BAB I PENDAHULUAN. berkembang (WHO, 2008 dalam Jemal et al., 2011). Menurut data dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang. Beras merupakan makanan yang penting bagi masyarakat negara Asia.

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Organisasi kesehatan dunia WHO (2013) mencatat terdapat 7,6 juta

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

BAB I PENDAHULUAN. paku di dunia (Jones dan Luchsinger, 1987; Sastrapradja, 1980 dalam Susilawati,

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

I. PENDAHULUAN. adalah alga cokelat yang kaya akan komponen bioaktif. Selama beberapa dekade

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kanker diseluruh dunia diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2030 dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UJI SITOTOKSISITAS SENYAWA HASIL ISOLASI AKAR PASAK BUMI

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan bekatul di Indonesia sangat melimpah, mengingat bangsa. Indonesia merupakan negara agraris. Setiap tahun Indonesia mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi merupakan salah satu faktor resiko yang membahayakan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian kedua di negara-negara barat

I. PENDAHULUAN. (Mendis et al, 2011). Berdasarkan data The World Health Organization. mencapai 23,3 juta pada tahun 2030 (Hardjojo, 2012; WHO, 2013).

Uji Sitotoksik Analisis Statistik HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Sitotoksik Analisis Siklus Sel dengan Flow Cytometry

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

hayati ini dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan di kalangan masyarakat. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu

SKRIPSI. UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix) PADA SEL HeLa CERVICAL CANCER CELL LINE

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. daya genetik pertanian yang dimiliki Provinsi D.I. Yogyakarta. Beras hitam

BAB 1 PENDAHULUAN. kolesterol, dan disertai proliferasi miosit. Hal tersebut dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik karbohidrat, yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal dasar dalam kehidupan untuk menunjang semua aktivitas mahkluk hidup. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di pasar saat ini adalah berbentuk flake. Sereal dalam bentuk flake dianggap

BAB I PENDAHULUAN. peradaban manusia, tumbuhan telah digunakan sebagai bahan pangan, sandang maupun obat

BAB I PENDAHULUAN. kosmetik. Jenis biota laut di daerah tropis Indonesia diperkirakan 2-3 kali lebih

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya peningkatan akumulasi lemak tubuh yang disebabkan oleh asupan kalori

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia setelah penyakit jantung (Baratawidjaya & Rengganis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia, termasuk di Indonesia (Dinas Kesehatan Propinsi. Nanggroe Aceh Darussalam, 2012). Berdasarkan Riskesdas 2007,

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI POLAR, SEMIPOLAR, DAN NON POLAR EKSTRAK ETANOL DAUN TUMBUHAN SALA (Cynometra ramiflora Linn.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menimbulkan kematian. Menurut data WHO (World Health Organization) tahun

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi

I. PENDAHULUAN. tumbuhan yang telah banyak dikenal dan dimanfaatkan dalam kesehatan adalah

dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler degeneratif kronis. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tropis Asia, dimana 90% padi dunia dibudidayakan. Negara-negara di

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro

memiliki IC50 sebesar 760,55 ppm

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. semua orang menginginkan hal yang serba instan, termasuk makanan yang cepat

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya terjadi peningkatan penyakit metabolik. Penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma metabolik merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. (sedentary lifestyle) dan kurangnya aktivitas olahraga (Tsujii, 2004). Salah

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. obat-obatan kimia. Khasiat obat tradisional pada umumnya dipercaya

BAB I PENDAHULUAN. lapisan terluar beras yaitu bagian antara butir beras dan kulit padi berwarna

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker berada pada posisi kedua penyebab kematian di negara berkembang (WHO, 2008 dalam Jemal et al., 2011). Menurut data dari World Health Organization (WHO) tahun 2008, terdapat 7,6 juta kematian akibat kanker. Angka tersebut meningkat hingga tahun 2012 yang mencapai 8,2 juta kematian. Berdasarkan informasi dari International Network for Cancer Treatment and Research (INCTR) tahun 2008, sebanyak 72% kematian akibat kanker terjadi di negara dengan pendapatan sedang dan rendah. Data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki prevalensi kanker sebesar 1,4. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang sering diderita oleh perempuan. Kasus kanker payudara diperkirakan sebanyak 27,8% dari semua kasus kanker pada perempuan, yaitu 57.230 kasus setiap tahunnya (Bai dan Gust, 2009). Menurut Jemal et al. (2011), 60% kematian akibat kanker payudara terjadi di negara berkembang. Meskipun sangat jarang, laki-laki juga dapat menderita kanker payudara. Selain kanker payudara, jenis kanker yang memiliki prevalensi tinggi adalah kanker kolon. Kanker kolon merupakan jenis kanker ketiga yang sering didiagnosa pada laki-laki dan jenis kanker kedua yang sering didiagnosa pada perempuan (Jemal et al., 2011). Kanker kolon menyumbang lebih dari 9% 1

2 dari semua kejadian kanker (Haggar dan Boushey, 2009). Menurut Jemal et al. (2011), terdapat lebih dari 1,2 juta kasus kanker kolon baru dan 608.700 kematian akibat kanker kolon pada tahun 2008. Tingginya angka kematian akibat kanker menyebabkan banyak penelitian terfokus pada pencarian terapi alternatif untuk mencegah dan mengobati kanker. Eksplorasi bahan alam yang mengandung senyawa antikanker banyak dilakukan. Bahan alam aman untuk dikonsumsi serta beberapa diantaranya diketahui memiliki kemampuan untuk mengurangi mutagenitas pada sel normal. Bahan alam kini dikembangkan sebagai sumber senyawa prevensi kanker, salah satunya adalah padi. Padi merupakan salah satu tanaman serealia yang paling penting di dunia (Yoshimura et al., 2012). Beras yang merupakan bagian utama dari padi menjadi makanan pokok di hampir setengah populasi dunia dan ditanam di 100 negara (Ohtsubo et al., 2005). Beberapa jenis padi yang selama ini dikenal adalah padi putih dan padi berpigmen seperti padi hitam, merah dan cokelat (Lee et al., 1988). Perbedaan warna padi tersebut disebabkan karena kandungan antosianin yang berbeda pada bagian aleuron. Padi berpigmen menjadi populer karena mengandung lebih banyak nutrien yang baik untuk kesehatan. Di Yogyakarta, terdapat kultivar padi hitam Cempo Ireng yang ditanam di daerah Sleman dan Bantul (Anonim, 2010). Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, padi Cempo Ireng memiliki kandungan antosianin dan vitamin E yang lebih tinggi dari padi Cempo Abang dan IR-64

3 (Anggraeni, 2010). Penelitian Apridamayanti (2014) menunjukkan bahwa fraksi ekstrak metanolik bekatul padi Cempo Ireng memiliki aktivitas antioksidan. Selain itu, padi Cempo Ireng juga memiliki kemampuan untuk mengurangi resiko hiperlipidemia (Pratiwi et al., 2014). Senyawa fitokimia pada padi terakumulasi pada bagian aleuron (bekatul). Bekatul diketahui mengandung senyawa flavonoid (antosianin, tricin), asam fitat, γ-orizanol, vitamin E kompleks (tokoferol dan tokotrienol), vitamin B kompleks, dan fitosterol (Kim et al., 2008; Zhang et al., 2010; Leardkamolkarn et al., 2011). Penelitian mengenai manfaat bekatul padi hitam bagi kesehatan banyak dilakukan. Ekstrak bekatul padi hitam diketahui memiliki aktivitas antioksidan (Kaneda et al., 2006), antiobesitas (Kim et al., 2013), dapat melemahkan pembentukan plak aterosklerosis (Xia et al., 2003), melindungi terhadap resistensi insulin (Guo et al., 2007), melindungi terhadap kerusakan hati akibat alkohol (Hou et al., 2010), serta melindungi terhadap kerusakan retina akibat induksi cahaya (Tanaka et al., 2011). Manfaat tersebut erat kaitannya dengan kandungan senyawa fitokimia di dalam bekatul padi hitam yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi. Ekstrak bekatul padi telah diteliti dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis sel kanker. Ekstrak air dan metanolik brewers s rice Temukut bersifat sitotoksik terhadap sel HT-29, Caov3, dan HepG2 (Tan et al., 2013). Ekstrak metanolik bekatul padi hitam Thailand Riceberry mampu mengurangi viabilitas sel leukimia HL-60, sel kanker payudara MCF-7, dan

4 sel kanker kolon Caco-2. Selain itu, ekstrak tersebut juga menginduksi apoptosis bagi sel HL-60, MCF-7, dan Caco-2 serta menghambat siklus sel HL-60 pada fase G 0, sel MCF-7 pada fase S dan G 0, dan sel Caco-2 pada fase G 0 dan S (Leardkamolkarn et al., 2011). Ekstrak air dan etanolik bekatul padi di Jepang juga mampu menghambat proliferasi sel kanker kolon LS174T (Takashima et al., 2013). Berdasarkan hasil penelitian di atas, bekatul padi Cempo Ireng juga memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan sel kanker. Namun demikian, potensi tersebut belum pernah diteliti sebelumnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan diuji efek fraksi ekstrak metanolik dan air bekatul padi (Oryza sativa L.) Cempo Ireng terhadap induksi apoptosis dan profil siklus sel kanker payudara T47D dan sel kanker kolon WiDr. Sel T47D dan WiDr digunakan dalam penelitian ini karena selama ini bekatul padi hitam belum pernah diuji sitotoksisitasnya terhadap kedua jenis sel tersebut, sehingga hal ini menarik untuk diteliti. B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Antara ekstrak metanolik dan air bekatul padi Cempo Ireng, manakah yang bersifat lebih toksik terhadap sel T47D dan WiDr? 2. Bagaimanakah aktivitas sitotoksik fraksi ekstrak tersebut terhadap sel T47D dan WiDr?

5 3. Golongan senyawa bioaktif apakah yang bersifat sitotoksik terhadap sel T47D dan WiDr? 4. Apakah fraksi aktif yang mengandung golongan senyawa sitotoksik tersebut mampu menginduksi apoptosis bagi sel T47D dan WiDr? 5. Bagaimanakah pengaruh fraksi aktif tersebut terhadap profil siklus sel T47D dan WiDr? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menetapkan jenis ekstrak (metanolik atau air) bekatul padi Cempo Ireng yang bersifat lebih toksik terhadap sel T47D dan WiDr. 2. Mengetahui aktivitas sitotoksik fraksi ekstrak tersebut terhadap sel T47D dan WiDr. 3. Mengidentifikasi golongan senyawa bioaktif yang bersifat sitotoksik terhadap sel T47D dan WiDr. 4. Mengetahui proses kematian (apoptosis atau nekrosis) sel T47D dan WiDr akibat sifat toksisitas dari fraksi aktif yang mengandung golongan senyawa tersebut. 5. Mengetahui pengaruh fraksi aktif tersebut terhadap profil siklus sel T47D dan WiDr.

6 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai potensi padi Cempo Ireng sebagai makanan prevensi kanker dan makanan fungsional yang dapat meningkatkan status kesehatan, serta dapat dijadikan sebagai bahan yang akan digunakan untuk tujuan pharmaceutical. Dari penelitian ini juga dapat diketahui proses kematian dan profil siklus sel T47D dan WiDr, sehingga dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya untuk mengkaji lebih dalam mengenai mekanisme molekular penghambatan sel kanker. E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini terbatas pada ekstraksi bekatul padi Cempo Ireng menggunakan pelarut metanol dan air. Ekstrak metanolik dan air bekatul dimonitor kandungan senyawanya dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan diuji sitotoksisitasnya terhadap sel T47D dan WiDr dengan metode MTT assay. Ekstrak yang paling toksik difraksinasi menggunakan metode Vacuum Liquid Chromatography lalu fraksi dimonitor kandungan senyawanya dengan KLT untuk menentukan penggabungan fraksi. Fraksi kemudian diuji sitotoksisitasnya terhadap sel T47D, sel WiDr dan sel Vero. Fraksi yang paling toksik digunakan untuk proses identifikasi golongan senyawa antikanker, pengamatan kematian dan profil siklus sel T47D dan WiDr dengan metode flowcytometry.

7 F. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian mengenai padi (Oryza sativa L.) Cempo Ireng telah dilakukan. Hasil penelitian Anggraeni (2010) menunjukkan bahwa padi Cempo Ireng memiliki kandungan antosianin dan vitamin E yang lebih tinggi dari padi Cempo Abang dan IR-64. Pratiwi et al. (2014) melaporkan bahwa diet nasi dari padi Cempo Ireng dapat menurunkan kadar kolesterol dan LDL (Low Density Lipoprotein) serta meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein) tikus hiperlipidemia. Setelah ekstraksi dengan pelarut metanol dan fraksinasi secara KLTP dengan pelarut n-butanol : asam asetat : air = 4 : 1 : 5, diketahui bahwa bekatul padi Cempo Ireng menunjukkan aktivitas antioksidan dengan nilai IC 50 fraksi 1 (R f 0,56) sebesar 200,965 μg/ml dan fraksi 2 (R f 0,71) sebesar 218,361 μg/ml (Apridamayanti, 2014). Penelitian mengenai potensi bekatul padi Cempo Ireng sebagai antikanker belum pernah dilakukan sebelumnya.