ANTECEDENTS DAN CONSEQUENCES ATAS KINERJA KUALITAS: Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Bersertifikasi ISO 9000 di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
ANTECEDENTS DAN CONSEQUENCES ATAS KINERJA KUALITAS: Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Bersertifikasi ISO 9000 di Indonesia

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KUALITAS DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT. DIPO VALASINDO SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. Pada mulanya hanya dunia usaha yang benar-benar memahami pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, semakin menghadapi banyak tantangan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan global di masa ini memberikan banyak pilihan kepada

PENGARUH KUALITAS JASA AUDIT TERHADAP KEPUASAN KLIEN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN SWASTA DI JAWA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade. Perdagangan Bebas ASEAN China (ASEAN China Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Situasi persaingan ekonomi global saat ini sudah sedemikian tajam dan

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORA N KEUANGAN

BAB V PENUTUP. perumusan serta tujuan dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. penuh pada kualitas (Gaspersz, 2001). Agar perusahaan mampu secara konsisten

AKUNTANSI MANAJEMEN. Buku : Akuntansi Manajerial Garrison/Noreen. Dosen : 1. BUDI S. PURNOMO, SE., MM,.MSi. 2. POPPY SUSIANI H, SE, SE.

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1.1 Latar Belakang Masalah

Standar Kualitas Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Untuk memenangkan persaingan dalam era perdagangan bebas setiap

BAB I PENDAHULUAN. disenangi oleh masyarakat. Pada awalnya perusahaan menganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain yang memiliki produk, layanan dan segmentasi pasar sama, maka

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI

BAB V PENUTUP. dan Kualitas Eksternal Produk. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PENERBIT PT. PABELAN DI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan mutu produk yang dihasilkan baik barang atau jasa. Hal ini

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Tesis. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pasca Sarjana Pada Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro

ELEMEN SPM TERHADAP KUALITAS INTERNAL PRODUK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR BERSERTIFIKASI IS DI SURABAYA, GRESIK, DAN SIDOARJO

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TEHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT DANLIRIS DI GROGOL SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Dalam pencapaian persaingan perekonomian yang

SKRIPSI. ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. membingungkan (Sadikoglu dan Zehir, 2010). Seperti penelitian yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, pemberlakuan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus pula bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh

Program Reguler Mandiri Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan sangat pesat, khususnya pada masa perdagangan bebas seperti

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang terbuka. Era globalisasi ini telah muncul sebagai fenomena baru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dunia saat ini mulai melakukan penghapusan bea

BAB I PENDAHULUAN. yang nyata-nyata lebih baik dibandingkan produk saingan. Salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

OLEH : EVELYN SHARLICA

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin gencar terjadi, pada. masa kini para pelanggan atau kita sebut saja konsumen sudah

PENGARUH ANTESEDEN KEPUASAN DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS KONSUMEN (STUDI KASUS PADA PT. ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) KANTOR CABANG SOLO)

BAB I PENDAHULUAN. unggul dalam daya saing maupun unggul dalam kualitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan global yang dikarenakan oleh perkembangan pasar dunia yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM), apakah di perusahaan ini prinsip-prinsip

Pert 2. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

BABl PENDAHULUAN. terlepaskan dari perkembangan serupa di dunia industri yang didorong oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Ukuran kinerja tradisional menggunakan kinerja keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

yang ada dalam perusahaan. Perubahan tersebut bersifat global dan hanya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya zaman, turut berkembang pula dunia bisnis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan model..., Deni Juharsyah, FT UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas zaman sekarang ini telah menuntut perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dibandingkan sebelumnya. Agar dapat tetap kompetitif dalam. panjang untuk kelangsungan hidup usahanya.

ANALISIS PENILAIAN MF. ARROZI ADHIKARA FE UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERGURUAN TINGGI DENGAN PROGRAM STUDI BERAKREDITASI A DAN BERAKREDITASI B

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Akuntansi. : Lili Wahyuni NIM : C4C

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MANAJER PADA PT POS INDONESIA SURABAYA SELATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Era perdagangan bebas dan globalisasi saat ini telah memaksa industri di

PENGGUNAAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM MENYUSUN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) KEBUN JOLOTIGO, PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas

digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David

BAB I PENDAHULUAN. sakit harus mempertimbangkan persaingan dan kompetisi. Faktor-faktor lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

PERTEMUAN KE-1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya agar tetap exist. Apalagi sekarang ini tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diperkenalkannya konsep Business Intelligence (BI) pada akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan strategi keunggulan bersaing. Perusahaan dalam

Transkripsi:

ANTECEDENTS DAN CONSEQUENCES ATAS KINERJA KUALITAS: Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Bersertifikasi ISO 9000 di Indonesia TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Akuntansi Nama NIM Diajukan oleh: : Yuli Chomsatu Samrotun : C4C004104 PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO September 2006

ABSTRACT This research to investigate the influence of Antecedents and Consequences on Quality Performance. Continuing research by Maiga and Jacob (2005), this research investigate the influence of component management control system (quality goal, quality feed back, quality incentives) on quality performance and influence of quality performance on variable consequences (financial performance and cutomer satisfaction). As for becoming obyek from this research is manufacturing business which ISO 9000 sertification in Indonesia. This research represent the empirical test, with the technique of random sampling, obtained by 110 manufacturing business which ISO 9000 sertification in Indonesia. Data analysis uses Structural Equation Model (SEM) with the program LISREL 8.54. Result of hypothesis Examination indicate that from six hypothesis raised, only two accepted hypothesis. Accepted Hypothesis is hypothesis 3 (there are positive influence between quality incentive to quality performance) and hypothesis 5 (there are positive influence between quality performance to cutomer satisfaction). From result test of influence indirectly, indication that quality performance mediates the relationship between quality incentive and cutomer satisfaction Keywords: quality goals, quality feedback, quality incentive, quality performance, financial performance, customer satisfaction, SEM LISREL.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas (liberalisasi perdagangan) telah menuntut perusahaan-perusahaan untuk bersaing secara ketat dengan perusahaan-perusahaan diseluruh dunia. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing, juga menuntut setiap perusahaan untuk menghadapi lima faktor kekuatan persaingan (five forces), yaitu: (1) pesaing dalam industri yang sama; bargaining power pemasok; bargaining power pembeli; ancaman pendatang baru dan ancaman produk subtitusi (Porter (1985) dalam Sondang, 2004). Oleh sebab itu, perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif, antara lain dalam bidang teknologi, kualitas produk, kualitas personel, permodelan, harga, biaya yang efisien dan kualitas pelayanan yang memuaskan. Kompleksitas persaingan dalam suatu industri, menyebabkan perusahaan berusaha meningkatkan kualitas produknya, sebagai salah satu prioritas utama untuk mencapai keunggulan bersaing. Hill (1997) menyatakan bahwa, telah banyak perusahaan memandang kualitas produk, sebagai salah satu prioritas utama untuk mendukung pencapaian keunggulan bersaing yang berkelanjutan, yaitu keunggulan yang tidak mudah ditiru, yang dapat membuat suatu perusahaan dapat merebut dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar. Young dan Selto (1991) menyatakan bahwa, beberapa perusahaan di Amerika Serikat dalam merespon persaingan global, banyak menggunakan strategi yang berorientasi pada pembuatan produk yang berkualitas tinggi. Shani dan Rogberg (1994) dalam Dunk (2002), mengindikasikan bahwa 77 % dari 1000 perusahaan yang diteliti, telah menerapkan program kualitas dalam produksinya.

Meskipun kualitas produk merupakan salah satu strategi untuk bisa mencapai keunggulan bersaing, akan tetapi hal ini tidak menjamin perusahaan akan mengalami sukses yang besar. Beberapa perusahaan mengalami sukses yang besar dengan membuat produk yang berkualitas tinggi, tetapi ada juga beberapa perusahaan yang gagal dalam menyesuaikan kualitas produknya dengan para pesaing bisnis ditingkat global. Kegagalan perusahaan untuk bisa menyesuaikan kualitas produknya dengan kualitas para pesaing ditingkat global, menurut Goold dan Quinn (1993); Young dan Selto (1991) lebih disebabkan adanya ketidakmampuan dari sistem pengendalian manajemen pada perusahaan tersebut. Sistem pengendalian manajemen ini, diharapkan dapat mempengaruhi karyawan bagian produksi didalam memfokuskan usaha mereka, atas pencapaian sasaran kualitas pada masing-masing unit produksinya. Daniel dan Reitsperger (1991), dalam penelitiannya menyatakan bahwa, sistem pengendalian manajemen harus dirancang untuk dapat melengkapi sasaran manajemen dan strategi perusahaan. Penyesuaian kualitas produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan para pesaing bisnis di tingkat global, menuntut perusahaan untuk dapat menemukan ukuran keuangan dan nonkeuangan, sebagai nilai yang akan mengarahkan perusahaan untuk mencapai kesuksesan dalam lingkungan persaingan yang baru. Ukuran nonkeuangan akan digunakan sebagai sarana untuk mengkomunikasikan hubungan antara tindakan para karyawan dengan tujuan organisasi, serta untuk mengalokasikan sumberdaya yang diprioritaskan pada pencapaian tujuan perusahaan. Meskipun ukuran nonkeuangan telah secara luas didukung dan banyak diadopsi, tetapi terdapat keuntungan ekonomis apabila ukuran keuangan digabungkan bersama dengan ukuran nonkeuangan, untuk mengukur pencapaian kualitas produk atau jasa suatu perusahaan (Maiga dan Jacob, 2005). Kaplan (1983), mengasumsikan bahwa, integrasi dari ukuran nonkeuangan dan

keuangan pada sistem pengukuran kualitas suatu produk atau jasa, menjadikan manajer lebih memahami hubungan antara beberapa tujuan strategik yang berbeda. Beberapa penelitian sebelumnya, telah menguji adanya pengaruh langsung dari salah satu atau lebih komponen sistem pengendalian manajemen (yaitu: sasaran, feedback dan insentif) terhadap kinerja kualitas, ataupun terhadap variabel yang lain (seperti: peningkatan kualitas dan kinerja keuangan). Daniel dan Reitsperger (1991), meneliti pengaruh antara komponen sistem pengendalian manajemen (yaitu: feedback dan sasaran kualitas) terhadap quality strategies. Hasil penelitian Daniel dan Reitsperger (1991) ini, menunjukkan bahwa sistem pengendalian manajemen mendukung zero defect quality strategy. Ittner dan Larcker (1995), dalam penelitiannya mengenai inovasi pada pengukuran kinerja, menguji pengaruh antara kinerja kualitas (quality performance) sebagai bentuk praktek Total Quality Management (TQM) terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil dari penelitian Ittner dan Larcker (1995) ini, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kinerja kualitas (quality performance) sebagai bentuk praktek TQM (Total Quality Management) terhadap kinerja keuangan. Sim dan Killough (1998), menguji apakah perusahaan yang menerapkan praktek TQM atau Just In Time (JIT), yang akan mencapai kinerja yang lebih tinggi, ketika mereka menggunakan bagian tertentu dari sistem akuntansi manajemen. Hasil penelitian Sim dan Killough (1998) ini mengidentifikasikan bahwa tidak ada bentuk sistem akuntansi manajemen yang lebih baik untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi. Bentuk sistem akuntansi manajemen terbaik adalah kontingensi yang didasarkan atas jenis sistem produksi pada masing masing perusahaan. Penelitian yang menggabungkan hasil dari penelitian sebelumnya dilakukan oleh Maiga dan Jacob (2005), yaitu dengan meneliti antecedents dan consequences dari kinerja kualitas. Penelitian tersebut menguji hubungan antara masing-masing komponen sistem pengendalian

manajemen (yaitu: sasaran kualitas, umpan balik kualitas dan insentif kualitas) terhadap kinerja kualitas, dan terhadap variabel yang lain (seperti: kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan). Penelitian Maiga dan Jacob (2005) ini, menggambarkan adanya hubungan yang positif antara komponen sistem pengendalian manajemen sebagai variable antecedent (yaitu: sasaran kaulitas, umpan balik kualitas dan insentif kualitas) terhadap kinerja kualitas dan hubungan yang positif antara kinerja kualitas dengan variabel consequenses (yaitu: kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan). Penekanan terhadap kinerja kualitas, mengarah pada tuntutan akan pengakuan eksternal terhadap kualitas suatu organisasi. Kondisi inilah yang mendorong International Organization for Standarizations untuk mengembangkan standar manajemen kualitas ISO 9000 sebagai jaminan kualitas barang dan jasa, pada tahun 1974 (Rothery, 1995) (dalam Eko, 2003). Para praktisi bisnis mengakui bahwa, sertifikasi ISO 9000 banyak memberikan andil pada keunggulan kompetitif perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan di Indonesia yang bersertifikasi ISO 9000, jumlahnya meningkat dari tahun ketahun. Jumlah perusahaan di Indonesia yang memperoleh sertifikasi ISO 9000, berturut-turut pada tahun 1993, 1994, 1995 sampai dengan bulan oktober tahun 2000, adalah: 8, 22, 125 dan 1017 perusahaan (Uzumeri, 1997) (dalam Eko, 2003). Adanya peningkatan jumlah perusahaan manufaktur yang bersertifikasi ISO 9000 di Indonesia, menandakan bahwa penciptaan kualitas menjadi syarat penting dalam persaingan di tingkat global. Oleh sebab itu, penelitian mengenai faktor-faktor yang menjadi penyebab adanya kinerja kualitas dan pengaruhnya terhadap tingkat persaingan bisnis suatu perusahaan, menjadi menarik untuk dilakukan. Dengan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kinerja kualitas, diharapkan dapat membantu perusahaan didalam mendesain sistem pengendalian manajemen,

yang dapat mengarahkan perilaku dari karyawan sehingga tercipta adanya goal congruence. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Maiga dan Jacob (2005), yang mengambil sampel pada perusahaan manufaktur yang mengadopsi TQM, penelitian ini akan meneliti mengenai antecedent dan consequences atas kinerja kualitas pada perusahaan manufaktur bersertifikasi ISO 9000 di Indonesia. 1.2. Perumusan Masalah Kinerja kualitas pada perusahaan perusahaan manufaktur di Indonesia, yang ditandai dengan diperolehnya sertifikasi ISO 9000 menjadi menarik untuk diteliti. Hal ini dikarenakan tidak semua perusahaan manufaktur di Indonesia yang bersertifikasi ISO 9000, mengalami sukses yang sama dalam persaingan bisnis di tingkat global. Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan pokok yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah masing-masing komponen sistem pengendalian manajemen (seperti: sasaran kualitas, feedback kualitas, dan insentif kualitas) berpengaruh terhadap kinerja kualitas (quality performance). 2. Apakah kinerja kualitas (quality performance) mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan. 3. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap kinerja keuangan. 1.3. Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini mempunyai tujuan untuk : 1. Mendapatkan bukti empiris bahwa terdapat pengaruh masing masing komponen sistem pengendalian manajemen (yaitu: sasaran kualitas, umpan balik kualitas, dan insentif kualitas) terhahap kinerja kualitas (quality performance).

2. Mendapatkan bukti empiris bahwa kinerja kualitas (quality performance) akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan. 3. Mendapatkan bukti empiris bahwa kepuasan pelanggan akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada tingkatan unit bisnis suatu perusahaan. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa kontribusi, sebagai berikut : 1. Dengan adanya bukti empiris baru adanya pengaruh antara sistem pengendalian manajemen (SPM) terhadap peningkatan kinerja kualitas, kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan, diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penyusunan kebijakan manajemen perusahaan, terkait dengan pendesainan sistem pengendalian manajemen untuk mencapai kinerja kualitas. 2. Secara teoritis konstruk yang dibangun dalam penelitian ini, yaitu dengan melihat hubungan langsung maupun tidak langsung antara variabel antecedent dan consequences atas kinerja kualitas, dapat digunakan untuk penelitian-penelitian mendatang dilihat dari sisi operasional, manajemen dan pemasaran.