Harkristuti Harkrisnowo Direktur Jenderal HAM Kementrian Hukum dan HAM RI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT B. KOMPETENSI UMUM C. KOMPETENSI KHUSUS

Harkristuti Harkrisnowo KepalaBPSDM Kementerian Hukum & HAM PUSANEV_BPHN

BAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan

UU 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

NOTULA SOSIALISASI RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

Perbandingan Penghukuman Terhadap Anak dengan Minimal yang Disebut sebagai Anak

: UPAYA PERLINDUNGAN ANAK BERHADAPAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN ANAK MELALUI PENDEKATAN RESTORATIVE JUSTICE DI TINGKAT PENYIDIKAN DI TINJAU DARI UU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

Hj. D.S. DEWI, SH.MH Wakil Ketua PN Bale Bandung

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyeles

PENGATURAN DIVERSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DALAM PERSPEKTIF KEPENTINGAN TERBAIK ANAK

RUMAH DUTA REVOLUSI MENTAL KOTA SEMARANG. Diversi : Alternatif Proses Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku

BAB III SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK. sampai dengan tahap pembimbingan setelah menjalani pidana Undang-

Oleh Lily I. Rilantono (Ketua Umum YKAI)

: MEDIASI PENAL DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

Tindak Kekerasan dan Pemidanaan Anak ditinjau dari Perspektif HAM

BAB II PENGATURAN HUKUM TERKAIT DIVERSI DALAM PERMA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DIVERSI DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan negara Indonesia yang ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 3 ayat (1), Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan genersi penerus bangsa di masa yang akan datang,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERANAN BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) DALAM PROSES PERADILAN ANAK DI KOTA JAYAPURA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOmor 11 TAHUN 2012

BAB III PENJATUHAN SANKSI HUKUM TERHADAP ANAK. A. Asas-Asas dalam Sistem Peradilan Pidana Anak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

SISTEM PEMIDANAAN TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA SEBELUM DAN SESUDAH PENGATURAN RESTORATIF JUSTICE DI INDONESIA JURNAL ILMIAH

PERSPEKTIF DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PIDANA ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. Pembicaraan tentang anak dan perlindungannya tidak akan pernah berhenti

2008, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tenta

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

HJ. DS. DEWI., S.H., MH Wakil Ketua Pengadilan Negeri Cibinong

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Konsep Pemidanaan Anak Dalam RKUHP. Purnianti Departemen Kriminologi FISIP Universitas Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENERAPAN SANKSI YANG BERKEADILAN TERHADAP ANAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA (KPAI) OLEH : PUTU ELVINA Komisioner KPAI

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

PEMENUHAN KEBUTUHAN HAK PENDIDIKAN FORMAL BAGI ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN KOTA LAYAK ANAK DI SURAKARTA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KURIR NARKOTIKA. A. Sanksi Yang Dapat Dikenakan Kepada Anak Yang Menjadi Kurir

HUKUM PERLINDUNGAN ANAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB III PERLAKUAN PENYIDIK MENAHAN ANAK BERSAMA-SAMA DENGAN TAHANAN DEWASA TELAH SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK [LN 1997/3, TLN 3668]

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DELIK PEMBUNUHAN TIDAK DISENGAJA OLEH ANAK DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Perlindungan Anak

Assalamu alaikum Wr.Wb.

LAPORAN PENELITIAN KESIAPAN PEMERINTAH DAN APARAT PENEGAK HUKUM DALAM MELAKSANAKAN UU NO. 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

Wajib Lapor Tindak KDRT 1

Bahan Masukan Laporan Alternatif Kovenan Hak Sipil dan Hak Politik (Pasal 10) PRAKTEK-PRAKTEK PENANGANAN ANAK BERKONFLIK DENGAN HUKUM DALAM KERANGKA

RUU Penghapusan Kekerasan Seksual Sebagai UU yang Mengatur Tindak Pidana Khusus

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

Alternative Penyelesaian Perkara Anak sebagai Pelaku Tindak Pidana dengan Diversi dan Restoratif Justice

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. proses evolusi kapasitas selaku insan manusia, tidak semestinya tumbuh sendiri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

PENERAPAN DIVERSI TERHADAP TINDAK PIDANA ANAK DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI ANAK DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN ANAK, KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

I. PENDAHULUAN. Anak adalah bagian warga Negara yang harus dilindungi karena mereka

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan anak maupun yang menyangkut penyimpangan sikap dan. mengalami proses tumbuh kembangnya. 1

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BAPAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN DIVERSI TERHADAP ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM DI TINGKAT PENYIDIKAN MENURUT UU NO 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

MEMBANGUN SISTEM HUKUM PIDANA ANAK DI INDONESIA. Dr. Nurini Aprilianda, SH.MHum PUSANEV_BPHN

BAB I PENDAHULUAN. hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun sosial, untuk. mewujudkannya diperlukan upaya perlindungan terhadap anak.

Al Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN UPAYA DIVERSI DALAM PROSES PERADILAN PIDANA ANAK INDONESIA

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN Jalan Veteran No. 11 Jakarta

kehidupan bangsa sesuai dengan tujuan nasional seperti tercantum pada alinea IV

[ nama lembaga: Kementerian Hukum dan HAM RI ] 2012

Institute for Criminal Justice Reform

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Anak dalam Konsideran Undang-Undang Nomor 11 Tahun

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB II PENAHANAN DALAM PROSES PENYIDIKAN TERHADAP TERSANGKA ANAK DIBAWAH UMUR. penyelidikan yang merupakan tahapan permulaan mencari ada atau tidaknya

BAB III IMPLEMENTASI DIVERSI TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN PENGULANGAN TINDAK PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. kemudian hari. Apabila mampu mendidik, merawat dan menjaga dengan baik,

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

I. PENDAHULUAN. yang penting ini, hak anak telah secara tegas dinyatakan dalam konstitusi bahwa

Transkripsi:

RUU Pengadilan Pidana Anak: Suatu Telaah Ringkas Harkristuti Harkrisnowo Direktur Jenderal HAM Kementrian Hukum dan HAM RI

Anak perlu perlindungan khusus karena Kebelum dewasaan anak baik secara jasmani maupun rohani, membuat mereka memerlukan jaminan dan perawatan khusus, termasuk perlindungan hukum yang memadai, baik sebelum maupun setelah dilahirkan Anak harus dipersiapkan untuk menjalani hidup sendiri dalam masyarakat dan dibesarkan dalam semangat perdamaian, martabat, toleransi, kebebasan, kesetaraan dan kebersamaan.

Anak dan tindak pidana

Kondisi Anak dalam SPPA Mayoritas ABH yang masuk kedalam sistem peradilan pidana, dirampas kemerdekaannya Mayoritas anak yang dihadapkan ke depan pengadilan tidak didampingi advokat Asosiasi advokat belum memiliki kebijakan khusus mengenai bantuan hukum bagi ABH Anak jalanan yang menjadi ABH walau sanksi pidana yang diancamkan < 5 tahun seringkali ditahan karena tidak ada yang menjamin Media massa lebih tertarik terhadap isu anak dalam konteks violent crime saja

Anak-anak yang masuk ke dalam Rumah Tahanan atau Lembaga Pemasyarakatan belum terpenuhi hak-haknya Keterbatasan jumlah Rumah Tahanan dan Lembaga Pemasyarakatan Anak membuat anak ditempatkan di bangunan yang sama dengan orang dewasa Keterbatasan jumlah SDM pada Balai Pemasyarakatan untuk menangani kasus anak Banyak hakim tidak melibatkan petugas BAPAS selama proses peradilan anak

Loopholes dalam UU no. 3/1997 Istilah anak nakal Cakupan melakukan tindak pidana atau tindakan yang melanggar living law Usia pertanggungjawaban pidana anak 8 tahun Belum memasukkan asas-asas Beijing Rules Tidak secara expressis verbis menyatakan bahwa perampasan kemerdekaan adalah measure of the last resort Tidak memberi ruang bagi diversi

Padahal... Indonesia telah mengesahkan Konvensi Hak Anak dengan Keppres no. 36 tahun 1990 Telah ada UU no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang telah: Menegaskan usia anak Menyebutkan anak yang berhadapan dengan hukum Menentukan hak-hak anak dalam proses peradilan Lembaga hukum telah mengeluarkan sejumlah ketentuan mengenai penanganan anak yang berhadapan dengan hukum

Karenanya diperlukan revisi terhadap UU No. 3 tahun 1997

Perubahan Utama. Filosofi sistem peradilan anak Cakupan anak Penghapusan kategori Anak Pidana, Anak Negara dan Anak Sipil Diversi & Restorative Justice Penegasan Hak Anak dalam Proses Peradilan Pembatasan Upaya perampasan kemerdekaan sebagai measure of the last resort Perluasan bentuk2 alternative to imprisonment

Landasan Filosofis Revisi Peradilan Anak merupakan bagian integral proses pembangunan nasional Anak, karena karakteristiknya (belum matang baik secara fisik maupun psikis), memerlukan perlindungan dan penanganan hukum yang khusus dibandingkan dengan orang dewasa Berlandaskan pada prinsip non-diskriminasi dan kepentingan terbaik bagi anak Kewajiban negara, masyarakat dan keluarga untuk melindungi anak

Asas dalam Pengadilan Pidana Anak Perlindungan Nondiskriminasi Kepentingan terbaik bagi anak Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak Pembinaan dan pembimbingan anak Proporsional, dan Perampasan kemerdekaan merupakan upaya terakhir

Cakupan Anak Usia pertanggungjawaban pidana dinaikkan dari 8 menjadi 12 tahun, usia maks tetap >18 tahun Tidak lagi memakai klausul atau belum menikah Anak yang melakukan tindak pidana sebelum berusia 12 tahun dapat dikembalikan ke orang tua atau panti Tidak lagi dipakai istilah anak nakal, anak pidana pidana, anak negara & anak sipil Penahanan hanya dapat dikenakan pada anak yang telah berusia 14 tahun

Penghapusan Kategori Anak Saat ini dalam Lapas Anak terdapat Anak Pidana, Anak Negara dan Anak Sipil Walau status berbeda akan tetapi pembedaan perlakuan sulit dilaksanakan Anak Negara dapat berada di Lapas anak lebih lama daripada Anak Pidaa Anak Sipil sudah jarang sekali dimasukkan kedalam Lapas Anak

Restorative justice Bergeser dari lex talionis atau retributive justice Menekankan pada upaya pemulihan keadaan Berorientasi pada pemulihan korban Memberi kesempatan pada pelaku untuk mengungkapkan rasa sesalnya pada korban dan sekaligus menunjukkan tanggungjawabnya; Memberi kesempatan pada pelaku dan korban untuk bertemu dan mengurangi permusuhan & kebencian Mengembalikan keseimbangan dalam masyarakat Melibatkan anggota masyarakat dalam upaya pengalihan

Program Diversi: Upaya untuk mencegah masuknya anak delinkuen ke dalam SPP Anak, dengan mengalihkannya ke luar SPP Mencegah stigmatisasi terhadap anak pelaku kejahatan; Menekankan sense of responsibility pada anak atas perilakunya yang tidak terpuji Membutuhkan aparat hukum yang peka dan handal karena besarnya discretionary power yang diberikan kepadanya Memerlukan bantuan PK yang handal untuk membantu tercapainya tujuan dan program Diversi

Upaya yang wajib dilakukan oleh penegak hukum pada setiap tahap pemeriksaan Memerlukan penegak hukum yang peka akan kebutuhan anak, memahami hak-hak anak dan tidak mengutamakan penyelesaian melalui proses hukum Para penegak hukum harus memperhatikan sejumlah hal dalam mengupayakan Diversi

Syarat Diversi kategori pindak pidana (pidana kurang dari 7 thn); usia Anak (makin rendah makin didorong diversi) hasil penelitian kemasyarakatan dari Bapas kerugian yang ditimbulkan; tingkat perhatian masyarakat; dukungan lingkungan keluarga dan masyarakat. persetujuan korban (dan keluarganya jika masih anak-anak; dan kesediaan pelaku (dan keluarganya jika masih anak-anak).

Hasil Kesepakatan Diversi berbentuk bentuk a.l. Perdamaian dengan atau tanpa ganti kerugian; Menyerahkan kembali kepada orang tua atau orang tua asuh; Mengikuti pendidikan atau pelatihan ke lembaga pendidikan atau lembaga sosial; atau Pelayanan masyarakat

Diversi pada tiap Tahapan 1 2 3 4 Upaya Diversi oleh Masy Langsung mendamaikan kedua pihak Upaya Diversi oleh Polisi Membutuhkan keahlian PK Upaya Diversi oleh Jaksa Membutuhkan keahlian PK Upaya Diversi oleh Hakim Membutuhkan keahlian PK

Para pihak dalam Diversi Masyarakat Pelaku -& keluarga- Korban BAPAS Kepolisian

Diversi oleh Kepolisian Tindak pidana Penetapan Pengadilan Pelaksanaan Diversi Upaya Diversi Kesepakatan Diversi Para pihak setuju Diversi Proses diversi

Diversi oleh Kejaksaan Tindak pidana Kejaksaan upayakan Diversi Para pihak setuju Upaya Diversi Diserahkan ke Kejaksaan Proses Diversi Para pihak tidak setuju Diversi Penyidikan berlanjut Kesepakatan Diversi

Implikasi yang diharapkan Berkurangnya jumlah anak yang masuk dalam proses peradilan pidana, khususnya dalam Lembaga Pemasyarakatan berkurangnya beban Sistem Peradilan Pidana Meningkatnya partisipasi publik dalam penanganan anak yang berhadapan dengan hukum Meningkatnya kepekaan aparat penegak hukum akan hak-hak anak serta pemahaman potensi negatif SPP terhadap anak

BEBERAPA PILOT PROJECT DIVERSI

Ruang Sidang Anak Pengadilan Negeri Menggala, Lampung

Sidang Anak di Pengadilan Negeri Bandung

RUANG MEDIASI PENGADILAN NEGERI BANDUNG

RUANG MEDIASI PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT

Sanksi Pidana (1) pidana pokok bagi anak terdiri atas: A. Pidana peringatan; B. Pidana dengan syarat: 1.Pembinaan di luar lembaga; 2. Pelayanan masyarakat; atau 3. Pengawasan. C. Latihan kerja; D. Pembinaan dalam lembaga; dan E. Penjara. (2) pidana tambahan terdiri atas: A. Perampasan keuntungan yang diperoleh B. Pemenuhan kewajiban adat

Tindakan a. pengembalian kepada orang tua atau orang tua asuh; b. penyerahan kepada pemerintah; c. penyerahan kepada seseorang; d. perawatan di rumah sakit jiwa; d. perawatan di rumah sakit jiwa; e. perawatan di lembaga; f. kewajiban mengikuti suatu pendidikan formal dan/ atau latihan yang diadakan oleh pem/badan swasta; g. pencabutan surat izin mengemudi; h. perbaikan akibat tindak pidana; dan/atau i. pemulihan.

Penguatan Peran Petugas Kemasyarakatan Melakukan Penelitian Masyarakat untuk memberi informasi lengkap mengenai anak Menjadi counselor dan advisor khususnya dalam program Diversi Memberikan pembimbingan Menyampaikan rekomendasi pada lembaga penegak hukum yang memerlukannya Mengawasi anak yang dijatuhi pidana pengawasan, anak didik pemasyarakatan yang diserahkan kepada orang tua, wali atau orang tua asuh

Selanjutnya, nasib mereka ada di tangan anda..