II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk,

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar konsep tinjauan historis terdiri atas dua kata yaitu tinjauan dan historis. Dalam kamus

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Historis. Menurut H. Roeslan Abdulgani yang dikutip oleh Hugiono dan P.K.

TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Pada saat proses penulisan laporan ini, penulis memerlukan suatu hal yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai patriotisme. Lunturnya nilai-nilai patriotisme pada sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda , karena adanya penderitaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari bahasa Yunani Istoria yang berarti ilmu yang biasanya diperuntukkan bagi

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. historis berasal dari bahasa latin istoria yang memiliki arti kota istoria yaitu kota ilmu di

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

atau sesuatu hal berupa objek yang mempunyai kedudukan, fungsi di masyarakat ( departemen pendidikan dan kebudayaan : 1999:955)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologi konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

BAB I PENGANTAR. tahun lebih dalam kebangkitan. Hal ini ditandai dengan berdirinya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Permulaan abad ke-20 merupakan salah satu periode penting dalam

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Dalam Wikipedia, K. C. Wheare menyatakan bahwa undang-undang atau

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Kata tinjauan historis secara etimologi terdiri dari dua kata, yakni tinjauan dan

Komunisme dan Pan-Islamisme

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

Gagasan Indonesia. Pembukaan UUD 45. Kuliah Umum Kerjasama Institut Leimena dan Universitas Ciputra Surabaya, y, 28 April 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

PENGARUH PERHIMPUNAN INDONESIA TERHADAP PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh. Chita Putri Lustiahayu NIM

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR DAN PARADIGMA. Secara etimologi konsep tinjauan pustaka terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

52. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme

BAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta

Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2)

SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH

2014 PEMIKIRAN MUBYARTO TENTANG EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. kolektif bagi tujuan-tujuan kolektif. Politik juga melekat dalam lingkungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

PANDUAN PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN MURID SEJARAH TINGKATAN 2

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perjalanan suatu bangsa pasti melewati banyak proses sejarah dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejarahan, dapat ditangkap bahwa kehadiran organisasi-organisasi Islam

KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1

54. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

55. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. pustaka baik berupa konsep, teori-teori dan lain-lainnya yang berhubungan

BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX. 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju masyarakat adil dan

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

3. Shefer Sejarah adalah peristiwa yang telah lepas dan benar-benar berlaku pada masa itu.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pers cetak atau surat kabar merupakan media komunikasi massa yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa

Transkripsi:

10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Tinjauan Historis Pada dasarnya konsep tinjauan historis terdiri dari atas dua kata yaitu tinjauan dan historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk, melihat, memeriksa dan meneliti untuk menarik kesimpulan. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 1997:554). Kata Historis berasal dari bahasa Yunani Istoria yang berarti ilmu yang biasanya diperuntukkan bagi penelahan mengenai gejalagejala terutama hal ihwal manusia secara kronologis. (H.Rustam E. Tamburaka, 1999:2). Selain itu juga, ada beberapa istilah-istilah yang ekuivalen dengan kata historis seperti geschichte (Jerman), Geschiedenis (Belanda). (H.Rustam E. Tamburaka, 1999:2). Dalam bahasa Indonesia kata historis lebih dikenal dengan sejarah yang berasal dari Bahasa Arab yakni syajarah yang berarti pohon. (H.Rustam E. Tamburaka, 1999:2) sehingga kata tinjauan historis memiliki padanan kata dengan tinjauan sejarah. Ada beberapa definisi atau batasan mengenai sejarah. Menurut Hugiono dan P.K Poerwantana, sejarah merupakan gambaran tentang perubahan-perubahan peristiwa pada masa lampau. (Hugiono dan P.K Poerwantana, 1992:9-10).

11 Sedangkan menurut Sartono Kartodirjdjo membagi sejarah dalam dua pengertian, yaitu: Sejarah dalam arti subyektif adalah suatu konstruk bangunan yang disusun penulis sebagai uraian atau cerita. Uraian atau cerita itu merupakan suatu kesatuan atau inti yang mencakup fakta-fakta terangkaiakan untuk menggambarkan suatu gejala sejarah, baik proses maupun struktur. Kesatuan itu menunjukkan koherensi, artinya pelbagai unsur bertalian satu sama lain dan merupakan satu kesatuan. Fungsi unsurunsur itu salaing menopang satu sama lain. Sejarah dalam arti obyektif menunjuk kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri atau proses sejarah dalam aktualitasnya. Kejadian itu sekali terjadi dan tidak dapat terulang kembali. Bagi orang yang mengalami suatu kejadian sebenarnya hanya dapat mengamati dan mengikuti sebagian dari totalitas kejadian atau peristiwa itu. Keseluruhan proses itu berlangsung terlepas dari subyek maupun juga; jadi, objektif dalam arti tidak memuat unsur subyek (pengarang atau pengamat). Dalam ucapan sejarah berulang rupanya yang dimaksud adalah sejarah dalam arti objektif, sedangkan ucapan kita perlu belajar sejarah akan lebih menunjuk sejarah dalam arti subjektif. (Sartono Kartodirjdjo, dalam H. Rustam E. Tamburaka, 2009:14) Menurut Muhammad Yamin, sejarah adalah ilmu pengetahuan dengan umumnya berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang telah lampau atau tanda-tanda yang lain (Muhammad Yamin. Definisi Sejarah Menurut Para Ahli dimuat dalam http://blog.bukukita.com). Sidi Gazaldi mencoba menggambarkan sejarah sebagai masa lalu manusia dan seputarnya yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang member pengertian dan kepahaman tentang apa yang berlaku. (Sidi Gazaldi. Definisi Sejarah Menurut Para Ahli. dimuat dalam "http://blog.bukukita.com)

12 Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka peneliti mendeskripsikan sejarah adalah ilmu yang mempelajari segala peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang dialami manusia dan disusun secara sistematis sehingga hasilnya dijadikan sebagai pedoman hidup untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan demikian konsep tinjauan historis adalah suatu prosedur penelitian terhadap segala peristiwa-peristiwa pada masa lampau yang terjadi pada manusia kemudian disusun secara sistematis, logis, faktual, sehingga memiliki makna yang jelas terhadap fenomena teersebut. Berdasarkan konsep di atas, maka konteks tinjauan histories dalam penelitian ini adalah suatu penelitian peristiwa masa lampau mengenai aktivitas politik Perhimpunan Indonesia di Belanda yang ditulis berdasarkan kerangka teoritis dalam penulisan kajian sejarah dan memberi pengertian atas peristiwa tersebut. 2.1.2 Konsep Aktivitas Politik Yang dimaksud dengan aktivitas politik adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan politik, baik aktivitas memilh dalam pemilu (voting), maupun aktivitas selain itu. (Milan, 2005). Milan menjabarkan banyak contoh dari aktivitas politik, yaitu mencari informasi tentang isu politik, menandatangani petisi, boikot produk, demonstrasi, menghadiri dan berbicara dalam forum internasional, mengekspresikan pendapat pada media atau politisi, diskusi politik dan kerja sukarela untuk partai politik. (Milan, 2005).

13 Di antara berbagai aktivitas politik tersebut maka aktivitas politik yang sesuai dengan konteks permasalahan dan pembahasan, hanya di batasi pada aktivitas politik menghadiri dan berbicara dalam forum internasional, mengekspresikan pendapat pada media dan diskusi politik. Pada masa pergerakan nasional aktivitas politik yang dilakukan digerakkan oleh organisasi-organisasi pergerakan yang ada pada masa itu. Aktivitas politik pada awal pergerakan nasional adalah untuk sekedar meningkatkan derajat hidup. Namun, seiring dengan perkembangan pemikiran kaum terpelajar aktivitas politik merupakan suatu usaha dalam mencapai cita-cita nasional yakni kemerdekaan bangsa. Suatu negara yang terjajah seperti Indonesia, aktivitas politik yang dilakukan adalah bertujuan untuk melepaskan belenggu penjajahan berupaya mencapai kemerdekaan dalam arti negara yang berdaulat. Sebagaimana tercantum pada alenia kedua pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. (Bahan Penataran, 1989:189) Peranan organisasi pergerakan memang disadari banyak memberi perubahan dalam perjuangan mencapai kemerdekaan, seperti yang dikemukakan C.S.T Kansil sebagai berikut: setelah abad ke-20 perlawanan bangsa Indonesia dalam menentang penjajah telah berubah menjadi gerakan terorganisir secara modern. (C.S.T Kansil, 1982:21).

14 Pada periode sejak lahirnya Budi Utomo tahun 1908 sampai kepada masa berakhirnya penjajahan atas Indonesia tahun1945, perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan lebih mengarah pada taktik diplomasi, seperti yang dikemukakan Abdul Haris Nasution sebagai berikut; bahwa perlawanan tersebut tanpa senjata, tanpa gerilya dan mulailah cara-cara menurut kemerdekaan menyadarkan rakyat melalui partai politik negara barat. (A.H Nasution, 1977:50). Tujuan aktivitas politik pada masa pergerakan kebangsaan adalah untuk mencapai kemerdekaan bangsa. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh L.M Sitorus, bahwa pergerakan kebangsan Indonesia merupakan perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan terutama perjuangan bangsa Indonesia yang mempergunakan organisasi modern yang merupakan gerakan partai politik. (L.M Sitorus, 1962:5) Demikian juga aktivitas politik yang dilakukan Perhimpunan Indonesia di Belanda yang merupakan wujud dari usaha propaganda kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.. Perhimpunan Indonesia adalah organisasi yang bersifat nasionalis yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Seperti yang diutarakan oleh M. Hatta dalam tulisannya Slotsverklaring (Penjelasan Penutup) tentang karakteristik Perhimpunan Indonesia, yaitu: Perhimpunan Indonesia adalah organisasi nasionalis yang bertendensi politik. Walaupun tujuannya adalah menyiapkan kemerdekaan Indonesia, dan sarana untuk tujuan memajukan kesatuan berpikir Indonesia, tetapi nyatanya, karena dibentuk di negeri Belanda, kerjanya jadi kurang matang. Tentu saja secara umum PI hanya dapat melakukan hal-hal yang berkaitan dengan teori politik saja.

15 Tujuan PI hanya dapat sungguh berarti melalui sebuah partai nasional yang didukung massa di Indonesia sendiri. Dari kenyataan ini, sejak tahun lalu, dengan penuh semngat PI telah berusaha menghidupkan sebuah partai rakyat nasional Indonesia. Sebagai langkah awal, prinsipnya harus diperkenalkan lebih dahulu lewat propaganda. (M. Hatta. Slotsverklaring (Penjelasan Penutup) di muat dalam John Ingleson, 1993:108) Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) Perhimpunan Indonesia terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930, sebelumnya setiap ketua hanya menjabat selama setahun. Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda. Perhimpunan Indonesia secara teratur mengadakan pertemuan di mana mereka mengutuk kejahatan kolonialisme Belanda dan menuntut kemerdekaan Indonesia dengan segera. Mereka berusaha mengadakan kontak dengan orang-orang Belanda atau organisasi internasional yang menaruh simpati terhadap perjuangan mereka, dan dengan bersemangat mereka berdebat tentang perkembangan dari hari ke hari dalam rapat anggota maupun rapat pengurus Perhimpunan Indonesia serta menyelenggarakan protes terbuka menentang reaksi pemerintah Hindia Belanda terhadap gerakan nasional. Makin intensifnya kegiatan politik Perhimpunan Indonesia dan makin sibuknya Perhimpunan Indonesia sebagai katalisator bagi suatu gerakan kebangsaan terpadu yang baru di Indonesia dapat ditelusuri sampai paro kedua tahun 1925. Munculnya Perhimpunan Indonesia sebagai organisasi politik telah banyak memberikan bagi bangsa Indonesia serta menjadikan inspirasi bagi organisasi politik yang lainnya. Perhimpunan Indonesia memiliki peran dan andil yang besar

16 dalam memperjuangkan nasib bangsa Indonesia untuk bebas dari cekeraman penjajah dan mencapai Indonesia merdeka. Melalui pengertian tentang aktivitas politik yang dipaparkan di atas maka konteks ini aktivitas politik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya Perhimpunan Indonesia dalam usaha mencapai kemerdekaan Indonesia dan mengakhiri penjajahan yang dilakukan di negeri Belanda. Upaya Perhimpunan Indonesia dalam aktivitas-aktivitas politik dilakukan melalui diskusi politik, mengekspresikan pendapat pada media serta menghadiri dan berbicara dalam forum internasional. 2.2 Kerangka Pikir Berdasarkan teori-teori yang diperoleh dari berbagai literatur dapat dibuat suatu kerangka berpikir tentang aktivitas politik Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda. Pada masa pergerakan nasional di Indonesia, organisasi-organisasi pergerakan yang lahir di tanah air pada pada masa itu seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam tidak langsung bergerak dalam bidang politik. Begitu pula halnya dengan organisasi yang lahir di negeri Belanda seperti organisasi Perhimpunan Indonesia. Perhimpunan Indonesia yang pada awal berdirinya masih bernama Indische Vereeniging tidak langsung bergerak dalam bidang politik. Namun seiring dengan masuknya generasi baru dalam tubuh organisasi tersebut memberi pengaruh yang kuat terhadap pemikiran mahsiswa-mahasiswa di negeri Belanda terhadap tujuan

17 dan cita-cita pergerakan. Dimulai dengan penegasan identitas kebangsaan melalui perubahan nama dari Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging hingga berganti lagi menjadi Perhimpunan Indonesia terlihat telah tercermin suatu tujuan yang jelas yaitu cita-cita kemerdekaan Indonesia dari kekuasaan penjajahan Belanda. Untuk mencapai tujuan tersebut Perhimpunan Indonesia mengubah metode gerakan dari sosial budaya menjadi bergerak dalam bidang politik. Perubahan aktivitas Perhimpunan Indonesia ke dalam bidang politik dilakukan secara perlahan, mengingat masih hebatnya pengawasan pemerintah Belanda. Namun perlahan Perhimpunan Indonesia akhirnya secara terang-terangan bergerak dalam bidang politik terutama saat diketuai oleh Mohammad Hatta. Aktivitas politik yang dilakukan perhimpunan Indonesia yaitu sebelum berganti nama yaitu diskusi-diskusi politik, mengekspresikan pendapat melalui media yang dituangkan dengan menerbitkan majalah Hindia Poetra dan Gedenkboek, serta menghadiri dan berbicara di dalam forum internasional. Berbagai aktivitas politik yang dilakukan Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda menunjukkan tujuan organisasi tersebut dalam usaha mencapai kemerdekaan Indonesia.

18 2.3 Paradigma Aktivitas Politik Perhimpunan Indonesia Diskusi Politik Mengekpresikan Pendapat atau Statemen pada Media Menghadiri dan Berbicara Dalam Forum Internasional Usaha dalam Mencapai Kemerdekaan Indonesia Keterangan : : Garis hubungan : Garis pengaruh