BAB IV METODOLOGI PENELITIAN START. Pengumpulan data. Analisis beban. Standar rencana tahan gempa SNI SNI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fasilitas rumah atau asrama yang dikhususkan untuk tempat tinggal

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

BAB I. Perencanaan Atap

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

Gambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

BAB V ANALISIS PEMBEBANAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

BAB IV METODE PENELITIAN DAN ANALISIS

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

4. BAB IV METODE PENELITIAN

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statik Ekivalen

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

Jl. Banyumas Wonosobo

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tata Langkah Penelitian. Tata langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini : Mulai

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON DAN SNI GEMPA

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. tiap lantai. Berikut ini perhitungan beban-beban tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

Perhitungan Struktur Bab IV

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI YOGYAKARTA

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

PEMODELAN DINDING GESER BIDANG SEBAGAI ELEMEN KOLOM EKIVALEN PADA MODEL GEDUNG TIDAK BERATURAN BERTINGKAT RENDAH

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

BAB IV ANALISIS STRUKTUR ( MENGGUNAKAN LANTAI BETON BONDECK ) Sebuah gedung perhotelan 9 lantai direncanakan dengan struktur baja.

BAB III LANDASAN TEORI. Bangunan Gedung SNI pasal

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

menggunakan ketebalan 300 mm.

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RS. GRHA KEDOYA, JAKARTA BARAT. Oleh : MARTINUS SATRIYO HADIWIBOWO NPM. :

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR WILAYAH DIRJEN PAJAK SULAWESI SELATAN, BARAT DAN TENGGARA

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. program ETABS V Perencanaan struktur dengan sistem penahan-gaya

TUGAS AKHIR RC

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG. Oleh : BAYU ARDHI PRIHANTORO NPM :

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

BAB V ANALISIS BEBAN GEMPA Analisis Beban Gempa Berdasarkan SNI

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71

Perbandingan perencanaan struktur berdasarkan SNI dan SNI 1726:2012 (Studi Kasus : Apartemen Malioboro City Yogyakarta) 1

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG TINGKAT TINGGI

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG

BAB IV ANALISIS STRUKTUR

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

Transkripsi:

6 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tahapan Penelitian 1. Langkah-langkah Penelitian Secara Umum Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian analisis komparasi antara SNI 03-176-00 dan SNI 03-176-01 dengan studi kasus pada gedung AR-Fachruddin dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut. START Pengumpulan data Analisis beban Standar rencana tahan gempa SNI 03-176-00 SNI 03-176-01 Pemodelan struktur - Faktor percepatan respon spektra - Waktu getar alami fundamental (T) - Story drift Analisi kelayakan SNI 03-176-00 Analisi kelayakan SNI 03-176-01 Kesimpulan Selesai Gambar 4.1 Proses pelaksanaan secara umum Gambar 4.1 menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan penelitian ini secara umum dari awal hingga akhir penelitian. Penelitian ini dimulai dari

7 menentukan permasalahan yang akan diteliti, dan kemudian dari permasalahan tersebut dapat dijadikan sebuah topik yang akan dibahas. Setelah menentukan sebuah topik, selanjutnya mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian seperti mutu beton dan baja yang digunakan, gambar struktur serta literatur literatur yang berkaitan dengan penelitian. Kemudian, menghitung pembebanan portal secara manual yaitu beban mati, beban hidup, dan beban atap. Setelah semua beban telah dihitung, selanjutnya yaitu menentukan standar rencana tahan gempa yaitu SNI 03-176-00 dan SNI 03-176-01, kemudian membuat pemodelan serta menganalisis SNI 00 dan 01 dengan menggunakan program numerik yaitu ETABS v9.7.. Hasil output dari analisis tersebut selanjutnya digunakan untuk menghitung Faktor percepatan respons spektrum, waktu getar alami fundamental (T) dan Story Drift pada gedung AR.Fachruddin. setelah itu, dapat diketahui kelayakan Gedung AR. Fachruddin berdasarkan SNI 03-176-00 dan SNI 03-176-01.. Langkah-langkah Penelitian Statik Ekuivalen Langkah-langkah penelitian untuk response spektrum sesuai dengan SNI 03-176-00 dan SNI 03-176-01 dengan studi kasus pada gedung AR-Fachruddin dapat dilihat pada Gambar 4. berikut.

8 START Pengumpulan data Analisis beban Standar rencana tahan gempa SNI 03-176-00 SNI 03-176-01 V = ((C1xI)/R)xWt Hitung nilai fx - Hitung Cs max, Cs min, Cs hitungan - V = ((C1xI)/R)xWt -Hitung nilai fx Output - Displacement - Interstory - Kenaikan interstory Output - Displacement - Interstory - Kenaikan interstory Kesimpulan Selesai Gambar 4. Proses pelaksanaan statik ekuivalen 4. Lokasi Gedung Lokasi gedung ini berada di Jl. Lingkar Selatan, Kasihan, Tamantirto, Bantul, Tamantirto, Kasihan, Yogya, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan batasan wilayah sebagai berikut: Batas Utara : Jalan Desa Tegal Rejo Batas Selatan` : Jalan Rajawali

9 Batas Barat Batas Timur : Desa Ngebel : Jalan Lingkar Selatan RingRoad Gedung AR Fachruddin yang dimiliki oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memiliki gedung kembar, dengan masing-masing gedung memiliki 6 lantai. Gedung AR Fachruddin ini difungsikan sebagai gedung kesekretariatan dan pada gedung lantai 5 berfungsi sebagai aula pertemuan. 4.3 Peraturan-Peraturan yang Digunakan Standar yang digunakan dalam perancangan struktur gedung ini adalah : 1. SNI 03-176-00 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung.. SNI 03-176-01 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. 3. PPIUG 1983 tentang Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung. 4.4 Data Struktur 1. Data Umum Data perancangan merupakan data yang diperoleh dari Biro Aset Universitas Muhammadiyah Yogyakarta maupun literatur-literatur seperti buku-buku, jurnal-jurnal, peraturan-peraturan yang telah dilegalisirs serta situssitus yang bersumber dari pemerintah. Adapun data perancangan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah : Fungsi Gedung Sistem Struktur Elevasi Tertinggi Gedung : 4,7 m Jumlah Lantai Tinggi Lantai Dasar 1 Tinggi Lantai 1 6 : Gedung kesekretariatan : Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus : 6 Lantai : 4,18 m : 3,4 m

30. Data Beton Mutu Beton F c : 5 MPa 3. Dimensi Element Struktur a. Balok - B1 = 300mm x 400mm - B1A = 50mm x 400mm - B = 300mm x 600mm - B3 = 50mm x 400mm - B4 = 00mm x 600mm - B = 50mm x 400mm - G = 600mm x 600mm b. Kolom - K1A = 600mm x 600mm - K1B = 600mm x 600mm - K1C = 600mm x 600mm - K = 600mm x 600mm - K3 = 600mm x 600mm - K4 = 300mm x 600mm - K5 = 300mm x 600mm - K6 = 50mm x 600mm - K8 = 400mm x 400mm c. Pelat Lantai - Lantai = 10mm - Bordes = 150mm - Tangga = 00mm

31 4.5 Pemodelan A. Pemodelan struktur menggunakan program numerik yaitu software ETABS v.9.1.. B. Menghitung secara manual jumlah beban mati dan beban angin secara manual. C. Memasukkan semua beban yang bekerja ke dalam program ETABS. D. Tumpuan yang digunakan pada struktur bangunan berjenis jepit karena struktur bangunan diharapkan mampu menahan gaya dari segala arah dan momen yang terjadi sedangkan pada atap berjenis sendi dan roll karena pada kedua tumpuan ini diharapkan mampu menahan beban yang berubahubah untuk disalurkan ke kolom yang ada dibawahnya. E. Pemodelan kolom dan balok pada program ETABS dimodelkan sebagai elemen satu dimensi atau elemen garis lurus. Elemen garis merupakan elemen yang panjang dan langsing dengan potongan melintang nya lebih kecil dibandingkan ukuran panjangnya. Elemen garis dapat dibedakan menjadi elemen lurus dan elemen melengkung. F. Pemodelan plat lantai dimodelkan sebagai elemen dimensi atau elemen datar. Elemen datar adalah elemen yang ketebalannya lebih kecil dari pada ukuran panjangnya. G. Massa yang diperhitungkan sebagai beban gempa, terdiri dari 100 % beban mati dan 30% beban hidup. H. Pemodelan tangga dan kuda-kuda dimodelkan secara terpisah, hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam proses pemodelan.

3 Gambar 4.3 Tampak depan Gedung AR-Fachruddin 4.6 Perhitungan Pembebanan Struktur 1. Pembebanan Pelat Lantai Pspesi = 100 kg/m 3 Purugan pasir (5 cm) = 80 kg/m Tebal Spesi = cm = 0,0 m Beban Mati (DL) Qkramik = 400 = 4kg/m Qspesi = 0,0 x 100 = 4 kg/m Qurugan pasir (5cm) = 80 kg/m Total DL = Qkeramik+Qspesi+Qurugan pasir =4+4+80 =146 kg/m Beban Hidup (LL) =50 kg/m Beban Hidup didapat dari PPPURG 1983 untuk gedung perkantoran

33. Pembebanan Pelat Bordes Pkeramik = 400 kg/m 3 Pspesi = 100 kg/m 3 Total Spesi = cm = 0,0 m Beban Mati (DL) Qkeramik =400 = 4 kg/m Qspesi =0,0 x 100 = 4 kg/m Total DL =Qkeramik + Qspesi =4+4 =66 kg/m Beban Hidup (LL) = 300 kg/m Beban Hidup didapat dari PPPURG 1983 untuk gedung perkantoran 3. Pembebanan Tangga a. Pembebanan Tangga Tipe 1 Gambar 4.4 Tangga tipe 1

34 Diketahui : Panjang ruang tangga Lebar ruang tangga Panjang bordes Lebar bordes Panjang datar tangga Tinggi antar tangga (1) Tinggi antar tangga () Tinggi tangga Panjang miring tangga = 4, m =,4 m =,4 m = 1,5 m =,7 m =,8 m = 1,9 m = 4,18 m =,7²+,8² = 3,5 m Panjang miring tangga =,7²+1,9² = 3,3 m Pembebanan plat tangga : Tinggi Uptrede = 0 cm = 0, m Lebar Antrede = 30 cm = 0,3 m Jumlah anak tangga tiap 1m = 3,33 buah Qkeramik =400 = 4 kg/m Qspesi =0,0 x 100 = 4 kg/m Beban Mati (DL) Berat anak tangga (beton) = Tinggi Uptrede x Lebar Antrede x jumlah anak tangga tiap 1 m x 0,5 x Qkeramik x lebar tangga =0, x0,3 x3,33 x0,5 x 4 x,4 = 5,75 kg/m Berat keramik = (Tinggi Uptrede + Lebar Antrede) x jumlah anak tangga tiap 1 m x Qkeramik x lebar tangga

35 Berat spesi Total beban mati = (0, + 0,3) x 3,33 x 4 x,4 = 96 kg/m = (Tinggi Uptrede + Lebar Antrede) x jumlah anak tangga tiap 1 m x Qspesi x lebar tangga = (0, + 0,3) x 3,33 x 4 x,4 = 164,8 kg/m = Berat anak tangga (beton) + Berat keramik + Berat spesi = 5,75 + 96 + 164,8 = 66,55 kg/m Beban Hidup (LL) = 300 kg/m Beban Hidup didapat dari PPPURG 1983 untuk gedung perkantoran

36 b. Pembebanan tangga tipe Gambar 4.5 Tangga tipe Diketahui : Panjang ruang tangga = 4, m Lebar ruang tangga =,4 m Panjang bordes =,4 m Lebar bordes = 1,5 m Panjang datar tangga =,7 m Tinggi antar tangga = 1,71 m Tinggi tangga = 3,4 m Panjang miring tangga =,7² + 1,71² = 3, m Pembebanan plat tangga : Tinggi Uptrede = 0 cm = 0, m

37 Lebar Antrede = 30 cm = 0,3 m Jumlah anak tangga tiap 1m = 3,33 buah Qkeramik =400 = 4 kg/m Qspesi =0,0 x 100 = 4 kg/m Beban Mati (DL) Berat anak tangga (beton) = Tinggi Uptrede x Lebar Antrede x jumlah anak tangga tiap 1 m x 0,5 x Qkeramik x lebar tangga =0, x0,3 x3,33 x0,5 x 4 x,4 = 5,75 kg/m Berat keramik = (Tinggi Uptrede + Lebar Antrede) x jumlah anak tangga tiap 1 m x Qkeramik x lebar tangga = (0, + 0,3) x 3,33 x 4 x,4 = 96 kg/m Berat spesi Total beban mati = (Tinggi Uptrede + Lebar Antrede) x jumlah anak tangga tiap 1 m x Qspesi x lebar tangga = (0, + 0,3) x 3,33 x 4 x,4 = 164,8 kg/m = Berat anak tangga (beton) + Berat keramik + Berat spesi = 5,75 + 96 + 164,8 = 66,55 kg/m Beban Hidup (LL) = 300 kg/m Beban Hidup didapat dari PPPURG 1983 untuk gedung perkantoran

38 4. Pembebanan Atap a. Atap Lift Tipe Tajuk Gambar 4.6 Rangka atap lift Memiliki bentang Profil kuda-kuda = 7, m Tiang penyanggah = Pipa ϕ 4 Kaki kuda-kuda = Pipa ϕ 4 Ikatan antar truss = Pipa ϕ 3 1) Beban mati Diketahui berat jenis geteng = 50kg/m (PBI 1983) 1 x Jarak x BJ Genteng =..kg/m Titik 1 = 1 x 0,5 x 50 =1,5 kg/m Titik = (( 1 x 0,5) + (1 Titik 3 = (( 1 x 1,1) + (1 Titik 4 = (( 1 x 1,1) + (1 x 1,1)) x 50 = 40 kg/m x 1,1)) x 50 = 55 kg/m x 1,1)) x 50 = 55 kg/m Titik 5 = (( 1 x 1,1) + (1 x 1,37)) x 50 = 61,75 kg/m

39 Titik 6 = (( 1 x 1,37) + (1 Titik 7 = (( 1 x 1,37) + (1 x 1,37)) x 50 = 68,5 kg/m x 1,1)) x 50 = 61,75 kg/m Titik 8 = (( 1 x 1,1) + (1 Titik 9 = (( 1 x 1,1) + (1 Titik 10 = (( 1 x 0,5) + (1 x 1,1)) x 50 = 55 kg/m x 1,1)) x 50 = 55 kg/m x 1,1)) x 50 = 40 kg/m Titik 11 = 1 x 0,5 x 50 = 1,5 kg/m ) Beban hidup Beban hidup didapat dari PPPURG 1983 untuk gedung perkantoran yaitu 100 kg 3) Beban Angin Diketahui: Kecepatan Angin = 5 m/s Beban Angin P= V = 5 16 16 Koefisien angin desak = 0,3 Koefisien angin hisap = -0,4 Angin Desak =39,06 kg/m Titik 1 = P x Koef angin desak x (( 1 x jarak)) =.. kg/m = 39,06 x 0,3 x ( 1 x 0,5) =,995 kg/m Titik = 39,06 x 0,3 x (( 1 x 0,5) + (1 x 1,1)) = 9,3744 kg/m Titik 3 = 39,06 x 0,3 x (( 1 x 1,1) + (1 x 1,1)) = 1,8898 kg/m

40 Titik 4 = 39,06 x 0,3 x (( 1 x 1,1) + (1 x 1,1)) = 1,8898 kg/m Titik 5 = 39,06 x 0,3 x (( 1 x 1,1) + (1 x 1,37)) = 14,47173 kg/m Titik 6 = 39,06 x 0,3 x( 1 x 1,37) = 8,0683 kg/m Angin Hisap Titik 7 = P x Koef angin hisap x ( 1 x jarak)=.. kg/m = 39,06 x (-0,4) x( 1 x 1,37) = -10,7044 kg/m Titik 8 = 39.06 x (-0,4) x (( 1 x 1,37) + (1 x 1,1)) = -19,9564 kg/m Titik 9 = 39,06 x(-0,4) x (( 1 x 1,1) + (1 x 1,1)) = -17,1864 kg/m Titik 10 = 39,06 x (-0,4) x (( 1 x 1,1) + (1 x 1,1)) = -17,1864 kg/m Titik 11 = 39,06 x (-0,4) x (( 1 x 1,1) + (1 x 0,5)) = -1,499 kg/m Titik 1 = 39,06 x (-0,4) x (( 1 x 0,5) = -8,593 kg/m

41 b. Atap tipe KB 1 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Gambar 4.7 Rangka atap tipe KB1 Tipe KB1 a. Spesifikasi atap 1) Jenis material : Baja ) Bentuk atap : Pelana 3) Penutup Atap : Genteng tanah liat 4) Bentang kuda-kuda : 14,3m b. Spesifikasi bahan 1) Berat jenis baja : 7850 kg/m 3 ) Mutu baja profil : BJ-37 3) Modulus elastisitas : 00.000 MPa 4) Poisson ratio : 0,0 5) Profil Baja : IWF 300x150x6,5x9 1) Beban mati L 50x50x5 L 60x60x6 LLC 150x65x0x3, Diketahui berat jenis geteng = 50kg/m (PBI 1983) 1 x Jarak x BJ Genteng =..kg/m Titik 1 = 1 x 1, x 50 = 30 kg/m Titik Titik 3 = (( 1 x 1,)+(1 = (( 1 x 1,)+(1 x 1,)) x 50 = 60 kg/m x 1,)) x 50 = 60 kg/m

4 Titik 4 = (( 1 x 1,)+(1 x 1,)) x 50 = 60 kg/m Titik 5 = (( 1 x 1,)+(1 Titik 6 = (( 1 x 1,)+(1 Titik 7 = (( 1 x 1,)+(1 Titik 8 = (( 1 x 1,)+(1 Titik 9 = (( 1 x 1,)+(1 Titik 10 = (( 1 x 1,)+(1 Titik 11 = (( 1 x 1,)+(1 Titik 1 = (( 1 x 1,)+(1 x 1,)) x 50 = 60 kg/m x 1,)) x 50 = 60 kg/m x 1,)) x 50 = 60 kg/m x 1,)) x 50 = 60 kg/m x 1,)) x 50 = 60 kg/m x 1,)) x 50 = 60 kg/m x 1,)) x 50 = 60 kg/m x 1,)) x 50 = 60 kg/m Titik 13 = 1 x 1, x 50 = 30 kg/m Beban hidup Beban Hidup didapat dari PPPURG 1983 untuk gedung perkantoran yaitu 100 kg ) Beban angin Diketahui Kecepatan Angin = 5 m/s Beban Angin P= V 16 Koefisien angin desak = 0,3 Koefisien angin hisap = -0,4 Angin Desak = 5 =39,06 kg/m 16 Titik 1 = P x Koef angin desak x (( 1 x jarak)) =.. kg/m = 39,06 x 0,3 x ( 1 x 1, ) = 7,0308 kg/m

43 Titik = 39,06 x 0,3 x (( 1 x 1,) + (1 x 1,)) = 14,0616 kg/m Titik 3 = 39,06 x 0,3 x (( 1 x 1,) + (1 x 1,)) = 14,0616 kg/m Titik 4 = 39,06 x 0,3 x (( 1 x 1,) + (1 x 1,)) = 14,0616 kg/m Titik 5 = 39,06 x 0,3 x (( 1 x 1,) + (1 x 1,)) = 14,0616 kg/m Titik 6 = 39,06 x 0,3 x (( 1 x 1,) + (1 x 1,)) = 14,0616 kg/m Titik 7 = 39,06 x 0,3 x ( 1 x 1, ) = 7,0308 kg/m Angin Hisap Titik 8 = P x Koef angin hisap x ( 1 x jarak)=.. kg/m = 39,06 x (-0,4) x( 1 x 1,) = -10,7044 kg/m Titik 9 = 39,06 x (-0,4) x(( 1 x 1,) + (1 x 1,)) = -1,40488 kg/m Titik 10 = 39,06 x (-0,4) x(( 1 x 1,) + (1 x 1,)) = -1,40488 kg/m Titik 11 = 39,06 x (-0,4) x(( 1 x 1,) + (1 x 1,)) = -1,40488 kg/m Titik 1 = 39,06 x (-0,4) x(( 1 x 1,) + (1 x 1,)) = -1,40488 kg/m

44 Titik 13 = 39,06 x (-0,4) x( 1 x 1,) = -10,7044 kg/m c. Atap tipe KK1 5 4 6 3 7 1 8 9 Gambar 4.8 Rangka atap tipe KK1 Tipe KK 1 a. Spesifikasi atap 1) Jenis material : Baja ) Bentuk atap : Pelana 3) Penutup Atap : Genteng tanah liat 4) Bentang kuda-kuda : 9,37m b. Spesifikasi bahan 1) Berat jenis baja : 7850 kg/m 3 ) Mutu baja profil : BJ-37 3) Modulus elastisitas : 00.000 MPa 4) Poisson ratio : 0,0 5) Profil Baja : Pipa ϕ 6 L 50x50x5 L 60x60x6 LLC 150x65x0x,3

45 1) Beban mati Diketahui berat jenis geteng = 50kg/m (PBI 1983) Titik 1 1 1 x Jarak x BJ Genteng =..kg/m x 1,05 x 50=5,65 kg/m Titik (( 1 x 1,05)+(1 x 1,05)) x 50 = 51,5 kg/m Titik 3 (( 1 x 1,05)+(1 x 1,05)) x 50 = 51,5 kg/m Titik 4 (( 1 x 1,05)+(1 x 1,05)) x 50 = 51,5 kg/m Titik 5 (( 1 x 1,05)+(1 x 1,05)) x 50 = 51,5 kg/m Titik 6 (( 1 x 1,05)+(1 x 1,05)) x 50 = 51,5 kg/m Titik 7 (( 1 x 1,05)+(1 x 1,05)) x 50 = 51,5 kg/m Titik 8 (( 1 x 1,05)+(1 x 1,05)) x 50 = 51,5 kg/m Titik 9 1 x 1,05 x 50=5,65 kg/m ) Beban hidup Beban hidup didapat dari PPPURG 1983 untuk gedung perkantoran yaitu 100 kg

46 3) Beban angin Kecepatan Angin = 5 m/s Beban Angin P= V = 5 16 16 =39,06 kg/m Koefisien angin desak = 0,3 Koefisien angin hisap = -0,4 Angin Desak Titik 1 = P x Koef angin desak x (( 1 x jarak)) =.. kg/m = 39,06 x 0,3 x ( 1 x 1,05 ) = 6,005475 kg/m Titik = 39,06 x 0,3 x (( 1 x 1,05) + (1 x 1,05)) = 1,01095kg/m Titik 3 = 39,06 x 0,3 x (( 1 x 1,05) + (1 x 1,05)) = 1,01095kg/m Titik 4 = 39,06 x 0,3 x (( 1 x 1,05) + (1 x 1,05)) = 1,01095kg/m Titik 5 = 39,06 x 0,3 x ( 1 x 1,05 ) = 6,005475 kg/m Angin Hisap Titik 6 = P x Koef angin hisap x ( 1 x jarak)=.. kg/m = 39,06 x (-0,4) x( 1 x 1,05) = -8,0073 kg/m Titik 7 = 39,06 x (-0,4) x(( 1 x 1,) + (1 x 1,)) = -16,0146 kg/m

47 Titik 8 = 39,06 x (-0,4) x(( 1 x 1,) + (1 x 1,)) = -16,0146 kg/m Titik 9 = 39,06 x (-0,4) x(( 1 x 1,) + (1 x 1,)) = -16,0146 kg/m Titik 10 = 39,06 x (-0,4) x( 1 x 1,05) = -8,0073 kg/m Berat Struktur Total Tabel 4.1 Berat Struktur Total LANTAI DEAD LIVE BERAT LOAD LOAD (kn) LANTAI 1 9045.79 113.89 9679.96 LANTAI 869.9 113.88 937.06 LANTAI 3 4304.87 993.5 460.85 LANTAI 4 4304.87 993.5 460.85 LANTAI 5 565.65 1381.6 6040.13 LANTAI 6 138.95 317.44 1334.18 ATAP 363.7 9.04 366.41 BERAT TOTAL 35953.44 Geser Dasar Seismik Rencana Tahun 00 I = 1 R = 8,5 T = 0,9436 C = 0,33 T V = 0.33 0.9436 = 0,3497 = C 1 x I W R t

48 V = 0,3497 x 1 8,5 35953,435 kn V = 1479,7 kn Tabel 4. Analisis Beban Gempa Statik Ekuivalen SNI 00 LANTAI hx (m) Wx (kn) Wx.hx Cvx fx=cvx.v fx ATAP 4.70 366.41 9050.38 0.0 35.83 35.83 LANTAI 6 1.8 1334.18 8391.39 0.08 11.39 148. LANTAI 5 17.86 6040.13 107876.7 0.9 47.06 575.8 LANTAI 4 14.40 460.85 6680.97 0.18 6.39 837.67 LANTAI 3 11.0 460.85 5073.35 0.14 00.80 1038.47 LANTAI 7.60 937.06 70885.69 0.19 80.6 1319.09 LANTAI 1 4.18 9679.96 4046. 0.11 160.18 1479.7 JUMLAH 373670.7 1.00 1479.7 Geser Dasar Seismik Rencana Tahun 01 a. Koefisien Rencana Seismik (Cs) Sds = 0,75 R = 8 Ic = 1,5 T = 0,9436 C s max = S ds R Ic C s max = 0,75 8 1,5 Cs max = 0,1175 Koefisien Respon Seismik Minimum Csmin Csmin = 0,044xSDSxIc = 0,044x0,75x1,5 Csmin = 0,04136

49 Koefisien Respon Seismik Maksimum S Cs = D1 T( R I ) c Cs = 0.45 0.9436( 8 1,5) Cs = 0,1494 h Geser Dasar Seismik V = Vx = Vy = Cs Wt V = 0,1494 x 35953,435 V = 537,44 kn K = 0,5 x T + 0,75 K = (0,5 x 0,9436) + 0,75 K = 1,1 Tabel 4.3 Analisis Beban Gempa Statik Ekuivalen SNI 01 LANTAI hx (m) Wx (kn) Wx.hx K Cvx fx=cvx.v fx ATAP 4.70 366.41 18431.76 0.03 151.95 151.95 LANTAI 6 1.8 1334.18 55941.07 0.09 461.18 613.13 LANTAI 5 17.86 6040.13 04453.73 0.31 1685.5 98.65 LANTAI 4 14.40 460.85 119760.51 0.18 987.31 385.95 LANTAI 3 11.0 460.85 86370.18 0.13 71.04 3997.99 LANTAI 7.60 937.06 111153.46 0.17 916.35 4914.34 LANTAI 1 4.18 9679.96 55568.4 0.09 458.10 537.44 JUMLAH 651678.96 1.00 537.44