1 BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat ketat karena setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat menciptakan produk yang diminati oleh masyarakat. Semakin berkembangnya gaya hidup masyarakat juga mengharuskan setiap perusahaan untuk terus menciptakan inovasi baru dapat menciptakan produknya. Selain itu, perusahaan juga harus dapat memprediksi bisnis dan membaca peluang pasar yang sedang berkembang. Perkembangan bisnis consumer good, khususnya makanan dan minuman secara umum di Indonesia setelah melewati masa krisis moneter tahun 1997 terus berkembang. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya pembangunan modern market di kota besar maupun kecil sebagai tempat untuk menyerap produk makanan dan minuman untuk dijual kepada konsumen akhir. Bisnis makanan dan minuman di Indonesia, khususnya bisnis makanan ringan telah berkembang dengan pesat. Pemain pada sektor ini tidak hanya didominasi oleh para pemain lama yang memiliki reputasi besar di indutri makanan, tetapi juga diramaikan oleh pemain-pemain baru maupun produk-produk impor yang masuk ke Indonesia. Menurut laporan United States Departement of Agriculture (USDA) tahun 2004 no 4015 yang dikutip dalam jurnal Indonesia s modern retail sector menjelaskan bahwa pasar makanan ringan Indonesia terus tumbuh setiap tahunnya, dan pada tahun 2007 diprediksi permintaan sektor ini mampu mencapai nilai hingga 6 triliun rupiah. Hal ini mendorong produsen dari luar negeri untuk ikut meramaikan pasar makanan ringan di Indonesia. Persaingan yang ketat menyebabkan perusahaan semakin sulit untuk meningkatkan jumlah konsumen. Banyaknya pemain dalam pasar dengan segala macam keunggulan produk yang ditawarkan membuat perusahaan semakin sulit untuk merebut pasar pesaing. Oleh sebab itu, perusahaan harus mampu membuat ciri khas dan keunggulan dari produk mereka dalam berbagai segi untuk dapat bersaing dengan para perusahaan kompetitor yang juga selalu berusaha untuk menciptakan ciri khas dari produk mereka.
2 Brand (merek) dewasa ini berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan. Suatu perusahaan beroperasi untuk mendapatkan profit atau keuntungan, juga untuk mempertahankan kelangsungan hidup bisnisnya. untuk memenangkan persaingan, sebuah perusahaan dituntut melakukan strategi pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan. Dalam kondisi semakin meningkatnya persaingan produk-produk sejenis dan perilaku konsumen yang cenderung ingin mencoba merek-merek baru yang dikeluarkan oleh perusahaan pesaing untuk mendapatkan kepuasan, manfaat yang lebih, dan memenuhi rasa ingin tahu terhadap merek baru tersebut. Konsumen dalam memilih suatu merek produk akan melalui tahap percobaan terlebih dahulu, pada tahap ini seringkali konsumen akan mencoba berbagai merek yang berbeda. Jika dirasakan merek tersebut cocok dan memenuhi apa yang diharapkan dari produk sejenis, maka konsumen akan terus mencari merek tersebut. Merek yang baik tentunya memiliki citra merek yang baik pula. Citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian Pengetahuan produk juga merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan konsumen dalam memilih suatu produk sebelum melakukan pembelian. Pengetahuan produk adalah cakupan seluruh informasi akurat yang disimpan dalam memori konsumen yang sama baiknya dengan persepsinya terhadap pengetahuan produk. Konsumen dengan pengetahuan yang lebih tinggi akan menjadi lebih realistis dalam pemilihan produk yang sesuai dengan harapannya. Dimana, semakin tinggi pengetahuan konsumen dalam pembelian suatu produk, maka dapat meningkatkan kemampuan konsumen untuk membuat pilihan yang lebih memuaskan. Citra merek dan pengetahuan produk yang positif dan baik dalam benak konsumen akan menghasilkan suatu minat pembelian konsumen. Suatu minat pembelian merupakan proses dimana konsumen mengevaluasi terlebih dahulu produk yang diinginkannya sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian. Minat pembelian juga bisa terjadi ketika seorang konsumen sudah pernah mencoba produk yang dibelinya. Karena pengalaman yang pernah dirasakan memberikan nilai yang positif, maka akan muncul lagi minat beli
3 seorang konsumen. Minat pembelian konsumen yang tinggi akan menghasilkan suatu proses keputusan pembelian. Keputusan pembelian adalah preferensi konsumen atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan dan niat konsumen untuk membeli merek yang paling disukai. Keputusan pembelian dapat dilakukan konsumen terhadap produk yang disukainya karena produk sesuai dengan keinginannya. Dewasa ini, banyak bermunculan perusahaan-perusahaan distributor yang menjual makanan-makanan ringan, khususnya produk wafer. Hal tersebut dikarenakan meningkatnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi makanan ringan ketika mereka sedang bersantai bersama keluarga maupun teman. Meski hanya makanan camilan, ternyata market size wafer secara total diperkirakan senilai Rp 3 triliun untuk tahun 2009. Dari jumlah itu wafer cream masih mendominasi 55%, dan wafer stick sebesar 45%. (www.swa.co.id). Salah satu perusahaan yang menjual produk wafer, yaitu CV. Analis Family Group. CV. Analis Family Group merupakan sebuah perusahaan distributor yang cukup besar di Jakarta Selatan. CV. Analis Family Group didirikan oleh bapak Budi Manto (selaku direktur atau owner) pada tanggal 1 Juli 2009. Pada awalnya, CV. Analis Family Group hanya berfokus menjual produk minuman saja. Namun, setelah melihat peluang pasar yang cukup besar dalam bisnis makanan, maka tepatnya pada tahun 2011, bapak Budi Manto mulai melebarkan usahanya menjadi distributor minuman dan makanan. Produk wafer dengan merek Tango yang dipilih oleh bapak Budi Manto untuk dijual oleh perusahaannya. Untuk produk makanan ringan, biasanya dapat dijual secara eceran atau satuan. Untuk memperoleh wafer Tango, Bapak Budi Manto memasoknya dari PT. Arta Boga Cemerlang yang merupakan distributor tunggal dari Orang Tua Group yang memproduksi wafer Tango. Wafer Tango pertama kali di luncurkan pada tahun 1993. Tango dikemas dalam kemasan mini dan bisa sekali gigit potongan kecil-kecil. Selain menawarkan kepraktisan, diferensiasi tersebut juga ditujukan untuk menekan harga jual bagi konsumen.
4 Perlahan tapi pasti, Tango mulai menancapkan cengkeramannya di pasar wafer di Tanah Air. Dalam waktu singkat, Tango berhasil menyebar ke seluruh penjuru Tanah Air. Keberadaannya langsung mengereknya menjadi merek wafer terdepan hingga sekarang. Tango benar-benar tangguh melenggang sendirian sebagai wafer lokal yang dicari pasar. Bahkan memasuki akhir 1990-an, Tango berhasil meraih lebih dari separuh pangsa pasar wafer di Indonesia - bahkan ada yang mengatakan sampai 75%. Sumber SWA mengatakan, gara-gara popularitasnya, Tango berhasil diproduksi dalam kapasitas penuh, 1.500 ton/bulan. Wafer Tango dengan konsep One Bite Size merupakan wafer yang pas untuk di kunyah. Wafer Tango terdiri dari banyak varian, diantaranya Tango Chocolate, Tango Vanilla Milk, Tango Strawberry Jam, Tango Royale Vanilla Black, Tango Royale Cappucino, Tango Fusion Chocolate Milk, Tango Less Sugar, dan Tango Crunch Cake. Berikut adalah data penjualan produk wafer Tango pada CV. Analis Family Group: Tabel 1.1 Data Penjualan Wafer Tango Di CV. Analis Family Group (Wilayah Jakarta Selatan) Produk Wafer Tango 500 (10gr) Wafer Tango Non 500 (19gr, 76gr, 171gr, 400gr) Jumlah Penjualan Januari 2013 Februari 2013 Maret 2013 April 2013 31 karton 28 karton 26 karton 23 karton (3720 pcs) (3360 pcs) (3120 pcs) (2760 pcs) 27 karton 23 karton 19 karton 16 karton (3240 pcs) (2760 pcs) (2280 pcs) (1920 pcs) Sumber : CV. Analis Family Group
5 Keterangan: 1 karton = 6 box; 1 box = 20pcs Berdasarkan ICSA (Indonesian Customer Satisaction Award), untuk produk kategori wafer tahun 2003 sampai 2013 dimenangkan oleh wafer Tango. (http://www.icsa-indo.com/winner/). Selain itu, sejak tahun 2004 2013, wafer Tango memperoleh penghargaan TOP BRAND award untuk kategori wafer. Penghargaan ini membuktikan Tango telah ada dihati konsumen Indonesia dan menjadi pilihan terbaik sebagai wafer berkualitas dan bercita rasa tinggi. (http://www.ot.co.id/company_achievement.aspx). Namun, terlihat dari tabel penjualan yang ada, volume penjualan wafer Tango masih rendah dan mengalami penurunan setiap bulannya. Penurunan penjualan tersebut menjadi masalah yang sedang di hadapi oleh perusahaan. Banyak perusahaan yang bersaing dengan menciptakan produk sejenis wafer dengan varian rasa yang baru untuk menyaingi produk wafer Tango dan berusaha merebut pangsa pasar yang ada. Beberapa produk kompetitor dari wafer Tango adalah wafer Gery (PT. Garuda Food), wafer Zuperrr Keju (PT. Mayora Indah), wafer Richessee Nabati ( PT. Kaldu Sari Nabati), dan lainlain. Selain itu, di jaman modern seperti ini, masyarakat lebih suka berbelanja di minimarket atau supermarket karena kelengkapan dan kenyamanan yang diberikan dibandingkan dengan berbelanja di toko tradisional. Jika masalah tersebut diabaikan akan berpengaruh pada profitabilitas perusahaan. Disamping itu, ketika penulis mengadakan wawancara dengan Bapak Budi Manto selaku direktur CV. Analis Family Group, beliau meminta peneliti untuk menganalisis bagaimana citra merek wafer Tango dibenak konsumen dapat mempengaruhi konsumen untuk berminat membeli wafer Tango. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti ingin menganalisis sebuah penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Citra Merek dan Pengetahuan Produk terhadap Minat Pembelian yang Berdampak pada Proses Keputusan Pembelian Produk Wafer Tango.
6 1.2 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, saya membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada penjualan produk wafer Tango di daerah Jakarta Selatan, dan saya juga akan mengambil sampel penelitian hanya pada daerah Jakarta Selatan. Ruang lingkup ini saya batasi agar penelitian menjadi lebih mudah untuk di analisa karena jangkauannya tidak terlalu luas. 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada, dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh citra merek terhadap minat pembelian pada produk wafer Tango di CV. Analis Family Group? 2. Seberapa besar pengaruh pengetahuan produk terhadap minat pembelian pada produk wafer Tango di CV. Analis Family Group? 3. Seberapa besar pengaruh minat pembelian terhadap proses keputusan pembelian pada produk wafer Tango di CV. Analis Family Group? 4. Seberapa besar pengaruh citra merek terhadap proses keputusan pembelian pada produk wafer Tango di CV. Analis Family Group? 5. Seberapa besar pengaruh pengetahuan produk terhadap proses keputusan pembelian pada produk wafer Tango di CV. Analis Family Group? 6. Seberapa besar pengaruh citra merek, pengetahuan produk, minat pembelian terhadap proses keputusan pembelian pada produk wafer Tango di CV. Analis Family Group? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh citra merek terhadap minat pembelian pada produk wafer tango di CV. Analis Family Group. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengetahuan produk terhadap minat pembelian pada produk wafer tango di CV. Analis Family Group. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh minat pembelian terhadap proses keputusan pembelian pada produk wafer Tango di CV. Analis Family Group.
7 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh citra merek terhadap proses keputusan pembelian pada produk wafer Tango di CV. Analis Family Group. 5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengetahuan produk terhadap proses keputusan pembelian pada produk wafer tango di CV. Analis Family Group. 6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh citra merek, pengetahuan produk, dan minat pembelian terhadap proses keputusan pembelian pada produk wafer tango di CV. Analis Family Group. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu sebagai berikut: 1.5.1 Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengembangkan strategi untuk meningkatkan penjualannya. 1.5.2 Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan pengetahuan bagi pembaca. Dan juga dapat dijadikan referensi jika ada pembaca yang ingin menyusun penelitian di kemudian hari. 1.5.3 Bagi Penulis Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis tentang bagaimana menyusun laporan penelitian yang baik, sehingga penulis tidak akan mengalami kesulitan jika ingin menyusun laporan penelitian dikemudian hari. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian Untuk memudahkan dalam pembacaan, secara umum penelitian ini akan dibuat dalam 5 bab, yang terdiri dari: BAB I : PENDAHULUAN
8 Pada bab ini berisi tentang Latar Belakang, Ruang Lingkup Penelitian, Identifikasi Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan Penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisi tinjauan pustaka bagi teori-teori yang mendasari, relevan dan terkait dengan subyek dan permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan laporan skripsi, dan hipotesis. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini berisi metode yang digunakan, data yang diperlukan, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisa data. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum dan sejarah tempat penelitian, proses analisis terhadap masalah dan diteliti. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi tentang kesimpulan mengenai masalah yang telah dianalisis dan saran dari penulis.