BAB IV METODE PENELITIAN DAN ANALISIS
|
|
- Fanny Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV METODE PENELITIAN DAN ANALISIS A. Data Struktur Gedung Penelitian dilakukan pada gedung perkuliahan dan laboratorium Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Struktur beton bertulang dengan ketinggian 38,75 meter dan konstruksi atap setinggi 6 meter. Skybridge terdiri dari 2 tingkat membentang pada kedua bangunan struktur (Gedung A dan Gedung B) pada elevasi 9,65 meter. Gambar 4.1 Tampak depan gedung A dan B Sumber : PT. Nusa Raya Cipta 24
2 25 Tabel 4.1 Desktripsi Gedung Deskripsi Gedung Sistem Struktur Fungsi Bangunan Jumlah Lantai Tinggi Maksimum Gedung Jumlah Semi Basement Tinggi skybridge lantai 3 Tinggi skybridge lantai 4 Keterangan Dinding Geser Beton Bertulang Khusus Gedung Lab dan Perkuliahan 8 lantai meter 1 lantai 9.65 meter meter B. Denah Bangunan Gambar 4.2 Denah Struktur Gedung Sumber : PT. Nusa Raya Cipta
3 26 C. Pemodelan 3 Dimensi Pemodelan menggunakan software ETABS V13.1.1, tampilan warna menginterpretasikan section yang berbeda. Gambar 4.3 Tampak depan pemodelan 3 dimensi pada ETABS Gambar 4.4 Tampak atas pemodelan 3 dimensi pada ETABS
4 27 D. Data Elevasi Gedung Tabel 4.2 Elevasi Tinggi Struktur Lantai Tinggi Bagunan (m) Elevasi Tiap Lantai (m) Semi-basement ,85 +3,85 2 9,35 +5,5 3 13,55 +4,2 4 17,75 +4,2 5 21,95 +4,2 6 26,15 +4,2 7 30,35 +4,2 8 34,55 +4,2 9 38,75 +4,2 Atap 44,75 +6,0 E. Spesifikasi Material 1. Struktur Portal a. Mutu Beton Tabel 4.3 Mutu Beton Rencana Fungsi Mutu Beton f'c (Mpa) Ec (Mpa) Balok Tie Beam Balok Induk Balok Anak Kolom Kolom Induk Circular Column Plat Plat basement
5 28 Fungsi Mutu Beton f'c (Mpa) Ec (Mpa) Plat lantai Plat kanopi Plat lantai dak Perhitungan Konversi : Ec = 4700 f ' c Balok Induk dengan f c = 25 Mpa Ec = Mpa b. Mutu Baja Tulangan Mutu Baja Tulangan : Ulir : fy = 400 Mpa Polos : fy = 240 Mpa Tulangan Geser d > 10 mm fy = 400 Mpa d < 10 mm fy = 240 Mpa Modulus Elastisitas Baja (Es) = Mpa 2. Struktur Atap Gambar 4.5 Denah Sturktur Atap Sumber : PT. Nusa Raya Cipta
6 29 Tabel 4.4 Dimensi Profil Kuda-kuda Notasi Dimensi Keterangan KK1 IWF Kuda-kuda Utama KT1 IWF Kuda-kuda Trapesium 1/2KK1 IWF /2 Kuda-kuda Utama 1/4KK1 IWF /4 Kuda-kuda Utama JR1 IWF Kuda-kuda Jurai KPGD IWF ,5.9 Kuda-kuda Perangkai NOK 2C ,3 Gording & Nok Mutu Baja (fy) fy = 240 Mpa 3. Data Elemen Struktur a. Plat Lantai Gambar 4.6 Tampak dan Potongan Plat Lantai Sumber : PT. Nusa Raya Cipta Tebal plat lantai keseluruhan yang digunakan adalah 12 cm. b. Balok Berikut adalah dimensi balok yang digunakan berdasarkan gambar rencana: Tabel 4.5 Notasi Elemen Balok dan Dimensi No Kode Dimensi (mm) 1 B x B2 680 x B3 700 x B4 500 x B5 650 x B6 900 x B x 700
7 30 c. Kolom No Kode Dimensi (mm) 8 B8 900 x B x B x B x BB x BB x BB x BB x BB x BB x GB x GB x GB x GB x GB x GB x 450 Berikut adalah dimesi kolom berdarkan gambar rencana: Tabel 4.6 Notasi Elemen Kolom dan Dimensi No Kode Dimensi (mm) 1 K1 450 x K2 400 x K3 800 x K4 800 x KB x KB x KB3 800 x KB4 600 x KB5 500 x KB6 400 x KB7 300 x KP x KP
8 31 F. Diagram Alir Penelitian Gambar 4.7 Diagram alir penelitian
9 33 G. Metode Analisis Metode penelitian menggunakan tiga metode analisis gempa, yaitu analisis dinamik menggunakan time history dan respon spektrum dan analisis statik menggunakan statik ekuivalen. Analisis menggunakan software ETABS V Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan maka tahap analisis harus sesuai prosedur yang telah ditentukan. 1. Studi Literatur Studi literatur diambil sebagai dasar pedoman analisis yang akan dilakukan dengan mempelajari semua hal yang berhubungan dengan analisis dinamik maupun statik. Untuk mendukung hal tersebut buku acuan yang dipakai antara lain SNI tentang Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung, SNI 1726:2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non Gedung dan jurnal publikasi terkait yang mendukung analisis dan SNI tentang Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung Dan Struktur Lain. 2. Pengumpulan Data Pengumpulan data primer serta informasi terkait Gedung Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, didapat melalui pihak KMK UGM secara langsung. Data yang didapat berupa gambar rencana Gedung Pascasarjana Fakultas Kedokteran dalam bentuk soft file dan hard file. Data ini akan digunakan sebagai dasar pemodelan struktur dalam bentuk 3 dimensi yang selanjutnya dianalisis dengan bantuan software ETABS V Gambar rencana yang digunakan untuk tahapan pemodelan telah sesuai dengan gambar aktual dilapangan sehingga analisis ini tidak menyimpang dari gambar yang ada. Model yang dibuat harus sesuai dengan keadaan nyata di lapangan agar keadaan riil bangunan nyata terevaluasi secara baik. Model tersebut kemudian akan dijadikan pembanding dengan hasil dari analisa penelitian yang akan dikerjakan. Proses input beban dan penggambaran model dilakukan secara teliti karena akan menentukan langkah kedepan yang akan dilakukan tentang evaluasi bangunan tersebut. Untuk elemen struktural dan arsitektural tidak dimodelkan karena tidak
10 34 memiliki pengaruh signifikan pada hasil pemodelan 3 dimensi. Data tanah digunakan untuk menentukan jenis tanah yang ada dilokasi Gedung Pascasarjana Fakultas Kedokteran diasumsikan dengan jenis tanah sedang (SD) 3. Pemodelan Struktur 3 Dimensi Struktur gedung dapat dimodelkan secara tiga dimensi pada software ETABS. Pada tahap awal dalam pemodelan adalah mendefinisikan material struktur yang digunakan dan dimensi penampang elemen struktur dari sistem rangka (balok-kolom), pelat lantai, dan dinding struktur. Dimensi tiap elemen struktur di definisikan sesuai gambar rencana, setelah semua elemen struktur yang ada telah didefinisikan kemudian diterapkan pada model struktur. Elemen Non struktur seperti penutup lantai, elektrikal dan mekanikal diperhitungkan menjadi beban pada struktur. H. Tahap Analisis 1. Pembebanan Beban yang terjadi dan atau yang direncanakan terjadi, yang harus dipikul/ditahan oleh suatu bangunan melalui sistem strukturnya. Struktur (dalam suatu bangunan) adalah susunan elemen-elemen pokok yang membentuk pola ruangan tertentu dan berfungsi sebagai alat untuk menyalurkan beban-beban berat sendiri bangunan ke tanah. a. Pembebanan Struktur Portal 1) Super Imposed Dead Load (SIDL) Beban mati adalah beban dengan besar yang konstan dan berada pada posisi yang sama setiap saat. Beban ini terdiri dari berat sendiri struktur dan beban lain yang melekat pada struktur secara permanen. Termasuk dalam beban mati adalah berat rangka, dinding, lantai, atap, plumbing, dll. Jenis beban mati terdapat pada (SNI ) tentang Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung.
11 35 Tabel 4.7 Jenis Pembebanan pada Struktur Portal No. Komponen Berat Satuan 1 Beton Bertulang 2400 kg/m 3 2 Pasir (kering udara sampai lembab) 1600 kg/m 2 3 Adukan Semen atau Spesi 21 kg/m 2 4 Eternit / Plafon 11 kg/m 2 5 Penggantung Langit-Langit 7 kg/m 2 6 Keramik 1700 kg/m 2 7 Ducting AC dan Penerangan 30,6 kg/m 2 8 Waterproof per cm 14 kg/m 2 9 Dinding Hebel 650 kg/m 3 10 Finishing Lantai (Tegel) 2200 kg/m 3 11 (Tegel) Installasi Plumbing (ME) 25 kg/m Sumber : SNI Beban mati tambahan yang terjadi pada elemen plat lantai a) Lantai 1 s/d 8 Installasi Listrik = 7 kg/m² Pasir Urug (2 cm) = 32 kg/ m² Keramik = 17 kg/m 2 Adukan Semen atau Spesi (2 cm) = 42 kg/m² Eternit atau Plafon = 11 kg/m² Penggantung Langit-langit = 7 kg/m 2 + TOTAL = 133 kg/m 2 = 1,304 kn/m 2
12 36 b) Lantai Semi Basement dan Lt 9 Pasir Urug (2 cm) = 32 kg/ m² Adukan Semen atau Spesi (2 cm) = 42 kg/ m² + TOTAL = 74 kg/m² = 0,725 kn/m 2 Tabel 4.8 Super Impossed Dead Load Tiap Lantai Lantai Luas Lantai dan Tangga SIDL SIDL Story JUMLAH (kn/m²) m² (kn) Base 1192,32 0, , Bordes Base 11,94 0, , , ,91 1, , Bordes Lt.1 53,29 0, , , ,88 1, , Bordes Lt.2 50,69 0, , , ,19 0, , Bordes Lt.3 50,69 1, , , ,55 0, , Bordes Lt.4 50,69 1, , , ,79 0, , Bordes Lt.5 50,69 1, , , ,11 0, , Bordes Lt.6 50,69 1, , , ,11 0, , Bordes Lt.7 50,69 1, , , ,11 0, , Bordes Lt.8 50,69 1, , , dan Atap 688,68 0, , , ) Beban Hidup Beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi.
13 37 Tabel 4.9 Jenis Beban Hidup No. Jenis Beban Hidup Berat Satuan 1 Atap 1 kn/m 2 2 Tangga 1,92 kn/m 2 3 Lantai 1,92 kn/m 2 Reduksi beban berdasarkan SNI : Terhadap beban gempa 0,5 Beban hidup yang terjadi pada pada plat lantai antara lain: a) Lantai 1 s/d 8 Beban Hidup Gedung Perkuliahaan = 1,92 kn/m 2 1,92 kn/m 2 x 0,5 = 0,96 kn/m 2 b) Lantai 9 Dak Atap = 0,96 kn/m 2 0,96 kn/m 2 x 0,5 = 0,48 kn/m 2 c) Lantai Semi Basement Lantai Parkir = 1,92 kn/m 2 1,92 kn/m 2 x 0,5 = 0,96 kn/m 2 Tabel 4.10 Live Load Tiap Lantai Luas Lantai Lantai dan Tangga LL LL Story JUMLAH (kn/m²) m² (kn) Base 1192,32 0, , ,4432 Bordes Base 20,8 2,395 49,816
14 38 Lantai Luas Lantai dan Tangga LL LL Story JUMLAH (kn/m²) m² (kn) ,58 0, ,3568 Bordes Lt.1 53,29 2, , , ,88 0, ,8448 Bordes Lt.2 50,69 2, , , ,19 0, ,6624 Bordes Lt.3 50,69 2, , , ,55 0, ,648 Bordes Lt.4 50,69 2, , , ,79 0, ,6784 Bordes Lt.5 50,69 2, , , ,11 0, ,1456 Bordes Lt.6 50,69 2, , , ,11 0, ,1456 Bordes Lt.7 50,69 2, , , ,11 0, ,1456 Bordes Lt.8 50,69 2, , , dan Atap 688,68 0,48 330, ,5664 3) Berat Sendiri Struktur Tiap Lantai Berat sendiri struktur (Wt) didapat dari output ETABS V Tabel 4.11 Beban Struktur Terhadap Beban Sendiri Pada Tiap Lantai Story Total Floor Unit Element Materia TOTAL Weight Area Weight Type l kn m² kn/m² KN Roof Steel Baja 196,384 Profil ,384 Story9 Column Beton 2566,2 688,68 3,7263 Story9 Beam Beton 2910, ,68 4,2452 Story9 Beam Baja Profil 27, ,68 0,0494 Story9 Wall Beton ,68 1,0978 Story9 Wall Dinding Bata 1631, ,68 3,073 Story9 Floor Beton 2066, , ,0373
15 39 Story Total Floor Unit Element Materia TOTAL Weight Area Weight Type l kn m² kn/m² KN Story8 Column Beton 4086,6 1074,11 3,8047 Story8 Beam Beton 3160, ,11 2,942 Story8 Beam Baja Profil 13, ,11 0,0191 Story8 Wall Beton 1060, ,11 0,987 Story8 Wall Dinding Bata 1631, ,11 1, ,6721 Story8 Floor Beton 3222, , Story7 Column Beton 4086,6 1074,11 3,8047 Story7 Beam Beton 3160, ,11 2,942 Story7 Beam Baja Profil 13, ,11 0,0191 Story7 Wall Beton 1060, ,11 0,987 Story7 Wall Dinding Bata 1631, ,11 1,9703 Story7 Floor Beton 3222, , ,924 Story6 Column Beton 4086,6 1074,11 3,8047 Story6 Beam Beton 3160, ,11 2,942 Story6 Beam Baja Profil 13, ,11 0,0191 Story6 Wall Beton 1060, ,11 0,987 Story6 Wall Dinding Bata 1631, ,11 1,9703 Story6 Floor Beton 3222, , ,924 Story5 Column Beton 4586, ,79 3,5897 Story5 Beam Beton 4103, ,79 3,2114 Story5 Beam Baja Profil 13, ,79 0,016 Story5 Wall Beton 1060, ,79 0,8296 Story5 Wall Dinding Bata 2182, ,79 2,2166 Story5 Floor Beton 3833, , ,4786 Story4 Column Beton 4575,9 1247,55 3,6679 Story4 Beam Beton 6535, ,55 5,2386 Story4 Beam Baja Profil 13, ,55 0,0164 Story4 Wall Beton 1060, ,55 0, ,3127
16 40 Story Element Type Materia l Total Floor Unit TOTAL Weight Area Weight kn m² kn/m² KN Story4 Wall Dinding Bata 2182, ,55 2,2704 Story4 Floor Beton 3742, ,55 3 Story3 Column Beton 4355,4 1238,19 3,5176 Story3 Beam Beton 4593, ,19 3,7097 Story3 Beam Baja Profil 13, ,19 0,0165 Story3 Brace Beton 855, ,19 0,6908 Story3 Wall Beton 1249, ,19 1,0088 Story3 Wall Dinding Bata 1631, ,19 1,7092 Story3 Floor Beton 3714, ,19 3 Story2 Column Beton 5703,5 1050,88 5,4274 Story2 Beam Beton 3722, ,88 3,5 Story2 Brace Beton 828, ,88 0,7884 Story2 Wall Beton 1309, ,88 1,2464 Story2 Wall Dinding Bata 2135, ,88 2,6371 Story2 Floor Beton 3152, ,88 3 Story1 Column Beton 4849, ,58 4,5112 Story1 Beam Beton 3865, ,58 3,4991 Story1 Wall Beton 817, ,58 0,7114 Dinding Story1 Wall Bata 1289, ,58 1,5564 Story1 Floor Beton 3241, ,58 3 Base Beam Beton 3943, ,32 3,3075 Base Floor Beton ) Beban Total Struktur 16276, , , ,5885 Beban akumulasi yang terjadi pada struktur pengaruh Live Load, Super Imposed Dead Load dan beban sendiri struktur. Tabel 4.12 Akumulasi Beban Tiap Lantai Lantai Pembebanan (kn) Beban Struktur ADL LL TOTAL (kn) Base 10998,6 884,1 1194, ,2 L ,3 1457,4 1165, ,7
17 41 Lantai Pembebanan (kn) Beban Struktur ADL LL TOTAL (kn) L ,0 1416,4 1130, ,6 L ,6 1171,5 1310, ,2 L ,3 1179,8 1319, ,2 L ,5 1206,8 1348, ,4 L ,9 1025,0 1152, ,5 L ,9 1025,0 1152, ,5 L ,7 1025,0 1152, ,2 L9 7677,4 499,9 330,6 8507,9 BEBAN STRUKTUR ,3 b. Pembebanan Struktur Atap Gambar 4.8 Potongan Melintang Atap Sumber : PT. Nusa Raya Cipta 1) Beban Mati Penutup Atap Berat genteng = 50 kg/m 2 Gording 1 (G1) = berat genteng (L) = 50 (1.25 m) = 62,5 kg/m
18 42 2) Beban Hidup Beban Hidup Pekerja beban titik terpusat setengah bentang = 100 kg/titik 3) Beban Hujan G1 = (40-0,8 α) kg/m 2 = 40 - (0,8 35 ) = 12 kg/m 2 G1 = 12 (1.25 m) = 27 kg/m 2. Klasifikasi Situs a. Data Gempa Beban gempa harus menyesuaikan dengan jenis tanah dimana bangunan tersebut didirikan. Pada lokasi penelitian diasumsikan klasifikasi tanah sedang (SD). Dengan data yang disediakan pada laman berikut : Lokasi : Jl. Farmako, Sekip, Sinduadi, Sleman, Sinduadi, Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Koordinat = , Nilai S 1 = 0,481 Nilai Ss = 1,156 Nilai Fa = 1,038 Nilai Fv = 1,572 Ss = 1,156 Gambar 4.9 Penentuan Situs, Ss Sumber : SNI 1726:2012, Gambar 9
19 43 S1 = 0,481 Gambar 4.10 Penentuan Situs, S1 Sumber : SNI 1726:2012, Gambar 10 b. Spektrum Respon Desain 1) Perhitungan Nilai SDS dan SD1 SDS = 2 3 x F a x Ss = 2 3 x 1,038 x 1,156 = 0,799 SD1 = 2 3 x F v x S1 = 2 3 x 1,572 x 0,481 = 0,504 2) Penentuan Respon Spektra T0 Ts = 0,2 x SD1/SDS = 0,2 x 0,504 0,799 = 0,126 = SD1 SDs = 0,504 0,799 = 0,630
20 44 Tabel 4.13 Kondisi 1 (T < T0) T,detik Sa,g Tabel 4.14 Kondisi II (T0 T Ts) T, detik Sa,g Tabel 4.15 Kondisi III (T0 Ts) T, detik Sa,g
21 Sa, g T, detik Gambar 4.11 Grafik Desain Respon Spektrum (Yogyakarta, Tanah Sedang) c. Skala Respon Spektra Masukan Untuk setiap gerak tanah yang dianalisis, parameter parameter respons individual harus dikalikan dengan besaran skalar sebagai berikut: 1) Parameter respons gaya harus dikalikan dengan Ie/R, dimana Ie adalah faktor keutamaan gempa yang telah ditentukan berdasarkan jenis pemanfaatan struktur dan R adalah koefisien modifikasi respons yang telah disesuaikan dengan system penahan gaya seismik 2) Dengan sedangkan nilai C dinyatakan dengan percepatan gravitasi pada lokasi bangunan tersebut. Tabel 4.16 Skala Masukan RS Percepatan Gempa Arah Scale Factor Ie R g RSx Rsy U1 (100%) U2 (30%) U1 (100%) U2 (30%) 2.102
22 46 3. Periode Fundamental Pendekatan Struktur Tabel 4.17 Periode Struktur Proyeksi Arah X dan Y Periode, T Arah X Arah Y Tapprox Tmax aftgross Tcrack Berdasarkan SNI perioda fundamental struktur T tidak boleh melebihi hasil koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihitung (Cu) dan perioda fundamental pendekatan Ta yang harus ditentukan dari persamaan yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program ETABS pada pemodelan 3 dimensi didapat perioda sebesar : Tx = 0,6 SD1 = 0,504 Cu = 1,4 Ct = 0,0466 x = 0,9 Perhitungan periode getar minimum sebagai pendekatan arah X dan arah Y T amin = Ct. ha x = 0, ,75 0,9 = 1,4259 Perhitungan periode getar maximum sebagai pendekatan arah X dan arah Y T amax = Cu. Ta min = 1,4. 1,4259. = 1,9963 Syarat T a min < T < T a max Karena maka Tamin > T digunakan; Tamin = 1,4259
23 47 4. Geser Dasar Seismik Koefisien respons seismik, Cs, dihitung dengan persamaan 3.8. Nilai dari persamaan 3.8 tidak perlu melebihi nilai dari persamaan 3.9 dan tidak boleh kurang dari persamaan 3.9. Geser dasar seismik dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan sesuai dengan persamaan berikut: V= Cs. W a. Perhitungan Koefisien Respon Seismik Lokasi : Yogyakarta Jenis Tanah : SD (Tanah Sedang) Nilai S 1 = 0,481 Nilai Ss = 1,156 Nilai Fa = 1,038 Nilai Fv = 1,572 SDS = 0,799 SD1 = 0,504 b. Distribusi Horizontal Arah X Csmax = 0,799 8/1,5 = Cs Csmin = ,4259 x 8/1,5 = 0, = 0,044 x SDS x I = 0,044 x 0,799 x 1,5 = 0,0527
24 48 Digunakan: Cs = 0, Vx = Cs x W = 0, x 16056,22 ton = 1063,67 Ton c. Distribusi Horizontal Arah Y Csmax = /1,5 = Cs = ,4259 x 8/1,5 = 0, Csmin = 0,044 x SDS x I = 0,044 x 0,799 x 1,5 = 0,0527 Digunakan: Cs = 0, Vx = Cs x W = 0, x 16036,02 ton = 1062,77 Ton d. Distribusi Vertikal Gaya Gempa Distribusi gaya lateral (F x ) yang timbul di semua tingkat harus ditentukan dari persamaan berikut: Fx = C vx. V
25 49 dan Dilakukan analisis interpolasi linier untuk mendapatkan nilai K: T = 1,9963 k = 1,46295 Cvx = , ,77 Fx = 0,1926 = Cvx. Vx = 0, ,77 Ton = 204,689 ton Tabel 4.18 Distribusi Gaya Gempa Lateral Arah X dan Y Lantai h (m) hx k W (ton) w.hx k Cvx Fx (kn) Vx (kn) 9 dan Atap Base Total
26 Lantai Story 50 LT 9 LT 8 LT 7 LT 6 LT 5 LT 4 LT 3 LT 2 LT 1 Base Fx,y (kn) Gambar 4.12 Gaya Gempa Lateral arah X dan Y Gaya geser dasar, kn Gambar 4.13 Gaya Geser Dasar arah X dan Y
27 51 5. Analisis Time History a. Akselogram Gempa Masukan Data rekaman percepatan tanah yang sesuai harus diambil dari rekaman peristiwa gempa yang memiliki magnitudo, jarak patahan, dan mekanisme sumber gempa yang konsisten dengan hal-hal yang mengontrol ketentuan gempa maksimum yang dipertimbangkan. Setiap data rekaman tersebut harus diskalakan sedemikian rupa sehingga pada rentang perioda dari 0,2T hingga 1,5T. Respon spektrum dari gempa aktual (redaman 5%) yang dipilih sebagai gerak tanah masukan, rata-rata nilai percepatannya harus berdekatan dengan respon spectrum dari gempa rencana (redaman 5%) pada periode 0,2T 1,5T. Percepatan gempa yang dipilih dimodifikasi dengan program bantu SeismoMatch agar respon spektrumnya konvergen dengan respon spektrum elastik desain. Gambar 4.14 User Interface software Seismomatch Percepatan gempa untuk analisis time history dalam penelititan ini dipilih 3 data rekaman gempa diantaranya gempa El Centro pada 24 November 1987, gempa Imperial Valley pada 15 Oktober 1979 dan Kobe Jepang pada 16 Januari 1995.
28 52 Percepatan gempa untuk analisis time history dalam penelititan ini seperti ditunjukkan pada Gambar berupa data akselerogram beserta respon spektrum elastiknya. Tabel 4.19 Data gempa masukan awal Data Akselogram Gempa Superstition Hills Imperial Valley Kobe Jepang X Y X Y X Y Max Aceleration (g) Max Velocity (cm/sec) Max Displacement (cm) Vmax/Amax (sec) Acceleration RMS (g) Velocity RMS (cm/sec) Displacement RMS (cm) Sumber : Seismomatch 1) Lokasi Gempa : El Centro, 24 November Gambar 4.15 Akselogram gempa El Centro Sumber : peer.berkeley.edu
29 53 2) Lokasi Gempa : Imperial Valley, 15 Oktober Gambar 4.16 Akselogram gempa Imperial Valley Sumber : peer.berkeley.edu 3) Lokasi Gempa : Kobe Japan, 16 Januari Gambar 4.17 Akselogram Kobe Japan Sumber : peer.berkeley.edu Perbandingan Respon spektrum gempa aktual dengan 6 rekaman gempa masukan dan respon spektrum gempa aktual rata-rata terdapat pada Gambar 4.16
30 Percepatan, g Periode, detik Gambar 4.18 Respon Spektrum gempa aktual rata-rata b. Akselogram Gempa Modifikasi Berdasarkan SNI 1726:2012 pada pasal untuk analisis tiga dimensi setiap data percepatan tanah harus diskalakan sedemikian rupa hingga masuk pada rentang 0,2T hingga 1,5T. Konvergensi dilakukan terhadap spektrum gempa aktual yang dibandingkan dengan respon spektrum desain pada periode 0,2T 1,5T. Pada Gambar menunjukkan percepatan gempa masukan yang telah dilakukan modifikasi, data ini yang akan digunakan dalam analisis time history. Tabel 4.20 Data gempa masukan setelah dilakukan konvergensi Data Akselogram Gempa Superstition Hills Imperial Valley Kobe Jepang X Y X Y X Y Max Aceleration (g) Max Velocity (cm/sec) Max Displacement (cm) Vmax/Amax (sec) Acceleration RMS (g) Velocity RMS (cm/sec) Displacement RMS (cm) Sumber: Seismomatch
31 55 1) Lokasi Gempa : Supersition Hills, El Centro, 24 November Gambar 4.19 Akselogram gempa El Centro Sumber : peer.berkeley.edu 2) Lokasi Gempa : Imperial Valley, 15 Oktober Gambar 4.20 Akselogram gempa Imperial Valley Sumber : peer.berkeley.edu
32 Percepatan, g 56 3) Lokasi Gempa : Kobe Japan, 16 Januari Gambar 4.21 Akselogram Kobe Japan Sumber : peer.berkeley.edu Dengan periode struktur (T = 1,4259) dengan 0,2T = 0,2851 detik dan 1,5T = 2,1388 detik. Berikut perbandingan kedua data setelah dilakukan konvergensi : Saaktual = 0,473 Sadesain = 0, RSM Rerata 0.4 RS Desain Periode, detik Gambar 4.22 Respon spektrum aktual rerata dan Respon spectrum desain
33 57 Berdasarkan hasil pemeriksaan pada periode 0,2T 1,5T dapat disimpulkan bahwa, ketiga data rekaman gempa masukan yang dimodifikasi telah memenuhi syarat sehingga dapat digunakan untuk analisis Time History c. Percepatan Gempa Rencana Parameter yang menjadi acuan untuk analisis ini adalah nilai PGA (Peak Ground Acceleration). Nilai PGA digunakan untuk menentukan koefisien FPGA yang diperloleh dari Tabel 3.6. Untuk lokasi penelitian (Yogyakarta) diperoleh nilai FPGA sebesar 0,507 dengan nilai PGA sebesar 1 FPGA = 0,507 Gambar 4.23 Koefisien Situs, FPGA Sumber : SNI 1726:2012, Gambar 11 PGAM = FPGA x PGA = 0,507 x 1g = 0,507g d. Perhitungan Skala Percepatan Gempa Untuk setiap gerak tanah yang dianalisis, parameter-parameter respons individual harus dikalikan dengan I/R, dimana I merupakan faktor keutamaan gempa yang terdapat pada Tabel 1. SNI 1726:2012 dan nilai R merupakan kategori resiko berdasarkan pemanfaatan struktur yang terapat pada Tabel 2 SNI 1726:2012 PGAM (diskalakan) = PGAM x (I/R) = 0,507 x (1,5/7) = 0,1086 g Pada perencanaan pembebanan gempa nominal, percepatan muka tanah asli dari gempa masukan harus diskalakan.
34 58 Tabel 4.21 Nilai Skala Percepatan Gempa Data Akeselogram A B C D PGAMmax (m/s 2 ) PGAM Skala Skala 100% B = A / 9,81 Yogyakarta C = B/A D = C x g (g) (m/s 2 ) (g) Superstition Hills X 0,4073 0,1086 0, ,6166 Superstition Hills Y 0,4272 0,1086 0, ,4949 El Mayor-Cucapah X 0,3002 0,1086 0, ,5500 El Mayor-Cucapah Y 0,2643 0,1086 0, ,0323 Darfield New Zaeland X 0,2791 0,1086 0, ,8182 Darfield New Zaeland Y 0,2559 0,1086 0, ,1655
4. BAB IV METODE PENELITIAN
4. BAB IV METODE PENELITIAN A. Data Struktur Gedung Penelitian ini menggunakan data dari gedung kuliah dan laboratorium Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Bangunan ini menggunakan
Lebih terperinci3. BAB III LANDASAN TEORI
3. BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan 1. Super Imposed Dead Load (SIDL) Beban mati adalah beban dengan besar yang konstan dan berada pada posisi yang sama setiap saat. Beban ini terdiri dari berat sendiri
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan 1. Langkah langkah Secara Umum Langkah langkah yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada bagan alir dibawah ini: Mulai Rumusan Masalah Topik
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN START. Pengumpulan data. Analisis beban. Standar rencana tahan gempa SNI SNI
6 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tahapan Penelitian 1. Langkah-langkah Penelitian Secara Umum Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian analisis komparasi antara SNI 03-176-00 dan SNI 03-176-01
Lebih terperinciBAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Pada penelitian ini, perencanaan struktur gedung bangunan bertingkat dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan perhitungan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Data Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi Objek Penelitian Struktur bangunan yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah Gedung GKB-4 Universitas Muhammadiyah Malang. Gedung berlokasi
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI LEMBAR PERYATAAN ORIGINALITAS LAPORAN LEMBAR PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR
Lebih terperinciGambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat
BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian dilakukan di Yogyakarta pada bulan September Desember 2016. B. Model Struktur Dalam penelitian ini digunakan model struktur portal beton bertulang
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statik Ekivalen
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statik Ekivalen Analisis statik ekivalen adalah salah satu metode menganalisis struktur gedung terhadap pembebanan gempa dengan menggunakan beban gempa nominal statik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Revie dan Jorry, 2016) Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan atau
Lebih terperinciMODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA
MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA Oleh : ELVAN GIRIWANA 3107100026 1 Dosen Pembimbing : TAVIO, ST. MT. Ph.D Ir. IMAN WIMBADI, MS 2 I. PENDAHULUAN I.1 LATAR
Lebih terperinciLAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR
LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR Disusun oleh : Irawan Agustiar, ST DAFTAR ISI DATA PEMBEBANAN METODE PERHITUNGAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS A. ANALISA STRUKTUR 1. Input : Bangunan 3 lantai 2 Output : Model Struktur
Lebih terperinciBAB IV PEMODELAN STRUKTUR
BAB IV PEMODELAN STRUKTUR Pada bagian ini akan dilakukan proses pemodelan struktur bangunan balok kolom dan flat slab dengan menggunakan acuan Peraturan SNI 03-2847-2002 dan dengan menggunakan bantuan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, data teknis yang digunakan adalah data teknis dari struktur bangunan gedung Binus Square. Berikut adalah parameter dari komponen
Lebih terperinciBAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi
BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Perencanaan Awal (Preliminary Design) Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi rencana struktur, yaitu pelat, balok dan kolom agar diperoleh
Lebih terperinciMODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA
MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA Oleh : AULIA MAHARANI PRATIWI 3107100133 Dosen Konsultasi : Ir. KURDIAN SUPRAPTO, MS TAVIO, ST, MS, Ph D I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Pada penelitian ini, Analisis kinerja struktur bangunan bertingkat ketidakberaturan diafragma diawali dengan desain model struktur bangunan sederhanan atau
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Gempa Bumi
BAB III LANDASAN TEORI A. Gempa Bumi Gempa bumi adalah bergetarnya permukaan tanah karena pelepasan energi secara tiba-tiba akibat dari pecah/slipnya massa batuan dilapisan kerak bumi. akumulasi energi
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR GEDUNG DENGAN SOFTWARE ETABS V9.2.0
ANALISIS STRUKTUR GEDUNG DENGAN SOFTWARE ETABS V9.2.0 A. MODEL STRUKTUR Analisis struktur bangunan Gedung BRI Kanwil dan Kanca, Banda Aceh dilakukan dengan komputer berbasis elemen hingga (finite element)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRUKTUR ATAS
BAB IV ANALISIS STRUKTUR ATAS 4.1 Data Perancangan Bangunan Alternatif Bentuk bangunan : Jumlah lantai : 8 lantai Tinggi total gedung : 35 m Fungsi gedung : - Lantai dasar s.d lantai 4 untuk areal parkir
Lebih terperincif ' c MPa = MPa
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Struktur 1. Data-data perencanaan: Data Umum: Jumlah lantai : 2 lantai Tinggi bangunan : 11,5 m Lebar bangunan : 35 m Panjang bangunan : 112,5 m
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Prosedur Penelitian Untuk mengetahui penelitian mengenai pengaruh pengekangan untuk menambah kekuatan dan kekakuan dari sebuah kolom. Perubahan yang akan di lakukan dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Alur berpikir MULAI PENGUMPULAN DATA PRELIMINARY DESIGN : - Menentukan layout struktur - Menentukan property material - Pembebanan layout MODELISASI STRUKTUR DENGAN BEBAN TIDAK
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Perhitungan Balok Existing WI = WF-400x200x8x13 (tabel baja) mm mm
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Preliminary Desain 4.1.1 Perencanaan Dimensi Balok 1. Perhitungan Balok Existing WI = WF-400x200x8x13 (tabel baja) ht bf tw tf r A 400.00 mm 200.00 mm 8.00 mm 13.00
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRUKTUR
BAB IV ANALISIS STRUKTUR 4.1 Deskripsi Umum Model Struktur Dalam tugas akhir ini, struktur hotel dimodelkan tiga dimensi (3D) sebagai struktur portal terbuka dengan sistem rangka pemikul momen khusus (SPRMK)
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA
PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh
Lebih terperinciAPLIKASI KOMPUTER DALAM KONSTRUKSI
Tugas 4 APLIKASI KOMPUTER DALAM KONSTRUKSI Analisis Struktur Akibat Beban Gravitasi Dan Beban Gempa Menggunakan SAP2000 Disusun Oleh : MHD. FAISAL 09310019 Dosen Pengasuh : TRIO PAHLAWAN, ST. MT JURUSAN
Lebih terperinciBAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM
BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM Tahap awal adalah pemodelan struktur berupa desain awal model, yaitu menentukan denah struktur. Kemudian menentukan dimensi-dimensi elemen struktur yaitu balok, kolom dan dinding
Lebih terperinciBAB II SPESIFIKASI TEKNIS DAN PEMODELAN STRUKTUR
BAB I PENDAHULUAN Perencanaan struktur bangunan tahan gempa bertujuan untuk mencegah terjadinya keruntuhan struktur yang dapat berakibat fatal pada saat terjadi gempa. Kinerja struktur pada waktu menerima
Lebih terperinciJl. Banyumas Wonosobo
Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berfikir Sengkang merupakan elemen penting pada kolom untuk menahan beban gempa. Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan tulangan utama dan
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0
ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0 Muhammad Haykal, S.T. Akan Ahli Struktur Halaman 1 Table Of Contents 1.1 DATA STRUKTUR. 3 1.2 METODE ANALISIS.. 3 1.3 PERATURAN
Lebih terperinciANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN
ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN Edita S. Hastuti NRP : 0521052 Pembimbing Utama : Olga Pattipawaej, Ph.D Pembimbing Pendamping : Yosafat Aji Pranata,
Lebih terperincifc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa
Peraturan dan Standar Perencanaan 1. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa untuk Gedung SNI - PPTGIUG 2000 2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SKSNI 02-2847-2002 3. Tata Cara Perencanaan Struktur
Lebih terperinciNIM: ,
ANALISIS RESPON GEDUNG TERHADAP BEBAN GEMPA TIME HISTORY BERDASARKAN SNI 3-1726-22 DAN SNI 3-1726-212 (Studi kasus : Gedung AR-Fachruddin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) Building Response Analysis
Lebih terperinciBAB IV PEMODELAN DAN PERANCANGAN STRUKTUR. Dalam Tugas Akhir ini, akan dilakukan analisis dinamis untuk bangunan Rumah
BAB IV PEMODELAN DAN PERANCANGAN STRUKTUR 4.1. Deskripsi Struktur Dalam Tugas Akhir ini, akan dilakukan analisis dinamis untuk bangunan Rumah Sakit dengan sistem struktur menggunakan Sistem Rangka Pemikul
Lebih terperinciPERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : GO, DERMAWAN
Lebih terperinciBAB V ANALISIS BEBAN GEMPA Analisis Beban Gempa Berdasarkan SNI
BAB V ANALISIS BEBAN GEMPA 5.1. Analisis Beban Gempa Berdasarkan SNI 1726-2012 5.1.1. Kategori Resiko Sesuai SNI 1726-2012, Gedung Kampus di Kota Palembang ini termasuk kedalam kategori resiko IV. 5.1.2.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Prosedur Penelitian Untuk mengetahui penelitian mengenai pengaruh tingkat redundansi pada sendi plastis perlu dipersiapkan tahapan-tahapan untuk memulai proses perancangan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS Denah Eksisting dan Denah Per Lantai
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4. Denah Gedung Menara Parkson 4.. Denah Eksisting dan Denah Per Lantai Gambar 4. Gambar Eksisting Ketinggian Gedung IV- Gambar 4.2 Denah Lantai Basement 2 (EL.- 2.00) Gambar
Lebih terperinciDesain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa
Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 SKS : 3 SKS Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Pertemuan - 10 TIU : Mahasiswa dapat mendesain berbagai elemen struktur beton bertulang TIK
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. program ETABS V Perencanaan struktur dengan sistem penahan-gaya
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data Struktur 4.1.1. Geometri dan Permodelan Struktur Permodelan struktur Perluasan pabrik baru PT Interbat dilakukan dengan program ETABS V 9.7.4. Perencanaan struktur dengan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan akan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan selalu ada pembangunan.
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN Oleh : 1. AGUNG HADI SUPRAPTO 3111 030 114 2.RINTIH PRASTIANING ATAS KASIH 3111
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh: Cinthya Monalisa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis sistem struktur penahan gempa yang menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA
PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : PENTAGON PURBA NPM.
Lebih terperinciBAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR
31 BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR 5.1 DATA STRUKTUR Apartemen Vivo terletak di seturan, Yogyakarta. Gedung ini direncanakan terdiri dari 9 lantai. Lokasi proyek lebih jelas dapat dilihat
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
PEN BAB 3 METODE PENELITIAN SKRIPSI EVALUASI KEKUATAN DAN DETAILING TULANGAN KOLOM BETON BERTULANG SESUAI SNI 2847:2013 DAN SNI 1726:2012 (STUDI KASUS : HOTEL 7 LANTAI DI WILAYAH PEKALONGAN) BAB 3 METODE
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KEVIN IMMANUEL
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian ini menggunakan metode analisis perancangan yang difokuskan untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22 lantai.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG HOTEL IBIS PADANG MENGGUNAKAN FLAT SLAB BERDASARKAN SNI
TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG HOTEL IBIS PADANG MENGGUNAKAN FLAT SLAB BERDASARKAN SNI 03-2847-2013 Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh: NAMA
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
75 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Gedung digunakan untuk hunian dengan lokasi di Menado dibangun diatas tanah sedang (lihat Tabel 2.6). Data-data yang diperoleh selanjutnya akan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG. Pada perencanaan gedung ini penulis hanya merencanakan gedung bagian atas
BAB IV PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG Pada perencanaan gedung ini penulis hanya merencanakan gedung bagian atas bangunan yang direncanakan sebanyak 10 lantai dengan ketinggian gedung 40m.
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. tiap lantai. Berikut ini perhitungan beban-beban tersebut.
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Pembebanan 4.1.1 Beban Vertikal Beban vertikal yang ditinjau adalah beban mati dan beban hidup pada tiap lantai. Berikut ini perhitungan beban-beban tersebut.
Lebih terperinciBAB IV PEMODELAN STRUKTUR
BAB IV PEMODELAN STRUKTUR Dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisa statik non-linier bagi dua sistem struktur yang menggunakan sistem penahan gaya lateral yang berbeda, yaitu shearwall dan tube, dengan
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Denah Lantai Dua Existing Arsitektur II-3. Tegangan dan Gaya pada Balok dengan Tulangan Tarik
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Denah Lantai Dua Existing Arsitektur II-3 Gambar 2.2 Tegangan dan Gaya pada Balok dengan Tulangan Tarik Saja II-4 Gambar 2.3 Tegangan dan Gaya pada Balok dengan Tulangan Ganda
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN (1) Maria Elizabeth, (2) Bambang Wuritno, (3) Agus Bambang Siswanto (1) Mahasiswa Teknik Sipil, (2)
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA
EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA 050404004 BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciYogyakarta, Juni Penyusun
KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah, dengan segala kerendahan hati serta puji syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala kasih sayang-nya sehingga
Lebih terperinciPERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG
Tugas Akhir PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA
PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL GRAND SETURAN YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh: Boni Sitanggang NPM.
Lebih terperinciANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH
ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH David Bambang H NRP : 0321059 Pembimbing : Daud Rachmat W., Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah metode analisis yang dibantu dengan software ETABS V 9.7.1. Analisis dilakukan dengan cara pemodelan struktur
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT DENGAN ANALISIS DINAMIK TIME HISTORY MENGGUNAKAN ETABS (STUDI KASUS: HOTEL DI DAERAH KARANGANYAR)
EVALUASI KINERJA STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT DENGAN ANALISIS DINAMIK TIME HISTORY MENGGUNAKAN ETABS (STUDI KASUS: HOTEL DI DAERAH KARANGANYAR) Wandrianto S. Anggen 1), Agus Setiya Budi 2), Purnawan Gunawan
Lebih terperinciUNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 2017
TUGAS AKHIR STUDI ANALISIS PERFORMANCE GEDUNG BERTINGKAT DENGAN LAHAN PARKIR DI BASEMENT, MIDDLE FLOOR, DAN TOP FLOOR Diajukan sebagai persyaratan untuk meraih gelar Strata 1 (S-1) Dosen Pembimbing : Fajar
Lebih terperinciKINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X
HALAMAN JUDUL KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X TUGAS AKHIR Oleh: I Gede Agus Hendrawan NIM: 1204105095 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciPERANCANGAN HOTEL 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT YOGYAKARTA (SNI 1726:2012 & SNI 2847:2013)
PERANCANGAN HOTEL 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT YOGYAKARTA (SNI 1726:2012 & SNI 2847:2013) Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Terbuka Hijau di Jakarta Jakarta adalah ibukota negara republik Indonesia yang memiliki luas sekitar 661,52 km 2 (Anonim, 2011). Semakin banyaknya jumlah penduduk maka
Lebih terperinciMAHASISWA ERNA WIDYASTUTI. DOSEN PEMBIMBING Ir. HEPPY KRISTIJANTO, MS.
MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM) DI SENDOWO, SLEMAN, YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM MAHASISWA ERNA WIDYASTUTI DOSEN PEMBIMBING
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE GEDUNG PERLUASAN PABRIK BARU PT INTERBAT - SIDOARJO YANG MENGACU PADA SNI
TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE GEDUNG PERLUASAN PABRIK BARU PT INTERBAT - SIDOARJO YANG MENGACU PADA SNI 1726-2012 Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata
Lebih terperinciPEMODELAN DINDING GESER BIDANG SEBAGAI ELEMEN KOLOM EKIVALEN PADA MODEL GEDUNG TIDAK BERATURAN BERTINGKAT RENDAH
PEMODELAN DINDING GESER BIDANG SEBAGAI ELEMEN KOLOM EKIVALEN PADA MODEL GEDUNG TIDAK BERATURAN BERTINGKAT RENDAH Yunizar NRP : 0621056 Pemnimbing : Yosafat Aji Pranata, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciGambar 2.1 Spektrum respons percepatan RSNI X untuk Kota Yogyakarta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Arfiadi (2013), menyebutkan bahwa untuk Kota Yogyakarta tampak bahwa gaya geser untuk tanah lunak berdasarkan RSNI 03-1726-201X mempunyai nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BB 3 METODE PENELITIN 3.1. Uraian Umum Bagian ini membahas mengenai metodologi penelitian Evaluasi Kekuatan Detailing Tulangan Balok Beton Bertulang Berdasarkan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemilihan Struktur Desain struktur harus memperhatikan beberapa aspek, diantaranya : Aspek Struktural ( kekuatan dan kekakuan struktur) Aspek ini merupakan aspek yang
Lebih terperinciBAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )
BAB 4 STUDI KASUS Struktur rangka baja ringan yang akan dianalisis berupa model standard yang biasa digunakan oleh perusahaan konstruksi rangka baja ringan. Model tersebut dianggap memiliki performa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beban-beban dinamik yang merusak struktur bangunan umumnya adalah bebanbeban
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu bangunan yang dikatakan tipis jika perbandingan lebar dan tinggi lebih besar atau sama dengan 1:5. Pada bangunan tipe ini maka kemungkinan terjadinya getaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Analisis Metodologi penilitian ini yaitu studi kasus terhadap struktur beraturan & gedung beraturan dengan pushover analysis, guna mencapai tujuan yang diharapkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Maksud dan Tujuan... 1 Rumusan Masalah... 2 Ruang Lingkup... 2 Sistematika Penulisan...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xv DAFTAR NOTASI... xvi DAFTAR
Lebih terperinciANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA
ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA Helmi Kusuma NRP : 0321021 Pembimbing : Daud Rachmat Wiyono, Ir., M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. struktur atas Hotel Ibis Styles Yogyakarta, terdapat beberapa kesimpulan yang
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah dilakukan estimasi dimensi, analisis gempa, dan perhitungan struktur atas Hotel Ibis Styles Yogyakarta, terdapat beberapa kesimpulan yang terangkum di
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STRUKTUR
BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Data-data Struktur Pada bab ini akan membahas tentang analisa struktur dari struktur bangunan yang direncanakan serta spesifikasi dan material yang digunakan. 1. Bangunan direncanakan
Lebih terperinciRESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH
RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH Youfrie Roring Marthin D. J. Sumajouw, Servie O. Dapas Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari penelitian-penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil
Lebih terperinciANALISIS DINAMIK STRUKTUR & TEKNIK GEMPA
ANALISIS DINAMIK STRUKTUR & TEKNIK GEMPA PERTEMUAN KE-9 UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL Akreditasi B (BAN-PT) Metode Analisis Gaya Gempa Pada Struktur Terdapat 3 metode
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Apartemen Salemba Residences 4.1 PERMODELAN STRUKTUR Bentuk Bangunan
BAB IV ANALISIS STRUKTUR 4.1 PERMODELAN STRUKTUR 4.1.1. Bentuk Bangunan Struktur bangunan Apartemen Salemba Residence terdiri dari 2 buah Tower dan bangunan tersebut dihubungkan dengan Podium. Pada permodelan
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450
PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI 02-1726-2002 DAN FEMA 450 Eben Tulus NRP: 0221087 Pembimbing: Yosafat Aji Pranata, ST., MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK
PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Penulis Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Gempa Bumi 1. Pengertian Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah, yang terjadi pada lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Gempa bumi biasa
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini : Mulai Rumusan Masalah Topik Pengumpulan data sekunder :
Lebih terperinciSURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR Sesuai dengan persetujuan dari Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, melalui surat No. 1266/TA/FTS/UKM/VIII/2011 tanggal 11 Agustus 2011,
Lebih terperinciPERKUATAN SEISMIK STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG MENGGUNAKAN BREISING BAJA TIPE-X TUGAS AKHIR
PERKUATAN SEISMIK STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG MENGGUNAKAN BREISING BAJA TIPE-X TUGAS AKHIR Oleh : A A AYU SRI INDRAWATI 1204105013 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ABSTRAK
Lebih terperinciPEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI
PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI Nini Hasriyani Aswad Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 93721 niniaswad@gmail.com
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)
1 PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai S-1 Teknik Sipil diajukan
Lebih terperinciDAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI
DAFTAR ISI JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN ii LEMBAR PENGESAHAN iii PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT iv PERSEMBAHAN v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI viii DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR TABEL xiv DAFTAR NOTASI xvi ABSTRAK xix
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR HOTEL PESONA TUGU YOGYAKARTA
PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL PESONA TUGU YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : YESIA TAHAPARI NPM. : 12 02 14135
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. dan 1 Basement Yogyakarta, didapatkan hasil sebagai berikut : melebihi 90% yaitu sebesar 92,6252 %
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Setelah dilakukan estimasi dan analisis pada struktur atas Gedung 7 lantai dan 1 Basement Yogyakarta, didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Proses analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bagan Alir Mulai PENGUMPULAN DATA STUDI LITERATUR Tahap Desain Data: Perhitungan Beban Mati Perhitungan Beban Hidup Perhitungan Beban Angin Perhitungan Beban Gempa Pengolahan
Lebih terperinci