BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan tetapi juga harus mempersiapkan diri secara matang, profesional,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan tetapi juga harus mempersiapkan diri secara matang, profesional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang baik meskipun perekonomian global mengalami ketidakpastian dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang surut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dari penjualan asset perusahaan maupun pinjaman kredit ke bank.rata-rata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Terintegrasinya perekonomian global telah menyebabkan krisis di suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Pada tahun 1997, Indonesia dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. intermediaris atau perantara yang menghubungkan pihak pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan produk perbankan seperti kartu kredit, kartu debit dan ATM membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya Asean Free Trade Area (AFTA) di kawasan ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda

I. PENDAHULUAN. dunia perbankan semakin ketat. Tantangan di dunia perbankan akan semakin sulit

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. modal dasar pada saat itu berjumlah Rp ,- (dua ratus lima

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian mempunyai peranan penting bagi pergerakan roda perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada akhir tahun 2008 menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan perkembangan dunia usaha dimanapun sangat. dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim yang memungkinkan peraturan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dapat diperoleh dengan dana kredit yang ditawarkan oleh bank.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Dari definisi tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bahkan dunia. dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa-jasa bank lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menyalurkan kredit ke masyarakat mulai berubah tidak lama sejak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. negara, untuk mengatasinya maka Indonesia harus siap menghadapi hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. sebuah bank di Indonesia perlu diperhatikan oleh pemerintah agar tidak merugikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial intermediary. berharga serta penanaman dana lainnya.

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang begitu pesat perkembangannya menyebabkan dampak terhadap muncul

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi kelangsungan perekonomian Indonesia. Melalui aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat, yang berarti bahwa sebagian dari usaha

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. bank diharapkan menjadi salah satu sektor yang berperan aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara termasuk Indonesia sangat bergantung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini menuntut setiap perusahaan untuk bisa bertahan hidup (Survive),

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bisa dipastikan bahwa semua orang sudah mengerti arti bank, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

Peran Supervisi Kredit Dalam Menunjang Pelaksanaan Pengawasan Kredit Cinta Rakyat (KCR) Pada Bank Bjb Kantor Cabang Pembantu Taman Kopo Indah Bandung

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak didukung oleh peran perbankan dalam membangun negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan sebagai bagian dari perekonomian, memiliki peranan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perekonomian saat ini, dimana setiap perusahaan baik itu yang bergerak dibidang industri, perdagangan maupun jasa dituntut untuk tidak hanya mampu bertahan tetapi juga harus mempersiapkan diri secara matang, profesional, dan fleksibel. Maka salah satu faktor yang sangat penting untuk menunjang kegiatan perusahaan yaitu permodalan. Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan perusahaan, dimana struktur keuangan secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu sumber pendanaan jangka pendek yang jatuh tempo pelunasannya kurang dari satu tahun dan sumber pendanaan jangka panjang yang jatuh tempo pelunasannya lebih dari satu tahun. Peran perbankan sangat penting dan dibutuhkan untuk menunjang kegiatan usaha di Indonesia. Kenyataan bahwa perbankan sangatlah essensial dan berpengaruh dapat dilihat pada masa krisis ekonomi yang terjadi pada bulan Juli tahun 1997. Krisis ini bermula sebagai akibat dari tidak stabilnya kondisi politik dan keamanan dalam negeri yang akhirnya menyebabkan jatuhnya nilai tukar rupiah dimana pada akhirnya akan meruntuhkan seluruh sendi perekonomian Indonesia dan dunia perbankan adalah salah satunya. Dengan situasi perekonomian yang memburuk dan tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan prospek perbankan terancam, dengan kata lain tidak semua bank mampu hidup dalam kondisi seperti itu, terutama bank -bank yang kekurangan likuiditas ketika sektor perekonomian Indonesia

2 mengalami keterpurukan, maka dunia perbankan pun ikut mengalami keterpurukan karena kredit macet. Untuk menjaga agar pemberian kredit dapat berhasil dengan baik maka beberapa persyaratan yang harus diperhatikan bagi bank antara lain adalah dalam hal pelaksanaan secara konsekuen prinsip - prinsip perkreditan, memiliki kebijakan perkreditan yang baik dan up to date, dan harus mempunyai sistem internal kontrol yang baik. Untuk dapat memenuhi beberapa persyaratan tersebut, maka yang perlu diperhatikan adalah pelaksanaan analisis mengenai kelayakan pemberian kredit di bank tersebut. Dengan dilaksanakannya analisis pemberian kredit yang memadai maka resiko timbulnya kredit bermasalah dapat ditekan sehingga pemberian kredit dapat dilaksanakan dengan baik dimana mengacu pada persyaratan - persyaratan yang disebut di atas. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu syarat penting untuk memperoleh kredit, dimana berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang akan dibiayai dapat diketahui: 1. Berapa besar kebutuhan dana dalam pembiayaan perusahaan. 2. Kemampuan berkembangnya usaha debitur di masa yang akan datang termasuk kemampuan debitur dalam membayar kreditnya kepada bank. Atas dasar laporan keuangan perusahaan, bank menilai keadaan finansial perusahaan serta mempertimbangkan aspek-aspek lainnya yang berhubungan dengan perusahaan. Dalam dunia perkreditan, bank bukanlah satu - satunya lembaga keuangan yang mempunyai fungsi menyalurkan kredit kepeda masyarakat, namun bank mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam perkembangan ekonomi dan moneter di Indonesia, bank memegang peranan bagi pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk menjamin berlangsungnya

3 demokrasi ekonomi sehingga segala potensi, inisiatif, dan kreasi masyarakat dapat dikerahkan dan dikembangkan menjadi suatu kekuatan nyata bagi peningkatan kemakmuran rakyat. Jadi,jika terjadi suatu masalah dalam dunia perbankan nasional, maka dampaknya akan sampai pada kemunduran perekonomian nasional dan peranan kredit sebagai sumber utama penghasilan sekaligus resiko operasi bisnis terbesar bagi bank menjadi masalah yang penting untuk mendapat perhatian karena bila bank terjerat dalam banyak kredit bermasalah, maka mereka akan menghadapi kesulitan besar. Tipu - tipu laporan keuangan dapat dilakukan oleh calon debitur untuk menyembunyikan kondisi keuangan perusahaan yang buruk dimata kreditur. Berikut ini modus yang paling sering terjadi. Pertama, mencatat penjualan terlalu dini sebelum resmi terjadi, masih banyak ketidakpastian pada transaksinya, dan masih banyak jasa terhutang di masa depan. Kedua, mencatat hasil penjualan semu. Ketiga, memperbesar pendapatan dengan hasil transaksi yang hanya sekali - kali terjadi, bukan murni hasil usaha normal. Keempat,menggeser biaya periode ini ke periode masa depan. Kelima, tidak melaporkan hutang atau kewajiban. Keenam dan ketujuh, yaitu menggeser pendapatan periode sekarang ke masa depan atau menggeser biaya masa depan ke periode sekarang (Roy Sembel, PhD, smart_wisdom@yahoogroups.com). Sebagai contoh perusahaan yang terkait kasus kredit macet seperti kasus yang terjadi pada 23 Oktober 2002 ketika petinggi PT. Cipta Graha Nusantara (CGN), yaitu Komisaris Utama Syaiful, Direktur Utama Edison, dan Direktur Diman Ponijan yang mengajukan kredit ke Bank Mandiri sebesar US$ 18,5 juta untuk membeli PT. Tahta Medan, renovasi Hotel Tiara, dan pembangunan Tiara Tower

4 Medan. Ketiganya meminta Direksi Bank Mandiri memberikan dana talangan (bridging loan) karena persyaratan belum terpenuhi. Permintaan itu kemudian disetujui oleh Direksi Bank Mandiri dengan mengucurkan dana talangan sebesar Rp. 160 milyar. Belakangan, PT. CGN tidak bisa mengembalikan kredit talangan tersebut sehingga menjadi kredit macet. Kasus ini menyeret mantan Direktur Utama Bank Mandiri ECW Neloe, Direktur Risk Management I Wayan Pugeg, dan Direktur Corporate Banking M. Sholeh Tasripan. Kejadian tersebut tentunya membuat image dari Bank Mandiri menjadi sedikit terpuruk, dan jelas menjadi tantangan tersendiri yang sangat berat bagi perusahaan untuk bekerja secara profesional dalam memberikan kredit dengan cara teliti dalam menganalisis laporan keuangan calon debitur agar dapat memberikan pengaruh dalam pengambilan keputusan yang tepat nantinya. Namun dalam kenyataannya, banyak perusahaan yang kurang teliti dalam menganalisis laporan keuangan dan informasi-informasi lain yang diperoleh dari calon debitur sehingga dalam prakteknya banyak yang salah mengambil keputusan dalam pemberian kredit. Kredit bermasalah perbankan (non-performing loan/ NPL) pada September mencapai Rp 27,078 triliun dari Rp 655,627 triliun kredit yang disalurkan. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia ( SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu hanya 3,46% (www.koran-sindo.com). Hal ini menyebabkan terjadinya kredit macet dan bank dalam memberikan kredit belum tentu dapat menambah penghasilan atau laba. Kondisi ini diperburuk dengan adanya keterkaitan beberapa petinggi Bank yang terkait dengan kasus kredit macet demi memenuhi

5 kepentingan pribadi. Penilaian kepada perusahaan yang akan mengajukan pinjaman dapat ditinjau dari beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam pemberian kredit baik itu faktor eksternal maupun internal. Salah satu faktor tersebut adalah informasi laporan keuangan. Menurut Djinarto (2002:174), yang dikutip oleh Munawir menjelaskan bahwa: Bagi kreditur laporan keuangan mempunyai peranan yang amat penting, sebab laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang bermanfaat untuk membuat suatu keputusan kredit.tanpa laporan keuangan, pihak kreditur akan kesulitan dalam menentukan jumlah modal kerja, tingkat kesehatan debitur, dan tingkat risiko yang dihadapi. Maka dari itu merujuk pada hasil fenomena diatas, penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian mengenai : Peranan Analisis Laporan Keuangan Calon Debitur Dalam Efektivitas Penilaian Permohonan Kredit (Survei pada PT. BPR Karyajatnika Sadaya Cabang Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Informasi laporan keuangan adalah sumber utama yang umum digunakan untuk membantu pihak bank dalam mengambil keputusan kredit. Informasi tersebut menyangkut keadaan finansial perusahaan pada saat periode tertentu. Banyak hal yang perlu mendapat perhatian pihak bank sebelum memutuskan untuk memberikan persetujuan kredit, salah satunya adalah analisis laporan keuangan yang berguna untuk memperoleh penafsiran keadaan finansial perusahaan pemohon kredit di masa yang akan datang. Analisis laporan keuangan akan bermanfaat untuk membandingkan apakah informasi yang dihasilkan dari laporan keuangan perusahaan pemohon kredit, telah sesuai atau tidak dengan standar rasio dan prosedur permohonan kredit yang

6 sudah ditetapkan oleh pihak bank. Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah analisis laporan keuangan yang dilakukan PT. Bank Perkreditan Rakyat Karyajatnika Sadaya Bandung dalam menilai permohonan kredit telah memadai. 2.Bagaimana Efektivitas Penilaian Permohonan Kredit pada PT. BPR Karyadjatnika Sadaya Cabang Bandung. 3.Bagaimana Peranan Analisis Laporan Keuangan calon debitur terhadap efektivitas penilaian permohonan kredit PT. BPR Karyadjatnika Sadaya cabang Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mencari dan mendapatkan informasi yang berhubungan dengan Peranan Analisis Laporan Keuangan Calon Debitur dalam Efektivitas Penilaian Permohonan Kredit yang akan di gunakan oleh penulis sebagai bahan penyusunan skripsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari jawaban atas permasalahan yang dikemukakan diatas, yaitu: 1. Untuk mengetahui apakah analisis laporan keuangan yang dilakukan PT. BPR Karyajatnika Sadaya cabang Bandung dalam menilai permohonan kredit telah memadai. 2. Untuk mengetahui bagaimana Efektivitas Penilaian Permohonan Kredit yang dilakukan oleh PT. BPR Karyadjatnika Sadaya Cabang Bandung.

7 3. Untuk mengetahui bagaimana Peranan Analisis Laporan Keuangan calon debitur terhadap efektivitas penilaian permohonan kredit PT. BPR Karyadjatnika Sadaya cabang Bandung. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, penulis mengharapkan bahwa hasilnya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak berkepentingan. 1. Bagi penulis a. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam Menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. b. Menambah wawasan keilmuan mengenai pemberian kredit dan perbandingan antara teori serta praktik yang ada. 2. Bagi manajemen bank Untuk dapat menjadi suatu sumbangan penulisan berupa saran atau usul bagi pihak manajemen dan sebagai bahan masukan mengenai pemberian kredit serta sebagai bahan evaluasi pemberian kredit yang selama ini dijalankan. 3. Bagi masyarakat Sebagai bahan perbandingan bagi tulisan lain yang sejenis dan juga sebagai sumber informasi dalam penelaahan lebih lanjut. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku kreditur dalam membuat keputusan untuk pemberian kredit.

8 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu Metode Deskriptif dengan pendekatan metode studi survei. Pengertian Metode penelitian Deskriptif menurut Nazir (2003:63) adalah sebagai berikut: Suatu metode yang meneliti status sekelompok manusia,suatu objek,suatu set kondisi,suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi anggaran atau lukisan secara sistematik,factual, dan akurat mengenai fakta-fakta,sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki". Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah: 1. Penelitian lapangan (field research) Yaitu mengumpulkan data primer dengan mengadakan penelitian langsung di lokasi penelitian. Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari sumber penelitian, dalam hal ini bank tempat dilaksanakannya penelitian. (Winaryo, 1994:163) 2. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan mempelajari literatur serta bahan bacaan lainnya untuk memperoleh data sekunder berupa landasan teoritis serta konsep-konsep yang mendukung topic penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber penelitian, yaitu dengan membaca buku-buku, literatur,majalah serta sumber-sumber lainnya yang ada kaitannya dengan masalahyang akan di teliti. Informasi ini akan digunakan penulis sebagai dasar pemikiran teoritis dalam melihat dan membahas kenyataan yang ditemukan dari hasil penelitian lapangan. (Subiyanto, 1993:128)

9 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian pada PT. BPR Karyajatnika Sadaya cabang Bandung yang bertempat di Jl. Abdurahman saleh No.2 Bandung. Sedangkan waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2015 sampai dengan penelitian ini selesai.