PENGEMBANGAN KARIR = FAKTOR PALING MEMPENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI FAKTOR PALING MEMENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA

Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK

SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA PERAWAT MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

SUPERVISI KEPALA RUANGAN BERDASARKAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR SKEMA... x

Indrawati Bahar (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

DAFTAR PUSTAKA. Bittel, L.R. (1987). Supervisory training development. California : Addison Wesley.

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

Daftar Pustaka. Azwar, A. (1996). Pengantar administrasi kesehatan. Jakarta : Bumi Aksara

Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pelaksanaan SOP Asuhan Keperawatan di ICU-ICCU RSUD Gambiran Kota Kediri

PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

HUBUNGAN KARATERISTIK PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DAN DIAGNOSIS NANDA

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Z. (2010). Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Wawan Kurniawan

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA: SUPERVISI, PENGHASILAN, DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL MEMENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA

GAMBARAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RS TENTARA 2013

PENINGKATAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA MELALUI KOMUNIKASI ORGANISASI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

Mulyaningsih* *) Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah Surakarta ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN METODE TIM

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

DAFTAR PUSTAKA. perawat di Rumah Sakit Tingkat III Ambon. Jurnal AKK, 2 (I),

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

HUBUNGAN MOTIVASI, KOMPETENSI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI TESIS

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

PRODUKTIFITAS PERAWAT BERDASARKAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

DAFTAR PUSTAKA. Aditama, Y.T (2000) Manajemen administrasi rumah sakit, Jakarta : Universitas Indonesia

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 1, No. 1, Juni Asmuji* *Staf Pengajar Prodi Keperawatan FIKes Univ. Muhammadiyah Jember

BAB VI HASIL PENELITIAN

Analisis Pengaruh Manajemen Kepala Ruang terhadap Pencapaian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak

The Association Of Individual Factors And Organization Culture And Approach With Nursing Quality Of Care In Ganesha Public Hospital, Gianyar

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

Dwi Sumanto*), Raharjo Apriyatmoko**), Sri Wahyuni***)

HUBUNGAN BIMBINGAN CLINICAL INSTRUCTUR DENGAN KEPUASAN MAHASISWA PRAKTIK DI RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

SKRIPSI HUBUNGAN KOMPONEN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH DAN NON BEDAH RSUP. DR.

ERY SANDI NIM I

Oleh : Rahayu Setyowati

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

Ely Tjahjani STIKES William Booth Surabaya, Jl. Cimanuk No. 20 Surabaya,

HUBUNGAN KOMPETENSI KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA (MPKP) DI INTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

Bambang Edi Warsito*, Atik Mawarni**.

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA

HUBUNGAN PENERAPAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD AMBARAWA

KEPATUHAN HAND HYGIENE DI RUMAH SAKIT MISI RANGKASBITUNG

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

Latar Belakang Masalah

ENYKA CUMALLA SARI B100

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Pendahuluan. *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

PENGARUH MUTU PELAYANAN KIA TERHADAP KEPUASAN IBU BERSALIN SECARA NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2016 TESIS.

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Berdasarkan beberapa teori dalam tinjauan pustaka sebelumnya yang

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

KEPEMIMPINAN EFEKTIF DAN MOTIVASI KERJA DALAM PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIO DEMOGRAFI, STATUS KEPESERTAAN DENGAN KEPUASAAN PASIEN DALAM PELAYANAN KIA DI PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA TAHUN

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

PERILAKU CARING PERAWAT BERDASARKAN FAKTOR INDIVIDU DAN ORGANISASI

Motivasi Kerja dan Karakteristik Individu Perawat di RSD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Madura

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI DAN KEAMANAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSJ PROF. DR. V.L RATUMBUYSANG SARIO

DETERMINAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PASAR REBO, JAKARTA TIMUR, TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS KELAS III DI RSUD KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KOMUNIKASI KEPALA BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA

TIDAK DAPAT DIUBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ACUTE CORONARY SYNDROME

KARMILA /IKM

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN

EFEKTIFITAS PERENCANAAN HARIAN TERHADAP KINERJA HARIAN KEPALA RUANG DI RUANG RAWAT INAP RS TUGU IBU DEPOK

Transkripsi:

PENELITIAN PENGEMBANGAN KARIR = FAKTOR PALING MEMPENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA Ratanto Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh realitas bahwa kinerja perawat pelaksana memiliki kontribusi terhadap mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit, penilaian kinerja perawat pelaksana belum optimal, dan masih ada ketidakpuasan pelanggan terhadap kinerja perawat pelaksana sebesar 43,89%. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor internal dan eksternal dengan kinerja perawat pelaksana di IRNA RSUD A.W. Sjahranie. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 216 perawat pelaksana. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data berupa univariat, bivariat (chi-square dan independent t test) dan multivariat (regresi logistik berganda). Hasil penelitian didapatkan faktor yang berhubungan dengan kinerja adalah: pendidikan (p=0,014), motivasi (p=0,013), persepsi (p=0,001), kepemimpinan (p=0,001), dan karir (p=0,001). Faktor pengembangan karir paling dominan berhubungan dengan kinerja (OR=29,962). Peningkatan kinerja perawat pelaksana di rumah sakit harus memperhatikan faktor pendididkan, motivasi, persepsi, kepemimpinan dan pengembangan karir. Kata kunci: Kinerja, perawat pelaksana, motivasi, persepsi, kepemimpinan, imbalan, karir, supervisi. Abstract. This research was motivated by the fact that nursing performance contributes to the quality of nursing services in hospital, the suboptimal nurses appraisal, and the low customer satisfaction towards the nurses performance of 43.89%. This research aims to determine the relationship of internal and external factors of nurse s performance in Instalasi rawat inap RSUD A. W. Sjahranie Samarinda. This research uses cross-sectional approach. The sample consists of 216 nursing officers. Data was collected by using questionnaire. Data analysis that is used in this research were univariate, bivariate (chi-square and independent t-test) and multivariate (multiple logistic regression). The result of this research shows that the factors that related to the performances are: education (p=0.014), motivation (p=0.013), perception (p=0.001), leadership (p=0.001), and career (p=0.001). The most significant factor that is related to nursing performance is career development (OR=29,962). Nursing performance developments have to pay attention to education, motivation, perception, leadership, and career development. Keywords: performance, motivation, perception, leadership, career, supervision PENDAHULUAN Kinerja perawat memiliki nilai yang vital dan strategis, asuhan yang diberikan oleh perawat merupakan core business dan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hal ini disebabkan karena perawat secara kuantitas adalah tenaga terbanyak di rumah sakit yaitu berjumlah 60,55 % (Kemenkes, 2010). Banyaknya jumlah perawat secara kuantitas di rumah sakit harus diiringi dengan kualitas yang baik. Kualitas kinerja yang ditunjukkan oleh perawat dalam memberikan asuhan merupakan cerminan atau gambaran dari mutu pelayanan di rumah sakit. Manajemen rumah sakit 253

harus menjaga dan mengupayakan agar kinerja perawat tetap baik, sehingga perawat dapat memberikan pelayanan yang bermutu bagi pasien, yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara umum. Suwatno (2011) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang ber-laku, dalam kurun waktu tertentu, berkenaan dengan pekerjaan serta perilaku dan tindakannya. Kinerja perawat merupakan gambaran evaluasi terhadap hasil kerja yang dilakukan oleh perawat untuk tujuan pelayanan keperawatan dengan didasarkan pada standar keperawatan dan dilakukan dalam waktu tertentu. Indikator kinerja diperlukan untuk mengukur hasil kerja yang telah dilakukan oleh perawat. Komponen kinerja perawat pelaksana menurut Ilyas (2012) meliputi hubung-an dengan pasien, hubungan dengan rekan kerja, kemampuan professional, potensi untuk tumbuh dan kembang, sikap terhadap rumah sakit dan kualifikasi personal. Berdasarkan penelitian Al-Ahmadi (2009) komponen kinerja perawat pelaksana meliputi: kehadiran dan ketepatan waktu, sakit dan meninggalkan pekerjaan karena emergensi, peningkatan keterampilan personal, hubungan dengan pasien, kualitas pekerjaan, hubungan dengan atasan, hubungan dengan rekan kerja dan upaya peningkatan metode kerja. Menurut Schoessler (2008) perawat memiliki kinerja yang baik jika memenuhi tujuh komponen yaitu: sebagai penolong pasien, edukator dan pelatih bagi pasien, diagnostik dan memonitor pasien, administrasi dan monitor intervensi terapeutik, monitor dan menjamin kualitas asuhan, manajemen perubahan situasi darurat yang efektif, organisasi, dan kompetensi kerja. Kesimpulan dari pendapat para ahli di atas adalah bahwa komponen kinerja perawat merupakan gabungan dari fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hubungan interpersonal, tanggung jawab, ketaatan dan kejujuran. Kinerja pelayanan di RS X masih belum optimal. Berdasarkan survey keluhan pelanggan terhadap pelayanan yang dilaksanakan oleh manajemen rumah sakit dari tanggal 12 sampai 21 April 2010 terhadap 3643 responden didapatkan data bahwa 1599 (43,89 %) pelanggan menyatakan perawat kurang respon terhadap keluhan pasien. Sebanyak 1270 (34,86 %) pelanggan menyatakan bahwa perawat jaga malam sering ketiduran dalam melaksanakan tugasnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas (independen) meliputi faktor internal individu yaitu variabel umur, tingkat pendidikan, lama kerja, motivasi dan persepsi terhadap pekerjaan serta faktor eksternal individu yaitu variabel kepemimpinan, imbalan, pengembangan karir, dan supervisi. Variabel terikat (dependen) yaitu meliputi: aspek proses keperawatan, hubungan interpersonal, ketaatan, kejujuran, dan tanggung jawab. 255

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Instalasi rawat inap RS X yang berjumlah 216 orang. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini berupa kuesioner. Alat pengumpulan data berdasarkan skala likert. Kuesioner dibagikan kepada responden berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana. Hasil uji validitas dan reliabilitas dengan membandingkan r-hitung dengan r-tabel 0,361 pada df 28, diperoleh semua item telah valid. Item pertanyaan yang valid memiliki tingkat reliabilitas yang baik dengan alpha cronbach 0,900. Analisis univariat pada variabel numerik di analisis dengan median, nilai minimum dan maksimum dengan 95% CI, sedangkan variabel katagorik dianalisis dengan proporsi. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi Square dan Uji T independen untuk dan multivariat dengan regresi logistik berganda untuk menganalisis faktor yang paling dominan. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian terkait faktor internal umur dan lama kerja. Tabel 1.Distribusi nilai tengah umur dan lama kerja Perawat Pelaksana, 2013 (n=216) Variabel Median Minimal- Maksimal Faktor Internal Umur Lama Kerja 29 4 21-55 1-33 Hasil analisis didapatkan bahwa umur perawat pelaksana di RS X adalah 50% berumur diatas 29 tahun dan 50% dibawah 29 tahun (minmaks=21-55). Lama kerja perawat pelaksana 50% sudah bekerja diatas 4 tahun dan 50% telah bekerja selama kurang dari 4 tahun. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Faktor Internal yang Mempengaruhi Kinerja Perawat Pelaksana, 2013 (n=216) Variabel F % Faktor Internal Pendidikan a. Vokasional b. Profesional Motivasi c. Rendah d. Tinggi Persepsi 195 21 47 169 65 151 90,3 9,7 21,8 78,2 30,1 69,9 Sebagian besar perawat pelaksana adalah berpendidikan vokasional, ma-yoritas perawat pelaksana memiliki motivasi kerja tinggi, dan sebagian besar perawat pelaksaan mempersepsikan pekerjaannya baik. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat pelaksana di RS X adalah baik, hanya satu sub variabel yang kurang baik yaitu karir 56,9 %. Sebanyak 87,5 % perawat menganggap kepemimpinan kepala ruangan sudah baik. Sebesar 54,6 % perawat pelaksana menyatakan bahwa imbalan di RS X sudah baik. Sebanyak 75,5 % perawat menyatakan supervisi dari atasan sudah baik. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Faktor Eksternal yang Mempenga-ruhi Kinerja Perawat Pelak-sana 2013 (n=216) 256

Variabel F % Faktor Eksternal Kepemimpinan Imbalan Karir Supervisi 27 189 98 118 123 93 53 163 12,5 87,5 45,4 54,6 56,9 43,1 24,5 75,5 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Pelaksana di Insta-lasi Rawat Inap RS X, 2013 (n=216) Variabel f % Kinerja 101 115 46,8 53,2 Hasil analisis data didapatkan bahwa perawat pelaksana yang memiliki kinerja baik adalah 53,2%. Perawat pelaksana yang memiliki kinerja kurang baik berjumlah 46,8%. Nilai tengah umur perawat pelaksana yang berkinerja kurang baik adalah 29 (21-55). Hasil uji statistik didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan kinerja perawat pelaksana (p=0,116;α=0,05). Nilai tengah lama kerja perawat pelaksana adalah 4 (1-33) tahun. Hasil uji statistik menyimpulkan bahwa tidak ada hubugan antara lama kerja dengan kinerja perawat pelaksana (p=0,148; α=0,05). Tabel 5.Hubungan antara Faktor Inter-nal dan Eksternal dengan Ki-nerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RS X, 2013 (n=216) Variabel Faktor Internal Pendidikan Motivasi Persepsi Faktor Eksternal Kepemimpinan Imbalan Pengembangan Karir Supervisi P 0,014 0,013 0,001 0,001 0,200 0,001 0,308 Hasil uji statistik menyimpulkan bahwa ada hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat pelaksana. Ada hu-bungan proporsi kinerja antara pera-wat yang memiliki persepsi baik dengan perawat yang memiliki persepsi kurang baik. Ada hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja. Ada hubungan antara sistem imbalan dengan kinerja. Hasil uji statistik menyimpulkan bahwa ada hubungan pengembangan karir dengan kinerja perawat pelaksana. Tidak ada hubungan antara supervisi dengan kinerja perawat pelaksana. Hasil analisis multivariat pada tabel diatas berarti variabel pengembangan karir yang paling berpengaruh terhadap kinerja, kemudian variabel kepemimpinan dan terakhir pendidikan. Hasil analisis didapatkan karir adalah faktor yang paling mempengaruhi kinerja perawat sebesar 30 kali lebih tinggi dibandingkan dengan karir yang kurang baik setelah di kontrol oleh variabel lama kerja, persepsi dan kepemimpinan. PEMBASAHAN Menurut pendapat peneliti tidak adanya hubungan antara umur dengan kinerja perawat pelaksana di Instalasi rawat inap RS X, disebabkan 257

karena adanya kecenderungan perawat-perawat senior sudah cukup merasa aman pada zona nyaman sebagai perawat dengan status pegawai negeri, sehingga dengan semakin bertambahnya umur perawat tersebut menjadi kurang termotivasi dan kurang bisa menampilkan kinerja yang baik. Perawat senior juga memiliki kecenderungan untuk tidak melaksanakan proses keperawatan dengan tepat dan tingkat ketaatan terhadap pekerjaan kurang. Perawat-perawat senior mempersepsikan karirnya sebagai perawat di instalasi rawat inap RS. X kurang baik. Mereka merasa pengembangan karirnya kurang terperhatikan sehingga cenderung menampilkan kinerja yang kurang baik (56,9%). Sebagian besar umur perawat pelaksana adalah berumur muda dan produktif, hal ini menjadi aset sekaligus tantangan bagi menajemen rumah sakit untuk mengelola menjadi energi yang potensial dalam meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan rumah sakit. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Baidoeri (2003) yang menyatakan ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja perawat pelaksana. Peningkatan status pendidikan perawat dapat meningkatkan kinerja perawat tersebut terutama pada aspek pelaksanaan proses keperawatan. Hasibuan (2007) menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Tingkat pendidikan mayoritas perawat pelaksana adalah vokasional, hal ini harus dimanfaatkan dengan baik karena merupakan sumber daya yang potensial untuk dapat meningkatkan kinerja pelayanan keperawatan di ruang rawat. Pihak manajemen rumah sakit perlu terus mendorong perawat untuk terus meningkatkan jenjang pendidikannya terutama meningkatkan proporsi perawat profesional. Hasil Pengamatan peneliti bahwa perawat pelaksana di RS X masih banyak yang baru masuk bekerja. Banyaknya tenaga kerja baru tentu saja akan mempengaruhi kinerja pelayanan secara umum. Tenaga kerja baru dan muda merupakan tenaga kerja potensial. Pengelolaan tenaga kerja baru perlu dilakukan dengan baik agar mereka mendapat pengalaman yang cukup dalam memberikan pelayanan. Keadaan ini merupakan tantangan bagi pihak rumah sakit untuk mengelola proses transfer keterampilan dari perawat senior kepada perawat-perawat baru. Semakin lama pengalaman kerja perawat maka semakin tinggi kinerja perawat tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prambudi (2004) yang menyatakan ada hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat pelaksana. Penelitian ini memperkuat pendapat Ilyas (2012) yang menyatakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh motivasi dan kemampuan. Menurut analisis peneliti motivasi kerja yang tergambar pada perawat pelaksana di instalasi rawat inap RS X dikarenakan rata-rata umur perawat berada pada rentang umur produktif. Umur produktif tersebut memacu motivasi diantara perawat untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kompetisi yang terjadi diantara perawat mengakibatkan dampak yang baik bagi peningkatan kinerja dan mutu pelayanan keperawatan. 258

Persepsi perawat pelaksana terhadap pekerjaan sebagai perawat menurut peneliti disebabkan karena perawat memiliki kebanggaan bekerja sebagai perawat di RS X. Mereka mempersepsikan bahwa dengan menjadi perawat akan memperoleh pekerjaan tetap dan memperoleh imbalan yang baik. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh perawat pelaksana juga mempengaruhi persepsi perawat terhadap pekerjaan dan profesinya. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sastradijaya (2004) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan dengan kinerja perawat pelaksana. Variabel kepemimpinan memiliki hubungan dengan kinerja menurut peneliti dikarenakan kepala ruangan menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat dengan lingkungan di RS X. Tingkat pendidikan kepala ruangan yang masyoritas S1 Keperawatan juga memiliki dampak positif pada kinerja perawat pelaksana. Pengamatan peneliti ada perawat yang menyatakan tidak puas dengan kompensasi yang diberikan oleh rumah sakit (45,4%). Salah satu alasan karyawan bekerja adalah untuk mengharapkan imbalan. Siagian (2008) mengatakan bahwa tidak dapat disangkal, motivasi dasar bagi kebanyakan orang menjadi pegawai pada suatu organisasi tertentu adalah untuk mencari nafkah. Berarti bila seseorang bekerja menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan tenaga serta menghabiskan sebagian waktunya untuk berkarya pada suatu organisasi, maka ia mengharapkan untuk menerima imbalan tertentu. Imbalan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup karyawan dan keluarganya Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sensumurti (2003) dan Setiawati (2010) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara jenjang karir perawat dengan kinerja perawat pelaksana. Hasil pengamatan peneliti, penelitian ini menunjukkan bahwa pentingnya pemberian kesempatan pengembangan karir untuk mendapatkan prestasi. Pemberian kesempatan pengembangan karir sebaiknya yang berhubungan dengan keahliannya supaya dapat ditularkan dengan yang lainnya, sehingga ilmu yang didapatkannya dapat untuk meningkatkan kinerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Suwatno (2011) yang berpendapat bahwa pengembangan karir merupakan pendekatan formal yang digunakan organisasi untuk menjamin bahwa pegawai dengan kualifikasi tepat dan berpengalaman tersedia saat dibutuhkan. Perawat pelaksana di RS X sebagian besar merasa pengembangan karir mereka masih kurang baik. Perawat menyatakan bahwa mereka jarang memperoleh kesempatan untuk mengikuti pelatihan, sulit untuk memperoleh kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sistem pengembangan jenjang karir yang kurang jelas, perawat merasa kesempatan untuk promosi kurang, dan promosi karir perawat tidak didasarkan pada penilaian kinerja yang baik dan transparan. SIMPULAN Faktor internal yang mempengaruhi kinerja perawat pelaksana di rumah sakit adalah: rata-rata umur responden berada pada usai produktif, lama kerja rata-rata kurang dari 4 ta- 259

hun, sebagian pendidikan perawat pelaksana adalah vokasional, motivasi dan persepsi perawat pelaksana terhadap pekerjaannya baik. Faktor eksternal kepemimpinan dan pengembangan karir dipersepsikan baik. Imbalan dan supervisi dipersepsikan kurang baik oleh sebagian besar perawat pelaksana di instalasi rawat inap RS X. Faktor internal yang berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana adalah variabel pendidikan, motivasi dan persepsi. Faktor internal yang tidak berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana adalah umur dan lama kerja. Faktor Eksternal yang berhubungan dengan kinerja adalah variabel kepemimpinan dan pengembangan karir. Faktor eksternal yang tidak berhubungan adalah imbalan dan supervisi. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana adalah pengembangan karir. Rekomendasi penelitian ini adalah membuat rancangan pola jenjang karir bagi perawat pelaksana, membuat pelatihan kepala ruangan terkait kepemimpinan dan manjemen keperawatan. Membuat SOP pelaksanaan supervisi di ruangan. Penambahan dan pendalaman materi terkait kinerja perawat pelaksana yang akan memperkaya landasan teori bagi mahasiswa. Perlu diadakan diskusi-diskusi dan seminar ilmiah terkait dengan kinerja perawat pelaksana. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian terkait kinerja disarankan untuk meneliti kinerja perawat pelaksana dari sudut pandang para manajer dan masyarakat. Perlu dilakukan penelitian kinerja perawat pelaksana dengan diperkuat oleh penelitian observasional dan penelitian terkait faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja perawat pelaksana. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, H. (2009). Factors affecting performance of hospital nurses in region saudi arabia. International Journal of Health Care Quality Assurance, 22, 40-54 Baidoeri, S. (2003) Hubungan antara karakteristik individu, motivasi kerja perawat dan kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang tahun 2003. Tesis program Pasca Sarjana FIM-UI, tidak Burn, N & Grove, S.K. (2009). The practice of nursing research appraisal, synthesis and generation of evidence. Sixt Edition. St. Louis, Missouri: Sounders Elsevier. Doucette, D. (2011). Should key performance indicator for clinical service be mandatory. Canadian journal of Hospital Pharmacy, vol 64 No.1 Gould, D., Kelly, D & Maidwell, A. (2001). Clinical nurses managers perception of factor affecting role performance. Proquest Nursing & Allied Health Source. Nursing Standard, 15,16, 33-37. Hasibuan, M.S.P. (2007). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Huber, D.L. (2006). Leadership and nursing care management. Third edition. Philadelphia, Pennsylvania : Saunders Elsevier Ilyas, Y. (2012). Kinerja teori, penilaian & penelitian. Edisi revisi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 260

Kemenkes R.I. (2009). Undangundang republik indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI Kemenkes RI. (2010). Rencana strategis kementerian kesehatan tahun 2010-2014. Keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor HK. 03.01/60/I/2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan Kurniati, T. (2001) Hubungan peran supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Jakarta. Tesis program Pasca Sarjana FIK-UI, tidak Lusiani, M. (2006). Hubungan karakteristik individudan sistem penghargaandengan kinerja perawat menurut persepsi perawat pelaksana di rsud wonogiri. Tesis program Pasca Sarjana FKM-UI, tidak Marquis, B.L & Houston, C.J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Teori dan aplikasi. Edisi 4. (Widyawati, Handayani & Fruriolina, Penerjemah). Jakarta: EGC Nomiko, D. (2007) Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kinerja perawat pelaksana ruang rawat inap di rumah sakit jiwa daerah provinsi jambi 2007. Tesis program Pasca Sarjana FIK-UI, tidak Osman, I.H & Berbary L.N. (2011). Data envelopment analysis model for the appraisal and relative performance evaluation of nurses at an intensive care unit. Journal Med Syst. 35, 1039-1062 Pancaningrum, D. (2011) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat pelaksanadi ruang rawat inap dalam pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit haji Jakarta tahun 2011. Tesis program Pasca Sarjana FIK-UI, tidak Panjaitan, R.U. (2004) Persepsi perawat pelaksana tentang budaya organisasi dan hubungannya dengan kinerja di rumah sakit marzoeki mahdi bogor 2004. Tesis program Pasca Sarjana FIK-UI, tidak Polit, D.F & Beck, C.T. (2012). Nursing research: generating and assessing evidence for nursing practice. 9 th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & wilkins. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2009) Fundamental of nursing, Edisi 7. (Renata Komalasari, Penerjemah). Jakarta: Salemba Medika. Prambudi, S. (2004) Analisis kinerja perawat pelaksana di RSUD Wonogiri. Tesis program Pasca Sarjana FKM-UI, tidak Robbins, S.P. (2006). Perilaku organisasi. Edisi lengkap. (Benyamin Molan, Penerjemah) Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia Royani. (2010). Hubungan sistem penghargaan dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di rumah sakit umum daerah cilegon banten. Tesis Program Pasaca Sarjana FIK-UI, tidak Rusmiati. (2006) Hubungan lingkungan organisasi dan karakteristik perawat dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan jakarta. Tesis pro- 261

gram Pasca Sarjana FIK-UI, tidak Sastradijaya, H.J. (2004) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit umum daerah cilegon tahun 2004. Tesis program Pasca Sarjana FKM-UI, tidak dipublikasi-kan. Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. Jakarta: Sangung Seto. Schoessler M.T & Aneshansley, P. (2008). The performance appraisal is a developmental tool. Journal for Nurses in Staff Development, 24. ER-E-18 Sensusiati. (2003) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit mekar sari tahun 2003. Tesis program Pasca Sarjana FKM-UI, tidak Setiawati, D. (2010). Determinan kinerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit tni al dr. mintoharjo Jakarta, 2010. Tesis program Pasca Sarjana FIK-UI, tidak Siagian, S.P. (2008). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Sitorus, R & Panjaitan R. (2011). Manajemen keperawatan: manajemen keperawatan di ruang rawat. Jakarta: Sagung Seto Sitorus, R & Yulia. (2006). Model praktik keperawatan professional di rumah sakit. penataan struktur & proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat. Panduan implementasi. Jakarta: EGC Sulistyowati, D. (2012). Analisis faktorfaktor yang mempengaruhi pencapaian target kinerja individu perawat pelaksana berdasarkan indek kinerja individu di gedung A RSUPN Cipto mangunkusumo. Tesis program Pasca Sarjana FIK- UI, tidak Suwatno & Priansa, D.J. (2011). Manajemen sumber daya manusia dalam organisasi publik dan bisnis. Bandung: Alfabeta. Swanburg, R.C. (2000). Pengantar kepemimpinan & manajemen keperawatan untuk perawat klinis. (Monica Ester, Penerjemah). Jakarta: EGC. Tomey, A.M. (2009). Nursing management and leadership. Eighth edition. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier Vasset, F., Marnburg, E & Furunes, T. (2011). The effect of performance appraisal in the Norwegian municipal health services: a case study. Human Resources for Health, 10.1186/1478-4491-9-22 262