BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pembangunan nasional dan memanfaatkan peluang globalisasi, pada GBHN 1998-2003 ditetapkannya sektor pariwisata sebagai sektor ekonomi yang diunggulkan, karena memiliki peluang yang sangat menjanjikan kedepannya. Pemanfaatan sektor wisata itu dilakukan dengan cara meningkatkan dan mengembangkan potensi pariwisata nasional. Pada sektor pariwisata tersebut yang mampu banyak menarik minat para wisatawan yaitu kekayaan dan keindahaan alamnya serta kekayaan dari budaya yang dimiliki. Dari sekian banyaknya potensi pariwisata nasional yang ada di Indonesia, Bali menjadi salah satu daerah yang memiliki kekayaan wisata dan budaya yang melimpah, salah satunya yaitu Kota Denpasar yang menjadi Ibukota Provinsi Bali dan telah ditetapkan menjadi Kota Pusaka oleh komite World Heritage City. Hal ini terlihat dari kunjungan wisatawan ke Kota Denpasar, makin meningkat tiap tahunnya, dari tahun 2010 dengan jumlah kunjungan sebanyak 418.057 dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 504.130, peningkatannya sebesar 5,9% pertahunnya (Data Pariwisata Kota Denpasar 2015). Selain itu, Kota Denpasar memiliki berbagai kekayaan budaya dan berbagai objek wisata yang berwawasan budaya, hal ini terlihat dari banyaknya event 1 S e m i n a r T u g a s A k h i r
kebudayaan di Kota Denpasar seperti Denpasar Festifal, PKB, Mahabandana Prasadhaa, mencakup event atau acara kesenian pada tiap daerah yang disajikan melalui upacara keagamaan dan objek wisata seperti Musium Bali, Bajra Sandhi, Art Center, dan lainnya. Hal mampu menarik banyak minat masyarakat dan beberapa wisatwan, dapat dilihat secara langsung ketika event tersebut berlangsung, dan kebanyakan wisatawan datang mencari informasi mengenai event seni pada pusat informasi wisata yang sudah ada di Kota Denpasar (Wawancara bapak Yogi, staff Denpasar TIC, 2016). Selain itu banyaknya jumlah sanggar, komunitas dan sekaa seni di tiap kecamatan Kota Denpasar yang mencapai 563 sekaa seni dan 151 sanggar serta komunitas seni (Dinas Kebudayaan Kota Denpasar 2015). Walaupun antusiasme masyarakat lokal sangat besar terhadap hal diatas, akan tetapi dari segi pariwisata yaitu jumlah kunjungan wisatawan ke objek dan event diatas bisa dibilang masih terlalu sedikit. Hal ini terbukti dari peringkat kunjungan wisatawan ke Kota Denpasar termasuk tiga terendah diantara 9 kabupaten kota yang ada, dengan posisi tertinggi ditempati oleh kabupaten Tabanan, disusul oleh Kabupaten Badung dan Gianyar. Hal tersebut mungkin disebabkan karena pemasaran dan penyampaian informasi pada wisatawan yang kurang maksimal. Pada Kota Denpasar sudah ada lembaga yang bertugas menyampaikan informasi tersebut pada wisatawan, yaitu Denpasar Tourist Information Center. Akan tetapi dari hasil pengamatan, Denpasar Tourist Information Center berfungsi kurang maksimal. Dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya pelayanan yang kurang memuaskan, fasilitas yang sangat kurang lengkap, dan promosi yang kurang. Oleh karena itu diperukan sebuah lembaga baru yang lebih baik agar mampu menarik minat wisatwan dengan menyampaikan informasi wisata dan budaya tersebut. Diperlukan lembaga atau fungsi untuk mewadahi informasi tersebut, yang mampu menyampaikan informasi secara komunikatif, dan lengkap disampaikan melalui berbagai media. Selain itu dapat disediakan juga jasa pelayanan akomodasi wisata di dalamnya, seperti layanan guide, booking, dan lainnya, yang membantu wisatawan ketika melakukan kegiatan wisatanya sehingga kegiatannya menjadi lebih menyenangkan. Dengan demikian wisatawan akan semakin tertarik untuk 2 S e m i n a r T u g a s A k h i r
mengunjungi fungsi yang akan dirancang nantinya, sehingga mampu meningkatkan pariwisata Kota Denpasar. Selain itu, dengan adanya fungsi ini maka akan memberikan ruang interaksi antara masyarakat (pelaku seni) dengan wisatwan yang berkunjung dengan menyediakan ruang untuk berkreatifitas para pelaku seni, dan juga mampu meningkatkan peluang bisnis-bisnis lokal untuk memasarkan produknya pada wisatawan. Selain membuka peluang bisnis hal itu juga akan semakin meningkatkan pariwisata kota Denpasar. Oleh karena itu Denpasar Tourism and Cultural Information Center diangkat menjadi judul mata kuliah Seminar Tugas Akhir ini, proyek ini didukung juga dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, dinyatakan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah, sehingga fasilitas semacam ini yang menyediakan pelayanan sosial memang diperlukan, selain untuk wadah penyampaian informasi wisata dan budaya, memberikan edukasi pada pengunjung, sebagai pelestarian dan pemasaran wisata dan budaya yang ada, dan juga meningkatkan pariwisata dan sektor ekonomi Kota Denpasar. 1.2 Rumusan masalah 1. Fasilitas-fasilitas dan pelayanan apa saja yang akan dan perlu disediakan dalam Tourism and Cultural Information Center, sehingga mampu menarik minat pengunjung untuk berkunjung? 2. Dimana dan apa saja persyaratan lokasi yang cocok dan strategis untuk mendirikan Tourism and Cultural Information Center di daerah Denpasar? 3. Apa konsep perencanaan dan perancangan Tourism and Cultural Information Center agar menarik dan lebih baik daripada bangunan yang sudah ada? 1.3 Tujuan 1. Menentukan Fasilitas-fasilitas dan pelayanan yang akan disediakan pada Tourism and Cultural Information Center, sehingga semakin meningkatkan kunjungan wisatawan. 3 S e m i n a r T u g a s A k h i r
2. Menentukan lokasi yang cocok dan strategis untuk mendirikan Tourism and Cultural Information Center di Denpasar, sehingga fungsi dapat berjalan dengan lancar dan mendapat keuntungan yang cukup. 3. Menentukan dan mewujudkan konsep perencanaan dan perancangan Tourism and Cultural Information Center agar sesuai dengan fungsi dan mampu menerapkan kebudayaan lokal lokasinya, yaitu Denpasar. 1.4 Metode Metode perancangan adalah metode yang digunakan dalam merancang Denpasar Tourism and Cultural Information Center ini. Adapun tahapan tahapan yang digunakan dalam setiap persoalan Tourism and Cultural Information Center, dibagi menjadi 5 tahapan perancangan, yaitu (Snyder,1984:225): 1.4.1 Tahap identifikasi Pada tahapan ini akan dibahas mengenai pemahaman dan identifikasi objek yang akan dirancang, mulai dari pengenalan Tourism and Cultural Information Center. Tahap permulaan identifikasi disampaikan melalui latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan perencanaan Tourism and Cultural Information Center. 1.4.2 Persiapan Pengumupulan data dan analisa mengenai Denpasar Tourism and Cultural Information Center atau Tourist Information Center. Data dibedakan menjadi dua yaitu data sekunder dan data primer. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi literatur, hasil penelitian, serta data yang diperoleh dari sumber lain seperti internet yaitu pada Vietnam Tourist Information Centre Guide, Visitor Center Policy, Directive and Standard, and Guidelines dan sumber terkait lainnya. Sedangkan data primer adalah data yang didapat dari pengamatan langsung, observasi dan wawancara yang berkaitan dengan objek Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, Denpasar Tourist Information Center dan Bentara Budaya, serta pihak lainnya yang terkait. Lalu data tersebut diproses dengan cara mengurai, memilah dan mengelompokan data yang didapat. 1.4.3 Sintesis Sintetis merupakan teknik pengolahan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menyaring hasil-hasil data dari tahap sebelumnya yang yang disesuaikan dengan permasalahan yang didapatkan, seperti konteks sosial, 4 S e m i n a r T u g a s A k h i r
ekonomi, fisik, program dan analisi tapak, klien, teknologi, estetika dan nilai-nilai, di dalamnya sudah terdapat konsep dan penanggulangan dari tiap masalah yang ada terkait perancangan proyek Denpasar Tourism and Cultural Information Center. 1.4.4 Evaluasi Berpusat pada kegiatan mengevaluasi hasil dari sintesi sebelumnya, evaluasi dilakukan dengan menganalisi konsep rancangan dari berbagai aspek, sehingga didapat beberapa alternatif desain yang dapat digunakan. 1.4.5 Tindakan Yaitu proses akhir dari semua metode ini, pada tahan ini sudah dipilih alternatif yang akan digunakan dan dinilai paling cocok serta bagus. Lalu dilanjutkan ke pengerjaan perancangan gambar kerja setelah itu dilanjutkan ke perealisasian hasil rancangan tersebut. 5 S e m i n a r T u g a s A k h i r