk mendapatkan laba bagi rumah sakit didapatkan dari biaya kamar rawat inap yang harus dibayar oleh pemakai jasa rawat inap. Penentuan jasa rawat inap merupakan suatu keputusan yang penting karena dapat mempengaruhi berbagai fasillitas pada jasa rawat inap, serta jumlah biaya overhead yang tinggi. Maka semakin dituntut ketepatan dalam pembebanan biaya yang sesungguhnya dalam penghitungan penentuan biaya kamar rawat inap rumah sakit. ABC (Activity Based Costing) System merupakan sebuah sistem informasi akuntansi yang mengidentifikasikan bermacam macam aktivitas yang dikerjakan didalam suatu

organisasi dan mengumpulkan biaya dengan dasar sifat yang ada dari aktivitas tersebut. ABC (Activity Based Costing) memfokuskan dari biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas yang dikerjakan untuk memproduksi, menjalankan, dan mendistribusikan atau untuk menunjang produk yang bersangkutan. Artinya ABC (Activity Based Costing) menganggap bahwa timbulnya biaya disebabkan oleh aktivitas yang menghasilkan produk, sehingga pendekatan ini menggunakan cost driver aktivitas yang menimbulkan biaya. Jadi perbedaan utama penghitungan harga pokok produk antara akuntasi biaya tradisional dengan ABC (Activity Based Costing) adalah jumlah cost driver (pemicu biaya) yang digunakan. Dalam sistem penentuan harga pokok produk dengan metode ABC (Activity Based Costing) menggunakan cost driver dalam jumlah lebih banyak dibandingan dalam sistem akuntansi biaya tradisional yang hanya menggunakan satu atau dua cost driver berdasarkan unit. (Amin, 2010) RSUD Tugurejo Semarang merupakan salah satu rumah sakit kelas B milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang terletak di Jalan Walisongo, Semarang Jawa Tengah. Penentuan biaya kamar rawat inap di RSUD Tugurejo Semarang selama ini ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan. Biaya berdasarkan Peraturan Daerah tersebut masih menerapkan sistem biaya tradisional dimana biaya lebih berdasarkan perkiraan, kepantasan. Hal ini menyebabkan terjadinya distorsi dalam penentuan biaya, sehingga kenyataannya menimbulkan perhitungan yang tidak tepat, berbeda jika menggunakan ABC (Activity Based Costing) dalam memperhitungkan biaya yang terjadi akan menghasilkan informasi biaya yang akurat karena menggunakan lebih dari satu cost driver (adalah suatu kejadian yang menimbulkan biaya). Disamping itu dengan menggunakan ABC (Activity Based Costing) mampu mengukur secara cermat biaya biaya yang keluar dari setiap aktivitas untuk menghasilkan biaya yang tepat untuk setiap jasa rawat inapnya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perhitungan biaya kamar rawat inap di RSUD Tugurejo Semarang dengan menggunakan metode ABC (Activity Based Costing)dan bagaimana perbandingan biaya kamar rawat inap yang telah diterapkan di RSUD Tugurejo Semarang dengan biaya kamar rawat inap yang dihitung menggunakan metode ABC (Activity Based Costing)? B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Dalam Akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam Akuntansi Biaya dikenal dengan konsep Different of cost for purpose. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi: Biaya Variabel, Biaya Semi Variabel, dan Biaya Tetap. 2. Harga Pokok Produksi Harga Pokok Produksi (cost of goods manufactured) menurut Hansen dan Mowen (2009) adalah total harga pokok produk yang diselesaikan selama periode berjalan. Menurut Mulyadi (2007) harga pokok produksi atau disebut harga pokok adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan. Menurut Garrison dan Norren yang diterjemahkan oleh

Budisantoso (2000) menyatakan bahwa harga pokok produksi merupakan biaya manufaktur yang berkaitan dengan barang-barang yang diselesaikan dalam periode tertentu. Sedangkan menurut Witjaksono (2006) yaitu sejumlah nilai aktiva tetapi apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan. Informasi biaya sangat bermanfaat untuk menentukan harga pokok produksi yang dihasilkan oleh perusahaan. Ada dua metode pendekatan didalam menentukan harga pokok produksi, yaitu Metode Full Costing, dan Metode Variabel Costing. 3. ABC (Activity Based Costing) System Metode ABC (Activity Based Costing) adalah sistem akumulasi biaya dan pembebanan biaya ke produk dengan menggunakan berbagai cost driver, dilakukan dengan menelusuri biaya dari aktivitas dan setelah itu menelusuri biaya dari aktivitas ke produk. Mengidentifikasi biaya aktivitas dan kemudian ke produk merupakan langkah dalam menyusun ABC (Activity Based Costing) System (Hansen & Mowen, 2012:152). Menurut Garrison dan Norren (2000: 342) Activity Based Costing adalah metode costing yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk pembuatan keputusan strategik dan keputusan lain yang mempengaruhi kapasitas dan biaya tetap. Pengambil keputusan yang berpengalaman tidak menggunakan informasi akuntansi tanpa mempertimbangkan potensi ketidakakuratannya. Data yang tidak akurat dapat menyesatkan dan menghasilkan kesalahan yang berpotensi menghasilkan pengambilan keputusan strategis yang kurang optimal. ABC (Activity Based Costing) system adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. ABC (Activity Based Costing) menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya dalam sistem ABC (Activity Based Costing), biaya ditelusuri ke aktivitas dan kemudian ke produk. Sistem ABC (Activity Based Costing) mengasumsikan bahwa aktivitas-aktivitas lah, yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya produk. Pada ABC (Activity Based Costing) meskipun pembebanan biaya-biaya overhead pabrik dan produk juga menggunakan dua tahap seperti pada akuntansi biaya tradisional, tetapi pusat biaya yang dipakai untuk pengumpulan biaya-biaya pada tahap pertama dan dasar pembebanan dari pusat biaya kepada produk pada tahap kedua sangat berbeda dengan akuntansi biaya tradisional (Cooper, 1991: 269-270). ABC (Activity Based Costing) menggunakan lebih banyak cost driver bila dibandingkan dengan sistem pembebanan biaya pada akuntansi biaya tradisional. Manfaat penerapan penentuan harga pokok produk berdasarkan aktivitas bagi perusahaan adalah sebagai berikut: (Supriyono, 2002:698) a. Memperbaiki mutu pengambilan keputusan b. Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus terhadap kegiatan untuk mengurangi biaya overhead. c. Memberikan kemudahan dalam menentukan biaya relevan. Amin (1994: 23) mengemukakan tentang keunggulan ABC (Activity Based Costing) adalah sebagai berikut: a. Suatu pengkajian ABC (Activity Based Costing) dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan memfokus pada mengurangi biaya. Analisis biaya dapat menyoroti bagaimana benar benar mahalnya proses manufacturing, yang pada akhirnya dapat

memicu aktivitas untuk mereorganisasi proses, memperbaiki mutu dan mengurangi biaya. b. ABC (Activity Based Costing) dapat membantu dalam pengambilan keputusan. c. Manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran kompetitif yang lebih wajar. d. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, manajemen dapat melakukan analisis yang lebih akurat mengenai volume, yang dilakukan untuk mencari break event atas produk yang bervolume rendah. e. Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, manajemen dapat mulai merekayasa kembali proses manufacturing untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih efisien dan lebih tinggi. Keterbatasan ABC (Activity Based Costing) adalah: a. Sistem ABC (Activity Based Costing) menghendaki data data yang tidak biasa dikumpulkan oleh suatu perusahaan, seperti jumlah set-up, jumlah inspeksi, jumlah order yang diterima. b. Pada ABC (Activity Based Costing) pengalokasian biaya overhead pabrik, seperti biaya asuransi dan biaya penyusutan pabrik ke pusat pusat aktivitas lebih sulit dilakukan secara akurat karena makin banyaknya pusat pusat aktivitas. Tahap tahap dalam penerapan ABC (Activity Based Costing) adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasikan aktivitas aktivitas b. Membebankan biaya ke aktivitas aktivitas c. Menentukan activity driver d. Menentukan biaya e. Membebankan biaya ke produk 4. Cost Driver Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas adalah dengan mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver untuk setiap aktivitas. Pemahaman yang tidak tepat atas pemicu akan mengakibatkan ketidaktepatan pada pengklasifikasian biaya, sehingga menimbulkan dampak bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya biaya overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktifitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktifitas. Ada dua jenis cost driver, yaitu: 1) Cost Driver berdasarkan unit Cost driver berdasarkan unit membebankan biaya overhead pada produk melalui penggunaan biaya overhead tunggal oleh seluruh departemen. 2) Cost Driver berdasarkan non unit Cost driver berdasarkan non unit merupakan faktor faktor penyebab selain unit yang menjelaskan konsumsi overhead. Contoh cost driver berdasarkan unit pada perusahaan jasa adalah jumlah pasien, jumlah kamar yang tersedia, dll. 5. Cost Driver Yang Dipilih Untuk Perhitungan Biaya Rawat Inap Di RSUD Tugurejo Semarang Menggunakan Metode ABC (Activity Based Costing) 1) Biaya perawatan pasien 2) Biaya penggunaan tenaga listrik dan air 3) Biaya konsumsi 4) Biaya kebersihan 5) Biaya administrasi 6) Biaya pemeliharaan gedung dan bangunan 7) Biaya penyusutan fasilitas 8) Biaya laundry

C. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis akan melakukan studi kasus secara deskriptif yaitu peneliti memberikan gambaran dan fakta secara detail kepada pembaca atas data yang diperoleh dari perusahaan (RSUD Tugurejo Semarang). Kemudian data tersebut diolah menjadi informasi yang kemudian dianalisis agar menghasilkan suatu kesimpulan (Sekaran, 2006). D. HASIL PENELITIAN RSUD Tugurejo merupakan rumah sakit kelas B pendidikan. Terletak di sebelah barat kota Semarang di Jalan Raya Wali Songo. Kapasitas tempat tidur yang dimiliki RSUD Tugurejo per- Februari 2014 sebanyak 433 tempat tidur. Luas tanah RSUD Tugurejo 34.351 m 2 dan luas bangunannya 19.876,664 m 2. Posisi RSUD Tugurejo sangat strategis, terletak pada jalur lalu lintas utama yang sangat padat namun rawan kecelakaan. 1. Perhitungan Biaya Kamar Rawat Inap di RSUD Tugurejo Semarang dengan Menggunakan Metode ABC (Activity Based Costing). berikut: Identifikasi dan penggolongan aktivitas di RSUD Tugurejo pada tahun 2013, sebagai Tabel 4.1 Identifikasi dan Penggolongan Aktivitas di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang Tahun 2013 No. Aktivitas Kategori Aktivitas 1. Kebersihan Fasilitas 2. Pemeliharaan gedung dan bangunan Fasilitas 3. Penyusutan fasilitas Fasilitas 4. Perawatan pasien Unit 5. tenaga listrik dan air Unit 6. Konsumsi Unit 7. Administrasi Unit 8. Laundry Unit Setelah aktivitas diketahui, tahap selanjutnya adalah menentukan sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas-aktivitas tersebut pada tahun 2013. Sumber daya yang dikonsumsi tersebut berasal dari biaya aktual yang terjadi pada RSUD Tugurejo yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.5 Penentuan Biaya Aktual yang Digunakan Aktivitas Rawat Inap di RSUD Tugurejo Semarang Tahun 2013 No. Aktivitas Biaya Aktual 1. Perawatan pasien 26.843.206.148 2. tenaga listrik dan air 2.260.000.000

3. Konsumsi 3.150.959.220 4. Kebersihan 504.569.266 5. Administrasi 2.707.118.735 6. Pemeliharaan gedung dan bangunan 1.849.430.600 7. Penyusutan fasilitas 163.940.490 8. Laundry 75.576.790 Biaya 37.554.480.125 Ditahap ini aktivitas-aktivitas yang terjadi dikelompokkan ke dalam suatu cost pool dan cost driver diidentifikasikan sebagai berikut: Tabel 4.6 Pengelompokan Aktivitas Ke Dalam Cost Pool Dan Cost Driver Pada RSUD Tugurejo Semarang Tahun 2013 No. Aktivitas Cost Pool Cost Driver 1. Perawatan pasien Biaya tenaga kerja Jumlah hari kerja 2. listrik dan air tenaga Biaya listrik dan air Jumlah KWH dan jumlah m 3 air yang dikonsumsi 3. Konsumsi Biaya pemberian makan dan minum Jumlah rawat inap hari 4. Kebersihan Biaya kebersihan Luas lantai 5. Administrasi Biaya administrasi Jumlah rawat inap hari 6. Pemeliharaan gedung dan bangunan Biaya pemeliharaan gedung dan bangunan Luas lantai 7. Penyusutan fasilitas Biaya fasilitas penyusutan Harga perolehan 8. Laundry Biaya laundry Jumlah pasien Perhitungan tarif kelompok ini dilakukan dengan cara membagi biaya aktual dengan total cost driver. Tarif kelompok pada masing-masing cost pool dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.14 Perhitungan Pool Rate Kamar Rawat Inap Pada RSUD Tugurejo Semarang Tahun 2013 No Aktivitas Biaya Aktual Cost Driver Pool Rate 1 Perawatan pasien 26.843.206.148 1.419.720 18.907, 39 2. Listrik 1.450.428.955 758.837, 28 1.911, 38/KWH

Air 809.571.045 58.118 13.929, 78/m 3 3 Konsumsi 3.150.959.220 58.118 54.216, 58 4 Kebersihan 504.569.266 19.876, 664 m 2 25.385, 01 5 Administrasi 2.707.118.735 58.118 46.579, 7 6 Pemeliharaan gedung bangunan dan 1.849.430.600 19.876,664 m 2 93.045, 32 7 Penyusutan fasilitas 163.940.490 2.856.370.000 0,06 8 Laundry 75.576.790 23.662 3.194,02 Dalam menentukan biaya overhead yang dibebankan dapat dihitung dengan cara tarif kelompok (pool rate) dikalikan dengan unit cost driver yang digunakan. Berikut ini tabel biaya overhead yang dibebankan ke produk, antara lain: Tabel 4.15 Pembebanan Biaya Pada Aktivitas Pemeliharaan Gedung Dan Bangunan Di RSUD Tugurejo Tahun 2013 Kelas Luas (m 2 ) Tarif Kelompok Biaya Aktivitas VIP 860 93.045, 32 80.018.975, 2 I 650 93.045, 32 60.479.458,0 II 805 93.045, 32 74.901.482, 6 III 2280 93.045, 32 212.143.329, 6 Biaya 427.543.245, 4 Tabel 4.16 Pembebanan Biaya Pada Aktivitas Kebersihan Kelas Luas (m 2 ) Tarif Kelompok Biaya Aktivitas VIP 860 25.385, 01 21.831.108, 60 I 650 25.385, 01 16.500.256, 50 II 805 25.385, 01 20.434.933, 05 III 2280 25.385, 01 57.877.822, 80 Biaya Tahun 2013 116.644.120, 95

Tabel 4.17 Pembebanan Biaya Pada Aktivitas Laundry Di RSUD Tugurejo Semarang Tahun 2013 Kelas Jumlah Pasien Tarif Kelompok Biaya Aktivitas VIP 1.184 3.194, 02 3.781.719, 68 I 3.549 3.194, 02 11.335.576, 98 II 4.733 3.194, 02 15.117.296, 66 III 14.196 3.194, 02 45.342.307, 92 Biaya Tahun 2013 75.576.901, 24 Tabel 4.18 Pembebanan Biaya Pada Aktivitas Pemakaian Listrik Kelas Jumlah KWH Tarif Kelompok Biaya Aktivitas VIP 97.776, 96 1.911, 38 186.888.925, 8 I 361.988, 76 1.911, 38 691.898.076, 1 II 110.801, 16 1.911, 38 211.783.121, 2 III 188.270, 4 1.911, 38 359.856.277, 2 Biaya Tahun 2013 1.450.426.400 Tabel 4.19 Pembebanan Biaya Aktivitas Air Bersih Kelas Jumlah Konsumsi (m 2 ) Tarif Kelompok Biaya Aktivitas VIP 4552 13.929, 78 63.408.358, 56 I 11647 13.929, 78 162.240.147, 70 II 16199 13.929, 78 225.648.506, 20 III 25720 13.929, 78 358.273.941, 60 Biaya Tahun 2013 809.570.954, 10 Tabel 4.20 Pembebanan Biaya Pada Aktivitas Administrasi Kelas HRIR Tarif Kelompok Biaya Aktivitas VIP 4552 46.579, 7 212.030.794, 40

I 11647 46.579, 7 542.513.765, 90 II 16199 46.579, 7 754.544.560, 30 III 25720 46.579, 7 1.198.029.884, 00 Biaya Tahun 2013 2.707.119.004, 60 Tabel 4.21 Pembebanan Biaya Pada Aktivitas Perawatan Pasien Kelas HRIR Tarif Kelompok Biaya Aktivitas VIP 4552 18.907, 39 86.066.439, 28 I 11647 18.907, 39 220.214.371, 33 II 16199 18.907, 39 306.280.810, 61 III 25720 18.907, 39 486.298.070, 80 Biaya Tahun 2013 1.098.859.692, 02 Setelah melakukan tahap-tahap diatas, tahap selanjutnya adalah menghitung biaya kamar rawat inap dengan menggunakan metode ABC (Activity Based Costing). Perhitungan biaya kamar rawat inap dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.22 Perhitungan Biaya Kamar Rawat Inap Kelas VIP No. Aktivitas Biaya/Tahun Kapasitas 1 Tahun Biaya/Hari 1. Perawatan Pasien 86.066.439, 28 4552 18.907, 39 2. Listrik Bersih Tenaga Air 186.888.925, 80 41.056, 44 4552 63.408.358, 56 13.929, 78 3. Konsumsi - - 34.500, 00 4. Kebersihan 21.831.108, 60 4680, 42 4.664, 35 5. Administrasi 212.030.794, 40 4552 46.579, 70 6. Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 80.018.975, 20 4680, 42 17.096, 54 7. Penyusutan Fasilitas 89.354.000, 00 4680, 42 19.091, 02 8. Laundry 3.781.719, 68 4552 830, 78 Biaya 196.656, 00 Biaya/Hari = Biaya/Tahun : Kapasitas 1 Tahun

Biaya/Hari =Hasil dari pembebanan biaya pada masing-masing aktivitas di kelas VIP Kapasitas 1 Tahun untuk kategori aktivitas berlevel fasilitas di kelas VIP = ( Luas bangunan-luas semua kamar ) + Luas kamar VIP Jumlah Kelas Kapasitas 1 Tahun untuk kategori aktivitas berlevel unit di kelas VIP = HRIR pada kelas VIP Tabel 4.23 Perhitungan Biaya Kamar Rawat Inap Kelas I No. Aktivitas Biaya/Tahun Kapasitas 1 Tahun Biaya/Hari 1. Perawatan Pasien 220.214.371, 33 11647 18.907, 39 2. Tenaga Listrik Bersih Air 691.898.076, 10 59.405, 69 11647 162.240.147, 70 13.929, 78 3. Konsumsi - - 30.500, 00 4. Kebersihan 16.500.256, 50 4470, 42 3.690, 99 5. Administrasi 542.513.765, 90 11647 46.579, 70 6. Pemeliharaan Gedung Bangunan dan 60.479.458, 00 4470, 42 13.528, 81 7. Penyusutan Fasilitas 65.988.000, 00 4470, 42 14.761, 03 8. Laundry 11.335.576, 98 11647 973, 26 Biaya 202.276, 65 Biaya/Hari = Biaya/Tahun : Kapasitas 1 Tahun Biaya/Hari =Hasil dari pembebanan biaya pada masing-masing aktivitas di kelas I Kapasitas 1 Tahun untuk kategori aktivitas berlevel fasilitas di kelas I = ( Luas bangunan-luas semua kamar ) + Luas kamar I Jumlah Kelas Kapasitas 1 Tahun untuk kategori aktivitas berlevel unit di kelas I = HRIR pada kelas I Tabel 4.24 Perhitungan Biaya Kamar Rawat Inap Kelas II No. Aktivitas Biaya/Tahun Kapasitas 1 Tahun Biaya/Hari 1. Perawatan Pasien 306.280.810, 61 16199 18.907, 39

2. Tenaga Listrik bersih Air 211.783.121, 20 13.073, 83 16199 225.648.506, 20 13.929, 78 3. Konsumsi - - 24.000, 00 4. Kebersihan 20.434.933, 05 4625, 42 4.417, 96 5. Administrasi 754.544.560, 30 16199 46.579, 70 6. Pemeliharaan Gedung Bangunan dan 74.901.482, 60 4625, 42 16.193, 44 7. Penyusutan Fasilitas 46.620.000, 00 4625, 42 10.079, 08 8. Laundry 15.117.296, 66 16199 933, 22 Biaya 148.114, 40 Biaya/Hari = Biaya/Tahun : Kapasitas 1 Tahun Biaya/Hari =Hasil dari pembebanan biaya pada masing-masing aktivitas di kelas II Kapasitas 1 Tahun untuk kategori aktivitas berlevel fasilitas di kelas II = ( Luas bangunan-luas semua kamar ) + Luas kamar II Jumlah Kelas Kapasitas 1 Tahun untuk kategori aktivitas berlevel unit di kelas II = HRIR pada kelas II Tabel 4.25 Perhitungan Biaya Kamar Rawat Inap Kelas III No. Aktivitas Biaya/Tahun Kapasitas 1 Tahun Biaya/Hari 1. Perawatan Pasien 486.298.070, 80 25720 18.907, 39 2. Tenaga Listrik Bersih Air 359.856.277, 20 13.991, 30 25720 358.323.066, 80 13.929, 78 3. Konsumsi - - 18.000, 00 4. Kebersihan 57.877.822, 80 6100, 42 9.487, 51 5. Administrasi 1.198.029.8840 25720 46.579, 70 6. Pemeliharaan Gedung Bangunan dan 212.143.329, 60 6100, 42 34.775, 20 7. Penyusutan Fasilitas 132.412.000, 00 6100, 42 21.705, 39 8. Laundry 45.342.307, 92 25720 1.090, 27

Biaya 178.466, 54 Biaya/Hari = Biaya/Tahun : Kapasitas 1 Tahun Biaya/Hari =Hasil dari pembebanan biaya pada masing-masing aktivitas di kelas III Kapasitas 1 Tahun untuk kategori aktivitas berlevel fasilitas di kelas III = ( Luas bangunan-luas semua kamar ) + Luas kamar III Jumlah Kelas Kapasitas 1 Tahun untuk kategori aktivitas berlevel unit di kelas III = HRIR pada kelas III 2. Perbandingan Biaya Kamar Rawat Inap Yang Telah Diterapkan Di RSUD Tugurejo Semarang Dengan Biaya Kamar Rawat Inap Yang Dihitung Menggunakan Metode ABC (Activity Based Costing). Dari hasil tersebut, dapat dibandingkan selisih biaya kamar rawat inap yang telah ditentukan oleh pihak RSUD Tugurejo Semarang dengan hasil perhitungan biaya kamar rawat inap menggunakan metode ABC (Activity Based Costing) sebagai berikut: Tabel 4.26 Perbandingan Biaya Kamar Rawat Inap Tahun 2013 Kelas Biaya kamar rawat inap RSUD Tugurejo Semarang Biaya Berdasarkan Metode ABC Selisih VIP 280.000 196.656, 00 83.344, 00 I 200.000 202.276, 65 (2.276, 65) II 150.000 148.114, 40 1.885, 60 III 85.000 178.466, 54 (93.466, 54) Terjadinya selisih biaya dikarenakan pada metode ABC (Activity Based Costing) pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada metode tradisional, biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada metode ABC (Activity Based Costing), biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga metode ABC (Activity Based Costing) telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masingmasing aktivitas. E. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada RSUD Tugurejo Semarang mengenai biaya kamar rawat inap, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perhitungan biaya kamar rawat inap yang digunakan pihak RSUD Tugurejo Semarang telah ditentukan oleh Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah. Biaya yang terjadi belum dibebankan pada masing-masing aktivitas. Sedangkan pada metode ABC (Activity Based Costing) dalam menentukan biaya kamar rawat inap, biaya yang terjadi telah dibebankan pada masing-masing aktivitas. Selain itu juga menggunakan dasar lebih dari satu cost driver. Sehingga menghasilkan perhitungan biaya kamar rawat inap jenis perawatan umum pada RSUD Tugurejo Semarang menggunakan metode ABC (Activity Based Costing) sebagai berikut: Kamar Kelas VIP sebesar Rp. 196.656, 00

Kamar Kelas I sebesar Rp. 202.276, 65 Kamar Kelas II sebesar Rp. 148.114, 40 Kamar Kelas III sebesar Rp. 178.466, 54 2. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, terdapat selisih biaya kamar rawat inap dari penetapan pihak RSUD Tugurejo Semarang dengan hasil perhitungan menggunakan metode ABC (Activity Based Costing), yaitu: Kelas VIP sebesar Rp. 83.344, 00 Kelas I sebesar (Rp. 2.276, 65) Kelas II sebesar Rp. 1.885, 60 Kelas III sebesar (Rp. 93.466, 54) DAFTAR PUSTAKA Aditama, T.Y. 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi Kedua Universitas Indonesia Press. Jakarta. Ayu Gusti WA. 2012. Metode Activity Based Costing System Untuk Menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap Pada Rumah Sakit YARSI Pontianak. Carter, W. K. 2009. Akuntansi Biaya. Buku 1 Edisi 14. Salemba Empat. Jakarta. Gani, A. 1997. Analisis Biaya Rumah Sakit, Makalah Seri Manajemen Keuangan Pelayanan Kesehatan. Jakarta. Gorrison, Ray H., and Eric W. N. 2000. Akuntansi Manajerial. Alih Bahasa A. Totok Budisantoso. Edisi Pertama. Salemba empat. Jakarta. Hansen, Don R and Maryanne M Mowen. 2004. Akuntansi Manajemen. Edisi 7. Salemba Empat. Jakarta. Marismiati. 2011. Peranan Metode Activity Based Costing System Dalam Menentukan Harga Rawat Inap. Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi 2. BP STIE YKPN, YK... 2003. Activity Based Cost System Sistem Informasi Biaya untuk Pengurangan Biaya. UPPAMP YKPN. Yogyakarta

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 1 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan. PP No. 1165/MENKES/SK/XI/2007 tentang Pola Tarif Pelayanan Umum. Ririn. 2008. Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Perhitungan Tarif Listrik. Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi Konsep dan Teknik Penyusutan Laporan Keuangan. Jakarta. SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 560/MENKES/SK/IV/2003 tentang Pola Tarif PERJAN Rumah Sakit. Sumarsid. 2012. Pendekatan Metode Activity Based Costing Pada Perencanaan Harga Pokok Produksi Untuk Memperoleh Keunggulan Bersaing. Supriyono, R. A. 1999. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Untuk Teknologi Maju dan Globalisasi. Edisi 2. BPFE. Yogyakarta.. Tunggal, Amin Widjaja. 1992. Activity Based Costing Suatu Pengantar. Rineka Cipta. Jakarta.