BAB IV PEMBAHASAN. P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT)

SOP PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI PELANGGAN 197KVA

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

BAB II LANDASAN TEORI

SOP PEMELIHARAAN APP PENGUKURAN TDK LANGSUNG

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

Mematuhi aturan serta prosedur yang diguna-kan dalam merencana-kan dan menyiapkan pemasangan

SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

LAMPIRAN III : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL :

BAB III LANDASAN TEORI

PENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR

PRAKTIKUM I N S T A L A S I L I S T R I K

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOPERASIAN AUTOMATIC METER READING (AMR)

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi

BAB III PERANCANGAN ALAT

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk

BENGKEL LISTRIK SEMESTER III INSTALASI PENERANGAN 3 FASA

47 JURNAL MATRIX, VOL. 7, NO. 2, JULI 1971

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

Cos φ = V.I. Cos φ. PRINSIP DASAR kwh METER

ULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu :

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD)

BAB III PERAN SISTEM AMR DALAM MENURUNKAN SUSUT / LOSSES DISTRIBUSI

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

BAB III METODA SIMULASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

atau pengaman pada pelanggan.

1.3. Current Transformer (CT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. serta membatasi daya yang digunakan sesuai daya kontraknya.

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016.

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II LANDASAN TEORI

P2TL (PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK)

Kegiatan Belajar 4 : Alat Pengukur dan Pembatas (APP) Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Memahami alat pengukur dan pembatas (APP) Sub Capaian

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

BAB IV PEMANFAATAN PEMASANGAN AUTOMATIC METER READING (AMR) UPAYA MENEKAN SUSUT ENERGI DI PT PLN (PERSERO) AREA CIKUPA

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

BAB IV HASIL DAN ANALISA A. Pengujian Trafo Arus Proteksi dan Metering Lulus Uji (Passed) Trafo Arus Proteksi 300A/5A 5P-15 (Passed)...

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA X&XI. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

No. Nama Komponen Fungsi

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

PENGGUNAAN RELAY DIFFERENSIAL. Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan

Koreksi Faktor Daya. PDF created with FinePrint pdffactory trial version

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

BAB III KEBUTUHAN GENSET

PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG

BAB III PEMBAHASAN RELAY DEFERENSIAL DAN RELEY DEFERENSIAL GRL 150

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

BAB III LANDASAN TEORI

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN Sebelum melakukan pemasangan CT TR terdapat langkah langkah yang wajib apakah CT yang kita pasang baik di gunakan atau tidak berikut tahapan sebelum melakukan pemasanga CT TR 4.1 Pengujian Trafo Arus Sebelum Pemasangan Lingkup pengujian trafo arus sebelum pemasangan adalah sebagai berikut: 1. Pengujian Rasio, 2. Pengujian Beban, 3. Pengujian Polaritas, 4. Pengukuran Tahanan DC (R dc), dan 4.1.1Pengujian Rasio Trafo Arus Pengujian rasio CT dilakukan untuk membandingkan rasiotransformasi arus primer dan sekunder, apakah sesuai dengan tanda pengenal (nameplate) trafo arus. P 1 P 2 Alat Uji Arus S 1 S 2 A 220 V Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus 22

Pada gambar 4.1 menjelaskan dimana cara proses pengukran Rasio Arus pada CT,untuk alat yang di gunakan yaitu alat injek arus dan amper meter, pertama alat injek arus di kalungkan melewati lubang pada CT atau bagian primer CT setelah itu bagian pada sekunder pada CT di sambungkan ke Amper Meter, setelah itu alat injek di berikan arus contoh CT 100/5A, apabila bagian primer CT dilalui Arus 20A yang dihasilkan dari alat injek maka arus yang keluar dari bagian sekunder CT sebesar 1A, pengujian dilakukan bertahap sampai dengan arus pada primer CT 100A dan arus yang dibagian sekunder CT 5A, dengan demikian CT dapat dikatakan baik dan dapat dipergunakan. 4.1.2 Pengujian Beban (Burden) Trafo Arus Pengujian beban trafo arus dilakukan untuk mengetahui besar kemampuan trafo arus apakah masih sesuai dengan spesifikasi teknis yang tertulis pada tanda pengenal (nameplate) trafo arus. S1 Alat Uji A AV 220 Gambar 4.2 Rangkaian pengujian beban trafo arus Pada gambar 4.2 Pengujian secondary burden CT merupakan pengujian untuk mengetahui nilai aktual beban yang terpasang pada sisi sekunder CT, mulai dari kabel sampai dengan panel proteksi dan metering. Pengujian ini tidak bisa menentukan nilai burden nominal ataupun maksimal CT, untuk melakukan hal ini harus 23

menggunakan metode tegangan atau dengan alat uji yang dikenal dengan nama CT Analyzer. Mengetahui nilai burden pada sisi sekunder CT pada dasarnya cukup sederhana, karena hanya menggunakan perhitungan Hukum Ohm. Dimana VA = Arus x Tegangan. Apabila CT mengeluarkan arus 1A nominal, maka kita bisa memberikan arus sebesar 1A untuk sisi kabel yang terpasang pada CT. Terminal sekunder CT tidak boleh ikut dialiri arus karena akan berdampak timbulnya arus besar pada sisi primer. Di dalam pengujian ini pada dasarnya kita hanya ingin mengetahui berapa besarnya impedansi loop tertutup pada beban CT (kabel + relay + metering + dst). Apabila nilai burden atau impedansi terukur pada arus 1A melebihi rating burden nominal CT (dalam satuan VA), maka harus dilakukan penggantian kabel yang lebih besar atau penggantian relay dengan burden yang lebih kecil. 4.1.3 Pengujian Polaritas Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah arah arus (polaritas) dari trafo arus yang terpasang sudah benar. S Baterei + - P 1 P 2 + A - ma dc S 1 S 2 Gambar 4.3 Rangkaian Uji Polaritas Trafo Arus 24

Pada gambar 4.3 menjelaskan tentang polaritas CT, untuk alat yang di gunakan yaitu Batu Baterai yang di hubungkan ke melewati sisi primer pada CT lalu bagian sekunder CT di hubungkan ke ohm meter, setelah terhubung kita mainkan kabel yang terhubung kepada bagian positif (+) pada Baterai apa bila jarum penunjuk pada ohm mater bergerak ke arah kanan berarti kabel yang terhubung pada bagian positif (+) pada ohm meter di nyatakan kutup K,dan bagian lainnya di nyatakan kutup L, dan untuk bagian primer pada CT yang mengarah pada positif (+) batrai di nyatakan sisi S1, begitupun sebaliknya untuk bagian yang menghadap negatif (-) baterai di nyatakan S2. 1.1.4 Pengukuran Tahanan DC (R dc) Pengukuran tahanan DC trafo arus bertujuan untuk mengetahui nilai tahanan DC internal trafo arus. Nilai tahanan DC pada trafo arus biasanya pelaksana dipakai untuk menghitung setelan pada relay gangguan tanah terbatas (restricted earth fault). Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada semua terminal sekunder pada masing - masing inti seperti Gambar 4.4 - Terminal 1S 1 1S 2, AmΩ - Terminal 1S 1 1S 3, - Terminal 2S 1 2S 2, dan - Terminal 2S 1 2S 3. Gambar 4.4 Rangkaian Pengukuran Tahanan DC Trafo Arus Pada gambar 4.4 hanya menjelaskan tentang hubungan antargulangan atau koil yang terdapat di dalam CT itu sendiri, dari pengujian-pengujian sebelumnya sebenarnya sudah terwakilakan tampa harus melakukan pengujian khusus untuk tahan DC R ini. 25

4.2 Flow Chart Pemasangan CT (PD) Dalam pelaksanaan pemasangan CT adapun alur dari permohonan Perubahan Daya (PD) pelanggan hingga pembuatan Berita Acara (BA) atau tanda serah terima pekerjaan, sebagai berikut terlihat pada gambar 4.5. PERMOHONAN PD PELANGGAN (COSTUMER SERVICE) PEMBUATAN RAB DAN REKSIS (PERENCANAAN) PEMBUATAN SPK (NIAGA-SARPP) PELAKSANAAN (KONSTRUKSI-BUNG) Gambar 4.5 Flow Chart Penyambungan Dari gambar 4.5 di jelaskan tentang proses bisnis penyambungan dimulai dari pelanggan bayar sampai dengan tersambung, pada Kerja Peraktek ini dijelaskan salah satu contoh pelanggan yang mengajukan Proses Tambah daya dari B2/.33000 ke B2/66000VA, dengan no ID Pelanggan 546203434016 atas nama pelanggan PT GRAHA BERLIAN 26

UTAMA, yang di lakukan mulai dari tanggal permohonan 21/04/2016, lalu melakukan pembayaran di tanggal 26/04/2016, lalu di buatkan Perintah kerja (PK)/REKSIS di tanggal 27/04/2016, setelah itu menunggu proses pengebonan material dan di lakukan pemasangan di tanggal 17/05/2016, Berikut langkah- langkah proses pemasangan CT di lokasi tersebut 4.3 Pemasangan Current Transformer Berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP) tentang MEMASANG ALAT BANTU PENGUKURAN.yang bertumpuan kepada kode unit : DIS.KON.006(2).A TAHUN 2003. Yang menjelaskan tentang pemasangan CT/PT yang harus berkompeten dalam melakukan pengawatan, berikut langkah-langkah pemasangan CT tegangan rendah. Alat kerja 1. Obeng 2. Kunci Pas 17 3. Hand press K3 1. Sepatu Kerja Material 1. Current Tranformer TR 2. Kabel NYMHY 4x2,5mm 3. Schoen Kabel 2,5 mm Alat Ukur 1. Multi Meter 27

1.3.1 Persiapan Persiapan yang dilakukan sebelum pemasangan CT pada pelanggan sebagai berikut: A. Siapkan PK, BA, single line Diagram, peralatan kerja, material yang dipergunakan. B. Periksa kondisi material yang akan dipasang / pastikan material yang akan dipasang dalam keadaan baik. 4.3.2 Pelaksanaan Pengawatan Setelah semuah persiapan disiapkan mulai dari PK, BA dan material lainnya selanjutnya proses yang di lakukan adalah pelaksanaan pengawatan, tahapan yang di lakukan adalah sebagai berikut: A. Potong kabel NYMHY 4x2,5 mm sepanjang 100 cm. Gambar 4.6 Kabel NYMHY Kegunaan kabel pada gambar 4.6 utuk penyambungkan listrik dari terminal masing-masing CT. B. Gunakan kabel schoen ukuran 2,5 mm pada ujung kabel yang telah di kupas kulit nya. Gambar 4.7 Kabel Schoen 28

Kegunaan kabel schoen pada gambar 4.7 utuk mempermudah pengecangan pada terminal terminal CT dan terminal kwh, supaya tidak terjadi loss contact pada terminal C. Pasang CT pada busbar lalu kencangkan (melihat arah masuk arusnya melalui P1) Gambar 4.8 Pemasangan CT Pada Busbar D. Pasang kabel yang sudah di siapkan pada terminal sekunder CT, sambungkan terlebih dahulu terminal K pada (CT) ke terminal K pada masing - masing terminal (kwh) seperti pada gambar di bawah ini. Gambar 4.9 Pemasangan Kebel Dari Terminal K CT & kwh E. Pasang kabel yang sudah disiapkan pada terminal CT, sambungkan seluruh terminal L pada (CT) ke terminal netral pada busbar, begitu juga seluruh terminal L pada (kwh) 29

jadikan satu dan jumper ke terminal L pada CT seperti pada gambar di bawah ini. Gambar 4.10 Pemasangan Kebel Dari Terminal L CT & kwh F. Memberikan sumber tegangan untuk kwh dari busbar. Gambar 4.11 pemasangan Sumber tegangan Pada proses ini pemasangan kabel tegangan ini sangat penting karena untuk pembacaan kwh meter supaya kwh meter menyala. 4.4 Pemeriksaan APP yang telah selesai dipasang harus diperiksa, untuk mengetahui apakah hasil pemasangannya telah sesuai dengan permintaan kontrak. Bila pemasangan salah akan mengakibatkan pengukuran yang tidak benar, akibatnya akan timbul losses atau kerugian bagi PLN. Hal hal yang perlu diperiksa adalah: a) Memeriksa visual meter 30

b) Memeriksa resistans isolasi c) Memeriksa urutan phasa d) Memeriksa urutan phasa CT e) Memeriksa sirkit arus f) Memeriksa relai tarif ganda dan saklar waktu (Time switch) g) Memeriksa putaran piringan 4.4.1 Memeriksa visual meter Memeriksa visual meter yaitu memeriksa meter, perlengkapannya dan pengawatannya, apakah ada dalam keadaan baik, cacat atau rusak. Bila terjadi cacat atau rusak pada meter merupakan indikasi bahwa pada meter tersebut tekah terjadi sesuatu, sehingga perlu diperiksa lebih lanjut. Untuk memeriksa gunakan tabel berikut. Tabel 4.1 Pemeriksaan Visual NO NAMA ALAT KEADAAN Baik Cacat Rusak 1 Kotak APP 2 Meter 3 Pemutus Mini 4 Termiinal 5 Kawat : -Warna -Lebel -Pengikat KETERANGAN Sumber:Opdist/mn/2006 4.4.2 Memeriksa Resistans Isolasi Pemeriksaan resistans isolasi dilakukan terhadap APP, perlengkapan beserta sirkitnya sebelum disambung pada sumber listrik dan beban, untuk memeriksa digunakan tabel sebagai berikut: 31

TABEL 4.2 PEMERIKSAAN RESISTANS ISOLASI APP No Yang Diperiksa A Meter Sambungan Langsung Fase tunggal sirkit fase 1 pembumian 2 Fase tuga Sirkit R, S, T - pembumian Meter Sambungan Tidak Langsung B Fase Tiga 1 Sirkit arus fase R Pembumian 2 Sirkit arus fase S Pembumian 3 Sirkit arus fase T - Pembumian 4 Sirkit arus fase R sirkit arus fase S 5 Sirkit arus fase R sirkit arus fase T 6 Sirkit arus fase S sirkit arus fase T 7 Sirkit tegangan R, S, T - Pembumian Sirkit tegangan R, S, t sirkit arus 8 fase R Sirkit tegangan R, S, T sirkit arus 9 fase S Sirkit tegangan R, S, T sirkit arus 10 fase T Pengukuran dengan tester (megger 11 500V) Hasil (mega Ohm) Minimum (mega Ohm) Catatan = Pembumian CT dilepas. sumber :opdist/mn/2006 4.4.3 Memeriksa Uruttan Phasa Pemeriksaan menggunakan phasa sequence indicator / phase angle indicator sebagai berikut : a) periksa urutan phasa sumber b) sambung APP dengan sumber c) periksa urutan phasa pada sis beban d) bila urutan phasa pada sumber dan sisi beban sudah sama maka pemasangan sudah betul 32

4.4.4 Memeriksa Urutan Phasa CT Pemeriksaan di lakukan Secara Visual dengan mengurutkan satu persatu jurusan kabel yang kita pasang sebelumnya, langkah langkah yang harus di lakukan sebagai berikut. a) Lakukan pemeriksaan secara visual terhadap rangkaian pengawatan yang sudah terpasang, cek ulang di bagian mur/bautnya CT dan kwh. b) Memeriksa Posisi P1, P2, dan S1, S2. c) Memasukan sumber tegangan dari posisi P1 pada CT. d) Lakukan pengujian dengan beban tiga phasa. 4.4.5 Memeriksa relay tarif ganda pada kwh meter Pemeriksaan relay tarif ganda dilakukan dengan memberikan tegangan pada terminal relay kwh meter tarif ganda. Periksa indikator relay WBP apakah sudah bekerja dan menunjuk dengan baik. (Pemberian tegangan tersebut sesuai dengan tegangan pengenal relay tarif ganda tersebut pada papan nama kwh meter). 4.4.6 Memeriksa saklar waktu (time switch) Pemeriksaan saklar waktu dilakukan dengan memberikan tegangan pada terminal suplay apakah jarum jam mulai bekerja. Kemudian periksa kerja kontaktor dengan menggeser seting hingga kontaktor bekerja buka atau tutup (kontaktor diperiksa dengan Ohm meter) 4.4.7 Memeriksa Putaran Piringan Pemeriksaan Putaran Piringan dilakukan dengan membebani setiap phasa menggunakan lampu pijar (untuk meter sambungan langsung) dengan daya sesuai kebutuhan lihat tabel rendah kebutuhan tabel pemeriksaan putaran piringan (untuk meter tegangan rendah sambungan tidak langsung digunakan beban sesungguhnya). Untuk kwh meter tegangan rendah sambungan 33

tidak langsung pemeriksaan setiap phasa hanya untuk mengetahui arah putaran dengan cara menghubung pendek rangkaian arus (sesaat) atau melepas tegangan pada meter. Putaran piringan harus sesuai dengan arah penunjuk putaran (arah panah). Beban untuk setiap phasa : 0,5 Id (arus dasar). TABEL 4.3 PEMERIKSAAN PUTARAN PIRINGAN No Fasa Beban Arah Putaran Keterangan (Watt) 1 R Sesuai / Tidak 2 S Sesuai / Tidak 3 T Sesuai / Tidak Sumber :Opdist/mn/2006 Pada Tabel 4.3 Digunakan beban sesungguhnya untuk kwh meter tegangan rendah sambungan tidak langsung pemeriksaan setiap phasa hanya untuk mengetahui arah putaran dengan cara menghubung pendek rangkaian arus (sesaat) atau melepas tegangan pada meter. 34