BABI PENDAHULUAN. Penelitian tentang perilaku organisasi sudah banyak dilakuk:an,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BABI PENDAHULUAN. alat canggih dapat menyelesaikan masalah, tanpa. adanya pengelolaan sumber daya manusia yang baik maka tidak akan

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang

Karyawan merupakan satu-satunya sumber daya organisasi (perusahaan) yang tidak bisa digantikan oleh kemajuan teknologi. Faktor karyawan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat menimbulkan menurunnya motivasi kerja.

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan

BAH 1 PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu orgarusasl memegang

BAB I PENDAHULUAN. sektor pemerintahan, turut bertanggung jawab atas keberhasilan dalam

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam organisasi pemerintahan diperlukan sumber daya manusia yang

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menginjak era globalisasi dan dalam menyongsong era persaingan pasar

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang

Peranan kepemimpinan situasional dalam meningkatkan loyalitas kerja pegawai di dinas pariwisata seni dan budaya kota Surakarta tahun 2006

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara menerapkan prinsip good governance dengan mengadopsi

I. PENDAHULUAN Otonomi daerah di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah semua penerimaan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BABl PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengatur dan mengelola sumber daya produktif, serta melayani,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten atau Kota di seluruh Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

I. PENDAHULUAN. terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (good governance). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang

WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 7 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. UUD 1945 memberikan posisi yang sangat tinggi pada Badan Pemeriksa

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama dalam manajemen adalah tenaga kerja, sehingga dalam

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Strategi Implementasi..., Baragina Widyaningrum, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepmendagri memuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang. dilaksanakan oleh Tim Anggaran Eksekutif bersama-sama Unit Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. Pada dasamya karyawan Dinas Tenaga Keija Kota Smabaya adalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuanya menegakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa pegawai dapat. tinggi dan berkualitas dalam bidang pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.

BKPPD Kabupaten Bengkulu Utara RENSTRA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Reformasi Birokrasi dalam Pencapaian Good Governance

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang yang terdapat dalam instansi tersebut. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pemberian otonomi daerah yang dirumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dan menjaga mutu layanan yang dihasilkan oleh suatu instansi. Perkembangan teknologi juga semakin pesat, di samping

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai wadah atau tempat dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. organisasi melalui sumber daya manusia yang dimiliki. organisasi dengan individu yang di dalamnya memiliki kinerja yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja telah menjadi kata kunci yang banyak dibicarakan diberbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. agar memilki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG

BABl PENDAHULUAN. Penelitian ini mengangkat isu peningkatan remunerast, pelatihan,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah; 3. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola. penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

Pemerintah Kota Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BABl PENDAHULUAN. Upaya pembangunan nasional jangka panjang lebih mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalab Penelitian tentang perilaku organisasi sudah banyak dilakuk:an, terutama penelitian tentang pengaruh organisasi terhadap perilaku anggota organisasi tersebut. Dari penelitian diperoleh basil bahwa organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku anggotanya Hal ini tentu dapat dimanfaatkan untuk pencapaian tujuan organisasi terutama dalam menghadapi kondisi global yang saat ini teijadi. Perubahan vang teijadi semakin cepat tentu memerlukan tindakan khusus untuk mensiasatinya Organisasi manapun yang ingin tetap survive harus meningkatkan ketrampilan dan kemampuannya dalam beradaptasi dengan perubahan tersebut. Bahkan hila perlu dengan melakukan perubahan pada visi, misi dan strategi untuk diadaptasikan ke dajam sistem organisasi. Negara juga merupakan suatu organisasi yang di dalamnya terdiri dari bagian-bagian yang digunakan oleh Pemerintah untuk mencapai tujuan seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945 Saat ini dengan berubahnya paradigma berpikir menjadikan para penyelenggara negara melakukan perubahan yang mendasar dengan keluamya Undang Undang, nomor 22 tahun 1999 dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Kewenangan Daerah sebagai Daerah Otonom dalam bidang Pemerintahan dan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

2 Otonomi diharapkan mampu meningkatkan pemberdayaan masangmasing daerah sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun otonom~ juga mengandung konsekuensi dimana masing-masing, daerah dituntut meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya dalam menggali dan mempergunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerahnya seefektif dan seefisien mungkin. Konsekuensi tersebut juga menyangkut kesiapan perangkat pemerintah terutama para pegawa.i atau biasa disebut Pegawa.i Negeri Sipil (PNS) untuk meningkatkan kompetensinya baik dengan pengetahuan maupun jiwa enterpreuner yang profesional sebingga tercipta good governance bahkan sampa.i pada tataran clean governance. Kemampuan para pegawai untuk menyelesaikan pekejjaannya dengan benar dan kemampuan menvelesaikannya secara tepat waktu sesuai alokasi waktu wajar merupakan salah satu indikasi dari keprofesionalan. Hal tersebut dapat dilaksanakan bila lingkungan kerja, hubungan antar pegawai serta kepemimpinan mendukung. Kcpemimpinan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu dan bersifat kontekstual yang dilatari oleh perkembangan sosial, politik dan budaya yang berlaku pada jamannya, yang berakibat pendeka.tan teori kepemimpinan telah bergeser yang semula hanya berdasarkan karakteristik fisik, mental dan psikologis ke arab penyesuaian dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Pergeseran ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin tidak lagi melibat dirinya sebagai seorang pemimpin, namun juga dituntut untuk

3 mengetahui situasi dan kondisi yang dipimpin dan lingkungan keljanya serta memiliki kemampuan menyatakan visi kepemimpinannya Untuk lebih mengoptimalkan kinerja pemerintahan hams ada perubahan dimulai dari tingkat atas (manajemen puncak) karena masyarakat kita adalah masyarakat paternalistik yang selalu menjadikan pemimpin menjadi panutan. Dengan kata lain, pemerintahan membutuhkan seorang pemimpin yang mampu menjadi penggerak dan mampu melakukan perubahan-perubahan di dalam pemerintahan yang dipimpinnya guna mencapai kinelja pemerintahan yang lebih baik. Seorang pemimpin yang reformis adalahjuga seorang pemimpin transformasional. Sehubungan dengan peranan dan posisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai panutan., maka yang paling utama menjadi sorotan adalah aspek moral. lntinya harus mengutamakan kejujuran, bertanggung jawab, mempunyat integritas dan rasa keadilan, bekelja tanpa pamrih serta keberanian. Tidak ada pilihan lain bagi PNS selain berupaya untuk: meningkatkan kinelja Ada dua alasan utama yang harus dilakukan : pertama, perubahan konstelasi politik dewasa ini yang mendorong masyarakat semakin kritis dan berani menuntut hak mereka Salah satu hak mereka adalah adanya pelayanan yang prima dari aparatur pemerintah. Kedua, globalisasi menuntut tingkat efisiensi dan efektivitas pelayanan yang tinggi di semua bidang kehidupan termasuk fungsi birokrasi pemerintahan. Oleh sebab itu, pengembangan surnber daya manusia, terutama aparatur pemerintah (PNS) merupakan suatu keharusan dan prioritas di semua sektor, semua bidang dan

4 lapisanlgolongan. Peningkatan kualitas dan kinerja PNS diharapkan dapat tercermin dalam wujud-wujud pelayanan, panutan dan pengayoman kepada masyarakat dengan baik (Budiyanto, 2006). Peningkatan kinerja PNS yang tercermin dalam pelayanan, panutan dan pengayoman kepada masyarakat dapat diwujudkan apabila dipimpin oleh seorang yang mempunyai karak"1er visionary leadership. Disamping memiliki kemampuan merumuskan dan menjual visi seorang visionary leadership harus mampu mengelola organisasi masa depan secara profesional. Seorang visionary leadership perlu mengupayakan mendapat kredibilitas dan kepercayaan dari para pegawai dalam upaya merealisasi visi yang ditetapkannya. Tentunya agar tujuan ini dapat terlaksana, pimpinan ini perlu juga memiliki sifat-sifat dari seorang profesional yaitu : integritas, kompeten, konsistcn, loyal dan terbuka. Dengan demikian seorang visionary leadership dituntut untuk dapat menciptakan lingkungan kerja yang saling percaya. Dalam penelitian ini indikator kepercayaan kepada pemimpin ya..'lg digunakan adalah yang berasal dari teori Caproni yang terdiri dari : kompeten, konsisten, perhatian, andal, komunikatif, jujur dan adil Hasil penelitian yang dilakukan oleh Development Dimension lnjernational (DDI) menyebutkan empat penyebab utama hilangnya kcpercayaan dapat dijelaskan sebagai berikut (Kathleen dan Daniel, 200 I) : I. Melanggar janji (tidak konsisten). Hal ini menjadi perusak kredibilitas manusia yang utama. Pemimpin yang tidak konsisten dengan apa yang

5 diucapkan, atau kata tidak sesuai dengan perbuatan, tidak akan dipercaya lagi oleh bawabannya. 2. Membuat asumsi. Membuat asumsi bahwa orang lain akan bereaksi dengan cara tertentu akan menghilangkan kepercayaan. Pemimpin yang berasumsi bahwa karyawan akan mcnolak ide yang diusulkan sangat memungkinkan akan mendekati bawahannya dengan sikap yang bermusuhan. Dengan sikap yang ditunjukkan oleh pimpinan tadi, sangatlah mungkin apa yang diperkirakan akan benar-benar menjadi kenyataan. 3. Melindungi diri sendiri. Sikap ini akan membuat seseorang cenderung melemparkan kesalahan pada orang lain. Ada 1001 alasan untuk melindungi dirinya Namun cara ini tidak akan menyelamatkan dirinya sebagai pimpinan karena bawahan akan mengetahui apa yang dilakukan. 4. Menyebarkan desas-desus yaitu informasi yang didasari oleh <:!Jekt lasi, kecurigaan atau kabar angin yang kebenarannya masih diragukan. Sikap ini dapat menimbulkan ketegangan, kegelisahan, kemarahan dan menghilangkan kepercayaan. Dalam dunia kerja yang sangat kompleks sekarang ini, setiap pegawai maupun antara pegawai dengan pimpinan tidak dapat bekerja sendiri tetapi saling bergantung satu sama lain untuk mencapai kinerja perusahaan yang lebih berkualitas. Kondisi interdependensi ini membuat kepercayaan di tempat kerja menjadi bertambah penting. Kepercayaan itu sendiri sesuatu yang tidak terjadi secara tiba-tiba, namun ia lahir dari suatu proses yang terjadi secara

6 perlahan-lahan kemudian terakumulasi menjadi suatu bentuk kepercayaan. Jika dikaitkan dengan kepemimpinan berarti para pemimpin dalam organisasi haruslah menunjukkan bahwa mereka memang layak dipercaya. Kepercayaan sangat dtbutuhkan untuk mencapai kesuksesan. Penelitian terhadap organisasi yang sukses di tahun 1990-an menemukan bahwa tingkat keterlibatan dan komitmen yang tinggi dari para karyawan mendorong kesuksesan perusahaan tersebut. Diantara beberapa indikator kepercayaan kepada pimpinan, ada satu atau beberapa yang dominan mempengaruhi persepsi pegawai yang tentu antara satu instansi dengan instansi lain tidak sama. Demikian halnya dengan keadaan dalam Dinas Tenaga Kerja Surabaya terdapat beberapa gejala yang menunjukkan rendahnya kepercayaan kepada pimpinan. Hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa pegawai, gejala tersebut adalah rendahnya inisiatif karyawan, tingginya turnover, kurangnya antusiasme pega~i terltadap pcnugasan baru, kctidakmampuan seseorang untuk mengambil keputusan atau adanya proses pengambilan keputusan yang panjang, k.urangnya partisipasi dalam pertemuan formal dan sifat defensive. Untuk dapat menyelesaikannya secara tuntas perlu digali apa yang menjadi penyebab rendahnya tingkat kepercayaan di dalam organisasi yang dikaitkan dengan ind.ikator-indikator kepercayaan kepada pemimpin. Selain itu juga perlu dicari indikator manakah yang paling dominan berpengaru..'l terhadap tingkat kepercayaan tersebut sehingga dapat segera dicari solusi pemecahannya agar kinerja pegawai dapat lebih ditingkatkan mengingat dinas

7 ini adalah dinas yang menitikberatkan pada pelayanan terutama terhadap masyarakat industri dan pencari kcrja. B. Perumusao Masalah Berdasarkan penjelasan Jatar belakang masalah di atas, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh secara parsial variabel kepercayaan kepada pemimpin yang terdiri dari kompeten. konsisten. perhatian. adil, komunikatif, jujur (integritas) dan andal (integritas) terhadap kineija pegawai di Dinas Tenaga Keija Kota Surabaya? 2. Apakah terdapat pengaruh secara simultan variabel kepercayaan kepada pemimpin yang terdiri dari kompeten, konsisten, perhatian, adil, komunikatif, jujur (integritas) dan andal (reliability) terhadap kineija pegawai di Dinas Tenaga Keija Kota Surabaya? 3. Variabel kepercayaan kepada pemimpin manakah yang dominan mempengaruhi kineija pegawai di Dinas Tenaga Keija Kota Surabaya? C. Tujuao Peoelitian Terkait dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel kepercayaan kepada pemimpin yang terdiri dari kompeten, konsisten, perhatian adil,

8 Komunikatif. jujur (integritas) dan andal (reliability) terhadap kinerja pegawai di Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya. 2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel kepercayaan kepada pemimpin yang terdiri dari kompeten. konsisten, perhatian. adil, komunikatif, jujur (integritas) dan andal (reliability) terhadap kinerja pegawai di Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya. 3. Untuk mengetahui dari variabel-variabel kepercayaan kepada pemimpin manakah yang dominan mempengaruhi kinerja pegawai di Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya. D. Manfaat Penelitian Diharapkan basil penelitian ini mampu memberikan kontribusi yang bermakna: 1. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikinm bagi Pemerintah Kota Surabaya umumnya dan Disnaker khususnya dalam mengembangkan konsep kepemimpinan terutama yang berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai. 2. Diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi akademis untuk pengembangan konsep teori kepemimpinan dalam kaitannya dengan peningkatan kinexja pegawai.