BAB I PENDAHULUAN. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF), diabetes adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif )

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas adaptasi biologi meliputi setiap proses biologis yang penting

Bab 1 PENDAHULUAN. QS. Al-Baqarah ayat 282 berkenaan dengan aktivitas atau kegiatan ekonomi:

BAB I PENDAHULUAN` gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung. stroke hemoragik (American Heart Association, 2013).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian menunjukkan bahwa rutinitas ibadah shalat wajib memiliki

BAB I PENDAHULUAN. nosokomial diperkirakan 5% - 10% pasien yang dirawat di rumah sakit.

Dunia telah menjadi DESA BESAR, Dunia tanpa Batas (pelaksanaan Haji, Pertandingan Sepak Bola dll, bisa dilihat secara langsung ASRORI, MA.

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk mengeluarkan bayi melalui insisi pada dinding perut dan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Gigi

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja secara otomatis, terintegrasi, dan terkoordinasi sehingga dengan

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

Pertanyaan : Apa yang dapat anda katakan pada kami tentang Bumi

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mencapai derajat Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun oleh : Endah Widyaningsih Rahayu

Bacaan Tahlil Lengkap

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masuk dalam daftar Global Burden of Disease 2004 oleh World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakikatnya ketika dilahirkan telah melekat

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. olahraga dan rumah tangga. Trauma muskuloskeletal biasanya menyebabkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

PENGARUH PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PEMBINAAN MORAL SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 1 GODEAN

BAB I PENDAHULUAN. infeksi bakteri Mycobacterium leprae (M.leprae). Penatalaksanaan kasus

BAB I PENDAHULUAN. penyebab, misalnya kerugian terus-menerus, penurunan penjualan, bencana alam

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

KONSEP PLURALISME AGAMA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM STUDI ANALISIS PEMIKIRAN KH. ABDURRAHMAN WAHID SKRIPSI

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan praktik akuntansi global menimbulkan adanya tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

Sistem ekonomi suatu negara didasarkan atas seberapa jauh institusi kepemilikan, insentif dan pembuat keputusan mendasari semua aktivitas ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat ialah tentang kejahatan. Kejahatan adalah suatu

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berfikir secara kritis dan mandiri serta menyeluruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah dirasakan oleh

ISLAM IS THE BEST CHOICE

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mencegah proses kehamilan pada pasangan suami istri yang memiliki usia subur.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB 1 PENDAHULUAN. terbagi menjadi kepulauan-kepulauan. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

TAFSIR SURAT AL- AADIYAAT

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Pendidikan memberikan

PANDUAN BERIBADAH; Pengayaan Materi Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, oleh Heru Wahyudi Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Terlebih lagi adanya perkembangan teknologi

HUBUNGAN EMOSI DAN FREKUENSI MENYUSUI PADA IBU MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI DI RS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kerusakan kartilago articulatio serta menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. dikerjakan oleh setiap umat muslim. Melaksanakan shalat dengan menghadap ke

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ( أ م ر ه ب ال غ ال له إ ن ح س ب ه ف ه و ال له ع ل ى ي ت و آل و م ن ي ح ت س ب ل ا ح ي ث م ن و ي ر ز ق ه اق د ر ش ي ء ل ك ل ال له ج ع ل ق د ) 3 : Thallaq QS ; At Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. Memasuki era globalisasi ini, seiring perbaikan tingkat sosial ekonomi dunia, Penyakit Jantung Bawaan (PJB) mengalami peningkatan prevalensi yang ditunjukkan secara studi di negara maju dan di negara berkembang berkisar di antara 6 sampai 10 per 1000 kelahiran hidup, dengan rata-rata 8 per 1000 kelahiran hidup. Hal tersebut ditenggarai olah arus globalisasi yang terlalu kuat dan tak dapat dibendung dari efek domino perubahan pola hidup konsumtif yang mengarah pada perubahan pemetaan pola penyakit di masyarakat hidup (Sastroasmoro et al., 1994). Penyakit jantung bawaan atau kongenital adalah kelainan pada struktur jantung yang terdapat sejak lahir. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan dalam perkembangan jantung yang terjadi saat usia gestasi 3-8

2 minggu (Aaronson et al., 2007). Menurut Wahab (2009), Kelainan ini terdapat saat lahir dan anomali yang terjadi selama perkembangan janin sering sangat berubah, setidaknya secara fisiologis, dengan penyesuaian sistem sirkulasi secara dramatis. Prevalensi penyakit jantung bawaan yang diterima secara internasional ini adalah 0.8%, walaupun terdapat banyak variasi data yang terkumpul, secara umum, prevalensi penyakit jantung bawaan masih diperdebatkan, dikarenakan estimasi insidensi jejas spesifik dapat bervariasi tergantung pengambilan data dari bayi, dewasa muda, ekokardiografi, katerisasi, pembedahan, atau studi postmortem itu sendiri (Brown et al., 2011). Sesungguhnya jika dilihat dari sisi perbandingan kemajuan antara negara maju dengan negara berkembang, adanya berbagai fasilitas kesehatan yang menunjang sejak masa post partum sampai masa dewasa pada negara maju telah dapat mendeteksi dini kelainan jantung bawaan, sehingga akurasi data jika dibandingkan pada kenyataan di lapangan memiliki perbedaan yang tidak signifikan pada negara maju. Hal ini tentu berbeda dengan negara berkembang yang dari segi fasilitas kesehatan dinilai belum dapat menyaingi negara maju, sehingga kenyataan yang ada ternyata jauh lebih banyak daripada data yang diperoleh (Sastroasmoro et al., 1994). Angka kejadian PJB sukar ditentukan, karena suatu lesi anatomis dapat saja terjadi tanpa menyebabkan gejala klinis, bahkan tanda-tanda pada masa bayi dan anak-anak dapat menghilang pada waktu dewasa, atau timbul tanda baru (Rendle-Short, 1992).

3 Peranan ibu disinyalir memiliki dampak signifikan terhadap kelainan ini, terutama dalam menyalurkan bentuk DNA yang mempengaruhi secara fisiologis tubuh bayi, terutama bagian kardiovaskuler, terlepas dari berbagai penyebab multifaktorial (Brown et al., 2011). Menurut Sastroasmoro (1994), tantangan masa mendatang dalam bidang kardiologi anak tidak pelak lagi berkisar pada diagnosis dan tatalaksana penyakit jantung bawaan. Apabila hal tersebut diumpamakan sebagai sebuah pertanyaan, maka perlu adanya tuntutan untuk jawabannya, dimana dalam hal ini mengintegrasikan ilmu serta kemampuan klinisi diperlukan dasar korelasi antara gejala dan faktor resiko yang secara langkah awal mengarah pada diagnosis. Dengan meneliti hubungan berat badan lahir rendah, sebagai gejala awal PJB yang terlihat selain sianosis, diharapkan dapat memberikan pengerucutan konsep berpikir dan tindakan cepat yang perlu diambil. Penelitian tentang penyakit jantung bawaan, apapun itu, termasuk gejala berat badan, perlu mendapat tanggapan serius dari semua pihak, terutama klinisi untuk secara minimal dapat mengurangi dan mencegah angka kejadian. Masih terdapat asosiasi terhadap kematian pada bayi baru lahir dengan kriteria berat badan rendah, prematur, anomali kromosom, malformasi non-kardiak pada bayi dengan kelainan ini, sehingga merupakan sinyal untuk mengevaluasi, terutama dalam hal kegagalan mendiagnosisnya (Kuehl, 1999).

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, dapat dirumuskan suatu masalah dalam penulisan penelitian ini, yaitu: "Apakah terdapat hubungan antara penyakit jantung bawaan dengan bayi berat lahir rendah?" C. Tujuan Penelitian Pada penelitian Hubungan antara Penyakit Jantung Bawaan dengan Bayi Berat Lahir Rendah Bayi di PKU Muhammadiyah Yogyakarta. bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang ditimbulkan dari diagnosis penyakit jantung bawaan dengan berat badan lahir bayi yang rendah. D. Manfaat Penelitian Bahwa penelitian ini diharapkan memiliki manfaat teoritis dan praktis bagi pembaca sehingga pembaca dapat menyimpulkan penelitian ini. 1. Manfaat Teoritis a. Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kedokteran secara umum dan spesialisasi kardiovaskuler pediatrika serta dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

5 b. Mengetahui lebih dalam tentang penyakit jantung bawaan dan jenisnya, serta dapat membantu mengetahui ada tidaknya hubungannya dengan bayi berat lahir rendah. c. Penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan kepada semua pihak. 2. Manfaat Praktis Dapat menambah pengetahuan dan berguna bagi orang tua yang memiliki kondisi bayi baru lahir. Mereka dapat mengetahui apa sebenarnya yang memicu berat badan lahir sehubungan dengan kelainan jantung bawaa, sehingga dapat mengetahui pencegahannya. Memberikan masukan bagi tempat pelayanan (Rumah Sakit dan Puskesmas) khususnya bagi dokter dalam memberikan kualitas keputusan diagnosis, serta betapa pentingnya penyakit jantung bawaan korelasinya dengan berat badan lahir bayi. E. Keaslian Penelitian Penelitian dengan variabel penelitian berat lahir, terutama berat badan rendah, serta berat badan sangat rendah dengan penyakit jantung bawaan sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Namun hasil penelitian mengenai topik tersebut belum tentu sama dari satu daerah dengan daerah lain.

6 Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Levin et.al. 1975 di California, Amerika Serikat, dilakukan penelitian dengan metode studi perbandingan antara berat badan rendah (< 2500 gram) bayi baru lahir terdiagnosis Patent Ductus Arteriousus (PDA) diasosiasikan dengan kelahiran prematur, dengan penyakit jantung bawaan lain selain PDA. Diantara 1436 kelahiran, tercatat 37 anak terdiagnosis penyakit jantung bawaan selain PDA, 198 tercatat PDA. Rata-rata berat badan bayi lahir dengan penyakit Jantung Bawaan berkisar 2018 gram (standar deviasi = 370 gram). Empat dari 37 anak dengan kelainan jantung bawaan selain PDA berada pada 1150 bayi baru lahir dengan berat badan rendah (BBLR), dengan insiden 3.5 per 1000 kelahiran berat badan rendah hidup. Pada 198 anak dengan diagnosis PDA, 78 di antaranya termasuk 1150 kelahiran dengan berat badan rendah yang lahir di institusi ini, dengan insidensi 70 per 1000 kelahiran berat badan rendah hidup. Terdapat 21 anak dari 37 dengan penyakit jantung bawaan adalah bayi yang memiliki berat badan sesuai untuk usia gestasinya, sedangkan 16 lainnya berada dibawah gestational age. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Godfrey et al. (2010) di Jerusalem, Israel, dilakukan metode retrospektif pada 437 bayi lahir yang tercatat bayi dengan berat badan sangat rendah, 281 (64,3%) di antaranya telah dilakukan echocardiogrphy. Terdeteksi sebanyak 19 (4,4%) bayi tersebut mengalami penyakit jantung bawaan yang secara signifikan berada diatas prevalensi global, yakni 5-8 per 1000 kelahiran dalam

7 populasi umum ( p < 0.0001). Pada subgroup dengan berat badan < 1000 gram, terdapat 154 bayi dimana 10 pasien (6.5%) terdiagnosis PJB. Sedangkan dalam subgroup 283 anak dengan berat badan 1000-1500 gram, tercatat 9 (3.2%, P = 0.19 BBLSR) bayi menderita penyakit jantung bawaan. Penelitian serupa juga dilakukan di Amerika pada tahun 2011 oleh Archer et al., dengan penelitian distribusi dan kematian dari pengidap PJB pada anak dengan berat badan sangat rendah. Penetlitian ini dilakukan dengan menganalisis data dari International multicenter database pada 99.786 pasien dengan berat badan bayi lahir sangat rendah, tercatat 893 memiliki PJB serius (8,9 per 1000). Tetralogy of Fallot merupakan kasus yang terbanyak (n = 166 [18,6%]) diikiuti dengan aortic coarctation (n = 103 [11,5%]), serta kelainan PJB lainnya dalam porsi yang lebih sedikit. Angka mortalitas PJB serius tercatat 44% dibandingkan dengan 12,7% yang PJB tidak serius (p < 0,0001). Hasil kesimpulan menyatakan bayi baru lahir dengan berat badan sangat rendah memiliki angka mortalitas lebih tinggi daripada yang normal, terlepas dari faktor resiko lainnya. Pada penelitian kali ini, peneliti akan melakukan penelitian yang sama tentang retrospektif hubungan berat badan baru lahir dengan penyakit jantung bawaan. Namun yang membedakan pada penelitian kali ini tidak terspesifik pada berat badan rendah atau berat badan sangat rendah serta dilakukan dengan mengobservasi korelasi umum berat badan

8 lahir dengan kondisi ibu pada bayi lahir di PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada jangka satu waktu tertentu.