PEMANFAATAN BONGGOL PISANG UNTUK PEMBUATAN ASAM PHOSPAT *)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING

Jurnal Teknologi Kimia Unimal

PRODUCTION PROCESS OF LIQUID FERTILIZER FROM BANANA TRUNK PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI BATANG POHON PISANG

Ajeng Rahmasari NIM 12/330087/TK/

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI SEKAM PADI

PEMBUATAN PUPUK KALIUM DARI EKSTRAK ABU PELEPAH BATANG PISANG, BELERANG DAN UDARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu,

PENGAMBILAN ASAM PHOSPHAT DALAM LIMBAH SINTETIS SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR DENGAN SOLVENT CAMPURAN IPA DAN n-heksan

PEMANFAATAN AIR LAUT PADA PEMBUATAN Mg(OH) 2 DENGAN PENAMBAHAN Ca(OH) 2 DARI DOLOMIT

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

KINETIKA REAKSI PEMBENTUKAN KALIUM SULFAT DARI EKSTRAK ABU JERAMI PADI DENGAN ASAM SULFAT

DESKRIPSI PROSES. Untuk pembuatan gipsum terdiri dari tiga jenis proses, yaitu: Penghancuran batu-batuan ini dengan menggunakan alat primary crusher

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

PEMANFAATAN CANGKANG KERANG MENJADI ASAM PHOSPHATE DENGAN PROSES BASAH SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN GELATIN DARI TULANG AYAM BOILER DENGAN PROSES HIDROLISA

PEMBUATAN PUPUK FOSFAT DARI BATUAN FOSFAT ALAM SECARA ACIDULASI. Faleh Setia Budi, Aprilina Purbasari *)

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun

Destabilisasi Koloid Non Gula Pada Tetes Tebu

PEMBUATAN PULP DARI SERABUT GAMBAS TUA KERING DENGAN PROSES ALKALI DENGAN ALKOHOL

HIDROLISIS KOLAGEN PEMBUATAN LEM DARI KULIT SPLIT DENGAN KATALISATOR H 2 SO 4

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI DAUN DAN BUAH KERSEN DENGAN PROSES EKSTRAKSI DAN FERMENTASI

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R.

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI SKRIPSI. Oleh : SITA ARIDEWI

Prarancangan Pabrik Asam Fosfat dengan Proses Nissan, Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN

PENGARUH VARIASI JENIS TULANG DAN TEMPERATUR PADA EKSTRAKSI KOLAGEN DARI TULANG

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

Prarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR Pembuatan Pulp. dari Pelepah Pisang dengan Alat Digester. ( Making Of Pulp From Musa Paradiciasa with a Digester )

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI BATANG ECENG GONDOK

PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR MELALUI PENGAMBILAN COMPONEN Ca, P DAN K DARI BATANG POHON PISANG

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

DELIGNIFIKASI AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN PULP RENDEMEN TINGGI DENGAN PROSES PEROKSIDA ALKALI

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGAMBILAN ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT KAYU TINGI (Ceriops candolleana)

Revisi BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES

BIOETANOL DARI BONGGOL POHON PISANG BIOETHANOL FROM BANANA TREE WASTE

PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Sodium Tripolyphosphate dari Asam Fosfat dan Natrium Karbonat dengan Kapasitas 70.

PROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II. DESKRIPSI PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Hidrolisa Asam pada Produksi Bioethanol dari Onggok (Limbah Padat Tepung Tapioka) Oleh :

PENGARUH SUHU PADA PROSES ESTERIFIKASI SORBITOL DENGAN ASAM OLEAT MENGGUNAKAN KATALIS ASAM p-toluene sulfonate

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Katalis Pada Proses Esterifikasi Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (DALMs) Menjadi Biodiesel

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

BAB III METODE PENELITIAN

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

PEMANFAATAN TULANG KEONG UNTUK PRODUKSI ASAM PHOSPAT : OPTIMASI MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi pemakaian pestisida. Limbah padat (feses) dapat diolah. menjadi pupuk kompos dan limbah cair (urine) dapat juga diolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II KLOROKUIN FOSFAT

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

HIDROLISIS ONGGOK DENGAN MENGGUNAKAN REAKTOR KOLOM BERSEKAT

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

Eksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011:

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

PRARANCANGAN PABRIK GIPSUM DARI KALSIUM HIDROKSIDA DAN ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMURNIAN. Nama : Shinta Wijaya NRP : Kelompok : E Meja : 10 (Sepuluh) Asisten : Tyas Citra Aprilia

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Semen (Portland) padatan berbentuk bubuk, tanpa memandang proses

STUDI AWAL MENGENAI PEMBUATAN SURFAKTAN DARI AMPAS TEBU

Penurunan Bilangan Peroksida dengan kulit pisang kepok (Musa normalis L)

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR. PENGAMBILAN ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT KAYU POHON MANGGA (Mangifera indica L.)

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

Transkripsi:

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG UNTUK PEMBUATAN ASAM PHOSPAT *) Kindriari Nurma Wahyusi Jurusan Teknik Kimia FTIUPN Veteran Jawa Timur Abstrak Pisang merupakan tanaman budidaya dengan prospek yang baik karena banyak terdapat contentpenanganannya dan cepat berkembang biak. Dilihat dari komposisi kimianya, bonggol pisang mengandung phosphor cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan. Dengan menggunakan proses tertentu dan penambahan alkali asam sulfat maka phosphor yang terkandung dalam bonggol pisang dapat diproses menjadi asam phospat. Penelitian ini bertujuan untuk pemanfaatan limbah pohon pisang untuk dijadikan asam phospat yang dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk sintetis misalnya; TSP, NPK, dll, juga dapat digunakan sebagai penjernihan nira tebu untuk menghilangkan kotoran-kotoran atau senyawa yang terkandung dalam nira tebu. Dibarapkan penelitian ini menambah nilai ekonomis terhadap bonggol pisang yang tidak dimanfaatkan. Pada penelitian ini terdapat dua tahapan proses yaitu : Proses pembakaran bonggol pisang yang mengandung kalsium dan phosphor akan membentuk kalsium phospat. Kemudian dilanjutkan proses pembentukan asam phospat. Pada reaksi pembentukan asam phospat ini juga terbentuk gypsum. penelitian ini menunjukken bahwa pada waktu operasi 3 dan konsentrasi asam sulfat 6 % didapat konversi phospat terbesar yaitu,79 yang terdapat pada pisang ambon. Kata kunci : bonggol pisang, asam phospat Abstract Banana a tropical and subtropical tree with good prospect found anywhere in Indonesia which easy to cultivate and rapidly. Concerning the chemical composition, the hump banana tree contain phosphorous large enoughe. Using special treatment and adding sulfuric acid alkali, the phosphorous content at the hump banana tree could be processed to produce phosphoric acid. The objective of research is to produce phosphoric acid from the hump banana tree waste as the synthetic fertilizer as follows : TSP, NPK etc. it also can be used as sugar cane substance to remove the impurities. Hope the research will be worthwhile and value for hump banana tree waste. There are two process steps i.e. : The process which contain calcium and phosphorous to compound calcium phosphate. Then the phosphoric acid compound process. It also produces gypsum at the reaction. This research s result showed that 3 hours and sulfuric acid concentration of 6 % could reduce phosphorous convertion optimum i.e. :,79 was obtained at ambon banana. Key words: hump banana tree, phosphoric acid. *) Penelitian dibiayai oleh Dikti Program Dosen Muda Jurnal Teknik Kimia Vol.2,No.2 April 28 136

Pendahuluan Indonesia yang beriklim tropis mempunyai keuntungan yang merupakan modal utama untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kondisi yang sangat menguntungkan adalah keadaan tanah yang subur untuk tanaman misalnya tanaman pisang. Pada umumnya pisang ditanam untuk diambil buahnya dan daunnya untuk pembungkus. Tanaman pisang hanya berbuah sekali seumur hidupnya, sesudah itu batang dan bonggolnya ditebang dan dibiarkan begitu saja. Dilihat dari komposisi kimianya, bonggol pisang mengandung phosphor cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan. Dengan menggunakan proses tertentu dan penambahan alkali asam sulfat maka phosphor yang terkandung dalam bonggol pisang dapat diproses menjadi asam phospat. Proses pembuatan asam phospat yang dibuat dari batuan phospat ada dua macam yaitu proses kering dan proses basah. Proses kering ada tiga tahapan yaitu : pembakaran phosphor, hidrasi P2O5 yang terbentuk dan pengambilan serbuk yang terbentuk. Proses basah ada empat tahapan yaitu : melarutkan batuan phospat dalam asam sulfat, slurry yang terbentuk dibiarkan sampai terjadi kristal kalsium sulfat, memisahkan kalsium sulfat dari asam sulfat dengan cara filtrasi dan memekatkan asam phospat yang terbentuk. Asam yang terbentuk mempunyai kandungan P2O5 sekitar 3 32 %. Proses basah dapat menghasilkan asam phospat dengan kemurnian tinggi. Penggunaan asam phospat sebagai pupuk semakin meningkat maka perlu adanya peningkatan pembuatan asam phospat. Selain pembuatan asam phospat dari batuan phospat dapat juga dari bonggol pisang karena bonggol pisang mengandung unsur phosphor yang sangat tinggi dan kalsium sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan asam phospat jika mencampurkan bahan tersebut dengan asam sulfat akan terjadi reaksi : Ca3(PO4)2 + 3 H2SO4 + 6 H2O 3 (CaSO4. 2 H2O) + 2 H3PO4 (1) Faktor-faktor yang sangat berpengaruh pada reaksi ini yang menyangkut fasa padat, cair adalah konsentrasi zat pelarut, suhu, kecepatan pengadukan dan waktu. Semakin cepat pengadukan maka akan memperbesar peluang kontak antara bahan pereaksi, sehingga reaksi akan lebih sempurna. Faktor-faktor tersebut diatas mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu reaksi. Pada penelitian ini terdapat 2 tahapan proses : a. Proses pembakaran bonggol pisang yang mengandung kalsium dan phosphor. 3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (2) b. Reaksi pembentukan asam phospat Ca3(PO4)2 + 3 H2SO4 + 6 H2O 3 (CaSO4. 2 H2O) + 2 H3PO4 (3) Pada proses pembakaran antara phosphor dan kalsium akan terikat membentuk kalsium phospat, sedangkan reaksi pembentukan asam phospat juga dapat terbentuk gypsum. (Kirk Othmer, 1952) METODE PENELITIAN Bahan : Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah bonggol pisang yang dikeringkan dan diabukan. Alat : Alat yang digunakan dirangkai seperti gambar 1. Alat terdiri atas reaktor yang tertutup dan dilengkapi dengan pengaduk dan pemanas. Variabel Penelitian : Kondisi yang ditetapkan : Berat abu bonggol pisang sebanyak 25 gram, volume asam sulfat 1 ml, kecepatan pengadukan 25 rpm dan suhu pemasakan 9 C. Sebagai peubah yaitu jenis bonggol pisang : pisang ambon, tanduk, ulin, susu, kepok dan variasi kadar H 2 SO 4 3, 4, 5, 6, 7 % dengan waktu pemasakan 1,5 ; 2 ; 2,5 ; 3 ; 3,5. Prosedure Penelitian : Penelitian ini digunakan abu bonggol pisang sebanyak 25 gram dengan variasi jenis pisang, pisang ambon, tanduk, ulin, susu dan pisang kepok, ditambahkan pada asam sulfat sebanyak 1 ml dengan variasi kadar 3, 4, 5, 6, dan 7 % yang ada dalam reaktor. Kemudian dipanaskan sampai suhu 9 C dengan kecepatan pengadukan pada 25 rpm. Setelah mencapai waktu pemasakan tertentu, campuran dibiarkan dingin dan dilanjutkan dengan penyaringan. Filtrat yang dihasilkan, dianalisis dengan cara titrasi menggunakan larutan ammonium molibdat sampai terjadi perubahan warna. Data yang diperoleh merupakan asam phospat yang terbentuk. Jurnal Teknik Kimia Vol.2,No.2 April 28 137

Semakin lama waktu operasi, konversi phospat yang terbentuk semakin besar tetapi pada waktu operasi 3,5 semakin kecil phospat yang diperoleh dan semakin tinggi konsentrasi asam sulfat, konversi phospat yang terbentuk juga semakin besar, tetapi pada konsentrasi 7 % konversi yang diperoleh turun, ini disebabkan karena panas yang timbul semakin besar sehingga kandungan air yang sedikit akan menguap dan semakin banyak gypsum yang terbentuk. Gambar 1 : Peralatan Ekstraksi HASIL DAN PEMBAHASAN yang diperoleh pada penelitian ini konversi asam phospat yang terbentuk pada pisang ambon lebih besar dari pada pisang tanduk, pisang ulin, pisang susu dan pisang kapok. Tabel 1 : Pengaruh konsentrasi H2SO4 terhadap Ambon. Tabel 2 : Pengaruh konsentrasi H 2 SO 4 terhadap Tanduk 2 2,5 3 3,5,25,32,38,58,46 4%,35,38,42,62,55 5%,42,46,54,67,57 6 %,56,61,69,78,71 7 %,45,53,58,7,68 Pisang Tanduk 2 2,5 3 3,5,32,41,47,58,52 4%,39,46,54,62,56 5%,45,53,66,74,64 6 %,56,67,73,79,72 7 %,48,55,61,68,62 1.8.6.4.2 Waktu Operasi () 4% 5% 6% 7% 1.8.6.4.2 Pisang Ambon Waktu Operasi () 4% 5% 6% 7% Gambar 2 : Hubungan antara konsentrasi H2SO4 Gambar 3 : Hubungan antara konsentrasi H2SO4 dan waktu operasi terhadap konversi Asam Phospat yang diperoleh pisang tanduk sama dengan hasil yang diperoleh pisang ambon yaitu semakin lama waktu operasi, konversi phospat yang 3,5 semakin kecil phospat yang diperoleh dan pada konsentrasi 7 % konversi yang diperoleh turun. Jurnal Teknik Kimia Vol.2,No.2 April 28 138

Tabel 3: Pengaruh konsentrasi H2SO4 terhadap Ulin Konsentrasi 1,5 2 2,5 3 3,5,28,29,32,47,39 4%,31,35,42,56,51 5%,42,42,51,64,57 6 %,58,59,63,72,65 7 %,52,47,53,62,59.8.6.4.2 Pisang Ulin Waktu Operasi () 4% 5% 6% 7% Gambar 4 : Hubungan antara konsentrasi H2SO4 Demikian juga hasil yang diperoleh pada pisang ulin, semakin lama waktu operasi, konversi phospat yang terbentuk semakin besar tetapi pada waktu operasi 3,5 semakin kecil phospat yang diperoleh dan semakin tinggi konsentrasi asam sulfat, konversi phospat yang terbentuk juga semakin besar, tetapi pada konsentrasi 7 % konversi yang diperoleh turun. Tabel 4: Pengaruh konsentrasi H2SO4 terhadap Susu 2 2,5 3 3,5,21,28,34,44,39 4%,32,35,42,53,47 5%,38,43,56,64,57 6 %,45,52,61,72,68 7 %,41,49,58,7,62.8.6.4.2 Pisang Susu Waktu Operasi () Gambar 5 : Hubungan antara konsentrasi H2SO4 4% 5% 6% 7% Demikian juga untuk pisang susu semakin lama waktu operasi, konversi phospat yang 3,5 semakin kecil phospat yang diperoleh dan pada konsentrasi 7 % konversi yang diperoleh turun. Tabel 5: Pengaruh konsentrasi H2SO4 terhadap Kepok Asam phosphat yang terbentuk (hasil) Konsentrasi : 1,5 2 2,5 3 3,5,18,24,28,35,33 4%,23,31,34,42,37 5%,34,41,49,55,51 6 %,47,53,64,72,66 7 %,45,48,58,67,63.8.6.4.2 Pisang Kepok Waktu Operasi () 4% 5% 6% 7% Gambar 6 : Hubungan antara konsentrasi H2SO4. Jurnal Teknik Kimia Vol.2,No.2 April 28 139

Demikian juga untuk pisang kapok semakin lama waktu operasi, konversi phospat yang 3,5 semakin kecil phospat yang diperoleh dan pada konsentrasi 7 % konversi yang diperoleh turun. Jika dilihat dari jenisnya, bonggol pisang ambon yang lebih banyak mengandung phorphor sehingga asam phospat yang terbentuk lebih besar dari pada jenis bonggol pisang lainnya. Kesimpulan Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pada waktu operasi 3 dan konsentrasi asam sulfat 6 % didapat konversi phospat terbesar yaitu,79 untuk pisang ambon; untuk pisang tanduk pada waktu operasi 3 dan konsentrasi asam sulfat 6 % didapat konversi phospat terbesar,78; untuk pisang ulin pada waktu operasi 3 dan konsentrasi asam sulfat 6 % didapat konversi phospat terbesar,72 ; untuk pisang susu pada waktu operasi 3 dan konsentrasi asam sulfat 6 % didapat konversi phospat terbesar,72; untuk pisang kepok pada waktu operasi 3 dan konsentrasi asam sulfat 6 % didapat konversi phospat terbesar juga,72. Daftar Pustaka Austin, George T., Jasjfi, E, 1994, Industri Proses Kimia, edisi 5, Erlangga, Jakarta Cahyono, Bambang, 1995, Pisang - Budidaya dan Analisis Usaha Tani, Kanisius, Jakarta. Griffin, R.C., 1972, Technical Methods of Analysis, 2 ed, pp 769-775, Mc. Graw Hill Book Company, Inc., New York. Kirk, R.E. and Othmer, P.F., 1952, Encyclopedia of Chemical Technology, Vol. 1, pp 43-44, The Inter Science Encyclopedia, Inc., New York. Munajim, 1984, Tehnologi Pengolahan Pisang, pp 8-1, PT. Gramedia Jakarta. Munajim, 1983/1984, Penelitian Batuan Phospat, pp 1-3, BPPI, Surabaya. Shreve, R. N., 1967, Chemical Process Industries, 3 ed, pp 277 28, Mc. Graw Kagukusa, Ltd. Tokyo. Smallwood, Ian, 1993, Solvent Recovery Handbook, Mc. Graw Hill Kagasuka, Ltd. Tokyo. Sujana,1982, Metoda Statistika, pp 3 35 dan 352 356, Penerbit Tarsito Bandung. Jurnal Teknik Kimia Vol.2,No.2 April 28 14