BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar didunia yang mempunyai 17.508 pulau. Wilayah luas tersebut diikuti dengan jumlah penduduk mencapai 228 juta jiwa. Tidak dapat dipungkiri, dengan kondisi tersebut memungkinkan Indonesia memiliki suku bangsa dan agama yang cukup banyak. Kerukunan merupakan suatu kondisi yang diharapkan oleh setiap orang. Kondisi ini diharapkan mengingat Indonesia merupakan masyarakat yang plural. Hal ini yang menyebabkan penduduk Indonesia hidup ditengah-tengah keberanekaragaman suku, ras, dan agama. Walaupun mereka hidup berdampingan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak bisa dipungkiri perbedaan-perbedaan pendapat akan muncul dari berbagai pihak. Hal itu juga yang bisa menyebabkan terjadi konflik-konflik yang terjadi. Beberapa tahun belakangan banyak terjadi konflik dengan latar belakang dan sebab yang berbeda-beda. Sebab-sebab fluktuasi dari kondisi tersebut sebisa mungkin diminimalisir, yaitu salah satunya dengan cara melakukan toleransi, agar persoalan agama tidak tampil ke permukaan. Isu yang mencuat ke permukaan pada gilirannya membakar emosi masing-masing umat untuk saling berhadapan. 1 Perbedaan suku, agama, ras, dan adat istiadat (SARA) seringkali memicu konflik, 1 Mughni, Syafig A. Artikel Kerukunan Antarumat Beragama dan Konflik Sosial. Sidoarjo : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 2004. Hlm 5 1
2 konflik yang terjadi tidak serta merta dibiarkan begitu saja tanpa adanya penanganan. Tidak hanya pemerintah, pihak swasta dan masyarakat juga turut serta dalam mengatasi serta meminimalisir konflik tersebut. Salah satunya dengan penyampaian pesan yang dilakukan melalui film. Film merupakan salah satu cara untuk mempromosikan atau mengkampanyekan tentang pentingnya melakukan toleransi antarumat beragama mengingat Indonesia merupakan negara majemuk dan plural. Tidak banyak ditemukan film yang mengangkat isu mengenai perbedaan suku dan agama. Salah satunya film yang sangat kental dengan agama dan ras adalah film Tanda Tanya (?) karya sutradara Hanung Bramantyo dengan tema drama realigi yang terfokus pada sikap toleransi antarumat beragama. Film merupakan salah satu dari media massa. Dalam film melekat ciri-ciri media massa. Film diproduksi secara kolektif, diperuntukan khalayak yang menyebar dan heterogen. Bisa berfungsi menghibur, mendidik, memberi informasi. Sebagai suatu bentuk komunikasi massa, film dikelola menjadi suatu komoditi. Di dalam produksi film memang kompleks, mulai dari produser, pemain hingga seperangkat kesenian lain yang sangat mendukung seperti musik, seni rupa dan seni suara. Semua unsur tersebut berkumpul menjadi komunikator dan bertindak sebagai agen transformasi budaya. Bersama dengan radio dan televisi, film termasuk kategori media massa periodik. Artinya, kehadirannya tidak secara terus-menerus tetapi berperiode dan termasuk media elektronik, yakni media yang dalam penyajian pesannya sangat bergantung pada adanya listrik. Sebagai media massa elektronik dan adanya
3 banyak unsur kesenian lain, film menjadi media massa yang memerlukan proses dan mahal. 2 Salah satu fungsi media massa adalah menghibur, hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Film adalah salah satu media massa yang mengutamakan sajian hiburan. Sebagai hiburan, film memiliki fungsi sosial sekaligus membawa informasi dan sanggup mempengaruhi selera, sikap-sikap, nilai, pengertian dan kesadaran manusia mengenai diri dan lingkungan kehidupannya. 3 Dunia perfilman di Indonesia pernah mengalami pasang surut, terhitung sejak tahun 1980-an produksi film di Indonesia mulai menurun. Film Indonesia sebelum tahun 1990-an ada judul 113 judul, tetapi memasuki tahun 1990-an tidak lebih 10 judul film. 4 Film Indonesia setahun terakhir ini lebih banyak mengangkat cerita dari adaptasi novel karena ceritanya lebih menarik dan menjual. Selain itu masyarakat di Indonesia sendiri lebih sering menerbitkan sebuah karya berupa novel dan cenderung disukai oleh para remaja. Semenjak film Indonesia mengadaptasi cerita dari beberapa novel pengarang terkenal masyarakat lebih antusias untuk melihatnya karena adanya visualisasinya. Sebagai contoh film Ayat-Ayat Cinta yang diangkat dari novel best seller karya Habiburrahman El Shirazy sukses dipasaran dan sangat diterima oleh masyarakat sampai menjadi salah satu box 2 Askurifai Baskin. Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung, Katarsis. 2003. Hlm 1-3 3 Makalah Dudung Bahrudin. Film Yang Mendidik Dan Pendidikan Bagi Generasi Muda Pada Apresiasi Film Indonesia III, Direktorat Pembinaan Film Dan Rekaman Video, Jakarta. 1998 4 Edison Nainggolan, Kebijakan Perfilman di Indonesia, Bandung. Hlm 105
4 office film Indonesia dan merupakan religi yang pertama kali disutradarai oleh Hanung Bramantyo sehingga menjadi film terbaik di Indonesia. Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan berbagai macam budaya, suku, ras, dan agama. Di Indonesia menganut 6 agama atau kepercayaan yang diakui oleh negara diantaranya Islam, Kristen Protestan, Kristen Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu. Dengan banyaknya perbedaan agama, masyarakat paham betul akan terciptanya toleransi antarumat beragama. Toleransi dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. 5 Sukses dengan film religi pertamanya yang diangkat dari novel yang berjudul Ayat-Ayat Cinta, Hanung Bramantyo merilis film religi ketiganya yang berjudul Tanda Tanya (?). Film yang di skenariokan oleh Titien Wattinema mengisahkan tentang konflik keluarga, pertemanan dan diri sendiri yang terjadi disebuah area dekat Pasar Baru di bilangan kota Semarang, Jawa Tengah yang terkenal dengan masyarakat keturunan Cinanya dimana terdapat beberapa tempat ibadah yang letaknya tidak berjauhan seperti Masjid, Gereja, dan Klenteng dan para penganutnya memiliki hubungan satu sama lain. Ada alasan mengapa Hanung Bramantyo memilih lokasi cerita di Semarang. Salah satunya yang ia sebutkan di salah satu konferensi pers di Gandaria Plaza, Saya pilih tempat di Semarang. Alasannya, karena di sana ada lima agama, tapi tidak pernah terjadi penusukan terhadap orang-orang agama. 5 http://id.m.wikipedia.org/wiki/toleransi Diakses pada 28 Januari 2014
5 Ini sebuah film yang menceritakan kegelisahan saya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, Saya pribadi dan temen-temen yang ada di sini ingin berstatemen dalam bentuk film. Film yang memulai debut pada awal tahun 2011 ini awalnya belum diberi judul oleh pembuatnya, kemudian sayembara dilakukan untuk menentukan judul yang terbaik. Tetapi sampai sayembara itu berakhir, mereka tetap tidak menemukan judul yang cocok untuk film tersebut. Hingga film Tanda Tanya rilis dilayar lebar, judul film tetap Tanda Tanya (?) sama seperti pada awal film itu mulai digarap. Film ini juga mendapatkan kritikan-kritikan dari sekelompok masyarakat yang menyatakan bahwa film ini menuai kontroversi. Hal ini terlihat dari reaksireaksi dari kelompok Islam konservatif Front Pembela Islam yang menentang penayangan film ini akibat pesan pluralisnya. Mereka mengecam film ini karena adanya adegan yang menayangkan anggota Banser dibayar untuk melakukan tugas-tugas amal mereka. FPI bersikeras bahwa hal tersebut tidaklah benar. MUI juga menyatakan bahwa film ini jelas menyebarkan pluralism agama yang sebelumnya dinyatakan haram oleh MUI. 6 Selain itu juga ada beberapa tokoh tokoh islam yang berstatement miring tentang film ini, seperti K.H Kholil Ridwan ketua MUI pusat bidang budaya, film ini menyebarkan faham pluralisme agama yang telah difatwakan sebagai faham yang salah dan haram bagi umat yang memeluknya. Dan D.R. Adian Husaini yan menyatakan film ini berkampanye tentang plurarisme vulgar. Banyaknya kontroversi tentang film ini, muncul 6 Film Tanda Tanya http://id.wikipedia.org/wiki/%3f_(film) Diakses pada 28 Januari 2014
6 perdebatan antara salah satu wartawan dari media islam dengan Hanung Bramantyo. Film ke-14 karya Hanung Bramantyo ini, sempat menuai kecaman dari beberapa pihak yang menyebabkan penundaan penayangan dari tanggal yang sudah ditentukan. Namun akhirnya film ini diluncurkan juga secara perdana dibioskop seluruh Indonesia pada tanggal 7 April 2011 dengan jumlah penonton sebanyak 552.612 orang yang bertahan selama 22 hari dibioskop. 7 Selain itu film ini juga mendapat penghargaan sebagai pemenang pada Festival Film Indonesia 2011 kategori Pengarah Sinematografi Terbaik. 8 Kisah film berputar di sekitar keluarga yang tinggal di sebuah wilayah tua kota di Jawa Tengah bila mendengar logat yang dipakai. Tan Kat Sun (Henky Solaiman), pemeluk Konghucu/Buddha dan pemilik restoran masakan Tionghoa yang sudah sakit-sakitan, sangat sadar lingkungan, hingga cara masak dan peralatan masak dipisah secara tajam antara yang halal dan haram. Ia bermasalah dengan anaknya, Ping Hen alias Hendra (Rio Dewanto), yang memiliki visi tersendiri dalam bisnis. Soleh (Reza Rahadian), Islam dan pengangguran yang rajin menjalankan ibadah, selalu gundah akan keadaan dirinya, sementara istrinya, Menuk (Revalina S Temat), yang berjilbab bekerja di restoran Tan Kat Sun. Menuk yang praktis menjadi tiang keluarga, tampil sebagai istri teladan. 7 http://filmindonesia.or.id/movie/viewer/2011 Diakses pada 28 Januari 2014 8 http://filmindonesia.or.id/movie/title/award/lf-t010-11-123312/tanda-tanya# Diakses pada 28 Januari 2014
7 Rika (Endhita), janda berputra tunggal, meneruskan usaha keluarga: toko buku. Atas pilihannya sendiri, ia belajar agama Katolik dan ingin dibaptis, sementara mendorong putranya untuk memperdalam agama Islam di mesjid setempat. Ia juga bersahabat dengan Surya (Agus Kuncoro), yang bercita-cita menjadi aktor hebat tapi bernasib masih mendapat kesempatan peran-peran kecil. Saking tidak punya uang, ia menginap di mesjid. Kisah yang berputar pada permasalahan masing-masing keluarga dan perorangan tadi, berkelindan dengan masalah sosial masyarakat, kebencian antaretnis/agama, radikalisme agama dalam bentuk peristiwa penusukan pastor dan bom di gereja, perusakan restoran, juga usaha-usaha untuk menengahinya. Peneliti memilih film Tanda Tanya (?) karena film yang mengandung unsur toleransi sangat jarang, ditambah lagi dengan munculnya kontroversi dalam film ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti seberapa besar efek yang ditimbulkan dari film tersebut ditambah film ini juga sudah sangat mengambarkan situasi sosial yang ada di Indonesia. Peneliti tertarik mengambil nilai toleransi agama dalam film Tanda Tanya (?) karena film ini dikemas secara menarik dengan menonjolkan berbagai macam agama yang berbeda namun bukan untuk saling menjatuhkan satu sama lain karena perbedaan agamanya tetapi mereka mendukung dan saling menghargai kepercayaan apa yang dianutnya oleh masing-masing karakternya.
8 Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menemukan nilai-nilai dari toleransi antarumat beragama dalam film Tanda Tanya (?). Setelah melalui riset, peneliti memilih metode focus group discussion karena dianggap lebih efektif dan efisien dalam melakukan pengumpulan data Peserta focus group discussion yang akan dipilih sudah mewakili agama yang ada pada film tersebut yaitu dari agama Islam, Kristen, dan Buddha. Para peserta focus group discussion merupakan Mahasiswa Mercu Buana Jurusan Broadcasting Angkatan 2010 karena letak Universitas yang berada di kota Jakarta sehingga mahasiswanya cenderung heterogen, ditambah mahasiswa Broadcasting sudah mempelajari cara cara membuat film mulai dari cerita sampai produksi dan sedikit banyak mengerti serta bisa lebih kritis terhadap isi dari suatu film. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti akan meneliti pendapat-pendapat yang muncul setelah para penonton menyaksikan film Tanda Tanya (?) dan bagaimana khalayak memaknai teks nilai toleransi antarumat beragama?. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pendapat yang muncul setelah Mahasiswa Mercu Buana Jurusan Broadcasting Angkatan 2010 setelah menyaksikan film Tanda Tanya (?) dan untuk mengetahui pemaknaan teks terhadap khalayak mengenai toleransi antarumat beragama yang ada di Indonesia.
9 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan bagi mahasiswa Komunikasi khususnya Broadcasting dan sebagai bahan refrensi untuk penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi semua khalayak agar lebih bisa memaknai nilai toleransi antarumat beragama.