PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mycobacterium tuberculosis. Tanggal 24 Maret 1882 Dr. Robert Koch

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN. tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab. yang penting di dunia sehingga pada tahun 1992 World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

Mulyadi *, Mudatsir ** *** ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis merupakan

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Mycobacterium tuberculosis dan bagaimana infeksi tuberkulosis (TB)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan asam

BAB I PENDAHULUAN. sebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis yang sampai saat ini menjadi masalah

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sinar matahari, tetapi dapat hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi paling. umum di dunia dengan perkiraan sepertiga populasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) paru yaitu salah satu penyakit menular yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI PETUGAS TBC DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN KECEMASAN TENTANG PENULARAN PENYAKIT DENGAN PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL I SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2011 sebanyak lima kasus diantara balita. 1

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sebagian. meninges, dantulang (Brewis, 1983 Smeltzer & Bare, 2002).

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

ARTIKEL PENELITIAN Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN. kasus baru TB BTA positif dengan kematian Menurut. departemen kesehatan sepertiga penderita tersebut ditemukan di RS dan

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

TUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN HIV AIDS. dr. Bambang Satoto,Sp.Rad(K),M.Kes Departemen Radiology F.K Undip /RSUP Dr Kariadi Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Mikobakterium tuberculosis dan kadang-kadang oleh Mikobakterium bovis

BAB I PENDAHULUAN. neoplasmagana yang berasal parenchyma. Kankerpayudara adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun 2013 terjadi kenaikan jumlah kasus terinfeksi kuman TB sebesar 0,6 % pada tahun

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. kepada orang lain (Adnani & Mahastuti, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kusta maupun cacat yang ditimbulkannya. kusta disebabkan oleh Mycobacterium

BAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang, penyakit ini disebabkan oleh kuman. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014, dari 20 negara di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) bahwa kurang lebih 3

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium

Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Puskesmas Andalas Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran OLEH : EKA DEWI PRATITISSARI G0008209 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012

DAFTAR ISI PRAKATA..... vi DAFTAR ISI.. vii DAFTAR TABEL.. ix DAFTAR LAMPIRAN.. x BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.. 1 B. Perumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3 D. Manfaat Penelitian... 3 BAB II : LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 4 B. Kerangka Pemikiran... 18 BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 19 B. Lokasi Penelitian 19 C. Subjek Penelitian 19 D. Teknik Sampling 20 E. Rancangan Penelitian. 20 F. Alat dan Bahan... 22 vii

G. Teknik Analisis Data. 22 BAB IV : HASIL PENELITIAN... 23 BAB V : PEMBAHASAN 25 BAB VI : SIMPULAN DAN SARAN.. 33 A.Simpulan 33 B.Saran.. 33 DAFTAR PUSTAKA.. 34 LAMPIRAN viii

ABSTRAK Eka Dewi P, G0008209, 2011, Profil Radiologis Toraks pada Penderita Tuberkulosis Paru di Poliklinik Paru RSUD Dr Hardjono-Ponorogo. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Tujuan : Gambaran radiologi dapat memperkuat dugaan adanya penyakit TB paru lebih dini. Gambaran kelainan radiologi paru karena proses TB sudah tampak lebih dahulu kira-kira 2-3 tahun sebelum adanya gejala klinik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui demografi dan gambaran umum dari radiologis toraks pada penderita TB Paru di Poliklinik Paru RSUD Dr Hardjono Ponorogo. Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif observasional yang dilakukan di Poliklinik Paru RSUD Dr Hardjono Ponorogo. Subjek penelitian sebanyak 60 penderita dengan diagnosis TB Paru berdasarkan data rekam medik dan expertise radiologi. Hasil : TB Paru terbanyak adalah laki-laki (34 orang), usia 60-75 tahun (20 orang), berada pada stadium moderate (23 orang) dengan letak lesi di kanan paru (27 orang). Simpulan : TB Paru terbanyak adalah laki-laki, usia 60-75 tahun, berada pada stadium moderate dengan letak lesi di kanan paru. Kata Kunci : TB Paru, Gambaran Radiologis, Poliklinik Paru RSUD Dr Hardjono Ponorogo iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia. World Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB Control 2003 menyatakan bahwa terdapat 22 negara yang dikategorikan sebagai high-burden countries terhadap TB. Indonesia termasuk peringkat ketiga setelah India dan China dalam menyumbang TB di dunia (WHO, 2003). Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (Yunus, 2006). Diperkirakan angka kematian akibat TB adalah 2-3 juta setiap tahun dengan jumlah terbesar kematian akibat TB terdapat di Asia Tenggara yaitu sebanyak 625.000 orang atau angka mortalitas sebesar 39 orang per 100.000 penduduk. Diperkirakan 95 % kasus TB dan 98 % kematian akibat TB di dunia terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang (Priyanti, 2008). Diagnosis TB ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan bakteriologis (Icksan dan Luhur, 2008). Sedangkan pemeriksaan laboratorium yang digunakan adalah : pemeriksaan dahak, cairan pleura, darah, Laju Endap Darah (LED), leukosit, hemoglobin dan uji tuberkulin. 1

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Anatomi dan Fisiologi Paru Paru-paru manusia merupakan dua buah organ yang lunak dan berongga. Di dalam mediastinum, paru dipisahkan oleh jantung, pembuluh darah dan struktur lain mediastinum. Masing-masing paru berbentuk konus, memiliki apeks yang tumpul dan menjorok ke atas serta dilapisi oleh pleura yang terikat dengan paru pada bagian hilusnya. Pada hilus pulmonalis yang terletak di bagian medialnya terdapat suatu lekukan tempat masuknya bronkus, pembuluh darah dan saraf ke paru-paru untuk membentuk radiks pulmonalis (Snell, 2007). Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan dibagi oleh fisura oblikua dan fisura horisontalis menjadi tiga lobus yaitu lobus superior, lobus medius dan inferior. Sedangkan paru-paru kiri dibagi oleh fisura oblikua menjadi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior (Snell, 2007). Bronkus merupakan bagian dari traktus respiratorius yang memasuki hilus paru. Setiap bronkus lobaris akan bercabang menjadi beberapa bronkus segmentalis. Bronkus segmentalis yang masuk ke lobus paru-paru secara struktural dan fungsional adalah independen dan dinamakan segmen bronkopulmonalis. Segmen ini berbentuk piramid, 4

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat Deskriptif observasional dengan menggunakan metode pendekatan potong lintang (cross sectional). B. Lokasi Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Poliklinik Paru RSUD Dr Hardjono-Ponorogo C. Subjek Penelitian Populasi penelitian adalah semua pasien laki-laki dan perempuan dengan dugaan Tuberkulosis (TB) Paru di Poliklinik Paru RSUD dr Hardjono-Ponorogo. Adapun kriteria eksklusi dan inklusi dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Kriteria inklusi a. Usia Dewasa ( 18 tahun ke atas) b. Pria dan Wanita c. Sudah dilakukan pemeriksaan foto toraks PA 2. Kriteria eksklusi a. Pasien dengan penyakit lain yang memiliki gambaran mirip TB b. Pasien rawat bersama (rawat inap) 19

BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian tentang profil radiologis toraks pada penderita TB Paru akan diklasifikasi menjadi beberapa, meliputi : umur, jenis kelamin, stadium pada foto toraks dan letak lesi pada foto toraks penderita. Penelitian dilakukan di RSUD Dr Hardjono dengan pengambilan sampel dilakukan di ruang rekam medik RSUD Dr Hardjono Ponorogo. Adapun sampel berupa rekam medik penderita yang berasal dari Poliklinik Paru RSUD Dr Hardjono Ponorogo. Sampel berjumlah 60 rekam medik yang telah memenuhi kriteria eksklusi maupun inklusi. Selain menggunakan rekam medik, sampel juga dicocokkan hasilnya dengan expertise radiologi. Pengambilan sampel menggunakan rekam medik pasien Poliklinik Paru RSUD Dr Hardjono Ponorogo periode Januari hingga Juli 2011. 1. Umur Penderita Prosentase umur terbanyak terdapat pada usia 60-75 tahun sebanyak 20 orang (33 %). Sedangkan prosentase terkecil terdapat pada usia > 75 tahun sebanyak 2 orang (3 %). 2. Jenis Kelamin Penderita Prosentase jenis kelamin terbanyak terdapat pada laki-laki, yang berjumlah setengah lebih dari pasien TB paru yaitu sebanyak 34 orang (57 %) dan prosentase terkecil pada perempuan sebanyak 26 orang (43 %). 23

BAB V PEMBAHASAN Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari 60 penderita TB Paru di Poliklinik Paru RSUD Dr Hardjono Ponorogo sebagian besar berusia 60-75 tahun atau disebut sebagai usia tua. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Yunus yang menyebutkan bahwa kekerapan penderita TB paru ditemukan pada usia muda dan produktif yaitu antara 30-50 tahun (Yunus, 1999 ). Sedangkan dalam penelitian ini TB paru lebih banyak ditemukan pada usia lanjut (usia tua) yaitu 60-75 tahun sebanyak 20 pasien (33 %) dan prosentase terkecil terdapat pada usia > 75 tahun yaitu sebanyak 2 orang (3 %). Pasien termuda dengan umur 18 tahun sedangkan pasien tertua dengan umur 83 tahun. Kemungkinan kesalahan disebabkan pasien tersebut datang saat penyakitnya sudah parah dan kebanyakan penyakit yang sudah parah terjadi pada usia 60-75 tahun. Keterlambatan diagnosis dan pengobatan penyakit TB paru masih merupakan masalah karena penemuan penderita sering terlambat, dilihat dari angka cakupan penemuan kasus di Indonesia masih dibawah target yaitu 36,4 % dari 70 % yang ditargetkan. Terlihat hanya 1/3 kasus TB paru yang mampu ditemukan. Keterlambatan ini dapat berasal dari penderita (patient s delay) yang secara definisi dapat diartikan sebagai fase antara timbulnya gejala sampai penderita datang ke fasilitas pengobatan, keterlambatan yang berasal dari dokter yang mengobati (doctor s delay) yang secara definisi diartikan sebagai fase sejak datang ke dokter sampai tegaknya diagnosis (Parhusip, 2009) 25

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa penderita TB Paru terbanyak adalah laki-laki, usia 60-75 tahun, berada pada stadium moderate dengan letak lesi di kanan paru. B. SARAN 1. Kepada petugas Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) daerah setempat diharapkan untuk lebih intensif dalam memberikan penyuluhan tentang penyakit TB Paru kepada masyarakat agar kesadaran dan pengetahuan masyarakat semakin bertambah sehingga lebih perhatian terhadap kesehatan. 2. Kepada praktisi kesehatan sebaiknya memberi edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya foto toraks sehingga masyarakat tidak ragu-ragu untuk menggunakan foto toraks sebagai salah satu diagnosis TB Paru di samping menggunakan pemeriksaan sputum. 3. Kepada peneliti yang akan meneliti hal ini lebih lanjut diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih banyak sehingga dapat mendapatkan hasil yang lebih bermakna. 33