BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN CIGARETTE SMOKE FILTER

BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB III SISTEM PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB III PERANCANGAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO

BAB III METOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UJI FUNGSI ALAT PENGENDALI SUHU TIPE TZ4ST-R4C SEBAGAI PERANGKAT PENGKONDISIAN SINYAL

USER MANUAL KERAN AIR OTOMATIS MATA DIKLAT : ELEKTRONIKA INDUSTRI ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kopi Tulen Lampung Barat untuk

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN COOL BOX BERBASIS HYBRID TERMOELEKTRIK

Bab III. Metodelogi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. dilakukan, pembuatan sampel mentah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

KONSTRUKSI DAN KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Diketahui : Ditanya : m Al : 200g : 0,2kg Q :... (Joule) c Al

III. METODOLOGI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

3. METODOLOGI ALAT DAN BAHAN Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Tabel 5. Daftar alat yang digunakan pada penelitian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG

RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses Pembuatan varistor meliputi preparasi, pembentukan atau pencetakan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Prinsip Kerja Sistem Pengiriman Transfer Daya Nirkabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

RANCANG BANGUN ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI PANAS DARI KONDENSOR MESIN PENDINGIN

BAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Diagram skematik termokopel Gambar 2.2. Pengukuran EMF

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab III Metodelogi Penelitian

BAB 3 METODE PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal ISSN ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN

USER MANUAL LAMPU TAMAN OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIKUM PENGUKURAN TERMOMETER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Mekanik Universitas Lampung, yang meliputi beberapa proses sebagai berikut:

PEGAS DAUN DENGAN METODE HOT STRETCH FORMING.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Power bank dengan spesifikasi : Panasonic QE-QL105 berkapasitas

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB III DESAIN DAN MANUFAKTUR

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

BAB III ANALISIS DATA PEMBUATAN FILM POLIVINILYDENE FLUORIDE SEBAGAI SENSOR PIEZOELEKTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Pemotongan Sampel. Degreasing dengan larutan Acetone

BAB III METODE PENELITIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Tabel 4.1 Perbandingan desain

Transkripsi:

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER 4.1 TUJUAN PENGUJIAN Tujuan dari pengujian Cigarette Smoke Filter ialah untuk mengetahui seberapa besar kinerja penyaringan yang dihasilkan dengan membandingkan massa partikel yang tersaring pada kertas saring menggunakan rangkaian filter dan kombinasi variasi filter karbon dengan dilengkapi dan tanpa rangkaian thermophoretic. Berdasarkan data massa partikel yang tersaring pada kertas saring maka dapat diketahui seberapa baik kinerja penyaringan yang dihasilkan dari : 1. Rangkaian filter dengan hanya menggunakan filter udara mobil, 2. Rangkaian filter menggunakan filter udara mobil dan karbon aktif homogen, 3. Rangkaian filter menggunakan filter udara mobil dan karbon aktif berlapis, 4. Rangkaian filter menggunakan filter udara mobil dan karbon aktif tanpa pencetakan, 5. Rangkaian filter dengan hanya menggunakan rangkaian thermophoretic dengan variasi gradien temperatur, dan, 6. Rangkaian filter menggunakan filter udara mobil, karbon aktif dengan kinerja terbaik serta rangkaian thermophoretic dengan variasi gradien temperatur. 4.2 INSTALASI ALAT PENGUJIAN Instalasi meliputi proses pemasangan komponen-komponen penyusun ke dalam casing seperti fan, filter udara mobil, karbon aktif tanpa pencetakan, karbon 43

aktif homogen, karbon aktif berlapis, dan rangkaian thermophoretic. Selain pemasangan komponen-komponen Cigarette Smoke Filter tersebut, dibutuhkan peralatan pengujian seperti kertas saring, rokok filter, termokopel, power supply voltage regulator DC voltage regulator DC, hot wire anemometer, timbangan digital dan digital temperature recorder. Berikut ini merupakan spesifikasi komponen-komponen Cigarette Smoke Filter. Tabel 4.1 Komponen Cigarette Smoke Filter No. Komponen Spesifikasi 1 Casing 2 Fan Dimensi Material Merek Input Dimensi 300 mm x 210 mm x 333,16 mm Akrilik OKAY-II 220/240 V AC 1,4 A 120 mm x 120 mm x 25 mm 3 Filter udara mobil Merek Toyota Air Filter 4 5 6 Filter karbon aktif homogen Filter karbon aktif berlapis Filter karbon aktif tanpa pencetakan 7 Thermoelectric 8 Pelat Dimensi Massa Dimensi Massa Dimensi Massa Dimensi Input Material Dimensi 240 mm x 130 mm x 40 mm 1050,85 gram 240 mm x 130 mm x 40 mm 1076,84 gram 240 mm x 130 mm x 40 mm 648,9 gram 40 mm x 40 mm x 3,5 mm 16-27 Volt DC, 0,85 Amp Aluminium 150 mm x 182 mm 130 mm x 182 mm 44

Proses pengujian diawali dengan memasang komponen dan alat-alat yang dibutuhkan pada posisi yang ditentukan, seperti ditunjukkan pada gambar 4.1. Skema pengujian dapat dilihat pada gambar 4.2 Gambar 4.1 Instalasi alat Gambar 4.2 Skema Pengujian 45

4.3 PERALATAN PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai peralatan yang digunakan untuk pengujian kinerja Cigarette Smoke Filter. Peralatan tersebut berupa kertas saring, rokok filter, peralatan listrik seperti power supply voltage regulator DC, sensor temperatur berupa termokopel beserta data kalibrasinya dan digital temperature recorder, hot wire anemometer dan timbangan digital. 4.3.1 Kertas saring Kertas saring yang digunakan adalah kertas saring kimia dengan pori-pori sebesar 0,1 µm. Kertas saring dengan dimensi yang disesuaikan akan diletakkan pada lubang outlet alat untuk menangkap partikel asap rokok selama jangka waktu tertentu. Partikel yang tertangkap adalah partikel asap rokok yang tidak tersaring oleh alat. Perbandingan massa sebelum dan sesudah pengujian akan menentukan kinerja penyaringan alat. Gambar 4.3 Kertas saring 4.3.2 Rokok filter Rokok yang digunakan dalam pengujian adalah rokok dengan filter. Rokok ini dipilih guna menyesuaikan dengan data ukuran partikel asap yang dimiliki, selain itu, rokok jenis ini juga banyak dikonsumsi di pasaran. 46

Gambar 4.4 Rokok filter 4.3.3 Power supply voltage regulator DC Sebagai sumber daya thermoelectric, digunakan power supply DC dengan regulator tegangan sehingga temperatur yang dihasilkan dapat dikontrol sesuai tegangan yang diberikan. Power supply voltage regulator DC tersebut menggunakan tegangan input sebesar 220 VAC kemudian akan diubah menjadi arus DC. Untuk pengujian, digunakan Power supply voltage regulator DC bermerek Universal dengan tegangan maksimal 30 Volt DC dan arus maksimal 10 Ampere. Gambar 4.5 Power supply voltage regulator DC 4.3.4 Termokopel Termokopel yang digunakan dalam penelitian ini adalah termokopel tipe K, dengan material pembentuknya adalah kromel (Nikel-Kromium) dan alumel (Nikel-Alumunium). Termokopel menggunakan prinsip efek Seebeck dalam 47

pengukuran temperatur, dengan pembangkit tegangan sebagai fungsi dari gradien temperatur. Gambar 4.6 Termokopel Karena output dari termokopel berupa tegangan (mv), untuk pembacaannya ke dalam satuan temperatur digunakan sebuah digital temperature recorder YEW tipe 3874. Gambar 4.7 Digital temperature recorder Untuk mendapatkan pengukuran temperatur yang tepat dari termokopel tipe K maka perlu dilakukan kalibrasi dengan tujuan mendapatkan konversi dari temperatur yang ditampilkan dengan temperatur sebenarnya. Hal ini dilakukan dengan melakukan perbandingan pengambilan data temperatur oleh termokopel pada termometer digital dengan temperatur air 80-27 o C dengan pengukuran menggunakan termometer raksa. 48

Berikut adalah data hasil persamaan kalibrasi tiap termokopel yang menghasilkan persamaan ax+b. Persamaan tersebut merupakan korelasi antara temperatur yang ditampilkan dengan temperatur sebenarnya. Tabel 4.2 Persamaan kalibrasi tiap channel No. Termokopel Persamaan 1 Channel 1 y=(x*1,0803)+0,1748 2 Channel 2 y=(x*1,0196)+0,966 3 Channel 3 y=(x*1,0914)+0,156 4 Channel 4 y=(x*1,0188)+0,875 4.3.5 Hot wire anemometer Hot wire anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan aliran udara yang dihasilkan fan. Kawat tipis yang berfungsi sebagi sensor harus terletak tegak lurus terhadap arah aliran udara. Kecepatan udara yang tertangkap akan ditampilkan pada layar digital alat tersebut. Gambar 4.8 Hot wire anemometer 4.3.6 Timbangan digital Timbangan digital digunakan untuk mengetahui pertambahan massa kertas saring dengan membandingkan massa sebelum dan sesudah pengujian. 49

Timbangan digital yang digunakan memiliki kepekaan hingga 0,01 gram dan kapasitas maksimal 4000 gram. Gambar 4.9 Timbangan digital 4.4 PROSEDUR PENGUJIAN Prosedur pengujian menjelaskan mengenai urutan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mendapatkan data. Pengambilan data dilakukan untuk mencapai tujuan dari pengujian yaitu mengetahui unjuk kerja dari alat. Langkahlangkah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji rangkaian filter dengan hanya menggunakan filter udara mobil: a. Menimbang dan mencatat massa awal kertas saring yang digunakan. b. Memasang dan memastikan pemasangan kertas saring berada pada posisi yang benar dan sesuai dengan posisi yang telah ditentukan dengan selotip. c. Memasang filter udara mobil kedalam casing. d. Menyalakan fan untuk mengarahkan sidestream smoke yang dihasilkan rokok menuju filter. e. Menyalakan 6 buah batang rokok secara bersamaan selama 10 menit. f. Menimbang kembali kertas saring yang digunakan untuk mengetahui penambahan massa partikel yang terjadi. g. Ulangi langkah a-f sebanyak 5 kali untuk mengetahui rata-rata penambahan massa partikel. 50

2. Untuk menguji rangkaian filter menggunakan filter udara mobil dan karbon aktif homogen: a. Menimbang dan mencatat massa awal kertas saring yang digunakan. b. Memasang dan memastikan pemasangan kertas saring berada pada posisi yang benar dan sesuai dengan posisi yang telah ditentukan. c. Memasang filter udara mobil kedalam casing. d. Memasang filter karbon aktif homogen kedalam casing. e. Menyalakan fan untuk mengarahkan sidestream smoke yang dihasilkan menuju rangkaian filter. f. Menyalakan 6 buah batang rokok secara bersamaan selama 10 menit. g. Menimbang kembali kertas saring yang digunakan untuk mengetahui penambahan massa partikel yang terjadi. h. Ulangi langkah a-g sebanyak 5 kali untuk mengetahui rata-rata penambahan massa. 3. Untuk rangkaian filter menggunakan filter udara mobil dan karbon aktif berlapis: a. Menimbang dan mencatat massa awal kertas saring yang digunakan. b. Memasang dan memastikan pemasangan kertas saring berada pada posisi yang benar dan sesuai dengan posisi yang telah ditentukan. c. Memasang filter udara mobil kedalam casing. d. Memasang filter karbon aktif heterogen kedalam casing. e. Menyalakan fan untuk mengarahkan sidestream smoke yang dihasilkan menuju rangkaian filter. f. Menyalakan 6 buah batang rokok secara bersamaan selama 10 menit. g. Menimbang kembali kertas saring yang digunakan untuk mengetahui penambahan massa partikel yang terjadi. h. Ulangi langkah a-g sebanyak 5 kali untuk mengetahui rata-rata penambahan massa. 51

4. Untuk menguji rangkaian filter menggunakan filter udara mobil dan karbon aktif tanpa pencetakan: a. Menimbang dan mencatat massa awal kertas saring yang digunakan. b. Memasang dan memastikan pemasangan kertas saring berada pada posisi yang benar dan sesuai dengan posisi yang telah ditentukan. c. Memasang filter udara mobil kedalam casing. d. Memasang filter karbon aktif tanpa pencetakan kedalam casing. e. Menyalakan fan untuk mengarahkan sidestream smoke yang dihasilkan menuju rangkaian filter. f. Menyalakan 6 buah batang rokok secara bersamaan selama 10 menit. g. Menimbang kembali kertas saring yang digunakan untuk mengetahui penambahan massa partikel yang terjadi. h. Ulangi langkah a-g sebanyak 5 kali untuk mengetahui rata-rata penambahan massa. 5. Untuk rangkaian filter dengan hanya menggunakan rangkaian thermophoretic: a. Menimbang dan mencatat massa awal kertas saring yang digunakan. b. Memasang dan memastikan pemasangan kertas saring berada pada posisi yang benar dan sesuai dengan posisi yang telah ditentukan. c. Memasang rangkaian thermophoretic pada bagian atas casing Cigarette Smoke Filter. d. Mengukur temperatur pada pelat atas menggunakan termokopel yang terhubung dengan digital temperature recorder. e. Menghubungkan thermoelectric dengan power supply voltage regulator DC untuk menghasilkan temperatur pada sisi panas sesuai dengan yang diinginkan. f. Memeriksa temperatur yang dihasilkan oleh thermoelectric terhadap pelat panas rangkaian thermophoretic menggunakan termokopel yang terhubung ke digital temperature recorder. 52

g. Menyalakan fan untuk mengarahkan sidestream smoke yang dihasilkan menuju rangkaian thermophoretic. h. Menyalakan 6 buah batang rokok secara bersamaan selama 10 menit. i. Menimbang kembali kertas saring yang digunakan untuk mengetahui penambahan massa partikel yang terjadi. j. Ulangi langkah a-i sebanyak 5 kali untuk mengetahui rata-rata penambahan massa. 6. Untuk rangkaian filter dengan kombinasi filter udara mobil,karbon aktif terbaik, dan rangkaian thermophoretic: a. Menimbang dan mencatat massa awal kertas saring yang digunakan. b. Memasang dan memastikan pemasangan kertas saring berada pada posisi yang benar dan sesuai dengan posisi yang telah ditentukan. c. Memasang filter udara mobil kedalam casing. d. Memasang filter karbon aktif yang menghasilkan penyaringan terbaik sesuai pengujian. e. Memasang rangkaian thermophoretic pada bagian atas casing Cigarette Smoke Filter. f. Mengukur temperatur pada pelat atas menggunakan termokopel yang terhubung dengan digital temperature recorder. g. Menghubungkan thermoelectric dengan power supply voltage regulator DC untuk menghasilkan temperatur pada sisi panas thermal precipitaion sesuai dengan yang diinginkan h. Memeriksa temperatur yang dihasilkan oleh thermoelectric terhadap pelat panas rangkaian thermophoretic menggunakan termokopel yang terhubung ke digital temperature recorder. i. Menyalakan fan untuk mengarahkan sidestream smoke yang dihasilkan menuju rangkaian thermophoretic. j. Menyalakan 6 buah batang rokok secara bersamaan selama 10 menit. 53

k. Menimbang kembali kertas saring yang digunakan untuk mengetahui penambahan massa partikel yang terjadi. l. Ulangi langkah a-k sebanyak 5 kali untuk mengetahui rata-rata penambahan massa. 4.5 VARIASI PENGAMBILAN DATA PENGUJIAN Pengambilan data ditujukan untuk mengetahui kinerja penyaringan Cigarette Smoke Filter. Pengambilan data dilakukan di lantai 3 Laboratorium Heat Transfer Gedung Departemen Teknik Mesin. Pengambilan data pengujian diantaranya dilakukan dengan menguji variasi rangkaian filter, kombinasi filter karbon aktif dan penggunaan thermophoretic pada Cigarette Smoke Filter. Pengambilan data berupa penambahan massa partikel rata-rata pada kertas saring yang digunakan. Berikut merupakan variasi yang dilakukan pada pengambilan data untuk mengetahui kinerja penyaringan: 1. Variasi rangkaian filter Variasi rangkaian filter ditujukan guna mengetahui kinerja masingmasing filter yang digunakan dan kinerja yang dihasilkan berdasarkan kombinasi penggunaan filter yang berbeda. Variasi rangkaian filter meliputi penggunaan filter udara mobil secara mandiri tanpa tambahan filter lainnya, penggunaan filter udara mobil dan filter karbon aktif homogen, penggunaan filter udara mobil dan karbon aktif berlapis, dan penggunaan filter udara mobil dan filter karbon aktif tanpa pencetakan. 2. Variasi penggunaan thermophoretic Penggunaan thermophoretic ditujukan untuk mengetahui kinerja penyaringan dengan memanfaatkan gaya thermophoresis yang dihasilkan dari perbedaan temperatur pada pelat panas dan pelat dingin. Variasi yang dilakukan ialah dengan menggunakan thermophoretic tanpa tambahan filter lainnya dan menggunakan rangkaian filter udara mobil, filter karbon aktif dengan kinerja terbaik, dan thermophoretic. 54

3. Variasi perbedaan temperatur pada pelat panas dan dingin thermophoretic. Perbedaan temperatur yang dihasilkan pada pelat panas dan pelatdingin thermophoretic akan menghasilkan gaya thermophoresis. Besarnya gaya thermophoresis dipengaruhi oleh perbedaan temperatur yang dihasilkan oleh pelat panas dan pelat dingin pada thermophoretic. Dengan melakukan variasi perbedaan temperatur yakni 0, 15, 25, dan 35 o C maka akan diketahui perbedaan temperatur yang dapat menghasilkan gaya thermophoresis yang memberikan kinerja penyaringan terbaik. 55

BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 ANALISA DESAIN Dari proses perancangan dapat diketahui terdapat beberapa masalah dan solusinya, yaitu: 1) Celah antara tempat rokok diletakkan dan fan terlalu besar, sekitar 100 mm. Akibatnya fan bekerja kurang optimal menghisap seluruh asap rokok. Hal ini diketahui dari asap rokok yang terlihat keluar dari alat meskipun fan telah dinyalakan. Untuk mengatasinya, selama pengujian, bagian tersebut ditutup dengan mika. Sebenarnya celah sengaja dirancang agak besar untuk kenyamanan pengguna saat meletakkan maupun mengambil rokok. (a) (b) Gambar 5.1 Celah tempat rokok dan fan. (a) Sebelum (b) Sesudah 2) Celah antar pelat alumunium sebesar 1 mm dapat diwujudkan, sesuai dengan desain dudukan pada casing. Pelat sebesar 2 mm terbukti tidak melengkung dan saling menempel, meskipun dibebani thermoelectric dan menerima panas. 3) Seharusnya dilakukan pengukuran temperatur suhu pelat bawah saat thermoelectric dinyalakan, yaitu dengan mendesain lubang pada casing thermophoretic sebagai tempat termokopel diletakkan 56

dengan dijepitkan di pelat bawah dan casing. Namun termokopel tipe kabel yang ada di pasaran terlalu besar untuk dijepitkan pada pelat dan casing, karena akan mengganjal dan celah antar pelat akan tertutup. Termokopel tipe serabut yang rencananya digunakan untuk aplikasi ini saat ini telah sulit ditemui di pasaran. Maka diasumsikan temperatur pelat bawah tetap sama, meskipun pada kenyataannya pada pelat bawah terjadi perpindahan panas secara konveksi dari pelat atas yang dipanaskan karena celah antar pelat yang sangat kecil. Selain itu, pada pada pengembangan selanjutnya, pelat bawah dapat diberikan semacam media pendingin, untuk menjaga temperatur pelat bawah tetap rendah, sehingga gradien temperatur antara pelat atas dan bawah yang diinginkan dapat tercapai. 5.2 ANALISA HASIL PEMBUATAN Dari proses dan hasil pembuatan didapat beberapa hasil yaitu : 1) Pada casing akrilik terdapat beberapa kesalahan kecil dalam pembuatan di bengkel akrilik, seperti posisi lubang baut untuk menggabungkan kedua casing yang kurang presisi, sehingga perlu dilakukan perbaikan di Laboratorium DTM untuk mengebor lubang baut yang benar Gambar 5.2 Lubang baut yang diperbaiki 2) Pada proses pembuatan filter karbon aktif ditemui beberapa masalah seperti hasil cetakan yang getas dan rapuh sehingga retak 57

saat dikeluarkan dari cetakan. Perlu proses trial and error pada komposisi dan proses pencetakan untuk mencapai hasil yang diinginkan, meski belum sempurna. Hasil cetakan berbentuk padat pada saat dimasukkan dan pada pengujian, namun mengalami keretakan pada saat dicoba dikeluarkan. Maka dari itu pada pengujian berikutnya filter karbon aktif dialasi jaring kawat yang dapat menopang karbon aktif namun tidak menghalangi aliran asap melewati filter karbon aktif. Gambar 5.3 Filter karbon aktif dialasi jaring kawat 3) Fan seharusnya dapat diatur kecepatannya pada 0,1 m/s, yaitu kecepatan ideal untuk thermophoretic force, namun pada kenyataannya, pada kecepatan tersebut salah satu fan mati dan hanya satu yang bekerja. Maka untuk menjaga kinerja penyaringan dan penghisapan asap rokok yang merata, diputuskan meningkatkan kecepatan minimal hingga kedua fan bekerja yaitu 0,3 m/s. 4) Pelat alumunium yang dibeli sesuai dengan ukuran masih membutuhkan pemotongan manual untuk mendapatkan ukuran yang benar-benar pas untuk diletakkan dalam casing. 5) Terjadi beberapa kebocoran pada saat pengujian, yaitu pada sambungan antar casing dan sambungan pelat ke casing. Persambungan yang kurang presisi mungkin menyebabkan hal ini. Untuk mengatasinya, dilakukan penutupan kebocoran sementara dengan menggunakan selotip. 58