IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kinerja Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lampung Timur

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kinerja Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lampung Tengah

VI. RANCANGAN PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan karena dianggap tidak menghargai kaidah-kaidah demokrasi. Era reformasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Pajak Dan Retribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB IV PEMBAHASAN. Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang terdiri dari : dapat dipaksakan untuk keperluan APBD.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, daerah harus mampu menggali potensi

1. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran Anggaran Setelah

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, pendapatan asli daerah didefinisikan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

APBD KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN ) Target dan Realisasi Pendapatan

III. METODE PENELITIAN. pendapatan daerah kota Bandar Lampung tahun Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah di kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB III ANALISIS DATA DAN PEBAHASAN. Daerah Kabupaten Boyolali Tahun daerah kabupaten boyolali tahun :

ABSTRAK. Oleh : ROSNI. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, tiap-tiap daerah dituntut untuk mampu

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian yang mendiskripsikan atau penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

V. PEMBAHASAN. perekonomian daerah. Pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

BAB I PENDAHULUAN. maupun di sektor swasta, hanya fungsinya berlainan (Soemitro, 1990).

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 yang telah diganti dengan UU No. 34 Tahun 2004

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Jember

BAB IV. Pembahasan. IV.1. Analisa Tingkat Efektifitas Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap. Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Bekasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dibarengi dengan pelaksanaan otonomi daerah

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam naungan

PAJAK HOTEL PERDA NO. 1 TAHUN PERDA TENTANG PAJAK HOTEL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan baik melalui administrator pemerintah. Setelah

BAB 3 GAMBARAN UMUM PENDAPATAN ASLI DAERAH, PAJAK DAERAH DAN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau-pulau atau dikenal dengan sebutan Negara Maritim. Yang mana dengan letak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kinerja keuangan DPKAD Bukittinggi apabila dilihat dari rasio efektivitas

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan yang sebaik mungkin. Untuk mencapai hakekat dan arah dari

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus yang sifatnya memperbaiki dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. daerah adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dimana

DATA ISIAN SIPD TAHUN 2017 BPPKAD KABUPATEN BANJARNEGARA PERIODE 1 JANUARI SAMPAI DENGAN 8 JUNI 2017

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sirojuzilam (2005) pengembangan wilayah pada dasarnya

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Organisasi sebagai satu kesatuan yang dinamis merupakan alat untuk mencapai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA METRO,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

I. PENDAHULUAN. Penerimaan Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dapat

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pande Kadek Yuda Mahardika. Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan kesempatan serta keleluasaan kepada daerah untuk menggali

BAB IV PEMBAHASAN. kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan asli daerah lain-lain yang sah.

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan disegala sektor. Hal ini berkaitan dengan sumber dana

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan dari pembangunan nasional.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. penyelenggaraan pemerintah daerah. Berlakunya Undang-Undang Nomor 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kabupaten Bandung Potensi Daya Tarik Wisata Kabupaten Bandung

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB III ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

I. PENDAHULUAN. Proses desentralisasi pemerintahan yang dilakukan oleh Pemerintah. daerah memberikan konsekuensi terhadap Pemerintah Daerah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melancarkan jalannya roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian PAD dan penjabaran elemen-elemen yang terdapat dalam PAD.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai dengan aspirasi dari

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 001 TAHUN 2018 TENTANG TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah dan dikelola oleh pemerintah. Beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kinerja Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lampung Timur Pada bab ini dikemukakan deskripsi dan analisis hasil penelitian yang diperoleh melalui pengukuran dan pengujian terhadap hipotesis penelitian yang telah ditetapkan terdahulu. Analisis hasil penelitian difokuskan pada penerimaan keuangan daerah khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lampung Timur periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Analisis dan perthitungan dibatasi pada penerimaan PAD melalui ukuran Capaian Target (CT), Share (S) dan Pertumbuhan. 1. Capaian Target (CT) Sumber-sumber penerimaan PAD Kabupaten Lampung Timur Tahun Anggaran 2003-2007 Efektifitas atau capaian target sumber-sumber penerimaan PAD menggambarkan target dan realisasi sumber-sumber penerimaan PAD. Efektifitas juga merupakan ukuran keberhasilan suatu daerah dalam melaksanakan kebijakan untuk menggali sumber-sumber penerimaan daerah sesuai dengan apa yang telah ditargetkan. Ukuran keberhasilan dalam pencapaian target penerimaan daerah Kabupaten Lampung Timur tahun anggaran 2003-2007 mengacu kepada kaidah yang telah ditetapkan yaitu persentase pencapaian target sumber-sumber penerimaan PAD berdasarkan batas toleransi sebesar 9,99%.

49 Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Capaian Target (CT) sumbersumber penerimaan PAD Kabupaten Lampung Timur Tahun Anggaran 2003 2007 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Capaian Target Sumber-sumber Penerimaan PAD Kabupaten Lampung Timur Tahun Anggaran 2003-2007 Ratarata pangan ICT Penyim Skor Sumber-sumber Penerimaan Capaian Target (%) PAD 2003 2004 2005 2006 2007 (%) (%) 1. Pajak Daerah - Pajak hotel 88,39 55,47 110,94 142,40 90,54 97,55 2,45 5 - Pajak restoran 137,59 103,35 196,09 189,32 72,67 139,81 39,81 2 - Pajak hiburan 16,80 3,85 21,38 40,92 30,01 22,59 77,41 1 - Pajak reklame 101,41 25,33 0,00 104,01 105,88 67,33 32,67 2 - Pajak penerangan jalan 113,78 81,59 55,90 107,64 116,81 95,14 4,86 5 - Pajak Bahan Galian Gol. C 102,17 51,24 42,98 18,39 68,25 56,61 43,39 1 Rata-rata Pajak Daerah 93,36 53,47 71,22 100,45 80,69 79,84 33,43 2 2. Retribusi Daerah -Retri. Pelayanan Kesehatan 100,37 65,49 75,28 54,24 61,73 71,42 28,58 3 -Retri. Persmpahan Kbrsihan 102,18 100,01 100,15 100,35 95,74 99,69 0,31 5 -Retri.Penggantian Bi. Cetak 113,87 124,01 288,74 154,79 90,36 154,35 54,35 1 -Retri.Parkir 101,00 30,52 70,39 77,29 79,44 71,73 28,27 3 -Retri.Pasar 100,01 97,87 102,12 98,79 94,20 98,60 1,40 5 -Retri.Pengujian Kend.motor 100,18 95,68 108,32 64,77 51,91 84,17 15,83 4 Rata-rata Retribusi Daerah 102,93 85,60 124,16 91,71 78,90 96,66 21,46 3 3. Laba Usaha Daerah 0,00 16,67 25,00 216,76 152,81 82,25 17,75 4 4. Penerimaan Lain-lain 157,93 113,77 107,77 349,99 241,15 194,12 94,12 1 Sumber: Lampiran 3 Berdasarkan Tabel 9 dapat dijelaskan, bahwa rata-rata capaian target sumbersumber penerimaan PAD Kabupaten Lampung Timur berkisar antara 22,59 % sampai dengan 194,12%. Jika dilihat dari tahun ke tahun, capaian target sumbersumber penerimaan PAD sangat berfluktuasi. Pajak daerah mempunyai rata-rata capaian target sebesar 79,84%, berdasarkan batasan toleransi, rata-rata capaian pajak daerah masuk dalam kategori baik karena memiliki penyimpangan toleransi sebesar 20,16%. Capaian target tertinggi pada pajak daerah terjadi pada Tahun 2007 yaitu sebesar 116,84% dan capaian target terendah terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 3,85%. Pajak Daerah Kabupaten Lampung Timur terdiri dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan bahan galian golongan C. Jika dilihat dari rata-rata capaian

50 targetnya, pajak hiburan mempunyai rata-rata capaian target terendah dan pajak restoran mempunyai nilai rata-rata capaian target tertinggi. Realisasi pajak hiburan mempunyai rata-rata capaian target sebesar 22,59%, berdasarkan batasan toleransi, rata-rata capaian target pajak hiburan masuk dalam kategori tidak baik dikarenakan memiliki penyimpangan toleransi sebesar 77,41%. Capaian tertinggi pajak hiburan terjadi pada Tahun 2006 yaitu sebesar 40,92% dan capaian target terendah terjadi pada tahun anggaran 2004 yaitu sebesar 3,85%. Sedangkan pajak restoran mempunyai rata-rata capaian target sebesar 139,81%, berdasarkan batasan toleransi rata-rata capaian target pajak restoran masuk dalam kategori kurang baik karena memiliki penyimpangan toleransi 39,81%. Capaian target tertinggi pada pajak restoran terjadi pada Tahun 2005 yaitu sebesar 196,09% dan capaian target terendah terjadi pada Tahun 2007 yaitu sebesar 72,67%. Sumber PAD dari pos penerimaan retribusi daerah Kabupaten Lampung Timur mempunyai rata-rata capaian target sebesar 96,66%, berdasarkan batasan toleransi rata-rata capaian target retribusi daerah tersebut masuk dalam kategori sangat baik karena memiliki penyimpangan toleransi sebesar 3,34%. Capaian target tertinggi pada penerimaan retribusi daerah terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 102,38% dan capaian target terendah terjadi pada Tahun 2007 yaitu sebesar 32,80%. Sumber PAD dari pos penerimaan retribusi daerah Kabupaten Lampung Timur terdiri dari retribusi pelayanan kesehatan, retribusi persampahan dan kebersihan, retribusi penggantian biaya cetak, retribusi parkir, retribusi pasar, retribusi pengujian kendaraan bermotor, retribusi jasa usaha pemakaian kekayaan daerah,

51 retribusi jasa usaha, retribusi izin dan retribusi lain-lain. Jika ditinjau dari pancapaian target retribusi persampahan kebersihan mempunyai nilai rata-rata capaian target tertinggi dan retribusi penggantian biaya cetak mempunyai nilai rata-rata capaian target terendah. Pos penerimaan retribusi penggantian biaya cetak mempunyai rata-rata capaian target sebesar 154,35%, berdasarkan batasan toleransi yang telah ditetapkan ratarata capaian target retribusi penggantian biaya cetak masuk dalam kategori tidak baik karena memiliki penyimpangan toleransi sebesar 54,35%. Capaian target tertinggi pada retribusi penggantian biaya cetak terjadi pada Tahun 2005 yaitu sebesar 288,74% dan capaian target terendah terjadi pada Tahun 2007 yaitu sebesar 90,36%. Sedangkan retribusi pelayanan kesehatan mempunyai rata-rata capaian target sebesar 71,42%, berdasarkan batasan toleransi, rata-rata retribusi pelayanan kesehatan masuk dalam kategori cukup baik karena memiliki penyimpangan toleransi sebesar 28,58%. Capaian tertinggi pada pos penerimaan retribusi pelayanan kesehatan terjadi pada Tahun 2003 yaitu sebesar 100,37% dan capaian target terendah terjadi pada Tahun 2006 yaitu sebesar 54,24%. Sumber PAD pada pos penerimaan laba usaha daerah mempunyai rata-rata capaian target sebesar 82,25%, berdasarkan batasan toleransi, rata-rata capaian target laba usaha daerah masuk dalam kategori sangat baik karena memiliki penyimpangan toleransi sebesar 17,75%. Capaian target tertinggi laba usaha daerah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 216,76% dan capaian target terendah terjadi pada tahun anggaran 2004 yaitu sebesar 16,67%. Sedangkan pada pos penerimaan lain-lain PAD mempunyai rata-rata target sebesar 194,12%,

52 berdasarkan batasan toleransi rata-rata capaian target penerimaan lain-lain PAD masuk dalam kategori tidak baik karena memiliki penyimpangan toleransi sebesar 94,12%. Capaian tertinggi pada penerimaan lain-lain PAD terjadi pada Tahun 2006 yaitu sebesar 349,99% dan capaian target terendah terjadi pada Tahun Anggaran 2005 yaitu sebesar 107,77%. 2. Share (S) Sumber-sumber penerimaan PAD Kabupaten Lampung Timur Tahun Anggaran 2003 2007. Share sumber-sumber penerimaan PAD atau kontribusi sumber-sumber penerimaan PAD merupakan salah satu indikator untuk mengukur kinerja keuangan daerah. Inti pemikiran dari perhitungan ini adalah bahwa nilai dari PAD merupakan hasil dari kontribusi komponen-komponen sumber-sumber penerimaan daerah. Metode ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar perbandingan kontribusi tiap-tiap komponen PAD terhadap total PAD Kabupaten Lampung Timur Tahun Anggaran 2003 sampai dengan 2007. Share sumbersumber penerimaan PAD terhadap total PAD Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat pada Tabel 10.

2003 2004 2005 2006 2007 1. Pajak Daerah - Pajak hotel 0,11 0,08 0,19 0,09 0,05 0,09 1 - Pajak restoran 0,12 0,10 0,23 0,08 0,04 0,1 1 - Pajak hiburan 0,01 0,00 0,03 0,02 0,01 0,01 1 - Pajak reklame 0,93 0,47 0,00 0,23 0,15 0,43 1 - Pajak penerangan jalan 40,98 40,51 42,79 26,54 14,10 29,41 3 - Pajak Bahan Galian Gol. C 3,42 4,52 2,35 0,55 1,29 2,16 1 Rata-rata Pajak Daerah 7,60 7,614 7,597 4,584 2,606 5,367 1 2. Retribusi Daerah -Retri. Pelayanan Kesehatan 5,04 4,82 6,86 2,67 1,78 4,24 3 -Retri. Persampahan Kebersihan 0,74 1,05 1,30 0,52 0,32 0,79 1 -Retri.Penggantian Biaya Cetak 3,43 1,73 0,42 3,05 4,04 2,54 2 -Retri.Parkir 0,04 0,03 0,10 0,26 0,15 0,12 1 -Retri.Pasar 4,17 4,43 5,72 2,18 1,34 3,57 3 -Retri.Pengujian Kendaraan motor 0,46 0,77 1,09 0,42 0,21 0,59 1 Rata-rata Retribusi Daerah 2,31 2,14 2,58 1,52 1,31 1,97 2 3. Laba Usaha Daerah - 0,62 0,33 1,29 1,51 0,94 1 4. Penerimaan Lain-lain 40,53 34,34 28,15 53,67 65,66 44,47 3 Rata-rata Penerimaan PAD 15,06 Sumber : Lampiran 4 Tabel 10. Share Sumber-sumber PAD Terhadap PAD Kabupaten Lampung Timur Tahun Anggaran 2003-2007 Sumber-sumber Penerimaan PAD Share PAD (%) Ratarata S Skor S 53 Berdasarkan Tabel 10 memperlihatkan bahwa rata-rata share Kabupaten Lampung Timur Tahun Anggaran 2003 2007 berkisar antara 0,01% sampai dengan 44,47%. Dari pos-pos penerimaan PAD penerimaan lain-lain memberikan kontribusi terbesar terhadap total penerimaan PAD, hal ini terlihat dari besarnya rata-rata share yaitu sebesar 44,47% dan menempati posisi pertama. Share tertinggi dari penerimaan lain-lain PAD terjadi pada Tahun 2007 yaitu sebesar 65,66% dan share terkecil terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 28,15%. Ratarata share terkecil dimiliki pada pos pajak hiburan yaitu sebesar 0,01%. Share tertinggi pada pajak hiburan terjadi pada Tahun 2005 dan 2006 yaitu sebesar 0,03% dan share terkecil terjadi pada Tahun 2003, 2004, dan 2007 yaitu sebesar 0,01%. Pajak daerah memiliki rata-rata sebesar 5,367% dan menempati posisi kedua rata-rata share penerimaan sumber-sumber PAD. Share tertinggi dari pajak daerah terjadi pada Tahun 2005 yaitu sebesar 42,79% dan share terkecil terjadi pada Tahun 2007. Sumbangan terbesar pada pajak daerah berasal dari pajak

54 penerangan jalan dengan rata-rata share sebesar 29,41%. Sedangkan posisi ketiga dimiliki oleh pos retribusi daerah dengan rata-rata share sebesar 1,97%. Share tertinggi dari retribusi daerah terjadi pada Tahun 2005 yaitu sebesar 2,58% dan share terkecil pada Tahun 2007 yaitu sebesar 1,31%. Sumbangan terbesar pada retribusi daerah berasal dari retribusi pelayanan kesehatan dengan rata-rata share sebesar 3,63%. 3. Pertumbuhan (G) Sumber-Sumber Penerimaan PAD Kabupaten Lampung Timur Tahun Anggaran 2003-2007 Pertumbuhan sumber-sumbar penerimaan PAD menggambarkan persentase perkembangan sumber-sumber penerimaan PAD. Inti dari pemikiran pertumbuhan adalah bahwa peningkatan penerimaan PAD dari tahun sebelumnya merupakan kondisi yang ideal. Metode ini untuk melihat perkembangan peningkatan penerimaan PAD di Kabupaten Lampung Timur tahun anggaran 2003 sampai dengan tahun 2007. Tabel 11. Pertumbuhan Sumber-sumber penerimaan PAD Kabupaten Lampung Timur Tahun Anggaran 2003-2007 Sumber-sumber Penerimaan PAD Pertumbuhan PAD (%) Rata-rata Skor 2003 2004 2005 2006 2007 (%) G 1. Pajak Daerah - Pajak hotel - -22,60 99,99 41,19 9,69 32,07 2 - Pajak restoran - -2,35 89,73 6,20-10,90 20,67 2 - Pajak hiburan - -70,24 456,00 91,37-26,66 112,62 3 - Pajak reklame - -43,23-100,00 0,00 15,37-42,62 1 - Pajak penerangan jalan - 12,56-14,74 89,81-4,04 20,90 2 - Pajak Bahan Galian Gol. C - 50,47-58,06-28,69 326,24 72,49 2 Rata-rata Pajak Daerah -12,56 78,82 33,31 51,61 37,80 2 2. Retribusi Daerah -Retri. Pelayanan Kesehatan - 66,06 14,94 8,08 19,50 12,82 2 -Retri. Persampahan Kebersihan - 62,74 0,14 10,01 9,72 20,65 2 -Retri.Penggantian Biaya Cetak - -53,65-80,39 1.910,39 137,38 481,21 3 -Retri.Parkir - 206,93 130,66 636,76 2,39 190,87 3 -Retri.Pasar - 23,49 4,34 5,86 9,65 10,18 2 -Retri.Pengujian Kendaraan mtr - 99,64 13,20 6,55-7,84 25,73 2 Rata-rata Retribusi Daerah 67,53 13,81 429,61 28,47 134,86 2 3. Laba Usaha Daerah - - -50,00 767,06 111,49 207,14 3 4. Penerimaan Lain-lain - 14,46-23,77 326,92 120,98 109,65 2 Rata-rata Penerimaan PAD 70,31 Sumber: Lampiran 5

55 Pertumbuhan sumber-sumber penerimaan PAD Kabupaten Lampung timur menunjukkan pergerakan yang berfluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada pertumbuhan pada setiap tahunnya dari masing-masing sumber penerimaan PAD yang memiliki pertumbuhan yang negatif. Rata-rata pertumbuhan sumber-sumber penerimaan PAD berada pada kisaran 10,18% sampai dengan 481,21%. Rata-rata pertumbuhan tertinggi terdapat pada pos penerimaan retribusi biaya penggantian biaya cetak yaitu sebesar 481,21%. Posisi kedua ditempati pada pos laba usaha daerah yaitu sebesar 207,14%. Posisi ketiga ditempati oleh pos retribusi parkir yaitu sebesar 190,87%. Tabel 12. Rekapitulasi Skor Kinerja (CT, S, dan G) No 1. 2. 3. 4. Sumber-Sumber PAD Pajak Daerah Retribusi Daerah Laba Usaha Daerah Lain-Lain PAD Sumber : Lampiran 6 Skor (ordinal) CT S G 2 3 4 1 1 2 1 3 2 2 3 2 Skor Total (ordinal) 5 7 8 6 Skor Harapan (Ordinal) 11 11 11 11 Capaian (%) 45,45 63,64 72,73 54,55 4. Perbandingan Retribusi Daerah Terhadap Pajak Daerah Kabupaten Lampung Timur Perbandingan Share retribusi daerah dengan share pajak daerah menggambarkan rasio perbandingan antara share retribusi daerah dengan share pajak daerah dengan dasar pemikiran bahwa idealnya retibusi daerah harus lebih besar dari pajak daerah. Perbandingan share retribusi daerah dengan share pajak daerah dapat dilihat pada Tabel 13.

56 Tabel 13. Perbandingan Retribusi Daerah dengan Pajak Daerah Kabupaten Lampung Timur Tahun Anggaran 2003-2007 Tahun Realisasi Realisasi Retribusi (%) Pajak (%) Rasio Skor 2003 103,38 112,31 92,05 1 2004 69,03 75,32 91,65 1 2005 83,37 55,31 150,73 3 2006 85,82 98,23 87,37 1 2007 80,74 109,83 73,51 1 Sumber : Lampiran 7 Berdasarkan Tabel 13 memperlihatkan bahwa rasio perbandingan share retribusi daerah dengan share pajak daerah Kabupaten Lampung Timur Tahun Anggaran 2003 2007 berkisar antara 28,86 % sampai dengan 171,70%. Dari perbandingan tersebut rasio tertinggi terjadi pada Tahun 2005 yaitu sebesar 171,70%, berdasarkan batasan toleransi perbandingan share retribusi terhadap share pajak daerah masuk dalam kategori baik karena memiliki rasio diatas 100 %. Posisi terbesar kedua terjadi pada Tahun 2003 yaitu sebesar 92,05%, masuk dalam kategori tidak baik. Posisi ketiga terjadi pada Tahun 2004 yaitu sebesar 84,20% masuk dalam kategori tidak baik. Posisi keempat terjadi pada Tahun 2006 yaitu sebesar 74,81% masuk dalam kategori tidak baik dan terakhir terjadi pada Tahun 2007 yaitu sebesar 28,86% masuk dalam kategori tidak baik. Dengan demikian secara keseluruhan kurun waktu Tahun 2003 sampai dengan Tahun 2007 rata-rata penerimaan PAD dari pos retrebusi menunjukkan kondisi yang kurang ideal karena memiliki rasio tidak lebih dari 100%.

57 B. Strategi Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lampung Timur meskipun diharapkan dapat menjadi modal utama bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, pada saat ini kondisinya masih kurang memadai. Dalam arti bahwa proporsi yang dapat disumbangkan PAD terhadap Total Penerimaan Daerah (TPD) Kabupaten Lampung Timur masih relatif rendah. Kebijakan dan strategi yang dapat ditempuh pemerintah daerah Kabupaten Lampung Timur untuk meningkatkan PAD berdasarkan tingkat efektifitas, kontribusi dan pertumbuhan. 1. Strategi Meningkatkan PAD Kabupaten Lampung Timur berdasarkan Capataian Target Berdasarkan analisis capaian target dapat disimpulkan bahwa sumber-sumber penerimaan PAD dari pos pajak daerah menunjukkan hanya pajak restoran yang telah tercapai target yang ditetapkan, sedangkan pos penerimaan pajak hotel, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, dan pajak bahan galian golongan C belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Strategi yang dapat dilakukan berkaitan dengan kondisi tersebut adalah; Pengetatan sanksi administrasi berupa bunga sebear 2 % (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau pembongkaran maupun denda 4 (empat) kali lipat dari jumlah matrial golongan C yang diangkut (Perda No. 5 Th. 2000 tentang Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C). Hal ini merupakan salah satu upaya penerapan hukum yang tegas dan adil terhadap masyarakat, agar mereka memenuhi peraturan yang berlaku sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang perpajakan. Perbaikan administrasi perpajakan meliputi penagihan secara aktif, dan meningkatkan kualitas SDM.

58 Disisi lain kemampuan perencanaan dan pengawasan keuangan yang masih rendah, hal tersebut sebagai akibat tidak adanya petugas pengawas atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Kabupaten Lampung Timur sehingga berpotensi terhadap kebocoran-kebocoran pajak yang sangat berarti bagi daerah. Sedangkan pada pos penerimaan retribusi menunjukkan hanya retribusi penggantian biaya cetak yang telah mencapai target yang ditetapkan. sedangkan pada pos retribusi pelayanan kesehatan, retribusi persampahan kebersihan, retribusi parkir, retribusi pasar, pengujian kendaraan motor target yang ditetapkan tidak dapat dicapai. Berdasarkan kajian tersebut strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penerimaan retribusi adalah tersedianya data wajib retribusi yang akurat, Jadual penagihan dan penyetoran hasil pemungutan belum sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan/atau ketentuan yang ditetapkan, sinkronisasi/perbandingan realisasi dengan target yang ditetapkan dan menambah jumlah petugas pungut. 2. Strategi Meningkatkan PAD Kabupaten Lampung Timur berdasarkan Kontribusi dan Pertumbuhan Penerimaan dari sumber PAD yang cukup besar adalah berupa pajak restoran. Pajak restoran ini juga memiliki kontribusi pada penerimaan PAD dan dinilai berpotensi untuk dikembangkan, terlebih lagi jika dikaitkan dengan pengembangan sektor pariwisata. Di Kabupaten Lampung Timur ini cukup banyak dapat ditemui obyek pariwisata, baik wisata alam, tirta, bahari maupun budaya. Obyek pariwisata ini cukup banyak mendatangkan wisatawan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan wisata alam yang berupa pantai

59 di pesisir Lampung Timur ada yang cukup terkenal. Jika wisatawan yang datang semakin banyak, industri restoran merupakan industri penunjang yang sangat mendukung. Dari sektor tersebut pemerintah dapat mengambil retribusi restoran, apalagi jika diterapkan cash register pajak yang bersifat online hal tersebut dapat memperkecil terjadinya kebojoran pajak. Akan tetapi di Kabupaten Lampung Timur belum diterapkan kas register pajak secara online yang berdampak kurang optimalnya penarikan pajak daerah. Jadi sebenarnya masih ada potensi dari Kabupaten Lampung Timur yang perlu dikembangkan sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan PAD. Terlebih lagi dari data Produk Domestik Bruto Kabupaten Lampung Timur memperlihatkan bahwa lapangan usaha pertanian (termasuk di dalamnya kehutanan) dan perdagangan hotel serta restoran menempatai peringkat satu dan dua terhadap PDRB. Jadi secara eksplisit terlihat bahwa ada potensi dari sektor unggulan di Kabupaten Lampung Timur yang masih dapat dikembangkan untuk meningkatkan PAD. Strategi kedua yang selanjutnya dapat dilaksanakan adalah perbaikan sistem informasi dan administrasi pelaporan. Namun dengan ditetapkannya strategi perbaikan sistem pengembangan sektor unggulan menjadi strategi yang diprioritaskan dari rancangan program untuk meningkatkan PAD Kabupaten Lampung Timur, namun hal ini tidak berarti strategi lainnya tidak dapat dilaksanakan. Dari strategi-strategi tersebut juga dapat dibuat rancangan program yang di dalamnya juga terdiri dari kegiatan, pelaksanaan, dan jadwal pelaksanaannya. Perbaikan sistem informasi dan administrasi pelaporan dimana bentuk program dari strategi ini yaitu menyusun database setiap Kecamatan, sedangkan bentuk kegiatannya adalah perbaikan dan pengadaan

60 untuk sistem komputerisasi pendataan, pencatatan dan pelaporan. Penyusunan sistem pendataan dan pelaporan memanfaatkan sistem teknologi informasi merupakan bentuk pelaksanaannya. Bentuk dari program, kegiatan, dan pelaksanaan dari strategi ini diharapkan dapat meningkatkan PAD Kabupaten Lampung Timur. Bentuk program dari strategi ini yaitu menyusun sistem pemungutan terpadu dan pengawasan ketat. Kegiatannya terdiri dari menyusun sistem pemungutan yang terstruktur sehingga akan menghasilakan laporan yang valid dan adanya sistem pengawasan yang melekat sehingga data yang masuk adalah data yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Sedangkan pelaksanaanya meliputi penyusunan sistem pemungutan yang sistematis sehingga akan menghasilkan data yang valid dari setiap kecamatan dan tidak membiarkan data yang masuk tanpa di-crosscheck terlebih dahulu baik pada petugas pungut atau stakeholder lainnya yang terkait sehingga pada akhirnya akan dihasilkan data yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Bentuk kegiatan lainnya adalah dengan memberitahukan pada pemungut tentang berapa target penerimaan yang harus ia peroleh setiap harinya. Sehingga secara tidak langsung hal ini juga merupakan salah satu bentuk pengawasan dalam pemungutan. Strategi perbaikan sistem informasi dan administrasi pelaporan ini dipilih juga menjadi yang dikedepankan karena sesuai dengan analisis kriteria potensi SDM, anggaran biaya, kemudahan, dan potensi pengembangan menduduki yang prioritas teratas. Namun jika dianalisis dengan menggunakan kriteria efektivitas peningkatan keahlian SDM dan insentif petugas menjadi strategi yang teratas dan paling penting untuk dilaksanakan. Oleh karena itu dapat

61 diasumsikan bahwa pelaksanaan strategi perbaikan sistem informasi dan administrasi pelaporan akan efektif jika dibarengi juga pelaksanaan dari strategi peningkatan keahlian SDM dan insentif petugas. Bentuk program dari strategi peningkatan keahlian SDM dan insentif petugas yaitu dengan mengadakan pendidikan dan latihan profesi secara terstruktur dan memberikan insentif terhadap petugas pungut dengan sistem persentase dan dapat dilaksanakan pada tahun mendatang. Dari program yang dicanangkan tersebut akan membawahi dari beberapa kegiatan, seperti mengirimkan aparat/petugas ke jenjang pendidikan lebih tinggi, mengadakan pendidikan dan latihan serta penataran bagi aparatur yang terlibat dalam penggalian potensi PAD, baik dari pelaksana lapangan maupun perencana, serta sosialisasi Perda tentang pungutan pajak dan retribusi daerah. Adanya peningkatan keahlian petugas, maka mereka dapat melakukan perbaikan sistem informasi dan administrasi pelaporan yang terkait dengan PAD, khususnya untuk sumber-sumber yang memberikan kontribusi yang signifikan pada PAD, seperti sumber pajak daerah (misalnya pajak restoran), retribusi daerah (misalnya retribusi pemungutan kayu dan non-kayu; serta retribusi pasar grosir atau pertokoan) serta lain-lain pendapatan yang sah (seperti bunga deposito dan jasa giro). Jika hal ini sudah dapat dilaksanakan akan dapat meningkatkan pendapatan PAD Kabupaten Lampung Timur. Strategi ke empat, yaitu pemberdayaan BUMD dan bagi hasil sumberdaya alam, dimana programnya adalah meningkatkan kinerja BUMD dan kerjasama dengan pihak swasta untuk investasi di Kabupaten Lampung Timur dapat

62 dilaksanakan pada tahun mendatang. Rancangan program dari strategi ini mengasumsikan akan cukup efektif, mudah untuk dilaksanakan, merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan, dan dapat mengembangkan SDM serta memerlukan biaya yang tidak terlalu besar. Oleh karena itu kegiatan dari program strategi ini berupa upaya dari pemerintah untuk memberdayakan potensi lokal termasuk BUMD dan bagi hasil sumberdaya alam dalam hal ini hasil pertanian dan perkebunan.