BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari sektor perbankan. Sektor perbankan memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi domestik. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi vital perbankan sebagai Lembaga Intermediasi. Keberhasilan fungsi intermediasi perbankan tercermin besarnya proporsi dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit oleh bank. Penyaluran kredit perlu mempertimbangkan banyak aspek resiko agar risiko kredit tidak menyebabkan risiko gagal bayar yang menyebabkan perbankan mengalami kebankrutan (insolvency) yang dapat mengganggu pada sistem pembayaran dan perbankan nasional. Menurut Latumerisa (2011:143-144), salah satu risiko bank yaitu risiko likuiditas. Risiko likuiditas ini terjadi karena buruknya tingkat likuiditas bank. Pengertian Risiko likuiditas adalah resiko yang terjadi karena suatu bank tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya saat dibutuhkan oleh nasabah yang disebabkan karena kurangnya likuiditas bank (Santoso dan Sukihanjani, 2013). Menurut Ruslian (2015) Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang menunjukan perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan kepada masyarakat atau yang disebut dengan kredit, dimana dana tersebut diambil dari dana masyarakat dan modal sendiri. Menurut Kasmir (2012) likuiditas perbankan dapat diukur dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio(LDR). Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP 1
2 tanggal 31 Mei 2004 yang memuat lima aspek penilaian tingkat kesehatan perbankan, yaitu CAMELS (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to Market Risk). Oleh karena itu, likuiditas dapat menjadi salah satu acuan untuk menilai kinerja perbankan rasio ini menjelaskan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan oleh nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank. Demi menjaga kesehatan bisnis bank, Bank Indonesia selaku otoritas moneter melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/2013 menetapkan besar LDR berada pada kisaran 78% - 92%.
3 Adapun Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum dan Bank Campuran di Indonesia selama periode penelitian (2010:Q1-2015Q4) dapat dilihat pada gambar 1.1 dan 1.2 sebagai berikut: Gambar 1.1. Dana Pihak Ketiga, Kredit dan Loan to Deposit ratio pada Bank Umum dan Loan to deposit ratio pada Bank Campuran Gambar 1.2. Dana Pihak Ketiga, Kredit dan Loan to Deposit ratio pada Bank Campuran dan Loan to deposit ratio pada Bank Umum
4 Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui Dana Kredit dan Dana Pihak Ketiga Bank Umum mengalami peningkatan yang cukup tajam dari tahun 2010 hingga 2015, dimana persentase Dana pihak ketiga lebih besar daripada kredit sehingga tingkat LDR masih dalam kondisi baik yakni dibawah 92%. Berbeda halnya dengan persentase Dana Kredit Bank Campuran mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun persentase kredit lebih besar daripada dana pihak ketiga sehingga tingkat LDR semakin tinggi hingga melebihi 92%. Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi Bank Campuran dikarenakan tingkat LDR yang sangat tinggi, artinya bank campuran memiliki tingkat kredit yang lebih banyak dibandingkan dengan deposit atau simpanan dana masyarakat. Semakin besar penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat maka akan semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank. Berikut listing Bank Campuran yang memiliki tingkat LDR diatas 92%. Tabel 1.1 Daftar Bank Campuran Yang Memiliki LDR tinggi No Nama Bank Kredit DPK LDR 1 PT. Bank ANZ Indonesia 28.879.432 29.553.950 98% 2 PT. Bank BNP Paribas Indonesia 6.991.902 3.510.310 199% 3 PT. Bank Chinatrust Indonesia 8.805.812 7.829.396 112% 4 PT. Bank DBS Indonesia 43.424.399 42.113.014 103% 5 PT. Bank Mizuho Indonesia 32.931.327 14.955.746 220% 6 PT. Bank Rabobank International Indonesia 12.670.296 12.592.666 101% 7 PT. Bank Resonia Perdania 11.524.538 8.057.410 143% 8 PT. Bank Sumitomo Mitsui Trust Bank Limited 46.714.409 16.244.030 288% 9 PT. Bank Woori Indonesia 13.372.072 13.677.472 98% Sumber : Statisik Perbankan Indonesia (2016) Berdasarkan tabel diatas, keadaan seperti ini menyebabkan bank hanya mampu melakukan pemberian kredit dalam jumlah sedikit karena dana yang
5 diputar oleh bank lebih sedikit dibanding dengan permintaan kredit. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga bank tidak dapat memenuhi likuditasnya atau dalam keadaan tidak likuid, terlebih lagi jika terjadi kemacetan atau kredit bermasalah. Hal ini sama dengan pemberitaan yang dilansir dari Berita Kontan tahun 2014, Stefano Ridwan selaku Head Of Consumer Banking Group DBS Indonesia mengakui, pihaknya mencatat rasio LDR tinggi yakni 97% per Maret 2014. Selain itu, penyebab kenaikan LDR bank asal Singapura ini adalah target pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) lebih rendah dibandingkan dengan target pertumbuhan kredit. Masih seputar pemberitaan yang ada, pada tahun 2015 LDR Bank Campuran masih tinggi seperti pemberitaan yang dilansir dari Suara Merdeka. Kalangan perbankan telah memprediksikan Loan To Deposit Ratio (LDR) atau rasio pinjaman terhadap simpanan bank akan terus melambung, dimana puncaknya akan terjadi pada 2016. Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Irwan Lubis mengatakan secara khusus kelompok bank yang memiliki LDR diatas 92% per desember 2014 adalah kelompok bank campuran konvensional, yakni memiliki LDR sebesar 123,61% dengan rasio modal 19,14%. Disamping itu, dengan adanya tingkat LDR yang semakin tinggi yang dimiliki bank campuran tentu akan berdampak pada Suku Bunga Deposito. Alhasil suku bunga deposito menjadi tinggi, karena dengan LDR bank yang tinggi
6 harus mencari dana segar untuk menyusutkan rasio tersebut ke angka ideal yakni 92%. Berikut Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan telah banyak diteliti oleh peneliti-peneliti terdahulu. Utari (2011) meneliti pengaruh CAR, NPL, ROA, BOPO terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) dan menunjukkan hasil bahwa CAR tidak ada pengaruh terhadap LDR, NPL dan ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap LDR, BOPO berpengaruh positif terhadap LDR. Hasil penelitian Ritha dan Raditya (2013) meneliti hal serupa yakni, CAR, NPL, ROA, BOPO terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) tetapi menunjukkan hasil yang berbeda yaitu CAR tidak ada pengaruh terhadap LDR, NPL dan ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap LDR, BOPO berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR). Sedangkan hasil penelitian Arditya Prayudi mengenai CAR, NPL, BOPO, ROA, NIM terhadap Loan to Deposit (LDR) menunjukkan hasil berbeda yakni, CAR, NPL dan BOPO tidak berpengaruh terhadap LDR, sedangkan untuk variabel NIM dan ROA memiliki pengaruh terhadap LDR. Namun kebanyakan penelitian-penelitian terdahulu hanya menganalisis kemampuan LDR dalam mengukur kesehatan atau kondisi keuangan suatu perusahaan. Sedangkan untuk menghadapi kondisi ketidakpastian permintaan kredit dan penarikan simpanan oleh para deposan seperti pernyataan di atas dan untuk pengoptimalan likuiditas agar tidak kekurangan dan tidak berlebihan diperlukan pengkajian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi LDR. Selain itu perlunya pengkajian mengenai faktor-faktor LDR adalah karena LDR yang
7 terlalu tinggi mengundang bahaya kredit macet, tetapi LDR yang terlalu rendah mengidentifikasi fungsi intermediasi bank yang tidak jalan. maka peneliti memilih rasio yang berbeda dengan penelitian terdahulu, rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lending Rate (LR), Cost Of Fund (COF), Loan to Asset Ratio (LAR), Debt to Asset Ratio (DAR), Total Equity Total Asset (TETA), Operating Profit Margin (OPM), Total Asset Turn Over (TATO). Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengambil topik tentang ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOAN TO DEPOSIT RATIO PERBANKAN (Studi Kasus Bank Campuran di Indonesia Periode (2010.Q1-2015.Q4).
8 1.2 Identifikasi Masalah dan pembatasan masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Dari hal-hal yang di uraikan di dalam latar belakang, dapat di identifikasikan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Tingginya rasio LDR bank campuran mengakibatkan bank campuran memiliki resiko likuiditas yang tinggi yang dapat membahayakan kesehatan bank. 2. Menurunnya Dana Pihak Ketiga bank campuran (DPK) ditahun 2015 mengakibatkan dana simpanan di tahun 2015 dianggap tidak likuid. 1.2.2 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah-masalah yang diteliti yaitu : 1. Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh dari Lending Rate, Cost Of Funds, Loan to Asset Ratio, Debt to Asset ratio, Total Equity Total Asset, Operating Profit Margin, Total Asset Turn Over terhadap Loan to Deposit. 2. Penelitian ini menggunakan Laporan Keuangan berupa, laporan neraca, laporan laba-rugi dan laporan perhitungan rasio keuangan.
9 1.3 Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Apakah Lending Rate (LR) berpengaruh terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) 2015 (Q4)? 2. Apakah Cost Of Fund (COF) berpengaruh terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) 2015 (Q4)? 3. Apakah Loan to Asset Ratio (LAR) berpengaruh terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) 2015 (Q4)? 4. Apakah Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) 2015 (Q4)? 5. Apakah Total Ekuitas Total Asset (TETA) berpengaruh terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) 2015 (Q4)? 6. Apakah Operating Profit Margin (OPM) berpengaruh terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) 2015 (Q4)?
10 7. Apakah Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) 2015 (Q4)? 8. Apakah LR, COF, LAR, DAR, TETA, OPM, TATO berpengaruh secara bersama-sama terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Campuran Periode 2010 (Q1) 2015 (Q4)? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh Lending Rate (LR) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) 2015(Q4). 2. Untuk mengetahui pengaruh Cost of Fund (COF) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) 2015(Q4). 3. Untuk mengetahui pengaruh Loan to Asset Ratio (LAR) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1 2015(Q4).
11 4. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) 2015(Q4). 5. Untuk mengetahui pengaruh Total Ekuitas Total Asset (TETA) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) 2015(Q4). 6. Untuk mengetahui pengaruh Operating Profit Margin (OPM) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) 2015(Q4). 7. Untuk mengetahui pengaruh Total Asset Turn Over terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) 2015(Q4). 8. Untuk mengetahui pengaruh antara LR, COF, LAR, DAR, TETA, OPM dan TATO secara simultan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) di Bank Campuran periode 2010(Q1) 2015(Q4).
12 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dan kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Sebagai bahan referensi serta pembelajaran bagi penelitian selanjutnya dan untuk menambah wawasan penulis dalam melihat kesehatan bank secara efektif Bank Campuran. 2. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi dan untuk menilai suatu perbankan yang terjamin atas kesehatan bank. 3. Bagi Pihak Perbankan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak manajemen perbankan mengenai Likuiditas perusahaan sehingga perusahaan dapat menentukan kebijakan dan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan likuiditas perusahaan di masa yang akan datang.