BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Festinger (1957, hal. 3) disonansi kognitif adalah ketidaksesuaian

GAMBARAN DISONANSI KOGNITIF PADA MAHASISWA PELAKU PROKRASTINASI AKADEMIK DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN. Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB I PENDAHULUAN. tentang sumber daya manusia yang berkualitas pada dasarnya ditentukan oleh

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Riska Tyas Perdani, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB II LANDASAN TEORI. atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik. seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional: Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu syarat tercapainya Sumber Daya

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sekali, tetapi penundaan yang sekali itu bisa dikatakan dengan menundanunda

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK. S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa, juga memiliki intelektual akademik yang baik demi menghadapi era

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan lulusan sekolah menengah atas sedang menempuh

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 Tinjauan Pustaka

2016 PROFIL PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA BERDASARKAN TEORI ENAM TIPE PROKRASTINASI DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Andalas dengan beban sebesar empat satuan kredit semester (SKS),

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, terutama di kalangan mahasiswa. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinasi dengan awalan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju. dengan tata cara hidup orang dewasa (Ali dan Ansori, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PROKRASTINASI AKADEMIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi. Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dari kata pro yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam bab ini, penulis akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah serta tujuan dari penelitian ini.

BABI PENDAHULUAN. Dalam sebuah perguruan tinggi, perkuliahan merupakan kegiatan yang wajib

HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Tindakan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai dari tugas rumah tangga, tugas dari kantor ataupun tugas akademis. Banyaknya tugas yang diberikan menuntut individu untuk menjadi lebih giat dan termotivasi mengerjakan tugas yang dimiliki agar nantinya tugas tersebut tidak semakin menumpuk dan membuat individu yang bersangkutan menjadi kewalahan dalam mengerjakannya. Tetapi pada kenyataannya, tidak sedikit dari individu yang memilih untuk menunda tugas yang harusnya segera diselesaikan. Menunda suatu pekerjaan atau tugas kadang menjadi perilaku yang sering dilakukan oleh banyak orang. Dalam artikel yang ditulis oleh Burhanuddin (www.kesehatan.kompasiana.com), dalam kajian Psikologi fenomena menunda ini disebut Prokrastinasi. Prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinare. Pro artinya gerakan maju dan crastinus artinya milik hari esok, sehingga prokrastinasi dapat diartikan perilaku manusia yang sering menunda-nunda baik tugas maupun pekerjaan dan pelakunya disebut prokrastinator. Individu biasanya melakukan prokrastinasi pada tugas yang sifatnya mudah ataupun sulit, hal ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Janssen dan Carton (1999) bahwa tingkat kesulitan suatu tugas tidak mempengaruhi perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa.

Prokrastinasi adalah suatu proses kompleks yang melibatkan komponen afektif, kognitif, dan perilaku (Solomon & Rothblum, 1984). Perilaku menundanunda pekerjaan atau tugas ini dialami oleh banyak kalangan mulai dari orangorang yang sudah bekerja maupun mereka yang masih duduk di bangku sekolah atau universitas. Penundaan yang biasa dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa disebut prokrastinasi akademik. Hasil penelitian oleh beberapa ahli didapat data bahwa sekitar 46% sampai 95% mahasiswa sering melakukan prokrastinasi dalam mengerjakan tugas akademik mereka (Solomon & Rothblum, 1984; Ellis & Knaus, 1977; dalam Janssen & Carton, 1999). Selain itu berdasarkan hasil temuan para ahli dilaporkan pula bahwa prokrastinasi akademik banyak terjadi di kalangan mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan S1 (undergraduate) (Rothblum et al., 1986; Clark dan Hill, 1994; Day et al., 2000; O Brien, 2002; Ozer, 2005; dalam Sirin, 2011) Berbagai alasan digunakan ketika seseorang menunda mengerjakan tugas yang dimiliki, salah satunya adalah sifat yang perfeksionis. Menurut beberapa ahli, perfeksionisme dianggap sebagai motif utama orang melakukan prokrastinasi (Ferrari et al., 1995; Flet, Hewitt, & Martin, 1995; Onwuegbuzie, 2000; dalam Chabaud, Ferrand, Maury, 2010). Solomon dan Rothblum (1984; dalam Fatimah, Lukman, Khairudin, Shahrazad, dan Halim, 2011) juga mengemukakan motif lain yang berasosiasi dengan perilaku prokrastinasi khususnya yang dilakukan oleh pelajar, yaitu perasaan takut gagal serta rendahnya kepercayaan diri. Hal ini diperkuat oleh temuan dari Fatimah, Lukman, Khairudin, Shahrazad, dan Halim (2011) bahwa perasaan takut gagal memang memiliki korelasi yang positif dan signifikan dengan perilaku prokrastinasi pada pelajar.

Pelajar atau mahasiswa yang terbiasa menunda mengerjakan tugas percaya bahwa perilaku tersebut dapat mengganggu kegiatan akademis mereka, kapasitas memahami materi yang diberikan, serta kualitas hidup mereka (Solomon dan Rothblum 1984, dalam Lee, 2005). Sejalan dengan pendapat dari Solomon dan Rothblum tersebut, individu khususnya pelajar dan mahasiswa, mengetahui bahwa prokrastinasi akademik itu berdampak negatif bagi mereka. Salah satu dampak negatif yang dapat ditimbulkan adalah penurunan akademis. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dikemukakan Rothblum, Solomon, dan Murakami (1986, dalam Lee, 2005), dimana prokrastinasi dapat merugikan performa akademis dari pelajar dan menyebabkan nilai akademis yang menurun. Dampak negatif lain adalah mematikan berbagai kesempatan yang ada (Kimbrough-Robinson; 2007). Selain itu, prokrastinasi juga dapat mendorong mahasiswa untuk berbohong. Menurut Joseph Ferrari Ph. D (dalam Perina, 2002) mengemukakan bahwa hampir 70% mahasiswa memberikan alasan yang tidak benar saat mereka tidak mengerjakan tugas, karena menunda-nunda. Alasan yang biasa digunakan seperti komputer yang bermasalah, sakit, sampai kematian dari kakek atau nenek mereka. Ferrari juga mengungkapkan bahwa sebagian dari mahasiswa yang berbohong tersebut merasa bersalah melakukannya, tetapi tidak satupun yang mengatakan bahwa rasa bersalah tersebut membuat mereka tidak mengulangi perbuatan itu di masa depan (dalam Perina, 2002). Prokrastinasi akademis juga dilakukan oleh mahasiswa Bina Nusantara University. Berdasarkan survey yang dilakukan peneliti kepada 25 mahasiswa

Bina Nusantara jurusan Psikologi dari berbagai angkatan, ditemukan bahwa hampir seluruh mahasiswa tersebut sering melakukan penundaan akademis. Dari hasil survey tersebut, diketahui juga bahwa 22 dari 25 mahasiswa merasakan perasaan cemas, tidak tenang, dan hampir tidak sanggup menyelesaikan tugas saat deadline dari tugas yang ditunda itu sudah didepan mata. Hal ini menunjukkan bahwa selain menyebabkan menurunnya nilai akademis, prokrastinasi juga menyebabkan tekanan Psikologis tertentu pada pelakunya. Walaupun mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik tersebut setuju bahwa perilaku menunda ini banyak memberikan dampak buruk bagi mereka, tetapi mereka mengaku bahwa perilaku tersebut sulit untuk dihilangkan karena sudah menjadi kebiasaan bagi mereka. Adanya tekanan Psikologis yang dirasakan individu yang melakukan prokrastinasi ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Tice dan Baumeister (dalam Chu dan Choi, 2005). Menurut Tice dan Baumeister (dalam Chu dan Choi, 2005) mahasiswa yang sering melakukan prokrastinasi tidak hanya memiliki nilai akademik yang rendah tetapi juga memiliki tingkat stress yang tinggi, serta kesehatan yang buruk. Dilihat dari berbagai dampak negatif yang ditumbulkan serta kuatnya keinginan orang yang terbiasa melakukan penundaan untuk keluar dari perilaku ini, prokrastinasi dapat dianggap sebagai fenomena yang merugikan. Prokrastinasi, khususnya prokrastinasi akademik, dianggap sebagai tindakan yang bodoh dan buruk (O Brien, 2002; dalam Steel, 2007). Bahkan lebih dari 95% individu yang melakukan prokrastinasi ingin mengurangi bahkan menghilangkan kebiasan tersebut.

Namun mengingat berbagai alasan yang ada, tidak mudah bagi mahasiswa untuk mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaannya tersebut. Situasi ini dapat menimbulkan suatu keadaan yang disonan dalam elemen kognitif mahasiswa yang melakukan prokrastinasi. Keadaan ini terlihat dari ketidaksesuaian antara elemen kognitif mengenai efek buruk dari perilaku prokrastinasi akademik dengan elemen perilaku prokrastinasi akademik yang ditampilkan. Suatu tugas yang tidak ditunda pengerjaannya tentu saja akan berdampak positif bagi individu, berbeda dengan tugas yang ditunda-tunda pengerjaannya sampai detik terakhir, Manusia bertindak berdasarkan apa yang ia tahu dan ia percayai, tetapi terkadang perilaku yang keluar berlawanan dengan apa yang ia percaya, kontradiksi ini disebut oleh Festinger (1957) sebagai Disonansi Kognitif (dalam Allahyani, 2012). Disonansi kognitif adalah ketidaksesuaian yang terjadi antara dua elemen kognitif yang tidak konsisten, yang memotivasi orang untuk berbuat sesuatu agar disonansi itu dapat dikurangi. Disonansi menyebabkan suatu tekanan Psikologis yang berujung kepada ketidaknyamanan Psikologis. Menurut Festinger (1957), terdapat empat sumber disonansi kognitif, yaitu (1) inkonsistensi logis, (2) nilai-nilai budaya, (3) pendapat umum, (4) pengalaman masa lalu. Inkonsistensi logis adalah sumber disonansi yang terjadi ketika terdapat ketidaksesuaian elemen kognitif dengan hal-hal logis yang ada, sumber nilai-nilai budaya maksudnya kebudayaan sering kali menentukan apa yang disonan dan apa yang konsonan (Sarlito, 1998). Sumber pendapat umum maksudnya disonansi dapat terjadi apabila pendapat yang dianut banyak orang dipaksakan kepada pendapat perorangan, sedangkan sumber pengalaman masa lalu dijelaskan sebagai

adanya ketidak konsistenan antara pengetahuan atau pengalaman masa lalu dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sekarang. Ketidaknyamanan Psikologis akan mendorong mahasiswa yang melakukan prokrastinasi berupaya untuk mengatasi disonansinya. Terdapat tiga cara untuk mengurangi disonansi kognitif menurut Festinger (1957), yaitu (1) mengubah elemen kognitif tingkah laku, (2) mengubah elemen kognitif lingkungan, dan (3) menambah elemen kognitif baru. Mengubah elemen kognitif tingkah laku dilakukan dengan cara mengubah tingkah laku yang disonan dengan elemen kognitifnya, sedangkan cara mengubah elemen kognitif lingkungan dilakukan dengan cara mengubah lingkungannya (baik perilaku, pendapat ataupun kebiasaan orang-orang sekitarnya) agar sesuai dengan keyakinan dan perilaku yang dimiliki individu. Menambah elemen kognitif baru maksudnya menambah informasi baru-informasi baru yang diharapkan dapat menambah dukungan terhadap pendapat individu yang bersangkutan (Sarlito, 1998) Apabila mahasiswa menggunakan cara-cara untuk mengurangi disonansinya, maka kognisinya akan menjadi konsosnan. Keadaan kognisi yang konsonan mencerminkan adanya suatu kesesuaian antara elemen kognitif manusia (Festinger, 1957 dalam Breckler, Olson, & Wiggins, 2006). Festinger juga mengungkapkan bahwa suatu keadaan yang konsonan dalam kognisi manusia dapat membuat individu merasa lebih baik, berbeda ketika keadaan disonan terjadi (dalam Breckler, Olson, & Wiggins, 2006). Mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang melakukan prokrastinasi besar kemungkinan mengalami disonansi, ketika mereka menyadari kesenjangan

antara perilaku dengan kognisinya berkaitan dengan prokrastinasi. Sumber disonansi tersebut dapat berbeda dari satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. Begitu pula dengan upaya yang dilakukan untuk mengurangi disonansinya tersebut. Berdasarkan perbedaan-perbedaan yang dapat terjadi tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran disonansi kognitif terhadap perilaku prokrastinasi pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah gambaran disonansi kognitif terhadap perilaku prokrastinasi akademik? Lebih lanjut, peneliti memiliki pertanyaan penelitian yang akan terjawab pada akhir penelitian, yaitu: 1. Apakah terdapat disonansi kognitif pada mahasiswa pelaku prokrastinasi akademik? 2. Apa sumber disonansi kognitif pada mahasiswa pelaku prokrastinasi akademik? 3. Apa cara yang digunakan untuk mengurangi disonansi kognitif yang dialami? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran disonansi kognitif dengan melihat apakah disonansi kognitif terjadi pada mahasiswa pelaku prokrastinasi akademik, juga bertujuan untuk mengetahui sumber dan cara mengurangi disonansi kognitif pada mahasiswa pelaku prokrastinasi akademik.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Menambah khasanah keilmuan Psikologi sosial dan Psikologi pendidikan khususnya tentang gambaran disonansi kognitif terhadap perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa serta sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Dapat memberikan informasi kepada pendidik tentang gambaran disonansi kognitif terhadap perilaku prokrastinasi akademik yang dapat mempengaruhi performa akademis dari mahasiswa b. Dapat memberikan informasi kepada mahasiswa tentang gambaran disonansi koginif terhadap perilaku prokrastinasi akademik yang dapat mempengaruhi performa akademis mereka