BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. afektif. Kompetensi kognitif, keterampilan, dan afektif harus diuji dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berbasis kompetensi. Penilaian diperlukan sebagai bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kemampuan professional yang optimal. Untuk membentuk

KECEMASAN MAHASISWA MENGHADAPI OBJECTIVE STRUCTURAL CLINICAL EXAMINATION (OSCE)

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres

BAB I PENDAHULUAN. Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan,

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULAN. Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

BAB V PEMBAHASAN. Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Uji Kompetensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan banyak bergantung pada proses belajar yang dialami siswa

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium. Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih luas yaitu rasional dan obyektif (Sudaryanto, 2008).

PERKULIAHAN 3: EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALAT EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan adalah reaksi normal terhadap situasi tertentu. Semua orang pernah

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN

BAB I PENDAHULUAN I.A.

SKRIPSI Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aman dan etis (College of Nurses of Ontario, 2014). Salah satu kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan serta sesuai kebutuhan masyarakat (Febriyani, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. pihak instansi diantaranya ada Metode checklist biasanya digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prasarana, fisik sekolah, kualitas guru, pemutakhiran kurikulum,dan juga tidak

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk menghafal, dan bukan untuk berpikir secara kreatif, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasien dengan gangguan saluran perkemihan. Kateter sendiri mengganggu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk memperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai efek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berupa pergerakan sendi,

BAB I PENDAHULUAN. hasil penelitian yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan keperawatan merupakan suatu proses pembentukan tenaga

HASIL KUISIONER TRACER STUDY ALUMNI 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN menjadi kurikulum KKNI (kerangka kualifikasi nasional Indonesia) (Dinas

DEWI KUSUMA WARDHANI F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puncak dari seluruh kegiatan akademik di bangku kuliah adalah menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Responden. a. Jenis Kelamin dan Usia. Berdasarkan rekapitulasi data, sebagian besar responden

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. 2 Studi di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik

Gambar 3.1 Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Contoh peran pendidikan yang nyata bagi perkembangan dan

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab II ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori-teori yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai latar belakang, rumusan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

terjadi disebabkan oleh peristiwa yang lain. Untuk mengetahui hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kadang berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Salah satu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2015 PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM

BAB V PEMBAHASAN. A. Kecemasan pada Mahasiswa Kedokteran saat Menghadapi OSCE

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Di tahun 2009 angka pengangguran terdidik telah mencapai

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, perlu ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2003, UN merupakan kegiatan penilaian hasil belajar siswa yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB II LANDASAN TEORI. emosional dengan adanya ciri-ciri seperti keterangsangan fisiologis, perasaan

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat di Indonesia (KKI, 2012).

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

Analisis Dampak Program Sekolah Lima Hari (PS5H) terhadap Efektivitas Perilaku Belajar Matematika Siswa dan Kecemasan Matematika (Math Anxiety)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e.

Standard Operating Procedure. PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi didefinisikan sebagai interaksi sosial yang terjadi melalui pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika dengan Prestasi Akademik Matematika pada Remaja, Jurnal fakultas Psikologi Universitas Guna Dharma.

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Dari hasil analisa utama bab 4 dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial teman

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks. Hal ini disebabkan aspek-aspek dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Asesmen merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Stres dalam belajar adalah perasaan yang dihadapi oleh seseorang ketika

Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Ujian selalu menjadi agenda penting dalam pendidikan ( Schuwirth dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan tinggi memiliki tujuan yaitu menyiapkan peserta didik menjadi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kesehatan gigi dan mulut dapat dilihat dari kebersihan gigi dan mulutnya.

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Di mulai dengan perumusan masalah

SISTEM PENILAIAN KTSP. Sosialisasi KTSP

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi lulusan pendidikan ilmu kesehatan termasuk pendidikan ilmu kedokteran gigi meliputi kognitif, skill, dan afektif. Kompetensi kognitif, skill dan afektif harus diuji dengan asesmen yang sesuai dengan pencapaian level kompetensi yang dimiliki individu. Asesmen knowledge melalui uji tulis, untuk menguji kemampuan kognitif. Asesmen skill untuk menguji kemampuan psikomotor. Asesmen untuk menguji kemampuan afektif adalah melalui tes dan non tes. Assessment atau penilaian skill untuk menguji kemampuan psikomotor menggunakan metode Objective Structured Clinical Examination (OSCE). OSCE merupakan format uji yang sekarang banyak digunakan oleh berbagai institusi pendidikan kesehatan di dunia. OSCE adalah ujian klinik yang memenuhi kaidah asesmen yaitu valid dan reliabel. OSCE merupakan suatu test untuk menguji kemampuan skill mahasiswa. Mahasiswa wajib mendemonstrasikan kemampuan skill yang dimiliki dengan kondisi yang dibuat berbeda-beda (Watson, 2002), dalam format ujian ini mahasiswa (kandidat) akan melewati beberapa stasiun yang setiap stasiun menguji skill yang berbeda dengan penguji yang berbeda beda, pada setiap stasiun kandidat akan diuji dalam waktu 5 10 menit di bawah pengamatan penguji, setelah itu akan terdengar tanda dan kandidat harus berpindah ke lain statiun. Hasil data pelaksanaan OSCE di Fakultas Kedokteran Gigi UNISSULA sejak tahun 2008 sampai 2013, menunjukkan kelulusannya antara 30% sd 50%. Pedoman akademik fakultas menyebutkan apabila mahasiswa tidak 1

lulus ujian OSCE diberi kesempatan remedial sampai 2 kali. Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa rata-rata 30 % mahasiswa tidak lulus dan remedial ke 3 menunjukkan rata rata 10 % mahasiswa tidak lulus sehingga harus mengulang tahun berikutnya. Data kelulusan tersebut didukung dengan situasi ujian, mengakibatkan mahasiswa ketika ujian gugup, takut dan tidak percaya diri. Pada survey pendahuluan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) yang dilakukan oleh peneliti terhadap 44 mahasiswa angkatan 2010 dan 2011 menunjukkan bahwa 43 diantaranya yaitu sekitar 98% menyatakan bahwa mereka gugup dan takut ketika akan menjalani OSCE. Perasaan itu menyebabkan mereka tidak mampu berfikir secara jernih dan menjadi tidak teliti ketika membaca soal. Mahasiswa banyak yang tidak lulus pada sebagian besar stasiun, saat ditanya apakah OSCE terasa sulit sehingga tidak lulus, mahasiswa menjawab bahwa sebetulnya OSCE mudah dan tidak sulit. Penelitian yang dilakukan oleh Furlong (2005) menyatakan bahwa 90% mahasiswa merasa OSCE adalah peristiwa yang penuh tekanan (stressful), walaupun mahasiswa sudah mempersiapkan dengan baik. Keadaan penuh tekanan dialami baik itu oleh mahasiswa yang baru sekali menghadapi OSCE maupun yang sudah berkali-kali menghadapi OSCE (Fidment, 2009), sehingga berdampak buruk pada performance mahasiswa (Rushfort, 2007). Kondisi takut, gugup, tidak percaya diri menurut Zeidner (1998) merupakan gejala kecemasan. Kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri adanya respon fisiologis, perasaan tegang tidak menyenangkan dan mengeluhkan sesuatu yang buruk akan terjadi (Nevid, Rathus dan Greene, 2005). Dampak kecemasan mengakibatkan 2

berkurangnya kemampuan mahasiswa untuk mengerjakan soal dengan baik sehingga hasil ujiannya menjadi buruk. Hancock (2001). Persoalan di atas menyebabkan penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah hubungan antara kecemasan dan nilai OSCE dan faktor-faktor apa yang menimbulkan kecemasan mahasiswa ketika menghadapi OSCE? C. Tujuan Penelitian 1. Umum Mengetahui hubungan kecemasan dengan nilai OSCE 2. Khusus a. Mengetahui tingkat kecemasan mahasiswa ketika menghadapi OSCE b. Mengetahui apa penyebab kecemasan mahasiswa ketika menghadapi OSCE D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang faktor kecemasan yang mempengaruhi nilai OSCE mahasiswa. 3

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh institusi untuk meminimalisasi faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan mahasiswa, sehingga akan meningkatkan nilai OSCE. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang faktor kecemasan yang mempengaruhi hasil belajar kognitif mahasiswa sudah banyak, tetapi penelitian tentang hasil belajar OSCE masih sedikit, antara lain: 1. Brand dan Klein (2008) melakukan penelitian tentang tingkat kecemasan mahasiswa ketika mengerjakan OSCE dibandingkan dengan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi tes tertulis (knowledge). Penelitian tersebut melibatkan mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Belanda tahun ketiga. Pengumpulan data menggunakan kuesioner beskala dari State Strait Anxiety yang terdiri dari 20 pernyataan. Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama mengukur kecemasan mahasiswa dan subyek penelitian melibatkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. Perbedaannya Brand dan Klein tidak mengaitkan tingkat kecemasan dengan nilai hasil OSCE sedang penelitian yang penulis lakukan mengaitkan antara tingkat kecemasan dengan nilai hasil OSCE kemudian dicari lagi penyebabnya dengan wawancara mendalam. Pengumpulan data yang dilakuan oleh penulis menggunakan angket kecemasan yang diadaptasi dari Test Anxiety Inventory oleh Spelberger,, kemudian disesuaikan dengan kondisi OSCE berdasarkan teori di BAB II 2. Fidment (2012) melakukan penelitian tentang pengalaman mahasiswa dalam menjalani OSCE. Hasilnya didapatkan bahwa mahasiswa mengalami kecemasan baik sebelum OSCE maupun pada waktu 4

menjalani OSCE. Tetapi penelitian ini tidak mengkaitkan dengan performa OSCE mahasiswa. Penelitian melibatkan mahasiswa Fakultas Kesehatan di UK. Pengumpulan data menggunakan cara wawancara secara individual. 3. Mavis (2001) melakukan penelitian tentang self-efficacy mahasiswa dikaitkan dengan. performa OSCE mahasiswa. Self Efficacy adalah keyakinan seseorang bahwa dia mampu mengerjakan. Penelitian juga mengkaitkan dengan kecemasan yang timbul sewaktu mahasiswa menjalani OSCE. Selain itu itu peneliti juga mengkaitkan kesiapan mahasiswa dan pengetahuan mereka terhadap performa OSCE mereka. Penelitian melibatkan 113 mahasiswa Kedokteran di Universitas Michigan State tahun kedua. Data diambil dari checklist, untuk mengetahui performa OSCE dan kuesioner untuk mengetahui kesiapan dan kecemasan mahasiswa. Data tentang knowledge diambil dari data fakultas selama 2 tahun mahasiswa mengikuti kuliah di fakultas kedokteran 5