BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi lulusan pendidikan ilmu kesehatan termasuk pendidikan ilmu kedokteran gigi meliputi kognitif, skill, dan afektif. Kompetensi kognitif, skill dan afektif harus diuji dengan asesmen yang sesuai dengan pencapaian level kompetensi yang dimiliki individu. Asesmen knowledge melalui uji tulis, untuk menguji kemampuan kognitif. Asesmen skill untuk menguji kemampuan psikomotor. Asesmen untuk menguji kemampuan afektif adalah melalui tes dan non tes. Assessment atau penilaian skill untuk menguji kemampuan psikomotor menggunakan metode Objective Structured Clinical Examination (OSCE). OSCE merupakan format uji yang sekarang banyak digunakan oleh berbagai institusi pendidikan kesehatan di dunia. OSCE adalah ujian klinik yang memenuhi kaidah asesmen yaitu valid dan reliabel. OSCE merupakan suatu test untuk menguji kemampuan skill mahasiswa. Mahasiswa wajib mendemonstrasikan kemampuan skill yang dimiliki dengan kondisi yang dibuat berbeda-beda (Watson, 2002), dalam format ujian ini mahasiswa (kandidat) akan melewati beberapa stasiun yang setiap stasiun menguji skill yang berbeda dengan penguji yang berbeda beda, pada setiap stasiun kandidat akan diuji dalam waktu 5 10 menit di bawah pengamatan penguji, setelah itu akan terdengar tanda dan kandidat harus berpindah ke lain statiun. Hasil data pelaksanaan OSCE di Fakultas Kedokteran Gigi UNISSULA sejak tahun 2008 sampai 2013, menunjukkan kelulusannya antara 30% sd 50%. Pedoman akademik fakultas menyebutkan apabila mahasiswa tidak 1
lulus ujian OSCE diberi kesempatan remedial sampai 2 kali. Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa rata-rata 30 % mahasiswa tidak lulus dan remedial ke 3 menunjukkan rata rata 10 % mahasiswa tidak lulus sehingga harus mengulang tahun berikutnya. Data kelulusan tersebut didukung dengan situasi ujian, mengakibatkan mahasiswa ketika ujian gugup, takut dan tidak percaya diri. Pada survey pendahuluan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) yang dilakukan oleh peneliti terhadap 44 mahasiswa angkatan 2010 dan 2011 menunjukkan bahwa 43 diantaranya yaitu sekitar 98% menyatakan bahwa mereka gugup dan takut ketika akan menjalani OSCE. Perasaan itu menyebabkan mereka tidak mampu berfikir secara jernih dan menjadi tidak teliti ketika membaca soal. Mahasiswa banyak yang tidak lulus pada sebagian besar stasiun, saat ditanya apakah OSCE terasa sulit sehingga tidak lulus, mahasiswa menjawab bahwa sebetulnya OSCE mudah dan tidak sulit. Penelitian yang dilakukan oleh Furlong (2005) menyatakan bahwa 90% mahasiswa merasa OSCE adalah peristiwa yang penuh tekanan (stressful), walaupun mahasiswa sudah mempersiapkan dengan baik. Keadaan penuh tekanan dialami baik itu oleh mahasiswa yang baru sekali menghadapi OSCE maupun yang sudah berkali-kali menghadapi OSCE (Fidment, 2009), sehingga berdampak buruk pada performance mahasiswa (Rushfort, 2007). Kondisi takut, gugup, tidak percaya diri menurut Zeidner (1998) merupakan gejala kecemasan. Kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri adanya respon fisiologis, perasaan tegang tidak menyenangkan dan mengeluhkan sesuatu yang buruk akan terjadi (Nevid, Rathus dan Greene, 2005). Dampak kecemasan mengakibatkan 2
berkurangnya kemampuan mahasiswa untuk mengerjakan soal dengan baik sehingga hasil ujiannya menjadi buruk. Hancock (2001). Persoalan di atas menyebabkan penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah hubungan antara kecemasan dan nilai OSCE dan faktor-faktor apa yang menimbulkan kecemasan mahasiswa ketika menghadapi OSCE? C. Tujuan Penelitian 1. Umum Mengetahui hubungan kecemasan dengan nilai OSCE 2. Khusus a. Mengetahui tingkat kecemasan mahasiswa ketika menghadapi OSCE b. Mengetahui apa penyebab kecemasan mahasiswa ketika menghadapi OSCE D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang faktor kecemasan yang mempengaruhi nilai OSCE mahasiswa. 3
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh institusi untuk meminimalisasi faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan mahasiswa, sehingga akan meningkatkan nilai OSCE. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang faktor kecemasan yang mempengaruhi hasil belajar kognitif mahasiswa sudah banyak, tetapi penelitian tentang hasil belajar OSCE masih sedikit, antara lain: 1. Brand dan Klein (2008) melakukan penelitian tentang tingkat kecemasan mahasiswa ketika mengerjakan OSCE dibandingkan dengan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi tes tertulis (knowledge). Penelitian tersebut melibatkan mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Belanda tahun ketiga. Pengumpulan data menggunakan kuesioner beskala dari State Strait Anxiety yang terdiri dari 20 pernyataan. Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama mengukur kecemasan mahasiswa dan subyek penelitian melibatkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. Perbedaannya Brand dan Klein tidak mengaitkan tingkat kecemasan dengan nilai hasil OSCE sedang penelitian yang penulis lakukan mengaitkan antara tingkat kecemasan dengan nilai hasil OSCE kemudian dicari lagi penyebabnya dengan wawancara mendalam. Pengumpulan data yang dilakuan oleh penulis menggunakan angket kecemasan yang diadaptasi dari Test Anxiety Inventory oleh Spelberger,, kemudian disesuaikan dengan kondisi OSCE berdasarkan teori di BAB II 2. Fidment (2012) melakukan penelitian tentang pengalaman mahasiswa dalam menjalani OSCE. Hasilnya didapatkan bahwa mahasiswa mengalami kecemasan baik sebelum OSCE maupun pada waktu 4
menjalani OSCE. Tetapi penelitian ini tidak mengkaitkan dengan performa OSCE mahasiswa. Penelitian melibatkan mahasiswa Fakultas Kesehatan di UK. Pengumpulan data menggunakan cara wawancara secara individual. 3. Mavis (2001) melakukan penelitian tentang self-efficacy mahasiswa dikaitkan dengan. performa OSCE mahasiswa. Self Efficacy adalah keyakinan seseorang bahwa dia mampu mengerjakan. Penelitian juga mengkaitkan dengan kecemasan yang timbul sewaktu mahasiswa menjalani OSCE. Selain itu itu peneliti juga mengkaitkan kesiapan mahasiswa dan pengetahuan mereka terhadap performa OSCE mereka. Penelitian melibatkan 113 mahasiswa Kedokteran di Universitas Michigan State tahun kedua. Data diambil dari checklist, untuk mengetahui performa OSCE dan kuesioner untuk mengetahui kesiapan dan kecemasan mahasiswa. Data tentang knowledge diambil dari data fakultas selama 2 tahun mahasiswa mengikuti kuliah di fakultas kedokteran 5