BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 1 Untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia diselenggarakanlah program pembangunan nasional, salah satunya pembangunan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sehingga tercapai tujuan negara tersebut. 1 Pada saat ini, Indonesia menghadapi dua masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular semakin meningkat sedangkan penyakit menular masih tetap menjadi masalah. Hal ini disebabkan adanya perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri yang banyak memberi pengaruh terhadap perubahan gaya hidup serta sosial ekonomi masyarakat Indonesia yang pada akhirnya dapat memacu semakin meningkatnya penyakit tidak menular. Beberapa jenis penyakit tidak menular diantaranya penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, batu saluran kemih dan sebagainya. 2 1
2 Penyakit Batu Saluran Kemih (BSK) sudah dikenal sejak 3000-5000 tahun sebelum Masehi. Sebagai salah satu buktinya adalah ditemukannya batu pada kandung kemih seorang mumi dan mayat orang-orang Indian juga pada raja-raja di Eropa. 3 Penyakit BSK dapat terjadi pada penduduk di seluruh dunia tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai negara, karena adanya pengaruh status gizi dan aktivitas penderita sehari-hari. 3 Pada tahun 2000, penyakit BSK merupakan penyakit terbesar kedua di bagian urologi di seluruh rumah sakit di Amerika dengan jumlah penderita rawat inap yaitu 177.496 pasien. 4 Kasus BSK di Rumah Sakit Sapphasitiprasong Thailand tahun 2004-2005 meningkat dari 1591 kasus (47,5%) menjadi 1755 kasus (52,5%). 5 Pada tahun 2006 di Yunani, insidens BSK yaitu sebesar 5-15%. 6 Di India, kasus BSK meningkat dari tahun 1999-2001, dengan rincian tahun 1999 terdapat 298 kasus (28,1%), tahun 2000 terdapat 355 kasus (33,4%) dan tahun 2001 terdapat 409 kasus (38,5%). 7 Di Vietnam (2003), penyakit BSK menempati urutan pertama dari sepuluh penyakit yang menyebabkan kesakitan dengan jumlah penderita 304.200 orang. 8 Menurut Departemen Kesehatan RI (2004), jumlah pasien rawat inap penderita penyakit BSK di rumah sakit seluruh Indonesia yaitu 17.059 orang, meninggal 166 orang dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,97%. 9 Pada tahun 2006, jumlah pasien rawat inap penderita penyakit BSK di rumah sakit seluruh Indonesia yaitu 16.251 orang, meninggal 153 orang dengan CFR 0,94%. 10
3 Menurut Hardjoeno (2002-2004) dari Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, jumlah pasien BSK di rumah sakit tersebut terdapat 199 orang dengan kelompok umur terbanyak 31-45 tahun yaitu 71 penderita (35,7%). 11 Menurut Manuputty (2004) dari Rumah Sakit PGI Cikini Jakarta, jumlah pasien BSK di rumah sakit tersebut sekitar 530 orang per tahun dengan usia bervariasi di atas 20 tahun. 12 Pada tahun 2001-2002 di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan terdapat 105 penderita BSK rawat inap, dengan perincian pada tahun 2001 terdapat 67 penderita (4,36%), dan pada tahun 2002 terdapat 38 penderita (3,09%). 13 Di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2000-2004 terdapat 436 penderita BSK rawat inap, dengan perincian pada tahun 2000 terdapat 74 penderita (16,97%), tahun 2001 terdapat 96 penderita (22,02%), tahun 2002 terdapat 100 penderita (22,93%), tahun 2003 terdapat 104 penderita (23,85%), dan pada tahun 2004 terdapat 62 penderita (14,23%). 14 Berdasarkan data di Rumah Sakit Martha Friska pada tahun 2006-2007, terdapat 126 penderita BSK rawat inap, dengan perincian pada tahun 2006 terdapat 85 penderita (67,46%) dan tahun 2007 terdapat 41 penderita (32,54%). 15 Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2007 diketahui bahwa jumlah penderita penyakit BSK sebanyak 220 penderita, dengan rincian tahun 2005 adalah sebanyak 57 penderita, tahun 2006 sebanyak 78 penderita dan pada tahun 2007 sebanyak 85 penderita. Berdasarkan data di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita BSK yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2007.
4 1.2 Perumusan Masalah Belum diketahuinya karakteristik penderita BSK rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2007. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik penderita BSK rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2007. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita BSK berdasarkan sosiodemografi yaitu umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan tempat tinggal. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita BSK berdasarkan keluhan utama. c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita BSK berdasarkan jenis d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita BSK berdasarkan letak e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita BSK berdasarkan penatalaksanaan medis. f. Untuk mengetahui distribusi penderita BSK berdasarkan lama rawatan rata-rata.
5 g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita BSK berdasarkan keadaan sewaktu pulang. h. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi umur berdasarkan jenis kelamin. i. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi umur berdasarkan letak j. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkan letak k. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan letak l. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan letak m. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan penatalaksanaan medis. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Sebagai bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit Haji Medan dalam upaya memberikan pelayanan perawatan penderita BSK. 1.4.2 Sebagai bahan informasi atau referensi bagi penelitian tentang BSK selanjutnya.