Mishkin dan Stanley (2006:22) mengatakan bahwa capital market is a. and equity instruments are treaded. Pasar modal (capital market) merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang berjudul Perbedaan Abnormal Return dan Trading

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan pasar dari sejumlah instrumen keuangan jangka panjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk

BAB II. Kajian Pustaka. perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai peran penting dalam menunjang perekonomian di suatu negara. Di

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV METODE PENELITIAN

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal berperan besar bagi perekonomian suatu hal ini

BAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Suku Bunga Acuan ( BI Rate)

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market).

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa hidup yang singkat, biasanya kurang dari enam bulan. Right issue di

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR)

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB 2 LANDASAN TEORI. keuntungan selama periode tertentu. Keputusan investasi adalah suatu keputusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

Kondisi sbg syarat terpenuhi pasar efisien (Tandelilin, 2001) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

STUDI PERISTIWA REAKSI PASAR TERHADAP PEMILIHAN UMUM TANGGAL 5 APRIL 2004 PADA BURSA EFEK JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan berkali-kali. Dengan adanya perubahan UUP pemerintah bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien

BAB II LANDASAN TEORI. satu tahun (Tandellin 2013). Menurut Suad Husnan (2004:3) mendefinisikan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi pasar. Efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon

BAB I PENDAHULUAN. atau modal untuk mengembangkan usahanya adalah dengan go public, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian telah melakukan uji pengaruh January Effect terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

RISET BERKENAAN PASAR MODAL

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. public authorities, maupun perusahan swasta (Husnan, 2005). Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi pada financial assets, sedangkan emiten sebagai pihak yang. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26).

BAB I PENDAHULUAN. menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Nomor 13 dalam Standar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis, pasar modal mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia (Purbawati dkk, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang

Pengaruh Peristiwa Politik (Pemilu Presiden dan Pengumuman Susunan Kabinet) Terhadap Saham Sektor Industri Di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. hindia belanda untuk kepentingan pemerintah colonial atau VOC.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Saham Bonus di Bursa Efek Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber sumber seperti uang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar yang memperdagangkan surat berharga (efek)

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT

Judul : Pengujian Efisiensi Pasar di Bursa Efek Indonesia Nama : I Gusti Ngurah Agung Putra Dwipayana NIM : Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal Mishkin dan Stanley (2006:22) mengatakan bahwa capital market is a financial market in which longer-term debt (maturity of greater than one year) and equity instruments are treaded. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang (obligasi), ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar uang dan pasar modal merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market) yang merupakan tempat mempertemukan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dan terbentuk untuk memudahkan pertukaran uang antara penabung dan peminjam. Tandelilin (2010:26) mengartikan pasar modal sebagai pasar yang mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Darmadji (2006:1) mengatakan bahwa pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memilliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fungsi fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (pihak yang menerbitkan efek atau emiten). Dengan adanya pasar modal, 21

maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbal hasil (return), sedangkan pihak emiten (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal hasil bagi pemilik dana (investor) sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (Syahyunan, 2013:143). Pasar modal Indonesia didirikan pada tahun 1912 oleh pemerintah kolonial Belanda, namun kegiatan pasar modal terhenti pada tahun 1942 ketika invasi Jepang ke Indonesia. Pasar modal Indonesia baru mulai dibentuk kembali pada 10 Agustus 1977 dengan dibentuknya BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal) dengan hanya memiliki 11 perusahaan yang listing di pasar sampai pada tahun 1987. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:3), berikut ini beberapa manfaat keberadaan pasar modal: 1. Menyediakan sumber pedanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. 2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya divesifkasi 3. Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi Negara. 4. Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah. 5. Menciptakan lapangan kerja/ profesi yang menarik. 22

6. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang baik. 7. Alternatif investasi yang memberikan keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan. 8. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol sosial. 9. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan manajemen profesional, dan menciptakan iklim berusaha yang sehat. Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa gabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada tanggal 1 Desember 2007. BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995. Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS itu sendiri telah digantikan dengan system baru bernama JATS- NextG. Periode 14 Desember 1992 Tabel 2.1 Perkembangan Bursa Efek Indonesia dari masa ke masa Perkembangan Bursa Efek Bursa efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda. 1914 Bursa efek Batavia ditutup selama Perang Dunia I. 1918 1939 Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup karena isu Perang Dunia II. 23

Periode Perkembangan Bursa Efek 1942 1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama perang dunia II. 1952 Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali oleh Menteri Kehakiman dan Menteri keuangan. Instrument yang diperdagangkan adalah obligasi pemerintah RI (1950). 1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda, bursa efek semakin tidak aktif. 1956 1977 Perdagangan di Bursa Efek vakum. 10 Agustus Bursa efek diresmikan kembali oleh presiden Soeharto. Bursa Efek 1977 dijalankan di bawah Bapepam. 1977 1987 Perdagangan di bursa efek sangat lesu. Sampai tahun 1987 jumlah emiten hanya 24. 10 November 1995 2.1.2 Efisiensi Pasar Pemerintah mengeluarkan undang-undang No.8 tahun 1995 tentang pasar modal. Undang-unadang ini mulai berlaku Januari 1995. 1995 Bursa parallel Indonesia merger dengan bursa efek Surabaya. 2000 System perdagangan tanpa warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia. 2002 BEJ mulai mengaplikasikan perdaganga jarak jauh 2007 Penggabungan BES ke BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indoensia. 2 Maret 2009 Peluncuran perdana system perdagangan baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG. Sumber: Syahyunan, 2013:144 Reaksi pasar terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Konsep efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon informasi-informasi yang masuk, dan bagaimana informasi-informasi tersebut selanjutnya bisa mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru. Pasar yang efisien (Tandelilin 2010:219) adalah harga pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dalam hal ini, informasi yang tersedia bisa meliputi semua informasi yang tersedia baik informasi dimasa lalu (misalkan laba perusahaan tahun lalu), maupun informasi saat ini (misalkan rencana kenaikan dividen tahun ini), serta informasi yang bersifat sebagai 24

pendapat / opini rasional yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga (misalnya jika banyak investor di pasar yang berpendapat bahwa harga saham akan naik, maka informasi tersebut nantinya akan tercermin pada perubahan harga saham yang cenderung naik). Pasar yang efisien secara informasi menurut Bodie dkk (2008:478) adalah pasar dimana informasi dengan cepat akan tersebar dan tercermin pada harga saham. Oleh karena itu, pernyataan bahwa harga saham telah mencerminkan seluruh informasi yang tersedia disebut juga hipotesis pasar efisien (efficient market hypothesis-emh). Untuk memudahkan penelitian tentang efisiensi pasar, Fama (1970) dalam Tandelilin 2010:223 mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien ke dalam tiga efficient market hypothesis (EMH), sebagai berikut: 1. Efisiensi dalam bentuk lemah (weak form). Pasar efisien dalam bentuk lemah berarti semua informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang. Oleh karena itu, informasi historis tersebut (seperti harga dan volume perdagangan, serta peristiwa di masa lalu) tidak bisa lagi digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa yang datang, karena sudah tercermin pada harga saat ini. Implikasinya adalah bahwa investor tidak akan bisa memprediksi nilai pasar saham di masa datang dengan menggunakan data historis, seperti yang dilakukan dalam analisis teknikal. 2. Efisiensi dalam bentuk setengah kuat (semistrong form). Pasar efisien bentuk setengah kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi historis ditambah dengan semua informasi yang 25

dipublikasikan (seperti earning, dividen, pengumuman stock split, penerbitan saham baru, kesulitan keuangan yang dialami perusahaan, dan peristiwa-peristiwa terpublikasi lainnya yang berdampak pada aliran kas perusahaan di masa datang). Pada pasar efisien bentuk setengah kuat, return tak normal hanya terjadi di seputar pengumuman (publikasi) suatu peristiwa sebagai representasi dari respon pasar terhadap pengumuman tersebut. 3. Efisiensi dalam bentuk kuat (storng form). Pasar efisien dalam berntuk kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi historis ditambah semua informasi yang dipublikasikan ditambah dengan informasi yang tidak dipublikasikan. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat. Ketiga bentuk pasar efisien ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan ketiga bentuk pasar efisien ini berupa tingkatan kumulatif, yaitu bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat. Pasar efisien bentuk lemah Pasar efisien bentuk setengah kuat Pasar efisien bentuk kuat sumber: Jogiyanto, 2003:375 Gambar 2.1 Tingkatan kumulatif dari ketiga bentuk pasar efisien 26

Pengujian terhadap hipotesis pasar yang efisien menurut Tandelilin (2010:221) pada dasarnya bisa dibagi ke dalam tiga kelompok pengujian berdasarkan klasifikasi hipotesis pasar efisien yang akan diuji. Pengujian hipotesis pasar efisien bentuk lemah bisa diuji dengan melakukan prediktibilitas return. Pengujian hipotesis pasar efisien dalam bentuk setengah kuat bisa dilakukan dengan pengujian event study, untuk mengamati pengaruh pengumuman suatu informasi terhadap perubahan harga sekuritas. Sedangkan pengujian hipotesis dalam bentuk kuat bisa dilakukan dengan pengujian private information. Ada beberapa kondisi yang harus terpenuhi untuk tercapainya pasar yang efisien (Tandelilin, 2010:220), yaitu: 1. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit. Investor-investor tersebut secara aktif berpartisifasi di pasar dengan menganalisis, menilai, dan melakukan perdagangan saham. Di samping itu mereka juga merupakan price taker, sehingga tindakan dari satu investor saja tidak akan mampu mempengaruhi harga dari sekuritas. 2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah. 3. Informasi yang terjadi bersifat random. 4. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat informasi tersebut. 27

Jika kondisi-kondisi tersebut terpenuhi maka akan terbentuk suatu pasar yang para investornya dengan cepat melakukan penyesuaian harga sekuritas ketika terdapat informasi baru di pasar (informasi ini terjadi secara random), sehingga harga-harga sekuritas di pasar tersebut akan secara cepat dan secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia. 2.1.3 Indeks LQ-45 Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian besar sekuritasnya kurang aktif diperdagangkan. IHSG yang mencakup semua saham yang tercatat (sebagian besar saham tidak aktif) dianggap kurang tepat sebagai indikator kegiatan pasar modal. Oleh karena itu, pada tanggal 24 Februari 1997 dikenalkan alternatif indeks yang lain, yaitu indeks likuid 45 (ILQ-45). Indeks LQ-45 dimulai pada tanggal 13 Juli 1994 dan tanggal ini merupakan hari dasar indeks dengan nilai awal 100. Indeks ini dibentuk hanya dari 45 saham saham yang paling aktif diperdagangkan. Indeks LQ-45 terdiri atas 45 saham dengan tingkat likuiditas tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan, yang dikenal dengan sebutan saham blue chip. Indeks LQ-45 adalah gambaran pergerakan naik turunnya harga 45 saham yang paling lancar (likuid) yang diperdagangkan di bursa efek dan diumumkan setiap hari pada saat penutupan sesi II transaksi perdagangan di Bursa Efek. Penetapan saham-saham perusahaan go-public yang masuk dalam kategori 45 saham terlikuid, dievaluasi dan ditetapkan setiap 6 (enam) bulan. Penetapan dan pengumuman indeks LQ-45 bertujuan untuk memberikan informasi kepada 28

investor bahwa saham-saham tersebut secara teoritis relatif risiko lebih kecil dibandingkan saham-saham di luar saham indeks LQ-45 (Simatupang, 2010:119). Berikut ini kriteria-kriteria yang harus dipenuhi perusahaan agar masuk indeks LQ-45 (Ary, 2011:73) : 1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di Pasar Reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir). 2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir). 3. Telah tercatat di BEJ selama paling sedikit 3 (tiga) bulan. 4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi, dan jumlah hari transaksi di Pasar Reguler tertingggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain. 2.1.4 Abnormal Return Menurut Jogiyanto (2003:433), efisiensi pasar diuji dengan melihat return tidak normal (abnormal return) yang terjadi. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data histories dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) yang merupakan return yang diharapkan oleh investor dimasa mendatang. Pasar dikatakan tidak efisien jika satu atau beberapa pelaku pasar dapat menikmati return yang tidak normal dalam waktu yang cukup lama. Abnormal 29

return adalah selisih antara return aktual dan return yang diharapkan (expected return) yang dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi setelah informasi resmi diterbitkan. Formula yang digunakan untuk menghitung abnormal return (Jogiyanto, 2003:434) adalah sebagai berikut : Keterangan: AR it = abnormal return saham i pada periode t R it = actual return saham i pada periode t E(R it ) = expected return saham i pada periode t Brown dan Warner (1985) dalam Jogiyanto (2003:434) mengestimasi expected return menggunakan model estimasi mean adjusted model, market model dan market adjsuted model. a. Model disesuaikan rata-rata (mean adjusted model) Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Model Mean Adjusted ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Model ini dirumuskan dengan rumus sebagai berikut : E[R it] = 3 j t1 T R ij Dimana : E[R it] = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t 30

R ij T = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j = lamanya periode estimasi Periode estimasi umumnya merupakan periode sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga periode pengamatan atau jendela peristiwa. b. Model Pasar (Market Model) Menghitung return ekspektasi dengan menggunakan metode market model (model pasar) dilakukan dengan 2 tahap, yaitu (1) membentuk ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ini dapat dibentuk menggunakan teknik regresi Ordinary Least Square dengan persamaan : Dimana : R ij = α i + β i. R mj + ε ij R ij i i R mj = Return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j = Intercept untuk sekuritas ke-i = Koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-i = Return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat dihitung dengan rumus: RM j =(IHSG j -IHSG j-t )/IHSG j-1 Ε ij = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j c. Model Disesuaikan Pasar (Market Adjusted Model) Model disesuaikan pasar menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut, 31

dengan menggunakan model ini maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. E(R i,t ) = R M,it Dimana: E (R i,t) = Expected return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t R M,it = Return pasar dari sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t 2.1.5 Volume Perdagangan (Trading Volume Activity) Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik. Peningkatan volume perdagangan saham dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang semakin kuat akan kondisi yang bullish (Neni dan Mahendra, 2004) dalam Munawarah (2009). Reaksi pasar modal terhadap suatu informasi dapat juga dilihat dengan Trading Volume Activity (TVA). Nurhaeni (2009) menyatakan bahwa Trading Volume Activity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar. Perhitungan Trading Volume Activity dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham yang beredar dari perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama (Nurhaeni, 2009:6) : 32

2.1.6 Event Study Penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas sering disebut dengan event study. Penelitian event study umumnya berkaitan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk ke pasar dapat tercermin pada harga saham. Reilly dan Keith, 2006:176 mendefenisikan event study berfungsi untuk menguji tingkat abnormal return setelah pengumuman peristiwa ekomomi. (Event studies that examine abnormal rates of return for a period immediately after an announcement of a signifikan economic event, such as a stock split, a proposed merger, or a stock or bond issue, to determine whether an investor can derive above-average risk-adjusted rates of return by investing after the release of public information). Jogiyanto, 2003:410, menagtakan studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Sedangkan menurut Hadi (2006:211), event study adalah suatu penelitian yang meneliti dampak adanya suatu peristiwa tertentu terhadap sesuatu yang dipelajari. Studi peristiwa (event study) menggambarkan suatu teknik riset keuangan empiris yang memungkinkan seseorang pengamat menilai dampak dari suatu peristiwa terhadap harga saham perusahaan (Bodie dkk, 2008:491). Banyak peristiwa yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar begitu peristiwa itu terjadi. Peristiwa-peristiwa itu memiliki karakteristik yang berbedabeda. Peristiwa corporate action, seperti split, right issue, warrant, saham bonus, saham dividen, dan dividen tunai, mempunyai pengaruh terhadap harga saham 33

tetapi lamban. Peristiwa insidential, yaitu yang tidak terulang kembali setiap tahun tetapi dapat terjadi sewaktu-waktu, berdampak seketika dan drastis terhadap harga saham. Peristiwa insidential ini mencakup ledakan bom, kerusuhan massa dalam pergantian predisen, terjadi peperangan yang dilakukan oleh negara besar, embargo ekonomi, dan kenaikan harga bahan bakar internasional. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumya, diantaranya: 1. Penelitian Pronayuda (2006), yaitu analisis tentang reaksi pasar modal terhadap peristiwa pengumuman kabinet Indonesia bersatu dilihat dari abnormal return dan trading volume activity, menyimpulkan bahwa peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu mempengaruhi perubahan-perubahan di Bursa Efek Jakarta apabila dilihat dari sisi aktivitas perdagangan. Dengan kata lain bahwa pasar modal Indonesia (dalam hal ini BEJ) bereaksi terhadap peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu yang terlihat dari adanya perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity) 34

sebelum dan setelah pengumuman bagi perusahaan yang memiliki market kapitalisasi besar. 2. Ghoniyah dkk (2008) meneliti tentang reaksi pasar modal Indonesia terhadap pengumuman penerbitan obligasi syariah. Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi tetapi tidak signifikan terhadap pengumuman penerbitan obligasi syariah. Dengan kata lain bahwa penerbitan obligasi syariah tidak memuat kandungan informasi (information content) yang bermakna (good news) bagi investor. 3. Nurhaeni (2009), melakukan penelitian untuk melihat dampak pemilihan umum legislatif tahun 2009 terhadap abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham yang terdaftar di BEI, yaitu saham-saham dalam indeks LQ-45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa pemilu legislatif 2009 mempengaruhi perubahan-perubahan di Bursa Efek Indonesia apabila dilihat dari sisi aktivitas perdagangan. Dengan kata lain bahwa pasar modal Indonesia (dalam hal ini BEI) bereaksi terhadap peristiwa pemilu legislatif 2009 yang terlihat dari adanya perbedaan rata-rata abnormal return dan ratarata aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity) sebelum dan setelah peristiwa pemilu legislatif 2009. 4. Penelitan oleh Angelovska (2011) tentang pengaruh peristiwa politik pada pasar modal Macedonia, yang menganalisis reaksi pasar modal terhadap tiga peristiwa politik. Hasil peneltian menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap ketiga peristiwa politik. Akan tetapi, tidak ada perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah perisitwa. 35

5. Penelitian oleh Ling-Chun Hang (2011) tentang pengaruh pemilihan presiden terhadap pasar modal Taiwan, yang meneliti tiga periode pemilihan presiden dari tahun 2000 sampai 2008, baik untuk pemilihan dalam jangka waktu yang pendek maupun jangka waktu yang lama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abnormal return sama pada ketiga pemilihan presiden tahun 2000 sampai 2008. 6. Penelitian yang dilakukan oleh Nezerwe (2013), yang meneliti hubungan antara dua pemilihan presiden dengan return saham di Egypt. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kedua pemilihan presiden memiliki pengaruh positif terhadap return saham di Egypt. No Peneliti. 1. Teddy Pronay uda (2006) 3. Nunung Ghoniy ah, Mutami mah, Jenar Widaya ti (2008) Judul Penelitian Analisis Reaksi Pasar terhadap Pengumuma n Indonesia Bersatu Kabinet Reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap Pengumuma n Penerbitan Obligasi Syariah Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu Variabel Metode Hasil Penelitian Penelitian Penelitian Abnormal Uji Return Statistik dan Beda Dua Trading Rata-rata Volume Activity Abnormal Return dan Trading Volume Activity One Sample T- Test dan Paired Sample T- Test Hasil penelitian melalui pendekatan harga saham tidak bereaksi terhadap pengumuman Kabinet Indonesia bersatu, tetapi bereaksi terhadap peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu dilihat dari adanya perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan. Pasar bereaksi tetapi tidak signifikan terhadap pengumuman penerbitan obligasi syariah. 36

No. Peneliti Judul Penelitian 4. Nunung Dampak Nurhaen Pemilihan i (2009) Umum Legislatif Indonesia 2009 terhadap Abnormal Return dan Aktivitas Volume Perdagan gan Saham di 5. Lingchun Hung (2011) 6. Y van Nezerw e (2013) BEI The presidenti al Election and The Stock Market in Tiwan. Presidenti al Elections and Stock Return in Egypt Sumber: Beberapa jurnal Variabel Penelitian Abnormal Return dan Trading Volume Activity Abnormal return Stock Return Metode Penelitian Paired Sample T- Test OLS regressio n OLS Regressio n Hasil Penelitian Pasar modal bereaksi terhadap peristiwa pemilu legislatif 2009 yang terlihat dari adanya perbedaan rata-rata abnormal return dan rata-rata aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity) sebelum dan setelah peristiwa pemilu legislatif 2009. Perilaku abnormal return sama pada ketiga pemilihan presiden dari tahun 2000 sampai tahun 2008, yang menandakan bahwa pejabat partai tidak berperan pada pergerakan pasar modal. Dari dua persitiwa pemilihan presiden yang diteliti, keduanya memiliki pengaruh positif pada return saham di Egypt. 2.3 Kerangka Konseptual Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin,2010:103). Tingkat keuntungan (return) yang diharapkan investor tidak selalu sama dengan return yang diterima. Selisih antara return yang diharapkan investor atas investasinya dengan return aktual yang diterima disebut abnormal return. Nurhaeni (2009) mengatakan bahwa 37

abnormal return adalah return yang didapat investor yang tidak sesuai dengan pengharapan. Ada tidaknya abnormal return yang diterima seseorang atau sekelompok orang akan digunakan untuk melihat reaksi investor atas suatu di dalam pasar modal. Jika suatu pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan abnormal return. Suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada para pelaku pasar. Selain menggunakan abnormal return, reaksi investor atas suatu peristiwa dapat juga dilihat melalui pergerakan volume perdagangan saham. Trading volume activity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar (Nurhaeni, 2009). Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik (Neni dan Mahendra, 2004) dalam Munawarah (2009). Peristiwa yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah peristiwa pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia 9 Juli 2014 dan peristiwa pengumuman pemenang hasil pemilu oleh KPU 22 Juli 2014. Peneliti ingin melihat ada tidaknya abnormal return signifikan disekitar peristiwa, mulai tanggal 4 22 Juli 2014, ada tidaknya perbedaan abnormal return dan perbedaan aktivitas volume perdagangan yang signifikan tiga hari sebelum dan tiga setelah peristiwa 38

pilpres 2014, dan ada tidaknya perbedaan abnormal return dan perbedaan aktivitas volume perdagangan yang signifikan tiga hari sebelum dan tiga setelah peristiwa pegumuman pemenang pilpres oleh KPU 22 Juli 2014. Gambar 2.2 merupakan gambar kerangka konseptual yang dikembangkan untuk penelitian ini. Abnormal Return dan TVA Sebelum dan Setelah Pilpres RI 2014 Abnormal Return dan TVA Sebelum dan Setelah Pilpres RI 2014 Peristiwa Politik Abnormal Return dan TVA Sebelum dan Setelah Pengumuman Pemenang Pilpres RI 2014 oleh KPU Abnormal Return dan TVA Sebelum dan Setelah Pengumuman Pemenang Pilpres RI 2014 oleh KPU Sumber: Munawarah, 2009, Nurhaeni, 2009 dan Tandelilin, 2010 Gambar 2.2 Kerangka konseptual 2.4 Hipotesis Berdasarkan latar belakang pada bab sebelumnya dan beberapa penelitian terdahulu pada Tabel 2.2, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: H 1 : Terdapat rata-rata abnormal return signifikan di sekitar peristiwa pilpres RI 2014 dan peristiwa pengumuman pemenang pemilu RI oleh KPU, yaitu mulai tanggal 4 22 Juli pada saham LQ-45. 39

H 2 : Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return saham LQ-45 yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa Pilpres RI 2014. H 3 : Terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham LQ-45 yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa Pilpres RI 2014. H 4 : Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return saham LQ-45 yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa pengumuman pemenang Pilpres RI 2014 oleh KPU. H 5 : Terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham LQ-45 yang signifikan sebelum dan setelah peristiwa pengumuman pemenang Pilpres RI 2014 oleh KPU. 40