BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena selain dapat menghasilkan senyum yang indah juga sangat membantu

BAB 2 RESIN KOMPOSIT SEBAGAI BAHAN TAMBALAN. seperti bubuk quartz untuk membentuk struktur komposit.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pasien untuk mencari perawatan (Walton dan Torabinejad, 2008).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beberapa tahun terakhir sejalan dengan tuntutan pasien dalam hal estetik. Resin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan

BAB 2 RESIN KOMPOSIT. yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pergaulan, pasien menginginkan restorasi gigi yang warnanya sangat mendekati

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. telah banyak perbaikan yang dicapai dalam hal warna dan daya tahan terhadap

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek

BAB 5 HASIL PENELITIAN Hari 1 Hari 2 Hari 7 Hari. Lama Perendaman

BAB I PENDAHULUAN. Putih kekuning-kuningan, kuning keabu-abuan, dan putih keabu-abuan. warna atau yang dinamakan diskolorisasi gigi (Grossman, 1995).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi. Resin komposit banyak digunakan sebagaibahan restorasi pada gigi anterior

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beberapa tahun terakhir sejalan dengan tuntutan pasien dalam hal estetik. 27 Dewasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. silikat dan semen polikarboksilat pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kuat. Resin komposit terdiri atas dua komponen utama, yaitu matriks resin dan filler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karies dini, tersedia dalam bentuk bahan resin maupun glass ionomer cement dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedokteran gigi mengembangkan berbagai jenis material restorasi sewarna gigi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. yang paling sering digunakan dibidang kedokteran gigi restoratif. Selain segi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah estetika yang berpengaruh terhadap penampilan dan menimbulkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi yang populer belakangan ini adalah perawatan bleaching yaitu suatu cara

I. PENDAHULUAN. kedokteran gigi sejak awal abad 19 ( Florez, dkk.,2011). Prosedur ini semakin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat dewasa ini. Akhir-akhir ini bahan restorasi resin komposit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (RelyX) dan semen ionomer kaca tipe 1 tipe 1 terhadap restorasi veneer

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika gigi (Ferreira dkk., 2011). Salah satu perawatan yang diminati masyarakat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. masalah estetik namun juga melibatkan fungsi dari gigi yang akan direstorasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN 1. Alur Pikir

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan warna gigi dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu dengan

I. PENDAHULUAN. Menurut Powers dan Sakaguchi (2006) resin komposit adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sistem stomatognasi dalam kedokteran gigi merupakan ilmu yang di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan tarik antara adhesif semen dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil studi morbiditas SKRT-Surkesnas menunjukkan penyakit gigi menduduki urutan pertama (60% penduduk)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. restorasi resin komposit tersebut. Material pengisi resin komposit dengan ukuran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer

BAB 5 HASIL PENELITIAN

toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan sampai saat ini. 1,2,3 Resin komposit adalah suatu bahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Restorasi resin komposit telah menjadi bagian yang penting di dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Streptococus mutans yang menyebabkan ph (potensial of hydrogen) plak rendah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan bahan restorasi juga semakin meningkat. Bahan restorasi warna

urethane dimethacrylate (UDMA). Monomer ini dapat membentuk struktur yang kuat

BAB 2 BAHAN RESTORASI RESIN KOMPOSIT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perubahan warna gigi diukur menggunakan spektrofotometer untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut berdiri sendiri (Mc Cabe & Walls, 2008). Bahan komposit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dentin dan bahan bahan organik (Ramayanti & Purnakarya, 2013). Gigi

BAB I PENDAHULUAN. untuk area yang memiliki daerah tekan yang lebih besar (Powers dan

BAB I PENDAHULUAN. dihubungkan dengan jumlah kehilangan gigi yang semakin tinggi.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. digunakan dikedokteran gigi. Bahan restorasi ini diminati masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat kumur saat ini sedang berkembang di lingkungan

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. mengenai , dentin, dan sementum. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR) ionomer kaca. Waktu kerja yang singkat dan waktu pengerasan yang lama pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kekuatan Tekan Resin Komposit Nanosisal telah selesai dilakukan. Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. inovasi, salah satunya dengan ketersediaan bahan restorasi sewarna gigi (Giachetti

KEKASARAN PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT NANOFILLER SETELAH APLIKASI HIDROGEN PEROKSIDA 35% DENGAN WAKTU YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Restorasi dapat dibedakan menjadi restorasi direk dan indirek. Restorasi direk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan bahan adhesif telah menyebabkan restorasi resin komposit lebih dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi mempunyai banyak fungsi antara lain fonetik, mastikasi, estetis dan

Pengaruh Penambahan Mepoxe Terhadap Sifat Mekanik dan Stabilitas Thermal Epoksi sebagai Bahan Adhesif ASTM A-36

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Resin Komposit Istilah komposit adalah kombinasi dua bahan atau lebih yang memiliki sifat berbeda untuk mendapatkan sifat yang lebih baik 7. Contoh bahan komposit alamiah adalah email gigi dan dentin. Perkembangan bahan restorasi komposit pada bidang kedokteran gigi dimulai pada awal 1960 oleh Bowen. Saat itu percobaan dilakukan untuk memperkuat resin epoksi dengan partikel bahan pengisi. Pada perkembangannya, bahan komposit modern mengandung sejumlah komponen 8 untuk mendapatkan sifat sifat yang lebih baik sehingga untuk memenuhi sifat ideal suatu restorasi 2.1.2 Komposisi Kandungan utama bahan komposit adalah matriks resin dan partikel pengisi. Komposit didukung juga dengan bahan bahan lain seperti coupling agents, initiator, accelerator, dan pigmen Matriks Resin Matriks resin adalah bahan plastis yang berperan menyatukan partikel pengisi partikel pengisi. Matriks resin yang sering digunakan pada material restorasi komposit adalah Bis-GMA (bisfenol-a-glycidyl dimethacrylate), TEDGMA (triethylene glycol dimethacrylate) dan UDMA (urethane dimethacrylate) 9. Pada umumnya matriks resin mengandung Bis-GMA yang dikombinasikan dengan TEDGMA atau UDMA untuk memperbaiki sifat kekentalannya 10. Baik Bis-GMA, TEDGMA, maupun UDMA memiliki struktur rantai ester pada kedua ujungnya, sehingga matriks resin yang telah terpolimerisasi dapat menyerab air. Penyerapan air pada matriks resin dipengaruhi oleh sifat kimiawi dan struktur dari matriks resin itu sendiri. Air dapat masuk ke dalam matriks resin melalui ruangan antar molekul, dan hal ini tergantung dari kepadatan ikatan silang (cross-link) matriks itu sendiri, semakin padat suatu matriks maka semakin sedikit ruang kosong yang dapat dimasuki oleh air sehingga semakin kecil pula volum air yang dapat terserap. Masuknya air ke dalam matriks menyebabkan peregangan matriks yang dapat menurunkan sifat komposit resin. Semakin sedikit volume air yang dapat terserap semakin kecil juga pembengkakan matriks yang dapat terjadi 12. Fakultas Kedokteran Gigi 3

Gambar 1. Rantai Bis-GMA Gambar 2. Rantai TEGDMA Gambar 3. Rantai UDMA Partikel pengisi Adanya partikel pengisi di dalam matriks resin meningkatkan kekuatan dari komposit 7. Selain itu penggunaan partikel pengisi dalam bahan komposit dental memiliki beberapa kegunaan lain, di antaranya menurunkan penyusutan saat polimerisasi, menurunkan pemuaian, dan kontraksi akibat suhu serta menurunkan penyerapan air. Beberapa jenis dental komposit menurut ukuran partikel pengisi adalah macrofilled, microfilled, hibrid, microhybrid dan flowable composite 11. - Komposit Macrofilled merupakan generasi pertama dari resin komposit, komposit ini menggunakan resin dengan partikel pengisi yang berukuran 10 100µm. Partikel yang besar ini membuat komposit sulit untuk dipoles sehingga Fakultas Kedokteran Gigi 4

permukaannya menjadi kasar. Namun, karena partikel yang besar itu jugalah yang membuat komposit ini lebih kuat dibandingkan dengan komposit lain. - Komposit Microfilled merupakan perbaikan dari komposit macrofilled, komposit ini memiliki partikel pengisi berukuran 0.04 µm dengan volume partikel pengisi hanya 35 50% berat matriks. Volume partikel yang sedikit ini kemudian membuat komposit microfilled memiliki sifat lebih lemah dan lebih mudah menyerap air dibandingkan dengan komposit lain. - Komposit Small Particle memiliki partikel pengisi berukuran 1-5 µm dan volume partikel pengisi sekitar 80 85% berat matriks. Komposit ini diindikasikan sebagai bahan restorasi pada gigi posterior karena volume partikel pengisinya yang besar sehingga meningkatkan kekuatan dari komposit ini. - Komposit hibrid memiliki partikel pengisi yang merupakan gabungan macrofiller dan microfiller yaitu berukuran 0.6 1 µm yang memiliki volume 75 80% berat matriks, ukuran dan partikel pengisi ini memberikan kekuatan dan hasil polesan yang memuaskan. - Komposit mikrohibrid secara umum hampir sama dengan tipe hibrid, namun komposit ini mencampurkan partikel microfiller dan small - particle. Komposit tipe ini lebih kuat dibanding tipe hibrid karena ukuran dan volume partikel pengisinya lebih besar sehingga dapat digunakan sebagai tumpatan posterior yang berukuran besar. - Komposit flowable memiliki volume partikel pengisi yang sedikit yaitu sekitar 40% sehingga dapat mengalir bebas, karena itulah komposit ini dapat langsung dimasukkan pada kavitas dengan menggunakan syringe. Komposit ini biasa digunakan sebagai material pit and fissure sealant. Coupling Agents Coupling agent adalah bahan pengikat untuk mengikat partikel pengisi dengan matriks resin. Bahan yang digunakan sebagai coupling agent adalah silane (γ methacryloxypropyltrimethoxysilane) 9,12. Adanya adhesi yang stabil antara partikel pengisi dengan resin sangat penting untuk kekuatan dan ketahanan komposit. Ikatan yang tidak kuat bisa membuat partikel pengisi lepas dari permukaan dan juga mempermudah penetrasi air pada celah di antara partikel pengisi dan matriks 10. Ikatan coupling agent Fakultas Kedokteran Gigi 5

juga membuat polimer matriks menjadi lebih fleksible sehingga bisa mendistribusikan tekanan yang jatuh pada resin komposit 9. Silane memiliki grup hidroksil pada satu ujung yang berikatan dengan grup hidroksil pada partikel pengisi, dan grup metakrilat pada ujung lain yang berikatan dengan matriks resin 13. Pada saat polimerisasi grup metoksi pada silane terhidrolisis menjadi grup silanol (-Si OH) yang bisa berikatan dengan silanol lain pada permukaan partikel pengisi dengan membuat ikatan siloxane (Si O Si) 9. Pada saat terjadi resorpsi air, ion hidrogen akan berikatan pada oksigen yang terdapat pada ikatan siloxane, hal ini menyebabkan putusnya ikatan siloxane dan berubah menjadi silanol kembali. Putusnya ikatan siloxane memutus ikatan antara silane dengan partikel pengisi dan mengakibatkan lepasnya partikel pengisi. Gambar 4. Ikatan Silane sebelum dan sesudah terputusnya ikatan siloxan akibat ion hidrogen Inisiator dan Akselerator Polimerisasi komposit didapat dengan aktivasi kimiawi atau dengan sinar. Pada komposit dengan aktivasi kimiawi terdiri dari dua pasta. Salah satu pasta mengandung amina dan yang lainnya mengandung peroksida, amina bereaksi dengan peroksida organik untuk menghasilkan radikal bebas yang melepaskan ikatan ganda karbon dan menyebabkan polimerisasi 8. Karena ikatan ganda karbon terletak pada setiap ujung ikatan oligomer, maka polimerasi dapat terjadi secara berkelanjutan. Sedangkan pada komposit dengan aktivasi sinar, aktivasi sinar tampak halogen biru sekitar 470nm diserap oleh camphoroquinone 14, dalam hal ini camphoroquinone bertindak sebagai inisiator Fakultas Kedokteran Gigi 6

yang menginisiasi polimerisasi 8. Setelah terjadi penyerapan sinar biru, camphoroquinone akan menarik molekul hidrogen yang terdapat pada amina, setelah kehilangan molekulnya amina menjadi radikal bebas yang kemudian mengaktifkan polimerasi 9. Gambar 5. Reaksi polimerisasi yang diaktifkan oleh sinar. Sumber : Science of dental material Pigmen Untuk memenuhi syarat estetik, resin komposit tersedia dalam beberapa warna yang mirip dengan warna gigi. Untuk memberikan warna tersebut, oksida anorganik seperti titanium dioksida dan alumunium dioksida biasanya ditambahkan pada resin 9. 2.2 Pemutihan gigi Pemutihan gigi merupakan proses yang dilakukan untuk memutihkan gigi. Prosedur yang dilakukan dalam proses pemutihan gigi adalah dengan menggunakan agen oksidator salah satunya adalah hidrogen peroksida. Agen oksidator berpenetrasi ke pori- Fakultas Kedokteran Gigi 7

pori struktur kristal dari email dan mengoksidasi noda yang terdeposit didalamnya, hal inilah yang membuat gigi menjadi lebih putih. 2.2.1 Hidrogen Peroksida Hidrogen peroksida adalah agen oksidator yang memiliki kemampuan untuk melepaskan radikal bebas HO 2 + O (perhidroksil dan oksigen) yang sangat reaktif. Dalam bentuk larutan murni, hidrogen peroksida merupakan asam lemah dan menghasilkan lebih sedikit perhidroksil dan menghasilkan lebih banyak oksigen. Radikal bebas yang dihasilkan oleh hidrogen peroksida akan berpenetrasi ke dalam email dan memutus rantai siklik pada email dan berubah menjadi rantai ganda. Rantai ganda yang terbentuk akan terputus kembali akibat hidrogen peroksida dan mejadi rantai tunggal, pada tahap inilah terjadi perubahan warna pada email sehingga menjadi lebih cerah. Namun bila aplikasi hidrogen peroksida dilanjutkan, akan terjadi over bleaching yang dapat menyebabkan terdegradasinya matriks email 18,seperti yang terlihat pada gambar 5. Fakultas Kedokteran Gigi 8

Fakultas Kedokteran Gigi 9

Gambar 5. Reaksi oksidasi pada proses pemutihan gigi. Sumber: Complete dental bleaching 2.2.2 Teknik pemutihan gigi in-office. Konsentrasi yang biasa digunakan pada teknik pemutihan gigi in-office adalah hidrogen peroksida dengan konsentrasi tinggi yaitu 15 50%. 14 Untuk menghindari kerusakan pada jaringan lunak akibat konsentrasi hidrogen peroksida yang tinggi saat mengaplikasikan bahan pemutih gigi in-office, perlu menggunakan rubber dam atau alat pelindung jaringan lunak. Hal inilah yang menyebabkan hidrogen peroksida dengan konsentrasi tinggi dilakukan di klinik dokter gigi. Keuntungan dari teknik pemutihan gigi ini adalah lebih sedikitnya waktu yang diperlukan untuk memutihkan gigi. Kerusakan jaringan yang mungkin terjadi pun lebih minimal karena dilakukan di bawah pengawasan dokter gigi. 2.3 Kerangka Teori Resin Komposit tipe Hibrid Bahan pemutih gigi Perubahan Kekasaran Permukaan Fakultas Kedokteran Gigi 1