PERAMALAN PRODUKSI TEH HIJAU DENGAN PENDEKATAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE

dokumen-dokumen yang mirip
PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PENJUALAN SEPATU MEREK NIKE DENGAN METODE AUTOREGRESSIVE INTREGATED MOVING AVERAGE (ARIMA)

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

Peramalan Harga Minyak Mentah Standar West Texas Intermediate dengan Pendekatan Metode ARIMA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q)

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA DATA JUMLAH PENUMPANG KERETA API (Studi Kasus : KA Argo Muria)

Peramalam Jumlah Penumpang Yang Berangkat Melalui Bandar Udara Temindung Samarinda Tahun 2012 Dengan Metode ARIMA BOX-JENKINS

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK

PERAMALAN JUMLAH TAMU HOTEL MEGA BINTANG SWEET KABUPATEN BLORA DENGAN PENDEKATAN ARIMA

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC),

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 8, Nomor 1, Mei 2017 ISSN

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING

Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia

BAB II LANDASAN TEORI

OUTLINE. Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi Penelitian. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Bisnis Eksekutif Jurusan Madiun Jakarta di PT. Kereta Api (Persero) DAOP VII Madiun

Peramalan Volume Distribusi Air di PDAM Kabupaten Bojonegoro dengan Metode ARIMA Box- Jenkins

Model Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nikkei 225 dengan Pendekatan Fungsi Transfer

VERIFIKASI MODEL ARIMA MUSIMAN MENGGUNAKAN PETA KENDALI MOVING RANGE

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

99.9. Percent maka H 0 diterima, berarti residual normal

PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input

model Seasonal ARIMA

PERBANDINGAN METODE AUTOREGRESI DAN AUTOKORELASI SERTA SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pemodelan ARIMA Jumlah Pencapaian Peserta KB Baru IUD

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Peramalan Penjualan Pipa di PT X

Analisis Peramalan Banyaknya Permintaan Darah di Surabaya Menggunakan Metode

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMODELAN ARIMA UNTUK PREDIKSI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP LUAS SEBARAN ROB DI KOTA AMBON

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam penyusunan rencana yang efektif dan efisien. Pada

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins

Meytaliana F Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Basuki Widodo, M.Sc. Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

PERAMALAN CURAH HUJAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

III. METODE PENELITIAN

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut :

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Eksplorasi Data

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PEMODELAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS TERKAIT KUNJUNGAN WISATAWAN DI KABUPATEN BADUNG DAN KOTA MADYA DENPASAR DENGAN METODE TRANSFER FUNCTION

Pemodelan ARIMA Non- Musim Musi am

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman Online di:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

Pemodelan Vector Autoregresive (VAR) pada Komoditas Harga Cabai di Jawa Tengah

ANALISIS INTERVENSI FUNGSI STEP (Studi Kasus Pada Jumlah Pengiriman Benda Pos Ke Semarang Pada Tahun )

Pemodelan Space Pemasangan Iklan di Surat Kabar Harian X dengan Metode ARIMAX dan Fungsi Transfer

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Data Suhu Udara Rata-rata

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN DAN PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG DAN PESAWAT DI TERMINAL KEDATANGAN INTERNASIONAL BANDARA JUANDA SURABAYA DENGAN METODE VARIANSI KALENDER

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii. HALAMAN PENGESAHAN...iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL...

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH

PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI. Oleh: IRLIZANTY YULYANTIKA RAHADI

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

Aplikasi Metode Box-Jenkins dalam Memprediksi Pertumbuhan Perdagangan Luar Negeri Provinsi Riau

Metode Box - Jenkins (ARIMA)

PERBANDINGAN MODEL PADA DATA DERET WAKTU PEMAKAIAN LISTRIK JANGKA PENDEK YANG MENGANDUNG POLA MUSIMAN GANDA ABSTRAK

PEMODELAN DAN PERAMALAN PENUTUPAN HARGA SAHAM PT. TELKOM DENGAN METODE ARCH - GARCH

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-249

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian. yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

ANALISIS PERAMALAN (Forecasting) PRODUKSI KARET (Hevea Brasiliensis) DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX KEBUN SUKAMANGLI KABUPATEN KENDAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

(S.4) PENDEKATAN METODE ALGORITMA GENETIK UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ARIMA

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA DATA JUMLAH PENUMPANG KERETA API (Studi Kasus: KA Argo Muria)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH INSIDEN BOM BALI I DAN BOM BALI II TERHADAP BANYAKNYA WISATAWAN MANCANEGARA YANG DATANG KE BALI

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN DI AGROWISATA KUSUMA BATU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL. Oleh: Niswatul Maghfiroh NRP.

PERAMALAN TRAFIK SMS AREA JABOTABEK DENGAN METODE ARIMA

Peramalan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Bali Tahun 2019: Metode ARIMA

Transkripsi:

PERAMALAN PRODUKSI TEH HIJAU DENGAN PENDEKATAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE Satrio Wijaksono 1, Wellie Sulistijanti 2 Akademi Statistika Muhammadiyah Semarang Satriowijaksono15@gmail.com Abstract Tea plantation is one aspect of the lucrative agricultural sector in Indonesia. The world's need for very large plantation commodities, especially tea. the production of tea shoots as a raw material greatly determines the continuity of tea production as a whole. Tea production usually fluctuates from time to time. To establish a management view of future tea productivity forecasting, we can use the Autoregressive Integrated Moving Average (Time Series) Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) analysis. With the MSE value of 0.03668 the best ARIMA model obtained is ARIMA (1.0.0), with general forecasting model: The data used is the production data of tea sales at PT. Rumpun Sari Medini from 2011-2016. The purpose of this research is to predict the amount of tea sales production at PT. Rumpun Sari Medini Year 2017. Based on the results of this study, it was found that the highest tea production value occurred in December 2017 of 226,670 quintals, while the lowest production in January 2017 was 226,603 quintals. Keyword: ARIMA, Peramalan Produksi Teh, PT. Rumpun Sari Medini 1.PENDAHULUAN Perkembangan dunia kerja yang semakin kompleks disertai dengan era globalisasi menjadikan persaingan semakin ketat dalam perdagangan komoditas di pasar Indonesia. Hal ini menjadikan tuntutan mutu dan harga yang harus dapat bersaing. Untuk dapat menghadapi perkembangan ini kreatif dan mandiri harus dibutuhkan. Mengingat Indonesia adalah negara agraris maka sektor pertanian sangat berperan dalam menunjang perekonomian negara (Melinda,2014). Salah satu minuman penyegar yang terkenal di Indonesia adalah teh. Minuman teh merupakan minuman yang telah umum digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Teh dikenal di Indonesia sejak Tahun 1686, ketika seorang warga kebangsaan Belanda bernama Andres Cleyer membawanya ke Indonesia yang saat itu penggunaanya sebagai tanaman hias. Pada tahun 1728, pemerintah Belanda mulai memperhatikan teh dengan mendatangkan biji-biji teh secara besar-besaran dari Cina untuk dibudidayakan di Pulau Jawa. Usaha tersebut tidak berhasil dan baru berhasil setelah pada Tahun 1824 oleh Van Siebold seorang ahli bedah tentara Belanda melakukan penelitian di Jepang. Setelah itu, pemerintah Belanda merupakan politik tanaman paksa (Culture Stelsel) kepada rakyat Indonesia untuk menanam teh secara paksa. Setelah kemerdekaan Indonesia, perdagangan teh diambil alih oleh pemerintah Indonesia hingga kini (Melinda, 2014). Perkebunan teh merupakan salah satu aspek dari sektor pertanian yang menguntungkan di Indonesia. Kebutuhan dunia akan komoditas perkebunan sangat besar khususnya teh. Teh merupakan minuman penyegar yang disenangi hampir seluruh penduduk di dunia, bahkan minuman teh sudah banyak sekali dijadikan minuman sehari-hari. Secara trasdisional teh dibagi menjadi tiga jenis yaitu teh hijau, teh olong, dan teh hitam. Teh hitam 273

dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh Camellia sinensislyang berupa bubuk (Melinda, 2014). PT. Rumpun Sari Medini merupakan perkebunan yang bergerak di bidang industri manufakur yaitu pengolahan pucuk daun teh (input) menjadi teh hijau kering (output) yang akan memenuhi pasar lokal dan eksport. Karna produksi teh hijau PT. Rumpun Sari medini bersifat fluktuaktif maka diperlukan peramalan produksi untuk membuat perencanaan produksi. Perencanaan produksi yang dibuat perlu dilakukandengan tepat dan diusahakan meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan. Kesalahan yang terjadi dalam perencanaan produksi akan menyebabkan ketidak sesuaian kuantitas serta kualitas produk dengan permintaan pasar. Tujuan dari perencanaan produksi yaitu untuk dapat mempoduksi barang-barang (output) dalam waktu tertentu di masa yang akan datang dengan kuantitas dan kualitas yang dikehendaki konsumen serta mendapat keuntungan yang maksimal. Agar semua hal tersebut dapat tercapai maka perlu dilakukan perencanaan poduksi sebelum memproduksi suatu produk. Untuk membantu seorang manajemen melihat peramalan produktivitas teh di masa mendatang, dapat digunakan analisis deret berkala (time series). Metode peramalan ini didasarkan atas konsep bahwa hasil observasi masa lalu dan hasil observasi yang akan datang dipengaruhi hasil observasi saat ini. Salah satu metode yang populer untuk memberikan data deret waktu yaitu Autoregressive integrated Moving Average (ARIMA). ARIMA (Autoregressive integrated Moving Average) sering disebut juga metode deret berkala Box-jenkins. Sedangkan model ARIMA merupakan model yang secara penuh mengabaikan variabel independen dalam membuat peramalan. ARIMA menggunakan nilai masa lalu dan sekarang dari variabel dependen untuk menghasilkan peramalan jangka pendek yang akurat dan cocok digunakan jika observasi dari deret berkala saling berhubungan satu sama lain.berdasarkan permasalahan terdahulu metode ARIMA (Autoregressive integrated Moving Average) pernah digunakan oleh Octavia dan Lydia dalam memprediksi stok barang toko bangunan XYZ, oleh Hernanda dan Nindya dalam memprediksi tingkat produksi dan konsumsi gula di Indonesia. Manajemen perusahaan akan mengeluarkan keputusan yang dapat digunakan sebagai standar produksi didalam perusahaan. Oleh karena itu dalam hal ini dibutuhkan peramalan. Dalam membuat peramalan diupayakan untuk meminimumkan pengaruh ketidakpastian, dengan kata lain meminimumkan kesalahan atau Mean Square Eror (MSE). Sehubungan dengan pengambilan keputusan yang dilakukan manajemen perusahaan, maka sebelum mengadakan pengambilan keputusan tersebut manajemen perusahaan akan lebih baik apabila mempertimbangkan data teknis yang ada dan dipergunakan dalam perusahaan yang bersangkutan. Sehingga diharapkan peramalan dapat digunakan oleh manajemen dalam mengambil keputusan. sehingga produksi pada periode berikutnya tidak terjadi pembengkakan atau kekurangan dalam hal volume produksi. Selama ini PT. Rumpun Sari Medini belum melaksanakan peramalan produksi secara efektif dan efisien untuk menentukan permintaan produksi pada suatu periode. Atas dasar latar belakang masalah diatas maka penulis membuat penelitian yang berjudul PERAMALAN PRODUKSI TEH HIJAU DI PT. RUMPUNSARI MEDINI PADA TAHUN 2017. 2.METODE PENELITIAN 1. Identifikasi a. Plot Data Dalam melakukan identifikasi terhadap model, pertama yang perlu dilakukan adalah melihat time series plotdari data. Dari plot data tersebut akan terlihat bagaimana pola dari data sehingga dapat memberikan informasi awal misalkan data membentuk trend, musiman, dan lain-lain. 274

Dari plot Time Series data dapat terlihat apakah data tersebut stasioner atau tidak. Jika data membentuk suatu pola tertentu maka data tersebut tidak stasioner, sedangkan data disebut stasioner jika pola penyebaran data membentuk suatu pola acak. Plot time series ini dibuat menggunakan Sofftare Minitab 16. b. Stasioneritas dan Nonstasioneritas tahap selanjutnya untuk identifikasi model sementara adalah menentukan apakah data deret waktu yang akan digunakan untuk peramalan sudah stasioner atau tidak. Baik dalam rata-rata maupun variansi. Hal ini penting karena model-model ini hanya berlaku untuk data yang stasioner. Secara sederhana, konsep stasioner dapat dapat diartikan suatu kondisi dimana nilai suatu kondisi dimana nilai suatu data tidak jauh berbeda atu mungkin sama dengan data yang lainnya. Karena model deret waktu umumnya menggunakan asumsi stasioner, diperlukan cara atau metode untuk menghilangkan ketidakstasioneran (menstasionerkan yang tidak stasioner) data sebelum melangkah lebih lanjut pada pembentukan model. Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan metode differencing (stasioner rata-rata) dan transformasi (stasioner variansi). Untuk mengidentifikasi sudah stasioner dalam varian, peneliti menggunakan software minitab 16 (Box-Cox Transformation). Tetapi untuk mengidentifikasi stasioner dalam rata-rata, peneliti menggunakan Augmented Dickey fuller. Uji Augmented Dickey fuller merupakan uji stasioneritas dengan menentukan apakah data runtun waktu mengandung akar unit (unit root). Hipotesis uji Augmented Dickey fuller adalah sebagai berikut: H 0 : 0 (Terdapat akar unit, variable Y tidak stasioner) H 1 : 0 (Tidak terdapat akar unit, variable Y stasioner) Dengan rumus : ( ) Jika lebih besar dari nilai kritis ADF maka gagal tolak H 0 yang berartiterdapat akar unit (data tidak stasioner). Dan jika lebih kecil dari nilai kritis ADF maka tolak H 0 tidak terdapat akar unit(data stasioner). c. ACF dan PACF Jika data yang ada telah stasioner secara variansi dan rata-rata, maka langkah selanjutnya adalah membuat plot ACF dan PACF. Manfaat dari plot ACF dan PACF ini adalah untuk menentukan model awal atau model sementara. Dapat mengidentifikasi lebih lanjut ada tidaknya faktor seasonal dalam data. Berikut ini adalah acuan dari penentuan model sementara untuk ARIMA. Tabel 1. Teori Umum ACF dan PACF untuk Model ARIMA No Model ACF PACF (1) (2) (3) (4) 1 MA (q) Cuts off setelah lag q Dies down setelah lag ke 1,2,3,... 2 AR (p) Dies down setelah Cuts off setelah lag p lag 1,2,3... 3 AR (p) atau Cuts off setelah Cuts off setelah lag p MA (q) lag q 4 ARMA (p,q) Dies down hampir cepat pada lag 1,2,3,... Dies down hampir cepat pada lag 1,2,3,... 275

2. Diagnostic Checking a. Estimasi Parameter Model Model ARIMA yang baik dapat menggambarkan suatu kejadian adalah model yang salah satunya menunjukkan bahwa penaksiran parameternya signifikan berbeda dengan nol (Aswi dan Sukarna, 2006). Secara umum misalkan adalah suatu parameter pada model ARIMA Box-Jenkins dan adalah nilai taksiran dari parameter tersebut, serta SE( ) adalah standar error dari nilai taksiran, maka uji kesignifikanan parameter dapat dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut : H 0 : = 0 (Parameter tidak signifikan) H 1 : 0 (Parameter signifikan StatistikUji: Dimana: Dimana: = penduga =koefisien korelasi = lag waktu = banyaknya data ( ) Daerah Penolakan: Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistic t hasil perhitungan dengannilai atau nilai p-value dengan taraf signifikan yang digunakan (5%). Dengan kriteria pengujian tolak jika t > atau dengan menggunakan nilai p (p-value), yakni tolak jika p-value <. b.ujikesesuaian Model i) Uji White Noise Dalam hal ini menggunakan uji Ljung-Box. Dan hipotesis uji WhiteNoise dapat dituliskan sebagaiberikut: H 0 : Model sudah memenuhi syarat cukup (residual memenuhi syarat white noise) H 1 : Model belum memenuhi syarat cukup (residual tidak memenuhi syarat white noise) Dengan rumus statistik: Dengan diperoleh dari ( )( ) ( ) 276

Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistic Q dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu membandingkan nilai Q hasil perhitungan dengan nili atau nilai p-value dengan taraf signifikan yang digunakan (5%). Apabila atau p-value <0,05 maka H 0 ditolak. Untuk mempermudah dalam menguji independen residual model, digunakan Software Minitab 16 ii) UjiKenormalan Residual Uji asumsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah data telah memenuhi asumsi kenormalan atau belum. Salah satucara yang dapat ditempuh untuk melakukan uji asumsi kenormalan ini adalah uji Kolmogorof Smirnov dengan menggunakan pedoman pengambilan keputusan sebagai berikut: : Residual berdistribusi normal : Residual tidak berdistribusi normal Statistik Uji: Dimana: : suatu fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang terjadi dibawah distribusi normal. : suatu fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang Diobservasi Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik KS dengan criteria pengambilan keputusan yaitu membandingkan KS hasil perhitungan dengan nilai KS table atau nilaip value< 0,05maka ditolak. Untuk mempermudah dalam menguji kenormalan residual model, digunakansoftware Minitab 16. 3. Pemilihan Model Terbaik Pemodelan data time series yang sesuai harus memenuhi syarat,yaitu residual memenuhi asumsi white noise serta berdistribusi normal. Namun, pemilihan atau penentuan model terbaik dari beberapa model yang telah memenuhi syarat pada penelitian ini akan digunakan criteriamean Square Error (MSE) untuk mengukur kesalahan peramalan, yaitu dengan memilih model yang memiliki nilai Mean Square Error (MSE) terkecil. 4. Peramalan Setelah didapat model yang terbaik, kemudian dapat dilakukan peramalan. Model yang diperoleh dapat digunakan untuk meramalkan produksi penjualan teh di PT. Rumpun Sari Medini pada Tahun 2017. 3. HASIL PENELITIAN 1. Identifikasi a. Plot Data Hal pertama yang perlu dilakukan dalam melakukan identifikasi model adalah membuat plot data time series untuk data jumlah produksi teh PT. Rumpun Sari Medini sebanyak 57 data. Dari plot data, kita dapat menentukan ada tidaknya unsur musiman. PadaGambar 1 di bawahinimerupakan plot data jumlahproduksiteh di PT. Rumpun Sari MedinidariTahun 2012-2016. 277

StDev produksi Seminar Nasional Pendidikan, Sains dan Teknologi ISBN : 978-602-61599-6-0 300000 Time Series Plot of produksi 250000 200000 150000 100000 1 6 12 18 24 30 Index Gambar 1. Plot Data Jumlah Produksi Teh PT. Rumpun Sari Medini Januari 2012- Desember 2016 Dari Gambar 1 diatas, dapat diketahui data yang ada menunjukkan bahwa jumlah produksi teh PT. Rumpun Sari Medini bulanan cenderung mudah berubah, terlihat dari jumlah penjualan yang mengalami kenaikan dan penurunan tiap bulannnya, dilihat dari plot diatas data produksi teh Tahun 2012-2016 mempunyai rata-rata dan varians yang konstan atau berada disekitar garis lurus sepanjang sumbu waktu, serta dilihat bahwa data tersebut mengandung faktor musiman, dikarenakan dilihat dari plot data terdapat lonjakan disetiap tahunnya. 36 42 48 54 b. Stasioneritas dan Nonstasioneritas Untuk mengetahui data tersebut stasioner atau tidaknya dalam hal varians maupun dalam hal rata-rata maka peneliti menguji data tersebut dengan uji Box-cox transformation untuk mengetahui stasioneritas dalam varians dan uji Augmented Dickey Fuller (ADF) untuk menguji stasioneritas dalam rata-rata. Berikut ini hasil Box-cox transformation dari data jumlah produksi teh PT. Rumpun Sari Medini. Box-Cox Plot of produksi 150000 Lower CL Upper CL Lambda (using 95,0% confidence) 125000 Estimate 1,43 Lower CL 0,20 Upper CL 2,82 100000 Rounded Value 1,00 75000 50000-5,0-2,5 0,0 Lambda 2,5 Gambar 2. Hasil Box-cox Transformation jumlah produksi teh PT. Rumpun Sari Medini pada bulan Januari 2012- September 2016. 5,0 Limit Berdasarkan Gambar 2 diatas dapat dilihat bahwa nilai rounded value adalah 1,00, maka data produksi teh PT. Rumpun Sari Medini sudah stasioner dalam varians.setelah data stasioner dalam varians, maka langkah selanjutnya adalah melihat apakah data yang telah ditransformasi ini stasioner dalam hal rata-rata atau tidak. Dengan menggunakan program Eviews 7, diperoleh hasil uji ADF pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Hasil Uji ADF t-statistic Prob.* 278

Partial Autocorrelation Autocorrelation Seminar Nasional Pendidikan, Sains dan Teknologi ISBN : 978-602-61599-6-0 Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.357764 0.0009 Test critical values: 1% level -3.552666 5% level -2.914517 10% level -2.595033 *MacKinnon (1996) one-sided p-values. Sumber : Output Eviews 7 Berdasarkan output diatas, dapat dilihat bahwa nilai p-value = 0,0009. Bila p-value tersebut dibandingkan dengan taraf signifikan 5%, maka p-value <5%, sehingga ditolak. Dengan kata lain bahwa data tersebut sudah stasioner dalam rata-rata. c. ACF dan PACF Plot ACF dan PACF dimunculkan untuk menentukan model sementara yang akan digunakan dalam meramalkan data. PadaGambar(4.4-4.5)berikut adalah plot ACF dan PACF data produksi: 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0-0,2-0,4-0,6-0,8-1,0 1 5 Autocorrelation Function for produksi (with 5% significance limits for the autocorrelations) 10 15 20 25 30 Lag Gambar 3. Plot ACFProduksi Teh PT. Rumpun Sari Medini pada Tahun 2012-2016 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0-0,2-0,4-0,6-0,8-1,0 1 5 Partial Autocorrelation Function for produksi (with 5% significance limits for the partial autocorrelations) 10 15 20 25 30 Lag Gambar 4. Plot PACF Produksi Teh PT. Rumpun Sari Medini pada Tahun 2012-2016 35 35 40 40 45 45 50 50 55 55 Dari Gambar 3 dan.4dapat dilihat bahwa plot ACF dan PACF stasioner. Pada Plot ACF mengalami cutoff setelah lag 1 begitu pun dengan PACF mengalami cut offs setelah lag 1. Dari gambar di atas juga diketahui bahwa data tidak mengandung unsure musiman. Sehingga, dari kedua plot tersebut penulis mengidentifikasikan model-model ARIMA sebagai berikut:arima (1,0,1), ARIMA (1,0,0), ARIMA (0,0,1). 2.Estimasi Parameter Langkah selanjutnya yaitu estimasi parameter untuk mengetahui apakah modelmodel sementara tersebut sudah signifikan. Sehingga dapat dilanjutkan untuk diagnostic 279

checking. Dikatakan signifikan ketikanilai p-value <α dimana α sebesar 0,05. Berdasarkan Output Minitab 16 diperoleh tabel estimasi parameter yang ditunjukan pada Tabel 3 berikut: Tabel 3. Estimasi Parameter Model SementaraARIMA No Model Parameter Estimasi parameter p-value Keterangan 1 ARIMA (1,0,1) AR 1 MA 1 0,4510-0,1901 0,033 0,407 Signifikan Tidak signifikan 2 ARIMA AR 1 0,5751 0,000 Signifikan (1,0,0) 3 ARIMA (0,0,1) MA 1-0,5652 0,000 Signifikan Dari Tabel 3 diketahui bahwa hanya model ARIMA (1,0,0), ARIMA (0,0,1), yang parameternya signifikan (P-value berada dibawah level toleransi (α = 0,05). Dengan demikian model tersebut memenuhi syarat signifikansi parameter. 3.Diagnostic Checking a. Uji White Noise Setelah estimasi parameter, tahap selanjutnya adalah pemeriksaan diagnostik model. Pada tahap ini akan diuji apakah model sudah layak atau belum. Kelayakan tersebut dinilai dengan pengujian asumsi white noise. Ketikanilaip-value>α makaasumsiwhite noise terpenuhi.berdasarkan Output Minitab 16 diperoleh tabel hasil uji Ljung-boxyang ditunjukkanpadatabel 4 berikut Tabel 4. Hasil Uji Ljung-Box No Model Lag P value Keterangan 1 ARIMA (1,0,0) 12 24 36 48 2 ARIMA (0,0,1) 12 24 36 48 0,642 0,844 0,927 0,924 0,457 0,694 0,914 0,932 Dari tabel 4, dapat diketahui bahwa model ARIMA (1,0,0), ARIMA (0,0,1), memenuhi asumsi white noise, dikarenakan p-value>5% sehingga H 0 diterima. b. Uji Kenormalan Residual Langkah selanjutnya adalah melakukan uji Kolmogorov-smirnov, dimana uji ini dilakukan untuk menguji kenormalan residual. Dikatakan normal ketika nilaip-value> α. Berdasarkan output Minitab 16 diperoleh Tabel 5 berikut: Tabel 5. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov NO Model ARIMA p-value Keterangan 1 ARIMA (1,0,0) 0,109 Residual Normal 2 ARIMA (0,0,1) 0,010 Residual Tidak Normal Dari Tabel 4.4 dapat diketahui hasil uji Kolmogorov-Smirnov model ARIMA (1,0,0,) memenuhi asumsi kenormalan residual karena p-value= 0,109> 0,05. 4. Pemilihan Model Terbaik Setelah melalui proses estimasi parameter dan diagnostic checking dapat diketahui bahwa model ARIMA (1,0,0) menjadi model terbaik yang bisa dipakai dalam 280

meramalkan jumlah data produksi teh PT. Rumpun Sari Medini. Dapat dirangkum dalam Tabel 6 berikut: NO Model ARIMA 1 ARIMA (1,0,0) Tabel 6. Pemilihan Model Terbaik Estimasi Diagnostic Kenormalan MSE Parameter Checking Residual Signifikan Asumsi White Residual Normal 0,03668 Noise Terpenuhi, Model ARIMA (1,0,0) dianggap model yang layak karena parameter-parameter yang ada di dalamnya telah signifikan serta residual-residualnya telah mengandung asumsi white noise dan berdistribusi normal serta memiliki nilai error yang cukup kecil. 5. Peramalan Setelah dilakukan pengecekan diagnostik dan semua pengujian menunjukkan kesesuaian model, maka dari model umum ARIMA yang terbentuk tersebut dapat dilakukan peramalan atau forecasting. Secara matematis model ARIMA (1,0,0) dapat dituliskan dalam bentuk seperti berikut ini : Dimana: 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0 1 4 7 101316192225283134374043464952555861646770 data aktual peramalan Gambar 5 Perbandingan Plot Data Aktual dengan Peramalan Produksi Teh PT. Rumpun Sari Medini Dari Gambar 5 diatas dapat dilihat bahwa plot peramalan Produksi Teh PT. Rumpun Sari Medini mendekati data aktualnya. Sehingga, model ARIMA (1,0,0) sudah baik digunakan untuk meramalkan Produksi Teh PT. Rumpun Sari Medini Tahun 2017. 4. KESIMPULAN 281

Dari hasil analisis dan pembahasan mengenai produksi teh di PT. Rumpun Sari Medini dari tahun 2012-2016, diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya: 1. Model yang baik dan dapat digunakan untuk peramalan produksi teh di PT. Rumpun Sari Medini tahun 2017 adalah ARIMA (1,0,0) dengan nilai MSE sebesar 0,03668 dengan persamaan sebagai berikut: 2. Dari model persamaan tersebut dapat diprediksi bahwa jumlah produksi penjualan teh di PT. Rumpun Sari Medini mengalami kenaikan dari bulan Februari sampai bulan Desember 2017. Dengan nilai produksi tertinggi pada bulan Desember 2017 sebesar 226.670 kwintal. Sedangkan produksi terendah pada bulan Januari 2017 dengan prediksi sebanyak 226.303 kwintal. 5. REFERENSI Aswi dan Sukarna. 2006. Analisis Deret Waktu. Makassar : Andira Publisher. Hernanda, Nindya. "Analisis peramalan tingkat produksi dan konsumsi gula Indonesia dalam mencapai swasembada gula nasional." (2011). http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/64869 Makridakis, S., Wheelwright SC., dan McGee VE. 1998. Metode dan Aplikasi Peramalan, Jilid 1, Edisi kedua. Terjemahan oleh Ir. Hari Suminto. Jakarta: Binarupa Aksara. Makridakis, Spyros, dkk.1999.metode dan Aplikasi Peramalan, Jilid 1, Edisi kedua. Terjemahan oleh Ir. Hari Sumito. Jakarta : Bina Rupa Aksara. Melinda. 2014. Perkiraan produksi pucuk Teh dipt. Pagilaran Kabupaten Batang. Program Studi Agrobisnis. Unipersitas Gajah Mada Yogyakarta.http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/3359 Octavia, Tanti, Yulia Yulia, and Lydia Lydia. "Peramalan Stok Barang untuk Membantu Pengambilan Keputusan Pembelian Barang pada Toko Bangunan XYZ dengan Metode Arima." Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF). Vol. 1. No. 1. 2015. Walpole, R.E 1993. Pengantar Statistika, edisi ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. Wei, WWS. 1990. Time Series Analysis. Addison-Wesley Publishing Company. Canada. 282