TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DARI BIBIT YANG BERASAL DARI KEBUN BIBIT DATAR DENGAN KEBUN TEBU GILING

II. TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Biologi Kutu Perisai Aulacaspis tegalensis

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data Iklim Lahan Penelitian, Kelembaban Udara (%)

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Tebu

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

Lampiran 1. Kualitas Bibit yang Digunakan dalam Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu

VARIETAS UNGGUL BARU (PSDK 923) UNTUK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Kelas: Monocotyledoneae, Tanaman tebu terdiri dari akar, batang, daun dan bunga.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Benih tebu SNI 7312:2008. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah sebagai berikut;

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

PENDAHULUAN. ton. Data produksi gula 2013 hanya mencapai ton dengan luas wilayah. penyiapan bibit dan kualitas bibit tebu (BPS, 2013).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tebu ( Saccharum officinarum L.)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Bibit Sungkai (Peronema canescens) Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij

TEBU. (Saccharum officinarum L).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TANAMAN TEBU A. PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBUKAAN KEBUN TEBU GILING / TEBU RAKYAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae; Subkingdom:

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorgum bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Tebu Botani dan Syarat Tumbuh Tebu

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu merupakan tanaman yang berasal dari India

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

TINJAUAN PUSTAKA. Batang padi berbentuk bulat, berongga, dan beruas-ruas. Antar ruas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dinamakan akar adventif (Duljapar, 2000). Batang beruas-ruas dan berbuku-buku, tidak bercabang dan pada bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Analisis Ragam Peubah Tinggi Tanaman Tebu Sumber Keragaman. db JK KT F Hitung Pr > F

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tebu (Saccharum officinarum L.) adalah sebagai berikut;

SISTEM AGRIBISNIS BIBIT TEBU ASAL KULTUR JARINGAN BPTP SULAWESI SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus Saccharum, Spesies Saccharum arundinaceum, Saccharum bengalense, Saccharum edule, Saccharum officinarum, Saccharum procerum, Saccharum ravennae, Saccharum robustum, Saccharum sinense, Saccharum spontaneum (Wikipedia, 2008). Bagian utana dari tanaman tebu adalah akar, batang, daun dan bunga. Tanaman tebu berakar serabut. Pada tanah yang cukup cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan tebu, panjang akar tebu dapat mencapai 2 meter. Batang tebu merupakan bagian terpenting dalam produksi gula karena mengandung nira, pada batang tebu mengandung jaringan parenkim berdinding tebal yang banyak mengandung cairan. Menurut Dinas Perkebunan Jawa Barat (2008), batang tebu berbentuk tinggi kurus, tidak bercabang dan tumbuh tegak, batang beruas-ruas dengan panjang ruas sekitar 10-30 cm/ruas. Pada batang tebu mengandung nira yang menghasilkan gula dengan kadar mencapai 20 %. Kadar gula pada bagian batang pangkal lebih tinggi dari pada bagian ujung (pucuk). Panjang ruas batang tebu sangat dipengaruhi oleh faktor luar, antara lain : iklim, kesuburan tanah, keadaan air dan penyakit. Batang tanaman sehat mempunyai ruas yang pendek pada bagian pangkal, semakin ke atas ruas batang semakin panjang, kemudian semakin pendek semakin ke atas (ke pucuk). Apabila tanaman tebu akan berbunga maka pada ujung atas batang akan terbentuk ruas panjang dan kecil (Sudiatso, 1982). Daun tebu terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan helai daun. Pelepah daun membalut atau membungkus ruas daun. Pelepah-pelepah daun ini selain melindungi bagian batang yang masih muda, juga melindungi mata. Helai daun berbentuk pita dengan panjang 1 2 meter (bergantung dari varietas dan keadaan lingkungan) dan lebar daun 2-7 cm. Bunga tersusun dalam malai. Bunga berkembang pada pagi hari dengan jangka waktu pembungaan pada satu malai berlangsung beragam antara 5 sampai

7 hari. Umumnya tanaman tebu menyerbuk silang dengan bantuan angin pembungaan berlangsung setelah pertumbuhan vegetatif selesai (± 12 bulan) (Sudiatso, 1982). Ekologi Tanaman Tanaman tebu adalah salah satu tanaman tropis yang memerlukan air dalam jumlah yang banyak, berdasarkan kebutuhan air pada setiap fase pertumbuhannya, curah hujan bulanan yang ideal untuk pertanaman tebu adalah 200 mm/bulan pada 5 6 bulan berturut-turut, 125 mm/bulan 2 bulan transisi dan 75 mm/bulan pada 4-5 bulan berturut-turut. Menurut tipe iklim Oldeman, zona yang terbaik untuk tanaman tebu adalah tipe iklim C2 dan C3. Suhu rata-rata tahunan sebaiknya pada kisaran di atas 20 o C dan tidak kurang dari 17 o C dan kelembaban udara sekitar 85 persen. Pertumbuhan tanaman tebu akan baik jika terkena sinar matahari langsung. Sinar matahari tidak hanya penting dalam pembentukan gula dan tercapainya suatu kadar gula yang tinggi dalam batang, tetapi juga mempercepat proses pemasakan. Kadar sukrosa tebu tertinggi pada penyinaran selama 7 9 jam per hari. Jenis tanahnya alluvial, regosol, mediteran, latosol, gromosol, podzolik merah kuning, litosol. Tekstur tanahnya sedang - berat, strukturnya baik dan mantap, tanah cukup subur dengan kedalaman minimal 50 cm. Ketinggian tempat antara 0-500 m dpl. Kemiringan lahan maksimal 15% dan kadar ph sekitar 5,7 7 (Dinas Perkebunan Jawa Barat, 2008). Bibit Tebu Bibit merupakan modal utama dan pertama bagi keberhasilan usaha budidaya tebu. Oleh karena itu penyediaan bibit bagi pertanaman tebu harus dilakukan sesuai dengan tata cara penyediaan bibit yang benar. Bibit tebu unggul yang digunakan harus memenuhi syarat sehat dan murni. Bibit sehat artinya bibit yang digunakan harus bebas dari hama dan penyakit serta memiliki kemampuan tumbuh yang baik sebagai cikal bakal tanaman produksi yang berasal dari tanaman bibitan dengan umur antara 6 7 bulan. Bibit murni

artinya varietas unggul yang digunakan sebagai bibit terjamin tidak ada campuran varietas lain (Umarjono dan Samoedi, 1993). Menurut Sastrowijono (1997), menyatakan bahwa bibit yang bermutu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : varietas tebu unggul, umur bibit yang dipilih berumur 6 8 bulan, daya kecambah 90 % atau lebih, kesehatan terhadap serangan hama penggerek batang < 2 %, serangan penggerek pucuk dan hama lain < 5 %. Bibit tebu yang digunakan sebagai bahan tanam pada kebun tebu giling umumnya berasal dari kebun bibit dataran (tebu bibit) dan dari kebun tebu giling. Bibit yang digunakan dari kebun bibit dataran berupa bagal, yaitu tebu yang dipotong pendek pada bagian pangkal dan pucuknya sehingga diperoleh batang yang panjangnya 0.7 1.4 meter, dan bibit rayungan, yaitu bibit tebu yang pada bagian mata tunasnya telah tumbuh lebih dahulu menjadi tunas yang berdaun 4 5 helai. Bibit yang berasal dari tebu giling yaitu stek pucuk (Sutjahja, 1993). (KTG) (KBD) Gambar 1. Bibit Tebu dari KTG dan KBD. Bibit yang digunakan untuk pertanaman tebu giling dibagi ke dalam tiga klasifikasi posisi batang, yaitu posisi mata pada batang bagian atas, bawah dan tengah. Ketiga posisi mata tersebut memiliki pola pertumbuhan tanaman yang berbeda, dimana untuk bibit asal top stek memiliki pola pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan posisi batang dibawahnya. Menurut Barnes dalam Utoyo (2001) menyatakan bahwa mata tunas yang berada pada posisi lebih atas bagian batang tebu lebih mudah berkecambah dibandingkan dengan mata tunas yang

berada di bawahnya, selain disebabkan sifat dormansi pucuk, juga disebabkan adanya seludang daun yang melindunginya sehingga mampu melestarikan daya tumbuhnya. Kebun Bibit Pembibitan memerlukan perencanaan dan persiapan jauh sebelumnya dengan memperhatikan perkembangan varietas unggul baru dan susunan varietas yang akan ditanam supaya terjamin mutu bibitnya. Perbanyakan tanaman tebu untuk produksi dilakukan dengan cara pembiakan vegetatif dengan menggunakan stek (cuttings). Bibit dari stek ini dapat diperoleh dari Tebu Bibit (Kebun Bibit) dan Tebu Giling (Kebun Tebu Produksi). Dalam pertanaman tebu dikenal berbagai kebun bibit, antara lain : Kebun Bibit Pokok (KBP), Kebun Bibit Nenek (KBN), Kebun Bibit Induk (KBI), dan Kebun Bibit Datar (KBD) (Sudiatso, 1982). Pembangunan kebun bibit tebu dilakukan secara berjenjang dengan tujuan untuk : 1). Memperoleh bibit yang murni, sehat, berkualitas dengan daya tumbuh baik dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan, 2). Mempersiapkan pemenuhan kebutuhan bibit pada dua tahun yang akan datang berdasarkan luas areal kebun tebu dan komposisi varietas yang akan ditanam, 3). Memperbanyak varietas unggul baru untuk menggantikan varietas lama yang kurang unggul/baik (Dirjenbun, 2009). Kebun Bibit Pokok (KBP) disediakan P3GI melalui perwakilanperwakilannya. Penanaman di KBP dilaksanakan pada bulan Desember, Januari dan Februari dengan luasan yang ditanam 0,1 persen dari luasan tebu giling. Bibit yang ditanam pada KBP ini adalah jenis-jenis tebu baru dari Pusat Penelitian Perusahaan Gula Indonesia (P3GI). Kebun Bibit Nenek (KBN) adalah kebun bibit tempat memperbanyak bibit murni dan sehat yang berasal dari P3GI dengan maksud untuk memperoleh bibit tebu yang murni dan sehat seperti bibit asalnya. Kebun bibit nenek disediakan PG dan P3GI untuk membantu apabila ada kegagalan dalam penangkaran di PG. Penanaman bibit di KBN dilaksanakan pada bulan Juli,

Agustus, dan Desember dengan luasan yang ditanam 0,5 persen dari luas tebu giling. Kebun Bibit Induk (KBI) adalah kebun bibit tempat memperbanyak bibit yang murni dan sehat yang berasal dari KBN, dengan demikian, KBI merupakan kelanjutan usaha memperbanyak bibit murni dan sehat. Kebun bibit induk disediakan PG, ditanam pada bulan Februari, Maret dan April dengan luasan yang ditanam 2,5 persen dari luas tebu giling. Kebun Bibit Datar (KBD) berfungsi untuk memperbanyak bibit yang bermutu tinggi yang berasal dari KBI. Bibit yang dihasilkan oleh KBD ini merupakan bibit yang akan ditanam di KTG sebagai pertanaman biasa. Mengingat keperluan praktisnya, maka letak KBD hendaknya berada di sekitar areal yang akan ditanami atau disebar di daerah-daerah kerja perusahaan perkebunan gula. Kebun bibit datar disediakan PG, ditanam bulan September, Oktober, November / Desember, dengan luasan yang ditanam 12 persen dari luas tebu giling (Sutjahja, 1993). Pelaksanaan kebun bibit memerlukan lahan dengan syarat sebagai berikut : tanah yang subur dengan solum cukup dalam (lebih dari 60 cm), air untuk pengairan dapat mencukupi kebutuhan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif yang optimal dan terisolir dari tanaman atau tumbuhan-tumbuhan yang dapat menjadi tanaman inang. Penyebaran KBD sudah merata tetapi lahan yang digunakan tidak semuanya lahan yang memenuhi syarat untuk kebun bibit. Masalahnya lahan yang baik lebih diutamakan untuk kebun tebu produksi dibandingkan untuk kebun bibit dan ada kebun bibit datar yang dijadikan sebagai kebun tebu giling karena pertumbuhannya yang baik untuk mencapai suatu produksi yang tinggi (Sutjahja, 1993).