GAMBARAN DISONANSI KOGNITIF PADA MAHASISWA PELAKU PROKRASTINASI AKADEMIK DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN DISONANSI KOGNITIF PADA MAHASISWA PELAKU PROKRASTINASI AKADEMIK DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA"

Transkripsi

1 GAMBARAN DISONANSI KOGNITIF PADA MAHASISWA PELAKU PROKRASTINASI AKADEMIK DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Annisa Fitriani Rahayu Dosen Pembimbing : Rani Agias Fitri, S.Psi, M.Si Binus University : Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat Telp. (62-21) Fax. (62-21) ABSTRAK Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif untuk melihat gambaran disonansi kognitif pada mahasiswa pelaku prokratinasi akademik di Universitas Bina Nusantara. Subjek dalam penelitian ini adalah 100 mahasiswa aktif Universitas Bina Nusantara. Alat ukur dalam penelitian ini peneliti konstruk sendiri berdasarkan teori disonansi kognitif dari Leon Festinger tahun 1957, yang terdiri dari alat ukur disonansi kognitif, alat ukur sumber disonansi kognitif, dan alat ukur cara mengurangi disonansi kognitif. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar subjek berada pada kategori tidak disonan. Sumber disonansi yang dialami mahasiswa ketika melakukan prokrastinasi akademik adalah sumber inkonsistensi logis. Cara mengurangi disonansi kognitif yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa adalah mengubah elemen kognitif perilaku. Kata Kunci : Disonansi Kognitif, Sumber, Cara Mengurangi, Psikologi ABSTRACT This study is a quantitative descriptive research to observe an overview of cognitive dissonance on students procrastination in Bina Nusantara University. The subjects in this study were a hundred active students of Bina Nusantara University. Furthermore, the researcher construct the research instrument based on cognitive dissonance theory of Leon Festinger in 1957, which consists of measuring instrument on cognitive dissonance, source of cognitive dissonance, and method to decrease cognitive dissonance. The finding showed that majority of the subjects is not in category of dissonant. Source of dissonance that is experienced by students when do academic procrastination is source of logical inconsistency.

2 Moreover, change the behavioural cognitive element is a common method that is performed by students to reduce cognitive dissonance. Key Words: Cognitive Dissonance, Source, Method to Reduce, and Psychology PENDAHULUAN Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai dari tugas rumah tangga, tugas dari kantor ataupun tugas akademis. Banyaknya tugas yang diberikan menuntut individu untuk menjadi lebih giat dan termotivasi mengerjakan tugas yang dimiliki agar nantinya tugas tersebut tidak semakin menumpuk dan membuat individu yang bersangkutan menjadi kewalahan dalam mengerjakannya. Tetapi pada kenyataannya, tidak sedikit dari individu yang memilih untuk menunda tugas yang harusnya segera diselesaikan. Menunda suatu pekerjaan atau tugas kadang menjadi perilaku yang sering dilakukan oleh banyak orang. Dalam artikel yang ditulis oleh Burhanuddin ( dalam kajian Psikologi fenomena menunda ini disebut Prokrastinasi. Prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinare. Pro artinya gerakan maju dan crastinus artinya milik hari esok, sehingga prokrastinasi dapat diartikan perilaku manusia yang sering menunda-nunda baik tugas maupun pekerjaan dan pelakunya disebut prokrastinator. Individu biasanya melakukan prokrastinasi pada tugas yang sifatnya mudah ataupun sulit, hal ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Janssen dan Carton (1999) bahwa tingkat kesulitan suatu tugas tidak mempengaruhi perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa. Prokrastinasi adalah suatu proses kompleks yang melibatkan komponen afektif, kognitif, dan perilaku (Solomon & Rothblum, 1984). Perilaku menunda-nunda pekerjaan atau tugas ini dialami oleh banyak kalangan mulai dari orang-orang yang sudah bekerja maupun mereka yang masih duduk di bangku sekolah atau universitas. Penundaan yang biasa dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa disebut prokrastinasi akademik. Hasil penelitian oleh beberapa ahli didapat data bahwa sekitar 46% sampai 95% mahasiswa sering melakukan prokrastinasi dalam mengerjakan tugas akademik mereka (Solomon & Rothblum, 1984; Ellis & Knaus, 1977; dalam Janssen & Carton, 1999). Selain itu berdasarkan hasil temuan para ahli dilaporkan pula bahwa prokrastinasi akademik banyak terjadi di kalangan mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan S1 (undergraduate) (Rothblum et al., 1986; Clark dan Hill, 1994; Day et al., 2000; O Brien, 2002; Ozer, 2005; dalam Sirin, 2011) Pelajar atau mahasiswa yang terbiasa menunda mengerjakan tugas percaya bahwa perilaku tersebut dapat mengganggu kegiatan akademis mereka, kapasitas memahami materi yang diberikan, serta kualitas hidup mereka (Solomon dan Rothblum 1984, dalam Lee, 2005). Salah satu dampak negatif yang dapat ditimbulkan adalah penurunan akademis. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dikemukakan Rothblum, Solomon, dan Murakami (1986, dalam Lee, 2005), dimana prokrastinasi dapat merugikan performa akademis dari pelajar dan menyebabkan nilai akademis yang menurun. Dampak negatif lain adalah mematikan berbagai kesempatan yang ada (Kimbrough-Robinson; 2007). Prokrastinasi akademis juga dilakukan oleh mahasiswa Bina Nusantara University. Berdasarkan survey yang dilakukan peneliti kepada 25 mahasiswa Bina Nusantara jurusan Psikologi dari berbagai angkatan, ditemukan bahwa hampir seluruh mahasiswa tersebut sering melakukan penundaan akademis. Dari hasil survey tersebut, diketahui juga bahwa 22 dari 25 mahasiswa merasakan perasaan cemas, tidak tenang, dan hampir tidak sanggup menyelesaikan tugas saat deadline dari tugas yang ditunda itu sudah didepan mata. Hal ini menunjukkan bahwa selain menyebabkan menurunnya nilai akademis, prokrastinasi juga menyebabkan tekanan Psikologis tertentu pada pelakunya. Walaupun mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik tersebut setuju bahwa perilaku menunda ini banyak memberikan dampak buruk bagi mereka, tetapi mereka mengaku bahwa perilaku tersebut sulit untuk dihilangkan karena sudah menjadi kebiasaan bagi mereka. Adanya tekanan Psikologis yang dirasakan individu yang melakukan prokrastinasi ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Tice dan Baumeister (dalam Chu dan Choi, 2005). Menurut Tice

3 dan Baumeister (dalam Chu dan Choi, 2005) mahasiswa yang sering melakukan prokrastinasi tidak hanya memiliki nilai akademik yang rendah tetapi juga memiliki tingkat stress yang tinggi, serta kesehatan yang buruk. Dilihat dari berbagai dampak negatif yang ditumbulkan serta kuatnya keinginan orang yang terbiasa melakukan penundaan untuk keluar dari perilaku ini, prokrastinasi dapat dianggap sebagai fenomena yang merugikan. Namun mengingat berbagai alasan yang ada, tidak mudah bagi mahasiswa untuk mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaannya tersebut. Situasi ini dapat menimbulkan suatu keadaan yang disonan dalam elemen kognitif mahasiswa yang melakukan prokrastinasi. Keadaan ini terlihat dari ketidaksesuaian antara elemen kognitif mengenai efek buruk dari perilaku prokrastinasi akademik dengan elemen perilaku prokrastinasi akademik yang ditampilkan. Suatu tugas yang tidak ditunda pengerjaannya tentu saja akan berdampak positif bagi individu, berbeda dengan tugas yang ditunda-tunda pengerjaannya sampai detik terakhir. Manusia bertindak berdasarkan apa yang ia tahu dan ia percayai, tetapi terkadang perilaku yang keluar berlawanan dengan apa yang ia percaya, kontradiksi ini disebut oleh Festinger (1957) sebagai Disonansi Kognitif (dalam Allahyani, 2012). Disonansi kognitif adalah ketidaksesuaian yang terjadi antara dua elemen kognitif yang tidak konsisten, yang memotivasi orang untuk berbuat sesuatu agar disonansi itu dapat dikurangi. Disonansi menyebabkan suatu tekanan Psikologis yang berujung kepada ketidaknyamanan Psikologis. Menurut Festinger (1957), terdapat empat sumber disonansi kognitif, yaitu (1) inkonsistensi logis, (2) nilai-nilai budaya, (3) pendapat umum, (4) pengalaman masa lalu. Inkonsistensi logis adalah sumber disonansi yang terjadi ketika terdapat ketidaksesuaian elemen kognitif dengan hal-hal logis yang ada, sumber nilai-nilai budaya maksudnya kebudayaan sering kali menentukan apa yang disonan dan apa yang konsonan (Sarlito, 1998). Sumber pendapat umum maksudnya disonansi dapat terjadi apabila pendapat yang dianut banyak orang dipaksakan kepada pendapat perorangan, sedangkan sumber pengalaman masa lalu dijelaskan sebagai adanya ketidak konsistenan antara pengetahuan atau pengalaman masa lalu dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sekarang. Ketidaknyamanan Psikologis akan mendorong mahasiswa yang melakukan prokrastinasi berupaya untuk mengatasi disonansinya. Terdapat tiga cara untuk mengurangi disonansi kognitif menurut Festinger (1957), yaitu (1) mengubah elemen kognitif tingkah laku, (2) mengubah elemen kognitif lingkungan, dan (3) menambah elemen kognitif baru. Mengubah elemen kognitif tingkah laku dilakukan dengan cara mengubah tingkah laku yang disonan dengan elemen kognitifnya, sedangkan cara mengubah elemen kognitif lingkungan dilakukan dengan cara mengubah lingkungannya (baik perilaku, pendapat ataupun kebiasaan orang-orang sekitarnya) agar sesuai dengan keyakinan dan perilaku yang dimiliki individu. Menambah elemen kognitif baru maksudnya menambah informasi baru-informasi baru yang diharapkan dapat menambah dukungan terhadap pendapat individu yang bersangkutan (Sarlito, 1998) Apabila mahasiswa menggunakan cara-cara untuk mengurangi disonansinya, maka kognisinya akan menjadi konsonan. Keadaan kognisi yang konsonan mencerminkan adanya suatu kesesuaian antara elemen kognitif manusia (Festinger, 1957 dalam Breckler, Olson, & Wiggins, 2006). Festinger juga mengungkapkan bahwa suatu keadaan yang konsonan dalam kognisi manusia dapat membuat individu merasa lebih baik, berbeda ketika keadaan disonan terjadi (dalam Breckler, Olson, & Wiggins, 2006). Mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang melakukan prokrastinasi akademik besar kemungkinan akan mengalami disonansi kognitif ketika mereka menyadari kesenjangan antara perilaku dengan kognisinya berkaitan dengan perilaku yang mereka lakukan. Sumber disonansi tersebut dapat berbeda dari satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. Begitu pula dengan upaya yang dilakukan untuk mengurangi disonansinya tersebut. Berdasarkan perbedaan-perbedaan yang dapat terjadi tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran disonansi kognitif pada mahasiswa pelaku prokrastinasi akademik di Universitas Bina Nusantara. Lebih jelasnya peneliti akan melihat apakah mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik mengalami disonansi kognitif, sumber disonansi kognitif yang dialami serta cara mengurangi disonansi kognitif yang dilakukan mahasiswa pelaku prokrastinasi akademik.

4 METODE PENELITIAN Subjek Penelitian & Teknik Sampling Penelitian ini menggunakan tipe non-random / non-probability sampling dimana tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi unit sampel. Subjek yang menjadi unit sampel adalah mahasiswa aktif Bina Nusantara semester 1, 3, 5,dan 7 yang pernah melakukan prokrastinasi akademik. Peneliti melihat prokrastinasi mahasiswa lewat data control yang dicantumkan dalam kuesioner. Metode pengambilan sampel yang dipilih adalah purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti (Sugiyono, 2012). Desain Penelitian Desain penelitian dengan metode kuantitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah sebuah metode yang datanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka. Menurut Hadi (2006) penelitian dengan metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi tanpa bermaksud mengambil kesimpulan yang berlaku secara umum. Kuantitatif deskriptif atau biasa disebut dengan statistic deskriptif secara singkat dapat didefinisikan sebagai statistik yang digunakan untuk menggambarkan karakter suatu kelompok, sample, atau data. Prosedur penelitian Sebelum penelitian berjalan, peneliti terlebih dahulu melakukan pre-eliminary study kepada 25 orang mahasiswa Universitas Bina Nusantara untuk mengetahui dan menggali lebih dalam tentang fenomena prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa. Kemudian peneliti mengkonstruk sendiri seluruh alat ukur penelitian berdasarkan teori disonansi kognitif dari Leon Festinger tahun Alat ukur terdiri dari 3 yaitu alat ukur disonansi kognitif, alat ukur sumber disonansi kognitif, dan alat ukur cara mengurangi disonansi kogntif. Peneliti melalui dua tahap proses validitas yaitu face validity untuk mengetahui evaluasi kualitatif dari alat ukur yang disusun peneliti secara keterlihatan (bentuk kuesioner, kata-kata, dan lain sebagainya), peneliti juga menggunakan content validity yaitu meminta pendapat dari Expert Judgement. Uji reliabilitas alat ukur / pilot study dilakukan sebanyak tiga kali untuk mendapatkan reliabilitas yang baik. Untuk uji reliabilitas alat ukur pertama dan kedua, kuesioner disebarkan kepada 20 dan 30 subjek. Untuk uji reliabilitas ketiga pilot study 3 dilakukan dengan metode try-out terpakai dimana subjek penelitian yang digunakan saat pilot study dan penelitian lapangan adalah subjek yang sama yaitu sebanyak 100 orang subjek, setelah mengetahui item-item yang valid dan gugur maka item-item yang valid dihitung lagi dan digunakan untuk penelitian. Metode try-out terpakai digunakan karena keterbatasan waktu dalam pengambilan data. Tanggal Januari 2013 peneliti melakukan penyebaran alat ukur kepada 100 orang mahasiswa aktif Universitas Bina Nusantara. Penyebaran kuesioner berbentuk hardcopy dilakukan dengan cara menyebarkan langsung ke kelas-kelas dan mahasiswa yang ada di lingkungan kampus. Untuk mengontrol data yang diberikan, di cantumkan data kontrol yang harus diisi subjek dalam kuesioner penelitian. Data kontrol ini untuk menyeleksi siapa saja partisipan yang pernah melakukan prokrastinasi akademik yang akan dimasukkan dalam penelitian, untuk yang tidak pernah melakukan prokrastinasi akademik maka data tersebut tidak dipakai. HASIL DAN BAHASAN Tabel 1 Rentang Perolehan Skor Disonansi Kognitif Disonansi Kognitif Kategori Rentang Skor Frekuensi Prosentase Tidak Disonan % Rendah % Sedang % Tinggi %

5 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar yaitu 53 subjek berada pada kategori tidak disonan, sekitar 39 subjek berada pada kategori disonansi rendah, 8 subjek berada pada kategori disonansi sedang dan tidak satupun subjek berada pada kategori disonansi tinggi. Pembagian rentang perolehan skor diperoleh melalui dengan terlebih dahulu menghitung kesenjangan antara elemen kognitif dengan elemen emosional (melihat selisih antara dua dimensi ini), setelah perhitungan dilakukan, didapatlah indeks. Kategori dibuat berdasarkan nilai kesenjangan maksimum dikalikan dengan jumlah pasangan/counterpart item ( 9 pasang). Tabel 2 Sumber DK pada Kategori Disonansi Rendah DIMENSI SUMBER DISONANSI KOGNITIF Inkonsistensi Logis Nilai-Nilai Budaya Pendapat Umum Pengalaman Masa Lalu Dari 100 orang subjek penelitian ini, hanya diolah data dari 47 orang subjek, karena berdasarkan perhitungan ada tidaknya disonansi kognitif pada mahasiswa pelaku prokrastinasi dalam penelitian ini, didapatkan hasil bahwa 47 orang subjek saja yang mengalami disonansi kognitif. Sebelum menghitung modus dari tiap dimensi sumber disonansi kognitif ini, ditentukan terlebih dahulu norma (rendah, sedang, tinggi) menggunakan perhitungan manual berdasarkan skor maksimal pada tiap dimensi. Berdasarkan tabel dapat terlihat bahwa pada sekitar 15 orang memiliki skor tinggi pada dimensi inkonsistensi logis, 6 orang memiliki skor tinggi pada dimensi nilai-nilai budaya, 7 orang memiliki skor tinggi pada dimensi pendapat umum, dan sekitar 19 orang memiliki skor tinggi pada dimensi pengalaman masa lalu. Untuk melihat sumber disonansi kognitif yang paling sering dialami, peneliti hanya memilih individu yang memiliki skor tinggi di tiap dimensi, untuk yang hanya memiliki skor rendah dan sedang di tiap dimensi, tidak dimasukkan ke dalam perhitungan. Tabel 3 Sumber DK pada Kategori Disonansi Sedang DIMENSI SUMBER DISONANSI KOGNITIF Inkonsistensi Logis Nilai-Nilai Budaya Pendapat Umum Pengalaman Masa Lalu Berdasarkan tabel dapat terlihat bahwa sekitar 3 orang memiliki skor tinggi pada dimensi inkonsistensi logis, 1 orang memiliki skor tinggi pada dimensi nilai-nilai budaya, 2 orang memiliki skor tinggi pada dimensi pendapat umum, dan 4 orang memiliki skor tinggi pada dimensi Pengalaman masa lalu. Tabel 4 Cara Mengurangi DK pada Kategori Disonansi Rendah Dimensi Cara Mengurangi Disonansi Kognitif Mengubah Tingkah Laku Mengubah Lingkungan Menambah Informasi Dari 100 orang subjek penelitian ini, hanya diolah data dari 47 orang subjek, karena berdasarkan perhitungan ada tidaknya disonansi kognitif pada mahasiswa pelaku prokrastinasi dalam penelitian ini, didapatkan hasil bahwa 47 orang subjek saja yang mengalami disonansi kognitif. Sebelum menghitung modus dari tiap dimensi sumber disonansi kognitif ini, ditentukan terlebih dahulu norma (rendah, sedang, tinggi) menggunakan perhitungan manual berdasarkan skor maksimal pada tiap dimensi. Berdasarkan tabel dapat terlihat bahwa sekitar 36 orang memiliki skor tinggi pada dimensi mengubah elemen kognitif tingkah laku, 3 orang memiliki skor tinggi pada dimensi menambah elemen kognitif baru, sedangkan tidak ada satupun subjek dalam penelitian ini yang memiliki skor tinggi pada dimensi mengubah elemen kognitif lingkungan. Untuk melihat cara mengurangi disonansi kognitif yang

6 paling sering dilakukan, peneliti hanya memilih individu yang memiliki skor tinggi di tiap dimensi, untuk yang hanya memiliki skor rendah dan sedang di tiap dimensi, tidak dimasukkan ke dalam perhitungan. Tabel 5 Cara Mengurangi DK pada Kategori Disonansi Sedang Dimensi Cara Mengurangi Disonansi Kognitif Mengubah Tingkah Laku Mengubah Lingkungan Menambah Informasi Berdasarkan tabel dapat terlihat bahwa sekitar 5 orang memiliki skor tinggi pada dimensi mengubah elemen kognitif tingkah laku, 1 orang memiliki skor tinggi pada dimensi menambah elemen kognitif baru, dan 1 orang memiliki skor tinggi pada dimensi mengubah elemen lingkungan. Gambar 1 Tabulasi Silang Sumber Disonansi Kognitif dengan Cara Mengurangi Disonansi Kognitif Ditinjau dari data deskriptif grafik diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sumber disonansi kognitif inkonsistensi logis cenderung melakukan cara mengubah elemen kognitif perilaku serta kombinasi cara mengubah perilaku dan menambah elemen kognitif baru untuk mengurangi disonansi kognitif yang dialami 2. Sumber disonansi kognitif nilai-nilai budaya cenderung menggunakan kombinasi cara mengubah perilaku dan menambah elemen kognitif barum untuk mengurangi disonansi kognitif yang dialami 3. Sumber disonansi kognitif pendapat umum cenderung menggunakan cara mengubah elemen kognitif tingkah laku untuk mengurangi disonansi kognitif yang dialami. 4. Sumber disonansi kognitif pengalaman masa lalu cenderung menggunakan cara mengubah elemen kognitif tingkah laku serta kedua cara lainnya (mengubah elemen kognitif lingkungan dan menambah elemen kognitif baru) dengan taraf yang sedang (kedua sumber ini tidak dominan).

7 5. Subjek yang memiliki semua sumber disonansi kognitif yaitu inkonsistensi logis, nilai-nilai budaya, pendapat umum, dan pengalaman masa lalu dalam taraf yang tinggi cenderung menggunakan cara mengubah elemen kognitif tingkah laku untuk mengurangi disonansi kognitif yang dialami. 6. Subjek yang memiliki kombinasi sumber disonansi kognitif inkonsistensi logis, pendapat umum, dan pengalaman lalu cenderung menggunakan cara mengubah elemen kognitif tingkah laku serta kedua cara lainnya (mengubah elemen kognitif lingkungan dan menambah elemen kognitif baru) dengan taraf yang sedang (kedua sumber ini tidak dominan) untuk mengurangi disonansi kognitif yang dialami. 7. Subjek yang memiliki kombinasi sumber disonansi kognitif inkonsistensi logis, nilai-nilai budaya, dan pendapat umum cenderung menggunakan cara mengubah elemen kognitif tingkah laku untuk mengurangi disonansi kognitif yang dialami. 8. Subjek yang memiliki kombinasi sumber disonansi kognitif nilai-nilai budaya dan pengalaman lalu cenderung menggunakan cara mengubah elemen kognitif tingkah laku untuk mengurangi disonansi kognitif yang dialami. 9. Subjek yang memiliki kombinasi sumber disonansi kognitif inkonsistensi logis dan pendapat umum cenderung menggunakan cara mengubah elemen kognitif tingkah laku untuk mengurangi disonansi kognitif yang dialami 10. Subjek yang memiliki kombinasi sumber disonansi kognitif inkonsistensi logis dan nilai-nilai budaya cenderung menggunakan cara mengubah elemen kognitif tingkah laku untuk mengurangi disonansi kognitif yang dialami. 11. Subjek yang memiliki keseluruhan sumber disonansi kognitif dalam taraf yang tidak tinggi cenderung menggunakan keseluruhan cara mengurangi disonansi kognitif. Cara mengubah elemen kognitif tingkah laku menjadi cara yang paling sering digunakan oleh subjek dalam kategori ini untuk mengurangi disonansi kognitif yang dialami. Analisis Hasil Penelitian Dari hasil penelitian didapatkan hasil sebagian besar atau 53 subjek berada pada kategori tidak disonan, artinya sebanyak 53 orang mahasiswa pelaku prokrastinasi akademik dalam penelitian ini tidak memiliki kesenjangan antara elemen-elemen kognitifnya terkait perilaku prokrastinasi yang mereka lakukan. Hal ini dapat terjadi karena besar kecilnya disonansi kognitif yang terjadi dipengaruhi oleh kadar kepentingan hal yang menyebabkan disonansi, sesuai dengan teori Festinger (1957) serta adanya konsep diri yang terganggu akibat perilaku yang dilakukan (Aronson, 1960). Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa memang subjek yang masuk dalam kategori tidak disonan menganggap bahwa prokrastinasi akademik yang mereka lakukan bukanlah hal yang sangat mengkhawatirkan bagi mereka. Serta mereka juga mengaku bahwa mereka adalah orang yang santai, kurang displin, dan cenderung malas sehingga dari gambaran diri mereka tersebut dapat dilihat bahwa tidak ada konsep diri yang terganggu akibat perilaku yang mereka lakukan. Sumber disonansi yang paling sering dialami adalah inkonsistensi logis dan pengalaman masa lalu. Inkonsistensi logis maksudnya keadaan yang disonan itu terjadi ketika perilaku (prokrastinasi akademik) mereka tidak sesuai dengan keyakinan yang dimiliki ataupun tidak sesuai dengan hal-hal logis yang ada. Sedangkan untuk sumber pengalaman masa lalu adalah disonansi yang terjadi ketika pengalaman masa lalu mengajarkan mereka bahwa prokrastinasi akademik tidak berdampak buruk terhadap prestasi akademik mereka, tetapi sekarang prokrastinasi tersebut justru berpengaruh terhadap prestasi mereka. Kedua sumber ini menjadi sumber yang paling sering dialami dapat dikarenakan kedua sumber ini berasal dari diri sendiri yaitu keyakinan yang dimiliki dan pengalaman pribadi yang dialami, sehingga menjadi sumber disonansi kognitif yang lebih dominan dibandingkan dua sumber lain yang berasal dari luar yaitu nilai-nilai budaya dan pendapat umum. Cara mengurangi disonansi kognitif yang paling sering dilakukan adalah dengan mengubah elemen kognitif tingkah laku, artinya ketika disonansi itu dialami oleh mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik, mereka memilih cara mengubah tingkah laku yang menyebabkan disonansi, hal ini dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan psikologis yang dirasakan sebagai salah satu efek dari disonansi kognitif. Mereka akan berusaha mengurangi atau bahkan menghilangkan perilaku prokrastinasi akademik guna menyelaraskan atau meng-konsonankan kembali elemen elemen kognitif yang dimiliki. Sedangkan cara mengurangi disonansi yang paling jarang dilakukan adalah mengubah elemen kognitif karena individu harus memiliki kontrol penuh terhadap lingkungannya sehingga hal ini sulit untuk

8 dilakukan. Kedua hasil ini sesuai dengan teori disonansi yang dikeluarkan oleh Leon Festinger (1957) bahwa cara yang paling sering dilakukan adalah mengubah elemen kognitif tingkah laku, dan cara yang paling sulit untuk dilakukan adalah mengubah elemen lingkungan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subjek dalam penelitian ini masuk dalam kategori tidak disonan. Sumber disonansi kognitif yang paling sering dialami pelaku prokrastinasi akademik adalah sumber inkonsistensi logis dan pengalaman masa lalu. Cara mengurangi disonansi kognitif yang dilakukan adalah mengubah elemen kognitif tingkah laku sedangkan cara yang paling jarang dilakukan adalah mengubah elemen kognitif lingkungan. Saran Saran Teoritis Saran untuk penelitian selanjutnya menambah jumlah subjek serta data kontrol diperketat untuk mengantisipasi hal-hal lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. kemudian melakukan preeliminary study yang lebih mendalam untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang pelaku prokrastinasi yang memiliki potensi disonansi kognitif. Terakhir, untuk penelitian selanjut dapat melihat pengaruh tingkat prokrastinasi terhadap disonansi kognitif. Saran Praktis Untuk individu yang mengalami sumber disonansi kognitif inkonsistensi logis, sebaiknya individu tersebut berusaha mengubah mindset yang dimiliki terkait perilaku prokrastinasi akademik yang mereka lakukan, karena inkonsistensi logis berkaitan dengan keyakinan subjektif yang dimiliki. Perlu ditekankan pentingnya pengetahuan dan kesadaran bahwa perilaku prokrastinasi akademik adalah perilaku yang salah dan tidak sepatutnya dilakukan. REFERENSI Allahyani, M. H. (2012). The relationship between cognitive dissonance and decision making style in a sample of female students at the University of UMM Al-Qura. Education, 132(3), 641. Diunduh dari Anonymous. (2011). What is task aversiveness?. Diambil tanggal 28 Oktober 2012, dari Aronson, E. (1997). Back to the future : Retrospectivereview of Leon Festinger's - A Theory of cognitive dissonance. The American Journal of Psychology, 110(1), 127. Diunduh dari Association, A. P. (2009). Publication manual of the American Psychological Association (6th ed.). Washington: American Psychological Association. Baron, R. A., & Bryne, D. (2004). Social psychology (10th ed.). Massachusetts: Pearson Education. Breckler, S. J., Olson, J. M., & Wiggins, E. C. (2006). Social psychology alive. Belmont: Thomson Wadsworth. Bui, N. H. (2007). Effect of evaluation threat on procrastination behaviour. The Journal Of Social Psychology, 147(3),

9 Burhanudin, H. (2011, Agustus 13). Penyakit prokrastinasi. Kompasiana. Diambil pada tanggal 24 Oktober 2012, dari Chabaud, P., Ferrand, C., & Maury, J. (2010). Individual differences in undergraduate student athletes : The roles of perfectionism and trait anxiety on perception of procrastination behaviour. Social Behaviour and Personality, 38(8), doi: /sbp Chu, A. H., & Choi, J. N. (2005). Rethinking procrastination : Positif effects of "active" procrastination behaviour on attitudes and performance. The Journal of Social Psychology, 145(3), 245. Diunduh dari Fatimah, O., Lukman, Z. M., Khairudin, R., Wan Sahrazad, W. S., & Halim, F. W. (2011). Procrastination s Relation with Fear of Failure, Competence Expectancy and Intrinsic Motivation. Pertanika J. Soc. Sci. & Hum, 19, Diunduh dari Festinger, L. (1957). A theory of cognitive dissonance. California: Stanford University Press. Guildford, J. P. (1978). Fundamental statistic in psychology and education (6th ed.). Singapore: McGraw-Hill Book Company. Hadi, A. (2000). Prinsip pengelolaan sampel lingkungan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Janssen, T., & Carton, J. S. (1999). The effects of locus of control and task difficulty on procrastination. The Journal of Genetic Psychology, 160(4), Diunduh dari Perina, K. (2002). How do student cope with procrastination? They lie. Psychology Today, 25, 19. Diunduh dari Kamisa. (1997). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Kartika Surabaya. Kimbrough-Robinson, C. (2007). Procrastination : The death of opportunity. The Quill, 95, 43. Diunduh dari Lee, E. (2005). The relationship of motivation and flow experience to academic procrastination in University students. The Journal of Genetic Psychology, 166(1), 5. Diunduh dari Nisfiannoor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern. Jakarta: Salemba Humanika. Priyatno, D. (2011). Buku Saku SPSS Analisis Statistik Data. Yogyakarta: MediaKom. Rothblum, E. D., Solomon, L. J., & Murakami, J. (1986). Affective, cognitive, and behavioral differences between high and low procrastinators. Journal of Counseling Psychology, 33, Santrock, J. W. (2008). Educational psychology (3th ed.). New York: McGraw-Hill. Sarwono, S. W. (1998). Teori-teori psikologi sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sirin, E. F. (2011). Academic procrastination among undergraduates attending school of physical education and sports: Role of general procrastination, academic motivation and academic selfefficacy. Academic Journal, 6(5), Solomon, L. J., & Rothblum, E. D. (1984). Academic procrastination : Frequency and cognitivebehavioral correlates. Journal of Counseling Psychology, 31(4), Steel, P. (2007). The nature of procrastination: A Meta-analytic and theoretical review of quintessential self-regulatory failure. Psychological Buletin, 133(1), Sugiyono. (2012). Metode penelitian kombinasi. Bandung: Alfabeta.

10 RIWAYAT PENULIS Annisa Fitriani Rahayu, lahir di Jakarta pada 15 April Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Psikologi pada 2012/2013. Penulis memiliki pengalaman magang di Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) selama dua bulan di bagian konsultasi dan administrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai dari tugas rumah tangga, tugas dari kantor ataupun tugas akademis. Banyaknya tugas yang diberikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Festinger (1957, hal. 3) disonansi kognitif adalah ketidaksesuaian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Festinger (1957, hal. 3) disonansi kognitif adalah ketidaksesuaian BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disonansi Kognitif 2.1.1 Definisi Disonansi Kognitif Menurut Festinger (1957, hal. 3) disonansi kognitif adalah ketidaksesuaian yang terjadi antara dua elemen kognitif yang tidak

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang digunakan. Akan dipaparkan secara singkat variabel penelitian, definisi operasional dari variabel, karakterisitik

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN. Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN. Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi mengenai hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian, serta keterbatasan penelitian. Selain itu, dalam

Lebih terperinci

NEVER BE AFRAID HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE

NEVER BE AFRAID HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE NEVER BE AFRAID HUBUNGAN ANTARA FEAR OF FAILURE DAN PROKRASTINASI AKADEMIK Ivan Sebastian Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya Sebastian.ivan28@gmail.com ABSTRAK Prokrastinasi merupakan kecenderungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan... HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: A. Variabel X: academic locus

Lebih terperinci

Hubungan antara Impusiveness dan Perilaku Prokrastinasi pada Mahasiswa Universitas Airlangga yang sedang Mengerjakan Tugas Akhir (Skripsi)

Hubungan antara Impusiveness dan Perilaku Prokrastinasi pada Mahasiswa Universitas Airlangga yang sedang Mengerjakan Tugas Akhir (Skripsi) Hubungan antara Impusiveness dan Perilaku Prokrastinasi pada Mahasiswa Universitas Airlangga yang sedang Mengerjakan Tugas Akhir (Skripsi) Sakina Dini Kurniawati Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Judul penelitian ini adalah Studi Deskriptif mengenai Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Mengontrak Kembali Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang memberikan pengetahuan akademik bagi mahasiswanya. Mahasiswa tidak hanya dituntut secara akademik, tetapi

Lebih terperinci

Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X

Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X Penulisan Ilmiah Nama : Obaja L Raja NPM : 16513750 Pembimbing : Annisa Julianti, S.Psi., M.Si. Jurusan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Bagus Sidik Darmawan

SKRIPSI. Oleh: Bagus Sidik Darmawan HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATION DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA, BEKASI YANG BEKERJA SKRIPSI Oleh: Bagus Sidik Darmawan 201210515026

Lebih terperinci

Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya. Ricky Pangestu Fakultas Psikologi

Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya. Ricky Pangestu Fakultas Psikologi Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya Ricky Pangestu Fakultas Psikologi Pangestu_ricky@yahoo.com Abstrak Penelitian ini merupakan yang bertujuan untuk memperjelas

Lebih terperinci

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG Nindya Prameswari Dewi dan Y. Sudiantara Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA ANGKATAN 2010 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA ANGKATAN 2010 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SURABAYA HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA ANGKATAN 2010 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SURABAYA Marvel Joel Tetan. El Psikologi marveltetanel@yahoo.com Abstrak - Prokrastinasi

Lebih terperinci

PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN LAMA STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN LAMA STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI EFIKASI DIRI AKADEMIK DAN LAMA STUDI PADA MAHASISWA JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Adelia Dyah Pratiwi, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

Rhendy Christian Sutjipto Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya. Pendahuluan

Rhendy Christian Sutjipto Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya. Pendahuluan Prokrastinasi Dan Kecemasan Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Surabaya Rhendy Christian Sutjipto Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya Abstrak Prokrastinasi menurut Steel (2007) adalah suatu tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah prokrastinasi akademik sebagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA CORRELATION BETWEEN SELF-EFFICACY AND ACADEMIC PROCRASTINATION ON

Lebih terperinci

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa dalam Peraturan Pemerintah RI No. 30 tahun 1990 adalah: Peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa akhir program S1 harus

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DANGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DANGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DANGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh: Evita Tri Purnamasari F 100 100 145 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... vii. Daftar Bagan... x. Daftar Tabel... xi. Daftar Lampiran... xiii

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... vii. Daftar Bagan... x. Daftar Tabel... xi. Daftar Lampiran... xiii ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa pencinta alam di Universitas X Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah. BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai gambaran dari penelitian secara keseluruhan. Isi dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel dan Hipotesis Penelitian 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1.Variabel Bebas Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan

Lebih terperinci

MEREDUKSI PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA MELALUI TEKNIK TOKEN ECONOMY

MEREDUKSI PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA MELALUI TEKNIK TOKEN ECONOMY MEREDUKSI PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA MELALUI TEKNIK TOKEN ECONOMY Mujiyati Bimbingan dan Konseling, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung email: muji_sof1@yahoo.com Abstract The research is motivated

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai desain penelitian, variabel penelitian dan subyek penelitian. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai metode pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Procrastination 1. Pengertian Procrastination Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan awalan pro yang berarti mendorong

Lebih terperinci

Self Efficacy dan Prokrastinasi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.

Self Efficacy dan Prokrastinasi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Self Efficacy dan Prokrastinasi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Prokrastinasi merupakan perilaku penundaan saat memulai, mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Responden terdiri dari 200 orang dan merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran rentang usia responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Prokrastinasi akademik merupakan masalah serius yang membawa konsekuensi bagi pelakunya (Gunawinata dkk., 2008: 257). Konsekuensi dari perilaku prokrastinasi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti

BAB III METODELOGIPENELITIAN. Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti BAB III METODELOGIPENELITIAN Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pada bab ini, akan

Lebih terperinci

Validasi Alat Ukur Irrational Procrastination Scale (IPS)

Validasi Alat Ukur Irrational Procrastination Scale (IPS) Validasi Alat Ukur Irrational Procrastination Scale (IPS) Galih Eko Prayitno, Ide Bagus Siaputra, Hari K. Lasmono Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya Prokrastinasi merupakan suatu tindakan menunda

Lebih terperinci

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran Studi Deskriptif Mengenai Emotional Intelligence Pada Siswa dan Siswi SMA Negeri X yang Berpacaran Muhamad Chandika Andintyas Dibimbing oleh : Esti Wungu S.Psi., M.Ed ABSTRAK Emotional Intelligence adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu fenomena yang kerap terjadi di kalangan mahasiswa adalah prokrastinasi akademik. Menurut Lay (LaForge, 2005) prokrastinasi berarti menunda dalam

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (1) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk UPAYA MENGURANGI PROKRASTINASI AKADEMIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

Lebih terperinci

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK Program Magister Psikologi  Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Judul penelitian ini adalah Perancangan dan Uji Coba Teknik Konseling Individual dalam Menurunkan Derajat Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Magister Psikologi Yang Sedang Mengerjakan Usulan

Lebih terperinci

PENGARUH KONTROL DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK

PENGARUH KONTROL DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PENGARUH KONTROL DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK Anastasia Sri Maryatmi Sondang Maria J Silaen Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia YAI anasaocie@yahoo.com.au Abstrak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : 1. Variabel ( X ) : Kesepian (loneliness) 2. Variabel ( Y ) : Kesehjateraan

Lebih terperinci

Bab 3 Desain Penelitian

Bab 3 Desain Penelitian Bab 3 Desain Penelitian Bab ini akan menjabarkan variabel penelitian (definisi operasional dan hipotesis), responden penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel

Lebih terperinci

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana derajat Self- Regulation fase Volitional Control dalam kegiatan membaca buku teks berbahasa Indonesia pada mahasiswa tingkat II. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap perkembangan remaja akhir (18-20 tahun)

Lebih terperinci

PROKRASTINASI AKADEMIK MENURUNKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PROKRASTINASI AKADEMIK MENURUNKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PROKRASTINASI AKADEMIK MENURUNKAN PRESTASI BELAJAR SISWA Academic Procrastination Reduce Students Achievement Restu Pangersa Ramadhan, Hendri Winata 1) 1) Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian. tahap -tahap lain yang akan harus dilakukan yaitu :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian. tahap -tahap lain yang akan harus dilakukan yaitu : 70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baik itu tuntutan dari orang tua yang ingin segera melihat putra-putrinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baik itu tuntutan dari orang tua yang ingin segera melihat putra-putrinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dituntut untuk menyelesaikan studinya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Baik itu tuntutan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS Aliya Noor Aini Iranita Hervi Mahardayani 1 2 Abstract This study aims to examine the

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara locus of control dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menempuh Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung.

Lebih terperinci

Pengaruh Fear Of Failure Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Yang Berasal Dari Program Akselerasi

Pengaruh Fear Of Failure Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Yang Berasal Dari Program Akselerasi Pengaruh Fear Of Failure Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Yang Berasal Dari Program Akselerasi Pratiwi Setyadi Endah Mastuti, S.Psi, M.Si. Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

Kata kunci : wellness, emotional-mental wellness,intellectual wellness, physical wellness, social wellness, spiritual wellness.

Kata kunci : wellness, emotional-mental wellness,intellectual wellness, physical wellness, social wellness, spiritual wellness. ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui derajat masing-masing dimensi wellness pada mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi di Universitas X Kota Bandung. Penarikan sampel menggunakan snowball

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DWI NINGSIH ARIANI Dr. Maya Rosmayati Ardiwinata, M. Si 1 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK JURNAL HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 THE RELATION INTENSITY OF FACEBOOK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran 2016-2017 The Effects Of Discussion Group Guidance Service To

Lebih terperinci

iii Universitas Kristen Maranatha

iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara grit dan IPK pada mahasiswa Kurikulum Berbasis KKNI angkatan 2013 di Universitas X di Kota Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Penelitian mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung ini dilakukan dengan tujuan untuk memeroleh

Lebih terperinci

Abstrak. ii Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. ii Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran mengenai derajat Student Engagement pada mahasiswa Fakultas Psikologi di Universitas X Bandung. Pemilihan sampel menggunakan teknik stratified

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Psikologi Disusun

Lebih terperinci

EMA SAFITRI

EMA SAFITRI 1 GAMBARAN KECEMASAN AKADEMIK SISWA DI SMA NEGERI UNGGUL ACEH TIMUR S k r i p s i Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Disusun Oleh: EMA SAFITRI 051301056 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Riska Tyas Perdani, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Riska Tyas Perdani, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mahasiswa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti orang yang belajar di perguruan tinggi. Arnett (dalam Santrock, 2011) menyatakan bahwa mahasiswa dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi 1. Pengertian Prokrastinasi Secara bahasa, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendukung maju atau bergerak

Lebih terperinci

BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis. Variabel 2 = Intensitas penggunaan facebook

BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis. Variabel 2 = Intensitas penggunaan facebook BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN 3. 1. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis 3. 1. 1. Variabel Penelitian Variabel 1 = Self-Control Variabel 2 = Intensitas penggunaan facebook 3. 1. 2. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kuantitatif korelasional. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PROKRASTINASI PADA MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN TUGAS PERKULIAHAN SKRIPSI

HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PROKRASTINASI PADA MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN TUGAS PERKULIAHAN SKRIPSI i HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PROKRASTINASI PADA MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN TUGAS PERKULIAHAN SKRIPSI Oleh : Mellysha Mugista Aji P. 09810193 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014

Lebih terperinci

Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja

Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja OLEH: Nama : Rurialita NPM : 18513134 Kelas : 3PA12 Dosen Pembimbing : Mimi Wahyuni BAB I. PENDAHULUAN Mahasiswa Yang Bekerja

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu

PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Prokrastinasi pada Mahasiswa yang Menyusun Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Sarah Devina Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK Kecerdasan

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh gambaran mengenai orientasi masa depan bidang pendidikan pada siswa kelas II SMAN X Cimahi. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan

Lebih terperinci

A B S T R A K Solomon & Rothblum

A B S T R A K Solomon & Rothblum A B S T R A K Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui derajat Prokrastinasi Akademik pada mahasiswa Fakultas X Departemen Y ITB. Adapun yang menjadi sampel penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas X

Lebih terperinci

SELF-REGULATED LEARNING DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PURWOKERTO

SELF-REGULATED LEARNING DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PURWOKERTO SELF-REGULATED LEARNING DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PURWOKERTO Windriya Sri Santika, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: korelasi, dukungan sosial teman sebaya, prokrastinasi akademik, mahasiswa. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: korelasi, dukungan sosial teman sebaya, prokrastinasi akademik, mahasiswa. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Prokrastinasi Akademik dengan metode korelasi. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa yang mengontrak

Lebih terperinci

Prathita Ramaniya ABSTRACT

Prathita Ramaniya ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP EFEKTIVITAS MENGAJAR GURU FISIKA DENGAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA DI KELAS PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 JAKARTA Prathita Ramaniya thitapramudji@yahoo.com Dosen

Lebih terperinci

vii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

vii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara humor styles dengan stress pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Y Universitas X Bandung. Teori yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Semakin tinggi penguasaan seseorang terhadap suatu bidang, semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa merupakan sekelompok individu yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan mendapatkan pelajaran dan pengalaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif digunakan karena peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan, menganalisis,

Lebih terperinci

Perbedaan Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Kontrol Diri pada Mahasiswa

Perbedaan Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Kontrol Diri pada Mahasiswa Perbedaan Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Kontrol Diri pada Mahasiswa Ni Nyoman Yogiswari W. Endah Mastuti Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Abstract. This research

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTERNAL LOCUS OF CONTROL

HUBUNGAN ANTARA INTERNAL LOCUS OF CONTROL 1 HUBUNGAN ANTARA INTERNAL LOCUS OF CONTROL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA ANGKATAN 2008 YANG MENGHADAPI SKRIPSI DI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Septian Ade Purnomo

Lebih terperinci

Kata kunci : perilaku hidup sehat dan outcome expectancies

Kata kunci : perilaku hidup sehat dan outcome expectancies Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan perilaku hidup sehat antara mahasiswa dengan outcome expectancies moderat dan mahasiswa dengan outcome expectancies non moderat di Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia, pendidikan terbagi menjadi tiga jenis, yang pertama adalah pendidikan non formal (seperti kursus dan les), yang kedua adalah pendidikan informal

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Definisi Self Efficacy Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk berhasil melakukan tugas tertentu (Bandura, 1997).

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Penelitian. 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesa Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional

Bab 3 Metode Penelitian. 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesa Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesa 3.1.1 Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel 1 (V1) dalam penelitian ini adalah motivasi kerja.definisi operasional dari motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel dan Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang sering didengungkan oleh para pendidik. Hal ini menekankan pentingnya pendidikan bagi setiap

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN SELF-ESTEEM PADA SISWA SMA PELAKU BULLYING FRESHKA JULIE HARDI. Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN SELF-ESTEEM PADA SISWA SMA PELAKU BULLYING FRESHKA JULIE HARDI. Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M. STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN SELF-ESTEEM PADA SISWA SMA PELAKU BULLYING FRESHKA JULIE HARDI Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.Si 1 Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRACT During adolescence,

Lebih terperinci

Self-Directed Learning dan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa yang Mengerjakan Tugas Akhir

Self-Directed Learning dan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa yang Mengerjakan Tugas Akhir Jurnal Psikologi Teori dan Terapan 2014, Vol. 5, No. 1, 23-29, ISSN: 2087-1708 Self-Directed Learning dan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa yang Mengerjakan Tugas Akhir Fransiska Dwi Apryani, dan Hermien

Lebih terperinci

Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama Islam Di Universitas Islam 45 Bekasi

Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama Islam Di Universitas Islam 45 Bekasi Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama Islam Di Universitas Islam 45 Bekasi 1) Jimmi Putra, 2) Lilim Halimah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu pro atau forward

Lebih terperinci

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Flow Akademik. Karolina Arif

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Flow Akademik. Karolina Arif Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Flow Akademik Karolina Arif Fakultas Psikologi Karolina.ubaya@yahoo.com Abstrak Motivasi berprestasi merupakan motif yang mengarahkan perilaku individu pada tujuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

ABSTRAK. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui derajat prokrastinasi akademik mahasiswa angkatan 2007 Fakultas Psikologi di Universitas X, Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini maka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitaf merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

Kata kunci : kesulitan, kompetensi, pembuatan desain blus. Keywords : Difficulties, competency, make a design blouse

Kata kunci : kesulitan, kompetensi, pembuatan desain blus. Keywords : Difficulties, competency, make a design blouse Kesulitan Pencapaian Kompetensi (Anggarani Pribudi) 1 KESULITAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN DESAIN BLUS SISWA KELAS XI TATA BUSANA DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA Penulis 1: Anggarani Pribudi Penulis 2:

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA MA AL-HIDAYAH WAJAK MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA MA AL-HIDAYAH WAJAK MALANG ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA MA AL-HIDAYAH WAJAK MALANG Ilham Nuruddin Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang ABSTRAK Kebiasaan menunda adalah sebuah kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni menciptakan persaingan yang cukup ketat dalam dunia pendidikan

Lebih terperinci

PERAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN PERAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN AGITA RACHMAWATI SETIATI SURYA CAHYADI ABSTRAK Tugas merupakan salah satu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam proses penulisan skripsi seringkali terjadi penundaan dalam mengerjakannya. Padahal sebenarnya mahasiswa tahu bahwa prokrastinasi yang dilakukannya banyak berakibat negatif terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar dan sedang menempuh proses pendidikan di Perguruan Tinggi. Pada umumnya mahasiswa berusia antara 18-24 tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci