BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan keinginan atau kebutuhannnya dapat dipenuhi oleh pihak lain.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi, baik organisasi non-profit ataupun organisasi profit tentunya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaannya Oleh karena itu keberadaan suatu perusahaan yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penggerak utama dari seluruh kegiatan atau aktifitas dalam mencapai tujuan sekaligus untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan dan motivasi merupakkan sebagian dari masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dalam kehidupan suatu perusahaan, baik itu perusahaan swasta

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dukungan dari berbagai kelompok atau publiknya. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok atau organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. komunitas wanita dibandingkan pria, termasuk dalam bisnis online. Hal inilah. untuk mengelola portal website khusus untuk wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM)

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan berbagai elemen dalam sebuah organisasi; yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam organisasi modern keberadaan komunikasi demikian pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

BAB I PENDAHULUAN. yang pada masa itu mendukung Indonesia menjadi bagian dari perdagangan

EKSTERNAL PUBLIC RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. Hasnur Group yang awalnya bergerak pada bidang angkutan sungai tradisional

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pers menurut Ronald D. Smith adalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Dalam upaya mencapai tujuan-tujuan tersebut maka dibutuhkan

B A B I PENDAHULUAN. beragam, sehingga makin disadari bahwa pelayanan dan kepuasan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya untuk meningkatkan prestasi dalam rangka pencapaian tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang, dunia pemasaran sudah semakin ketat, disini

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam berorganisasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok dan sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keberlangsungan hidup, manusia memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya hakekat yang terkandung dalam komunikasi adalah adanya

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu tindakan yang konsekuen dan sistematis mengenai hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik

KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN UNTUK MENGEFEKTIFKAN ORGANISASI KEPEMIMPINAN 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Jamsostek (Persero) mengenai proses kerja yang dilakukan Public Relations

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

2016 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. di semua level. Istilah publik internal atau publik karyawan mengacu pada baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya. Dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERNYATAAN VISI MISI DAN PRODUKTIVITAS KERJA. (Studi Korelasional Tentang Pernyataan Visi dan Misi PT. PLN (Persero)

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan tidak terjadi saling tukar

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu profesi yang dinamakan Public Relations atau yang dialihbahasakan

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari hari,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan oleh pejabat-pejabat pemerintahan. Itu merupakan satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kompleks jelasnya media adalah pemain utama dalam komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat

BAB I PENDAHULUAN. arti luas yaitu sebagai Aset utama dalam organisasi yang harus dikelola dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyamakan persepsi antar sesama manusia. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi baik organisasi bisnis maupun organisasi non bisnis membutuhkan komunikasi untuk melaksanakan aktivitasnya. Setiap orang yang berada di dalam organisasi tidak dapat mengindarkan diri dari komunikasi jika dia mengharapkan keinginan atau kebutuhannnya dapat dipenuhi oleh pihak lain. Oleh karena itu, komunikasi menempati posisi yang strategis di dalam organisasi. Semua konsep dan pendekatan ataupun model yang dikenal dalam teori organisasi dan manajemen mutlak memerlukan komunikasi. Melalui komunikasilah maka berbagai pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dapat saling berhubungan secara efektif dan efisien, membina hubungan, menjalankan tugas serta fungsi mereka. Komunikasi digunakan untuk menyampaikan informasi, gagasan, opini ataupun perintah dari atasan kepada bawahan maupun dari bawahan kepada atasan, antar pimpinan maupun antar karyawan. Bagaimana informasi diterima, disebarluaskan kepada yang lain, bagaimana pesan diproses dan respon yang diberikan menunjukkan adanya sebuah proses atau aktivitas komunikasi. Aktivitas komunikasi juga dilakukan organisasi kepada masyarakat luar (publik eksternal) sebagai sasaran organisasinya. Akan tetapi hubungan yang terpenting dalam organisasi adalah hubungan dengan semua karyawan di semua level seperti pekerja lini produksi manajer dan penyelia, staff administrasi, pendukung fasilitas dan sebagainya. Dengan kata lain publik internal adalah 12

publik paling penting bagi semua organisasi. Sehingga komunikasi didalam organisasi juga bisa dikatakan lebih penting daripada komunikasi eksternal, karena organisasi harus berfungsi efektif dalam mencapai tujuannya guna menjaga kelangsungan hidupnya. Setiap organisasi atau perusahaan didirikan pasti dengan sebuah tujuan yang jelas yang ingin dicapai. Antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain memiliki tujuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan akan melakukan aktivitasnya, membuat sebuah keputusan atau kebijakan dengan melihat kepada tujuan tersebut. Tujuan organisasi ini hendaknya dihayati oleh seluruh anggota organisasi sehingga setiap anggota diharapkan mendukung pencapaian tujuan organisasi melalui partisipasi mereka secara individual. Sebagai seorang karyawan, bekerja tidak hanya untuk mencapai kepentingan pribadinya yaitu untuk mendapatkan gaji tetapi karyawan juga harus bekerja untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan tempatnya bekerja, karena dengan masuknya seseorang atau bekerja pada sebuah perusahaan artinya secara otomatis dia menerima tujuan organisasi tersebut dan memainkan peranannya untuk mencapai tujuan tersebut. Pada saat seseorang diterima bekerja di suatu perusahaan untuk pekerjaan/jabatan tertentu, pada tenaga kerja tersebut perlu dijelaskan peran apa yang dituntut daripadanya oleh perusahaan. Kejelasan tentang peran dalam arti bahwa seorang tenaga kerja memahami dan menyetujui apa yang diharapkan merupakan salah satu faktor yang menentukan produktivitasnya. Jika tidak ada kesesuaian pendapat antara tenaga kerja dan pimpinan mengenai peran tersebut, maka produktivitas yang tinggi dalam bekerja akan sulit dicapai. 13

Sebagaimana defenisi organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama maka tujuan organisasi perlu dan harus dikomunikasikan secara terus-menerus agar setiap publik internal tetap fokus kepada tujuan itu dalam melakukan kegiatan organisasinya melalui peran atau jabatan yang didudukinya. Untuk mengkomunikasikan tujuan-tujuan tersebut dibutuhkan divisi atau orang-orang untuk mengatur strategi bagaimana mengkomunikasikan hal tersebut. Dan dalam hal ini Public relations merupakan salah satu bidang yang bertangggung jawab untuk hal tersebut. PR oleh Institute of Public Relations (IPR) didefenisikan sebagai disiplin untuk menjaga reputasinya. Sebuah departemen PR yang dikelola dengan baik akan dihormati secara internal dan mudah memperoleh sekutu guna membantu mencapai tujuan-tujuannya. Sebuah departemen yang dihormati secara eksternal akan dipercaya, dihargai pendapatnya dan menjadi aset perusahaan. Hal inilah yang mendorong mengapa sangat penting untuk memperhitungkan faktor tersebut dalam memahami alasan mengapa praktik manajemen yang baik sangat berpengaruh bagi PR yang sukses. Departemen PR harus memanajemen bagaimana tujuan perusahaan dikomunikasikan kepada publik internal sehingga setiap anggota perusahaan memahami dan bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan. Tujuan sebuah organisasi biasanya terdapat dalam visi misi organisasi. Dimana visi merupakan gambaran tentang tujuan organisasi dalam pengertian yang luas dan merupakan titik awal untuk menyusun misi organisasi secara spesifik. Visi misi ini harus dikomunikasikan kepada publik internal melalui 14

hubungan internal. Pernyataan visi mengungkapkan sasaran strategis dan tujuan masa depan dari sebuah organisasi. Pernyataan visi merupakan alat penting bagi hubungan internal terutama untuk membantu mengelola reaksi terhadap perubahan dalam lingkungan. Sementara itu, pernyataan misi membantu karyawan menentukan prioritas dan tujuan, sehingga semua anggota berkomitmen untuk mencapai misi yang dinyatakan dalam pernyataan tersebut. Pernyataan misi mendorong angota organisasi untuk fokus pada kekuatannya dengan menekankan area dan atribut dimana ia pernah sukses. Akan tetapi sering kali visi dan misi dalam sebuah perusahaan kurang diperhatikan sehingga kurang dikomunikasikan secara kontinue karena telah adanya iklim kerja yang terpola yang membuat para karyawan bekerja menjalani rutinitas yang mungkin membuat jenuh dan bosan yang akhirnya kehilangan semangat kerja. Oleh sebab itu, visi dan misi ini sangat penting dikomunikasikan untuk mendorong kembali gairah dan semangat kerja sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Karena setiap karyawan akan kembali bersemangat mengerjakan tugasnya karena melihat kembali pada tujuan yang ingin dicapai. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah unit bisnis dari PT. PLN (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) melalui Undang-Undang nomor 15 tahun 1985 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 tahun 1994, sebagai perusahaan penyedia tenaga listrik bagi kepentingan umum (obligation to supply) di seluruh wilayah Indonesia pada 15

umumnya dan secara khusus PLN Wilayah Sumatera Utara melayani kebutuhan distribusi energi listrik bagi masyarakat Sumatera Utara. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara melayani pelanggan mencakup seluruh wilayah Sumatera Utara yang didukung oleh 8 cabang dan 64 ranting rayon dengan jumlah karyawan pada tahun 2008 mencapai 1.691 karyawan. Perusahaan ini menjalankan kegiatan perusahaannya dengan membawa visi Diakui Sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh Kembang, Unggul dan Terpercaya dengan Bertumpu pada Potensi Insani. Visi ini dikejawantahkan dalam 4 misi yaitu (1) menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi kepada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham, (2) menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, (3) mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi, (4) menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan (Profil Perusahaan PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara). Visi dan misi yang diemban oleh PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara tersebut adalah sebuah tujuan yang sangat besar yang jika dipahami dengan baik akan mempengaruhi produktivitas para karyawan. Sebagaimana status perusahaan ini yang melayani kebutuhan akan listrik pada khalayak Sumatera Utara dalam penyediaan sumber energi listrik, maka setiap karyawan haruslah memiliki produktivitas yang tinggi sehingga dapat memuaskan pelanggannya dan tujuan organisasi dapat tercapai. Oleh karena itu, dibutuhkan penghayatan dan pelaksanaan yang serius akan visi dan misi dari semua publik internal. Dari yang peneliti amati saat mengadakan praktek kerja lapangan di perusahaan tersebut tampak adanya sebuah suasana kerja yang sudah terpola atau 16

rutinitas. Karyawan pada pagi hari datang ke kantor, mengisi absensi, menyapa sekilas antara satu dengan yang lain dan ada juga yang langsung masuk ke ruang kerja masing-masing. Beberapa karyawan datang dengan bersemangat dan beberapa lagi datang dengan ekspresi biasa-biasa saja. Jika kembali melihat visi dan misi perusahaan tersebut harusnya dapat mendorong dan menjadi penggerak bagi semua karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya dan tentu saja visi misi itu harus dikomunikasikan sehingga karyawan dapat memahami tujuan perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pernyataan visi misi PT. PLN (Persero) terhadap produktivitas kerja karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, yang menjadi perumusan masalahnya adalah apakah terdapat pengaruh pernyataan visi dan misi PT. PLN (Persero) terhadap produktivitas kerja karyawan di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara? 17

I.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan masalah yang diteliti mengenai pengaruh visi dan misi PT. PLN (Persero) terhadap produktivitas kerja karyawan di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, maka pembatasan masalah dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Penelitian mengenai visi dan misi PT. PLN (Persero) terhadap produktivitas kerja karyawan di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara cukup aktual untuk diteliti saat ini. 2. Penelitian ini dibatasi di lingkungan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, dimana unit analisis penelitian yang dipilih dan ditetapkan adalah karyawan tetap di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. 3. Penelitian ini layak diteliti sebagai suatu karya ilmiah karena didukung oleh fasilitas data yang tersedia sehingga penelitian ini dimungkinkan selesai tepat pada waktunya. 4. Penelitian ini layak untuk diteliti karena dilihat dari jarak geografis antara lokasi penelitian dengan tempat tinggal penulis sangat dimungkinkan sehingga kelangsungan penelitian dapat diselesaikan tepat pada waktunya. 18

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. untuk mengetahui pemahaman karyawan terhadap visi dan misi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. b. untuk mengetahui metode dan teknik penyampaian visi dan misi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara terhadap karyawannya. c. untuk mengetahui pengaruh pernyataan visi dan misi PT. PLN (Persero) terhadap produktivitas kerja karyawan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara I.4.2 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah : a. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menguji pengalaman teoritis penulis selama mengikuti studi di FISIP USU pada Departemen Ilmu Komunikasi b. Secara akademis, melalui penelitian yang dilakukan merupakan sumbangsih penulis terhadap almamater dalam mengembangkan pengetahuan mengenai pengaruh pernyataan visi dan misi PT. PLN (Persero) terhadap produktivitas kerja karyawan di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara kepada civitas akademika FISIP USU terutama Departemen Ilmu Komunikasi. 19

c. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi PT PLN (Persero) Wilayah Sumut dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawannya. I.5 Kerangka Teori Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk menggunakan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Kerlinger menyebutkan teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6). Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah: 1.5.1 Komunikasi Secara etimologis istilah komunikasi dalam bahasa bahasa Inggris yaitu communicatio yang berasal dari kata Latin communis yang artinya sama. Maksudnya bila seseorang mengadakan kegiatan komunikasi dengan sesuatu pihak maka orang tersebut cenderung berusaha untuk mengadakan persamaan arti dengan pihak lain yang menjadi lawan komunikasinya atau menyamakan dirinya dengan yang diajak berkomunikasi. Dengan demikian diharapkan akan memperoleh suatu kesamaan arti. Kesepakatan arti disini dibatasi kepada pengertian bahasa dan makna dari objek yang diperbincangkan (Lubis, 2007:6). Komunikasi memiliki defenisi yang berbeda-beda dari setiap orang dengan bidang dan tujuan masing-masing. Arni Muhammad mendefinisikan komunikasi 20

dalam konteks organisasi sebagai pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku (Muhammad, 2007:4). Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan komunikasi dari seseorang atau sekelompok kepada seseorang atau sekelompok lain. Kegiatan komunikasi meliputi komponen-komponen seperti sumber, pesan, saluran, penerima, gangguan, proses penyampaian, arus balik dan efek. Kegiatan komunikasi meliputi komunikasi intraindividu, antar individu, kelompok kecil, public speaking, komunikasi massa dan komunikasi antar kebudayaan (Lubis, 2007:11). I.5.2 Komunikasi Organisasi Herber memberikan defenisi komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan, hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Sedangkan Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal atau komunikasi dari atasan kepada bawahan (downward communication) dan komunikasi dari bawahan kepada atasan (upward sommunication) (Muhammad, 2007:65). Meskipun bermacam-macam persepsi dari ahli mengenai komunikasi organisasi ini, namun demikian ada beberapa hal yang umum dapat disimpulkan, yaitu: 21

1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal. 2. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, dan arah media. 3. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya dan keterampilan (skill) Sehingga apabila disimpulkan maka diperolah bahwa komunikasi organisasi itu merupakan proses untuk mencipta dan saling tukar-menukar pesan dalam rangkaian hubungan yang saling bergantung antara satu dengan yang lain untuk menyelesaikan masalah yang berlaku di lingkungannya yang tidak menentu. Fungsi komunikasi dalam sebuah organisasi ada empat yaitu: 1. Fungsi informatif 2. Fungsi regulatif 3. Fungsi persuasif 4. Fungsi integratif (Sendjaja, 2005:4.8) I.5.3 Manajemen Public Relations Untuk merancang program kerja sekaligus dapat melahirkan komunikasi dua arah, Public Relations Officer memerlukan peran dan fungsi manajemen. Public Relations dituntut mampu menganalisisi serta meramalkan apa dan bagaimana yang akan terjadi nantinya. Management of pubic relations memerlukan pemikiran dan konsepsi suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkomunikasian, pengawasan serta pengkoordinasian yang serius dan rasional dalam upaya mencapai tujuan bersama dari organisasi/lembaga yang diwakilinya. 22

Manajemen fungsi PR yang baik akan turut menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi/perusahaan dan hal ini juga akan memberi para manajer PR status yang setara dengan berbagai posisi kunci manajemen lainnya dalam organisasi. Gaya manajemen departemen PR secara substansial akan selalu dipengaruhi oleh kondisi dasar, struktur dan budaya organisasi dimana ia berada. (Mike, 2001:3) I.5.4 Visi dan Misi Pada awalnya bisnis baru hanyalah sekumpulan ide. Memulai bisnis baru didasarkan pada suatu kepercayaan bahwa organisasi yang baru dapat menawarkan produk kepada beberapa pelanggan, area geografis, menggunakan beberapa jenis teknologi dan pada harga yang menguntungkan. Pemilik perusahaan percaya bahwa filosofi manajemen tentang perusahaan baru akan memberikan pandangan publik yang positif serta konsep bisnis dapat dikomunikasikan dan akan diadopsi oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Ketika pandangan atau fondasi suatu bisnis dituangkan dalam bentuk tulisan hasil tulisan mencerminkan beberapa ide dasar yang melandasi suatu pernyataan visi dan misi. Seharusnya visi dan misi dikomunikasikan dengan menampilkannya di ruang-ruang kerja dan didistribusikan bersamaan dengan informasi kepada pihak stakeholder. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa 90% perusahaan yang ada di dunia membuat dan menggunakan pernyataan misi dari 5 tahun sebelumnya. (Masruroh, 2-3) Dalam rangka pencapaian tujuan akhir, manajemen mutlak perlu untuk menyatakan arah yang akan ditempuh organisasi sehingga terwujud sesuatu 23

keadaan yang diinginkan pada suatu waktu tertentu di masa depan. Dengan kata lain manajemen perlu menyatakan pandangannya secara eksplisit tentang bentuk masa depan organisasi yang dikehendakinya. Akan tetapi harus ditekankan dengan kuat bahwa pernyataan manajemen puncak saja tidak cukup. Visi adalah suatu pandangan mendasar untuk mana organisasi berusaha keras untuk mencapai hal-hal kritis penting dalam jangka panjang demi keberhasilan organisasi. Visi akan menyatukan pandangan yang berbeda-beda terutama dari pihak internal sehingga visi juga bisa meredam konflik akibat perbedaan pandangan yang nantinya diarahkan pada satu pandangan saja yaitu visi. Misi organisasi lahir dari rumusan visi yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan misi adalah sesuatu yang harus diemban oleh semua komponen organisasi berupa kegiatan pokok yang kesemuanya dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian, jelas bahwa visi dan misi harus mempunyai keterikatan kuat dan relevansi yang tinggi dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, apapun yang kemudian terjadi dalam organisasi harus mengarah pada pencapaian tujuan. Pernyataan misi adalah suatu pernyataan eksplisit atas nilai-nilai organisasi. Pernyataan misi akan menghasilkan prinsip-prinsip yang harus diikuti bila organisasi bertindak dan menjadi patokan atau standar untuk menilai organisasi. Pernyataan misi merupakan tanggung jawab yang mengikat untuk masa depan. Jika organisasi menghayati nilai-nilai yang dinyatakan dalam pernyataan misinya, bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip yang berasal darinya dan memenuhi standar yang dihasilkan maka organisasi akan mengamankan semangat 24

kerja yang menguatkan reputasinya. Jika gagal menghayati nilai-nilai ini semangat kerja akan rendah dan reputasi mengalami goncangan. Organisasi yang berhasil tidak memberi peluang kepada hal-hal seperti itu, melainkan mengambil langkah untuk memastikan bahwa nilai yang diekspresikan dalam misi dapat diwujudkan dalam perilaku setiap hari dari setiap orang dalam organisasi. Mereka memastikan bahwa pernyataan misi efektif (Talbot, 2005:xiiixiv). Pernyataan visi mengungkapkan sasaran strategis dan tujuan masa depan dari sebuah organisasi, sementara itu, pernyataan misi membantu karyawan menentukan prioritas dan tujuan sehingga semua anggota organisasi berkomitmen untuk mencapai misi yang dinyatakan dalam pernyataan tersebut. Tidak ada standar baku untuk gaya dan isi penyataan misi, tetapi organisasi yang berkinerja baik selalu memberikan pernyatan visi dan misi. Ringkasnya, visi masa depan yang jelas dan pernyataan misi yang menyeluruh adalah penting bagi kesuksesan organisasi (Cutlip, Center dan Broom,2006:268-269). I.5.5 Produktivitas Kerja Pada dasarnya produktivitas perusahaan merupakan akumulasi dari produktivitas individu-individu (karyawan-karyawan) sehingga untuk perbaikan produktivitas perusahaan diperlukan komitmen perbaikan yang seimbang antara aspek manusia (motivasi) dan aspek teknik (teknologi). Peningkatan produktivitas perusahaan harus dimulai dari tingkat individu (Nasution, 2001:205 ). Kerja produktif memerlukan keterampilan kerja yang sesuai isi kerja sehingga bisa menimbulkan penemuan-penemuan baru untuk memperbaiki cara 25

kerja yang sudah baik. Hal ini memerlukan prasayarat yang lain sebagai faktor pendukung yaitu kemauan kerja yang tinggi, kemampuan kerja yang sesuai dengan isi kerja (kesanggupan kerja) dan hubungan kerja yang harmonis. Selain itu, berhasilnya pembangunan nasional juga tergantung kepada partisipasi kerja, tekad/semangat kerja serta ketaatan/disiplin kerja. Disamping keterampilan, keahlian/ kecakapan dan teknologi, produktivitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh sikap dan etika kerja, yaitu norma yang disadari oleh pandangan seseorang terhadap sistem nilai. Sikap dan etika kerja tergantung dari ciri dan kepribadian seseorang, demikian pula motivasi dan kejelasan peran serta tingkat kepenatan menentukan produktivitas kerja (Sedarmayanti, 2004:133) I.6 Kerangka Konsep Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk mengambarkan berbagai fenomena yang sama (Kriyantono, 2007:149). Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengutarakan penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 1994:40). Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan menggunakan variabel. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 26

a. Variabel Bebas atau Independent Variable (X) Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki pula berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain (Nawawi, 1994:50). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pernyataan Visi dan Misi PT PLN (Persero). b. Variabel Terikat atau Dependet Variable (Y) Variabel terikat yaitu himpunan sejumlah gejala yang memiliki pula sejumlah aspek atau unsur di dalamnya, yang berfungsi menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi variabel lain (Nawawi, 1994:51). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah produktivitas kerja karyawan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. 27

I.7 Model Teoritis Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan-permasalahan terkait antara satu dengan yang lainnya. Variabelvariabel yang ada telah dikelompokkan dalam kerangka konsep, dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut: Variabel Bebas (X) Pernyataan Visi dan Misi Dan karakteristik Responden ( ± ) Variabel Terikat (Y) Produktivitas Kerja Karyawan Keterangan : Gambar I.1 Model Teoritis Penelitian - Variabel Bebas (X) : Karakteristik responden dan Pernyataan Visi Misi - Variabel Terikat (Y) : Produktivitas Kerja Karyawan - (±) : Ada tidaknya hubungan I.8 Variabel Operasional Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka untuk lebih memudahkan penelitian, perlu dibuat operasional variabel-variabelnya yaitu sebagai berikut: 28

Variabel Teoritis Variabel Bebas (X) Karakteristik Responden Pernyataan Visi dan Misi Tabel I.1 Variabel Operasional Jenis kelamin Usia Pendidikan Divisi Variabel Operasional 1. Frekuensi melakukan pernyataan visi dan misi 2. Tujuan melakukan pernyataan visi dan misi 3. Media melakukan pernyataan visi dan misi Media Tulisan( Brosur, Majalah) Media lisan a. Rapat pengarahan b. Jamuan Korporasi c. Pidato / ceramah Media Elektronik (Website, Intranet) 4. Penyajian pesan (Visi Misi) a. Format b. Nuansa (Tone) c. Konteks d. Waktu Variabel Terikat (Y) Produktivitas Kerja Karyawan 1. Motivasi Kerja a. Minat kerja b. Kesungguhan kerja 2. Desain kerja a. Kemampuan sesuai isi kerja b. Profesional dalam bekerja 3. Semangat kerja 4. Disiplin kerja 5. Hubungan kerja yang harmonis a. Kedekatan antar karyawan b. Kekompakan antar karyawan I.9 Defenisi Operasional Variabel 29

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabelvariabel. Defenisi operasional juga merupakan suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti yang lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006:46). Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini adalah: a. variabel bebas (X) i. Karakteristik Responden 2. Jenis kelamin adalah jenis kelamin karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yang mengisi kuesioner, yaitu laki-laki atau perempuan. 3. Usia, yaitu tingkatan umur dari karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara pada saat mengisi kuesioner. 4. Pendidikan, yaitu tingkat pendidikan terakhir dari karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yang mengisi kuesioner. 5. Divisi, yaitu bagian atau unit dari perusahaan yang ditempati karyawan dalam perusahaan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara pada saat mengisi kuesioner. ii. Pernyataan Visi dan Misi 1.Frekuensi melakukan pernyataan visi dan misi yaitu intensitas karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara mendengar atau membaca visi dan misi perusahaan. 2. Tujuan melakukan pernyataan visi dan misi, yaitu apakah tujuan pernyataan visi dan misi untuk memberi pengetahuan kepada karyawan 30

tentang tujuan perusahaan, nilai perusahaan serta pembuatan keputusan atau untuk memotivasi karyawan. 3. Media melakukan pernyataan visi dan misi, yaitu sarana komunikasi yang dipergunakan untuk menyampaikan visi dan misi seperti secara lisan, tulisan atau melalui media elektronik. Media Tulisan a. Brosur merupakan media komunikasi cetak regular berisi rangkuman berita perusahaan yang diterbitkan dan dibagikan untuk karyawan di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. b. Majalah merupakan media komunikasi internal berisikan tulisan berbentuk feature, artikel dan gambar/foto yang terbit setiap bulan guna merangkum berbagai kegiatan yang diselenggarakan perusahaan. Majalah dapat berisikan kegiatan rutin perusahaan serta perkembangan dan program tanggung jawab sosial perusahaan setiap tahunnya. Majalah ini dibagikan kepada karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. Media Lisan a. Rapat pengarahan yaitu pertemuan pimpinan dan karyawan PT. PLN (Persero) untuk memberikan pengarahan baik tentang kebijakan dan peraturan perusahaaan. b. Jamuan Korporasi yaitu kegiatan pertemuan antara perusahaan PT. PLN (Persero) dengan publik eksternal. c. Pidato atau ceramah yaitu kegiatan berbicara di depan umum yang diadakan di PT. PLN (Persero) tentang sebuah topik atau permasalahan. Media Elektronik 31

a. Website merupakan jenis layanan yang disediakan oleh internet dimana karyawan dapat mengakses seluruh informasi baik di dalam maupun diluar perusahaan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. b. Intranet merupakan salah satu jenis layanan yang hampir sama dengan internet. Namun cakupannya terbatas hanya pada sekitar kantor PT. PLN (Persero) wilayah Sumatera Utara. Karyawan dapat mengaksesnya sesuai dengan IP address di komputer masing-masing. 4. Penyajian Pesan yaitu pengemasan dan penyampaian visi dan misi. a. Format yaitu penyajian visi dan misi dari segi penampilan, pemilihan kata, jenis huruf. b. Nuansa (tone) yaitu pilihan bahasa dalam menyampaikan visi dan misi. c. Konteks yaitu suasana pada saat penyampaian visi dan misi d. Waktu yaitu timing penyampaian visi dan misi b. Variabel Terikat (Y) Produktivitas Kerja Karyawan 1. Motivasi kerja yaitu kondisi mental karyawan karyawan di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yang mendorong untuk bekerja dalam mencapai tujuan. a. Minat kerja, yaitu daya tarik dari dalam diri untuk mengerjakan tugas dan tangggung jawab yang diberikan oleh atasan di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara b. Kesungguhan kerja, yaitu kesungguhan hati karyawan setiap mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan atasan di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. 32

2. Desain kerja, yaitu spesifikasi isi, metode dan hubungan berbagai pekerjaan yang dimiliki karyawan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara a. Kemampuan sesuai isi kerja, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh setiap karyawan dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan yang diminta oleh atasan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara b. Profesional dalam bekerja, yaitu selalu bersikap profesional yang menghargai pekerjaan dengan cara memisahkan hubungan pribadi sehingga pekerjaaan yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara 3. Semangat kerja, adalah perasaan dan sikap karyawan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara terhadap organisasi dan pekerjaan 4. Disiplin kerja, yaitu kepatuhan, ketepatan menyelesaikan pekerjaan dan kehadiran setiap karyawan di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara 5. Hubungan kerja yang harmonis, yaitu hubungan kerja yang rukun, bersahabat dan kekeluargaan yang dapat dijadikan motivasi yang mempengaruhi mood karyawan dalam mengerjakan tugas di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara a. kedekatan antar karyawan, yaitu hubungan emosional yang terjadi atas dasar saling memiliki terhadap tempat mereka bekerja yaitu PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara b. kekompakan antar karyawan, yaitu rasa kekeluargaan yang dimiliki oleh masing-masing karyawan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. 33

I.10 Hipotesis Penelitian Hipotesis secara etimologi dibentuk dari dua kata yaitu kata hypo yang berarti kurang dan kata thesis yang berarti pendapat (suatu kesimpulan yang masih kurang). Pengertian ini kemudian diperluas menjadi kesimpulan yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu. Hipotesis berfungsi sebagai guide penelitian, eksistensi penelitian itu sendiri yang terpenting adalah menguji hipotesis oleh karena itu perlu dirancang menurut kebutuhan penelitian (Bungin, 2001:90). Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H 1 : Semakin tinggi penyampaian Visi dan Misi PT. PLN (Persero) cenderung semakin tinggi pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. H 2 : Semakin rendah penyampaian Visi dan Misi PT. PLN (Persero) cenderung semakin rendah pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. 34