PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengapa dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes Nomor. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang sehingga

penyimpanan, (c) mudah pengambilannya, (d) melindungi berkas rekam medis dari bahaya pencurian, bahaya kerusakan fisik, kimiawi dan biologi.

penyimpanan yang dipakai kurang baik, maka akan timbul masalah-masalah yang mengganggu proses ketersediaan berkas rekam medis. Menurut Budi (2011),

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang. bertujuan memberikan pelayana kesehatan yang bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam lemari maka akan timbul kesulitan besar pada saat nanti akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang mendasar bagi setiap individu. Kesehatan juga merupakan topik yang tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013

TINJAUAN PENGGUNAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Petugas. Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Hospital Association dalam Rustiyanto (2010),

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat pembangunan kesejahteraan, pusat pembinaan peran serta

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL TINJAUAN KEERGONOMISAN RUANG FILING RAWAT INAP DI RSUD KOTA SEMARANG. Disusun oleh : Khoerur Rozikin D

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang menaungi tenaga medis. profesional dan terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen,

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Kewajiban lainnya adalah melakukan administrasi. medis yang tertib yaitu dengan sistem dan prosedur yang efisien dan

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. populasi, kebutuhan pemeliharaan sumber daya kesehatan, peningkatan Ilmu. secara efisien dan efektif (Hatta, 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang dapat membantu mewujudkan derajat. kesehatan yang optimal, hal itu di karenakan puskesmas mempunyai dua

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan salah satu ujung tombak dalam hal. kesehatan yang dapat membantu mewujudkan derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit merupakan institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

Evaluasi Kinerja Unit Filing & Retrieving Data di Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Umum Daerah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat mamiliki peran. yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PREDIKSI KEBUTUHAN RAK PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS AKTIF TAHUN 2015 DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di rumah sakit. Rekam medis merupakan catatan tertulis

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang berisi tentang keterangan kesehatan pasien. (2) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/2008,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu instansi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, fungsi rumah sakit antara lain penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia serta penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan. Untuk mewujudkan fungsi-fungsi tersebut, manajemen dan organisasi rumah sakit membagi dalam beberapa unit yang salah satunya mengelola berkas-berkas pasien yang berisi data klinis maupun administratif. Unit ini disebut unit rekam medis sedangkan berkasnya sering disebut berkas rekam medis. Rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan, yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperoleh, serta memuat informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya (Huffman, 1994). Rekam medis sebagai pendokumentasian secara akurat dan lengkap memiliki banyak informasi dan kegunaan baik personal maupun interpersonal. Seperti menyediakan bukti asuhan perawatan 1

2 pasien secara berkesinambungan untuk memudahkan dokter dalam memberikan pengobatan, untuk klaim asuransi kesehatan, dan melindungi kepentingan hukum pasien. Selain itu, membantu dalam menentukan jumlah biaya yang harus dibayarkan pasien, menentukan angka statistik kasus penyakit, angka kematian dan angka kelahiran. Informasi mengenai asuhan dapat membantu petugas medis dalam memonitor dan mengevaluasi kinerja serta mutu pelayanan Rumah Sakit, sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk memperluas pelayanan. Rekam medis juga membantu profesional kesehatan dan mahasiswa dalam mempelajari perawatan pasien dan proses penyakit guna kegiatan penelitian dan riset. Selain itu menurut Depkes RI (1997), rekam medis juga mempunyai kegunaan pada aspek dokumentasi, suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dapat diaplikasikan penerapannya didalam penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis yang cukup efektif dan efisien. Pendokumentasian data medis seorang pasien dapat dilaksanakan dengan mudah dan efektif sesuai aturan serta prosedur yang telah ditetapkan. Oleh karena pentingnya rekam medis sebagai sumber data yang harus didokumentasikan maka rekam medis harus disimpan di tempat yang aman dan untuk digunakan secara terus menerus rekam medis harus bisa diambil dengan cepat untuk menunjang pelayanan medis yang cepat dan akurat. Maka dari itu diperlukan sistem penyimpanan rekam medis yang tepat. Menurut Depkes RI (1997), Sistem penyimpanan rekam medis yang banyak dipakai di rumah sakit saat ini adalah sistem penyimpanan sesntralisasi

3 dan sistem penyimpanan desentralisasi, sedangkan sistem penyimpanan rekam medis dengan penjajaran numerik, yang sering dipraktikan yaitu sistem nomer langsung (straight numerical filing system), sistem angka akhir (terminal digit filing), sistrem angka tengah (middle digit filing system) setiap sistem penyimpanan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti sistem penyimpanan yang diterapkan di Rumah Sakit Islam (RSI) Surakarata adalah sistem sentralisasi dengan sistem penjajaran berkas yang dipakai adalah sistem penjajaran nomor langsung (straight numerical filing system) dan sistem angka akhir (terminal digit filing). Rekam medis sebelum tahun 2010 disimpan dengan sistem nomer langsung sedangkan rekam medis setelah tahun 2010 disimpan dengan sistem angka akhir. Masing-masing sistem memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga perlu dilihat adakah perbedaan waktu dan ketepatan pengambilan berkas rekam medis. Sedangkan waktu penyediaan rekam medis bagi pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan sebagaimana tercantum dalam Permenkes No.129 tahun 2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit waktu peyediaan rekam medis bagi pasien rawat jalan dari mulai pasien mendaftar sampai dengan berkas rekam medis sampai di klinik adalah tidak lebih dari 10 menit. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka diperlukan penelitian untuk mengetahui perbandingan waktu dan ketepatan penyediaan berkas rekam medis dengan penjajaran nomor langsung (straight numerical filing) dengan angka akhir (terminal digit filing) sekaligus mengetahui

4 sudahkah penyediaan berkas rekam medis sesuai standar pelayanan minimal. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan waktu dan ketepatan penyediaan berkas rekam medis dengan penjajaran nomor langsung (straight numerical filing) dengan angka akhir (terminal digit filing) di RSI Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui dan menggambarkan proses penyediaan rekam medis yang disimpan dengan penjajaran nomor langsung (straight numerical filing) dan penjajaran angka akhir (terminal digit filing). b. Mengetahui adakah perbedaan waktu dan ketepatan penyediaan berkas rekam medis dengan penjajaran nomor langsung (straight numerical filing) dengan angka akhir (terminal digit filing) c. Mengetahui rata-rata waktu dan ketepatan penyediaan rekam medis yang disimpan dengan penjajaran nomor langsung (straight numerical filing) dan penjajaran angka akhir (terminal digit filing) dan membandingkan dengan standar pelayanan minimal. d. Mengetahui faktor yang menyebabkan perbedaan waktu dan ketepatan penyediaan berkas rekam medis yang disimpan dengan penjajaran nomor langsung (straight numerical filing) dan penjajaran angka akhir (terminal digit filing).

5 D. Manfaat 1. Manfaat Praktis a. Pihak Rumah Sakit Sebagai bahan masukan dan evaluasi dalam pelaksanaan penyimpanan berkas rekam medis dalam rangka memenuhi salah satu aspek rekam medis yaitu aspek dokumentasi. b. Pihak Peneliti Penenelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman yang berharga secara langsung yaitu di rumah sakit dengan menerapkan teori yang peneliti peroleh di institusi pendidikan. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat diguanakan sebagai tambahan pengetahuan dan referensi dalam mempelajari sistem penyimpanan berkas rekam medis khususnya sistem penyimpanan berkas rekam medis dengan penjajaran nomor langsung (straight numerical filing) dengan angka akhir (terminal digit filing) b. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan alat bantu bagi peneliti lain yang melakukan penelitian dengan tema yang hampir sama dan dapat juga dijadikan sebagai penelitian lanjut.

6 E. Keaslian Penelitian mengenai perbandingan waktu dan ketepatan penyediaan berkas rekam medis pada sistem penyimpanan rekam medis dengan penjajaran nomor langsung (straight numerical filing) dengan angka akhir (terminal digit filing) di Rumah Sakit Islam Surakarta belum pernah dilakukan, akan tetapi penelitian yang memiliki parsamaan dan perbedaan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Anggraini (2012) dengan judul Efektivitas Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis di Puskesmas Kalibawang Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyimpanan berkas rekam medis dengan penjajaran nomor langsung di Puskesmas Kalibawang Kabupaten Kulon Progo serta melihat hambatan-hambatan yang dihadapi selama menggunakan siste penyimpanan tersebut. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta menggunakan rancangan cross sectional. Hasil dari penelitian tersebut adalah peneliti menemukan di Puskesmas Kalibawang Kabupaten Kulon Progo sistem penyimpanan rekam medis dengan penjajaran nomor langsung belum efektif. Dilihat dari peleksanaan serta penyimpanan berkas rekam medis masih terjadi hambatan-hambatan yang mempengaruhi pelayanan kepada pasien. Hambatan penggunaan sistem penyimpanan dengan penjajaran nomor langsuang yaitu terkait dengan prosedur tentang palaksanaan sistem penyimpanan, sumber daya manusia (SDM), dan sarana penyimpanan. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut yaitu menata berkas rekam medis dengan di urutkan sesuai urutan

7 nomor, petugas berusaha mencari berkas yang hilang, petugas membuat rekam medis baru bagi pasien lama untuk memperlancar pelayanan, merencanakan perubahan sistem penyimpanan, dan bagi dokter, perawat, dan bidan mengembalikan berkas rekam medis ke bagian pendaftaran. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Anggraini (2012) adalah sama-sama meneliti sistem penyimpanan dengan penjajaran nomor langsung dengan metode deskriptif. Perbedaan penelitian ini dengan Anggraini (2012) pada bagian perbandingan. Penelitian ini membandingkan sistem pnyimpanan dengan penjajaran nomor langsung dengan sistem penyimpanan dengan penjajaran angka akhir serta pada metode pendekatan yang diterapkan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif sedangkan Anggraini (2010) menerapkan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. 2. Rachman (2012) dengan judul Efektivitas Penggunaan Rak Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Jalan di RSUD Tidar Magelang. Penelitian racman (2012) bertujuan untuk mengetahui pelaksanan penggunaan rak roll o pack di ruang penyimpanan berkas rekam medis rawat jalan. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan rak roll o pack di ruang penyimpanan berkas rekam medis rawat jalan. Penelitian Rachman (2012) menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta dengan memberikangambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti, memberikan gambaran yang dilihat pada waktu observasi dan

8 membandingkannya dengan teori. Subjek penelitian Rachman (2012) terdiri dari tiga petugas rekam medis dan objek penelitian rachman (2012) adalah pelaksanaan kegiatan rekam medis di RSUD Tidar Magelang. Hasil dari penelitian Rachman (2012) menunjukan bahwa permasalahan yang ada di RSUD Tidar Kota Magelang yaitu meliputi pelekasanaan penyimpanan berkas rekam medis rawat jalan. Rumah sakit melakukan pembaruan fasilitas yaitu mengganti rak terbuka dengan roll o pack itu sedikit membuat petugas kewalahan dalam penggunaannya karena belum terbiasa dan kuran penyuluhan tentang penggunaannya. Hal itu sedikit menghambat dalam pelayanan kepada pasien. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rachman (2012) adalah pada segi hal yang ingin diketahui yaitu penympanan rekam medis selain itu metode penelitian yang digunakan juga sama yaitu menggunakan metode deskriptif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rachman (2012) yaitu pada objek yang di teliti panelitian Rachman (2012) meneliti efektivitas rak penyimpanan sedangkan penelitian ini meneliti efektivitas sistem penyimpanan dengan penjajaran nomor. 3. Murtiningtyas (2012) dengan judul Pelaksanaan Penyediaan Berkas Rekam Medis Rawat Jalan Di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta penelitian Murtiningtyas ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan berkas rekam medis rawat jalan. Dilaksanakan dengam metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta dengan menggunakan rancangan cross sectional. Hasil dari penelitian Murtiningtya (2012) adalah gambaran pelaksanaan penyediaan berkas rekam meddis rawat jalan melalui 6 proses, Yaitu : pasien mendaftar di TPP, petugas meng-entry

9 data pasien, mencetak nomor antrian, petugas menyiapkan tracer, petugas filing mencari berkas di rak penyimpanan, berkas disiapkan. Rata-rata kecepatan penyediaan berkas rekam medis diperoleh hasil 6 menit 32 detik. Waktu tercepat dalam penyediaan berkas rekam medis yaitu 2 menit 05 detik, sedangkan waktu terlama dalam penyediaan berkas rekam medis raitu 16 menit 01 detik. Sedangkan modus adalah 5 menit (sebanyak 23 berkas rekam medis dari total 100 sampel). Faktorfaktor yang mempengaruhi penyediaan berkas rekam medis adalah faktor sarana dan SDM (Sumber daya Manusia). Faktor sarana meliputi alattulis, pervorator, komputer, aliran listrik. Sedangkan faktor SDM (Sumber daya Manusia) nmeliputi kekompakan dan koordinasi antar petugas, tganggung jawab dan kerja setiap petugas. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti laksanakan adalah sama-sama meneliti kecepatan penyediaan berkas rekam medis di suatu rumah sakit. Penelitian Murtiningtyas (2012) dengan penelitian yang akan peneliti laksanakan memiliki beberapa perbedaan yaitu dari segi metode pendekatan yang diterapkan. Penelitian Murtiningtyas (2012) menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan peneliti menggunakan pendekatan kuantitif, selain itu penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah mendeskripsikan perbandingan kecepatan penyediaan berkas pada dua sistem penjajaran berkas yang berbeda sedangkan penelitian Murtiningtyas (2012) mendeskripsikan pelaksanaan penyediaan berkas saja.