BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Normalitas Pengujian normalitas distribusi data populasi dilakukan dengan menggunakan statistik Kolmogorov- Smirnov (uji K-S). Dasar untuk pengambilan keputusan yaitu : a. Apabila nilai sig atau signifikan atau nilai probabilitas > 0.05, Ho diterima, yang artinya data berasal dari populasi berdistribusi normal. b. Apabila nilai sig atau signifikan atau nilai probabilitas < 0.05, Ho ditolak, yang artinya data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah terdapat pada tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1.1 Hasil uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 86 Normal Parameters a,b Mean.0000000 Std. Deviation.74906017 Most Extreme Differences Absolute.104 Positive.104 Negative -.076 Kolmogorov-Smirnov Z.965 Asymp. Sig. (2-tailed).310 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil diatas menunjukkan bahwa signifikansi (asymp Sig) adalah sebesar 0,310.karena signifikansi > 0,05, maka Ho diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 4.2 Uji Multikolinearitas Dasar pengambilan keputusan dalam uji Multikolinearitas adalah apabila Tolerance Value > 0,1 atau nilai Variation Inflation Factor (VIF) < 10 maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan multikolinearitas. Hasil Uji Multikolinearitas data dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas untuk data penelitian Collinearity Statistics 1 (Constant) Tolerance VIF ROA.851 1.175 GROWTH.890 1.124 SIZE.894 1.118 a. Dependent Variable: ln_der Berdasarkan hasil diatas menunjukkan Tolerance Value untuk variabel ukuran perusahaan sebesar 0, 894, tingkat pertumbuhan perusahaan sebesar 0,890, dan profitabilitas sebesar 0,851dan nilai VIF untuk variabel ukuran perusahaansebesar 1.118, tingkat pertumbuhan aset sebesar 1.124 dan profitabilitassebesar 1.118 Maka Tolerance Value > 0,1 dan VIF <
10, sehingga menyimpulkan H0 diterima yang artinya tidak terjadi hubungan Multikolinearitas. 4.3 Uji Autokorelasi Dalam menguji autokorelasi penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson, kriteria yang digunakan untuk membandingkan nilai DW dengan DW tabel adalah sebagai berikut : - Jika DW<DL atau DW>4-DL, berarti terdapat autokorelasi - Jika DW terletak antara DU dan 4 DU, berarti tidak ada autokorelasi - Jika DW terletak antara DL dan DU atau diantara 4-DU dan 4 DL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti adapun hasil yang diperoleh adalah seperti yang tertera di tabel 4.3 dibawah ini : Tabel 4.3.1 Hasil uji DW Durbin-Watson 1.521 a. Predictors: (Constant), SIZE, GROWTH, ROA b. Dependent Variable: ln_der Dari hasil output nilai dari DW adalah 0,521. Untuk nilai DL dan Du dapat dilihat dari DW tabel pada signifikan 0,05 dengan n = 86 dan k ( variabel independent = 3 maka nilai DL adalah 1. 5693 dan du = 1. 7187 sehingga
nilai dari 4 DL = 2,4307 dan 4-Du = 2,2813. Maka disimpulkan bahwa nilai DW < dari dl dan disimpulkan bahwa regresi tersebut terjadi autokorelasi. Sehingga perlu dilakukan pengobatan agar tidak terjadi autokorelasi dan Salah satu alternatif untuk mengatasi model regresi linear yang terkena gangguan autokorelasi adalah dengan memasukkan lag dari variabel terikat menjadi salah satu variabel bebasnya. Setelah dilakukan alternative di atas maka diperoleh hasil DW sebagai berikut: Tabel 4.3.1 Hasil uji DW Durbin-Watson 1 2,112 Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai DW berada diantara du dan 4-dU yaitu diantara (1. 7187 < 2,112 <2,2813.) dan menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi. 4.4 Uji Heterokedastisitas Untuk pengujian Heterokedastisitas menggunakan uji koefisien korelasi Spearman s Rho yaitu dengan mengkorelasikan variabel independen dengan residualnya. Pengujian ini menggunakan tingkat signifikan 0,05 dengan uji 2 sisi. Dimana jika korelasi antara variabel independen dengan residual memberikan signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas. Adapun hasil dari uji heterokedastisitas adalah seperti tampak pada tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4.1 Hasil uji heterokedastisitas Correlations Unstandardized Residual ROA GROWTH SIZE Spearman's rho Unstandardized Residual Correlation Coefficient 1.000 -.122 -.056.112 Sig. (2-tailed)..261.610.303 N 86 86 86 86 ROA Correlation Coefficient -.122 1.000.436 **.458 ** Sig. (2-tailed).261..000.000 N 86 87 87 87 GROWTH Correlation Coefficient -.056.436 ** 1.000.413 ** Sig. (2-tailed).610.000..000 N 86 87 87 87 SIZE Correlation Coefficient.112.458 **.413 ** 1.000 Sig. (2-tailed).303.000.000. N 86 87 87 87 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Dari hasil output di atas dapat dilihat bahwa korelasi antara variabel ukuran perusahaan (firm size), tingkat pertumbuhan asset (Asset Growth), dan tingkat profitabilitas (ROA) dengan Unstandardized Residual memiliki nilai signifikannsi lebih dari 0,05. Karena lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas.
4.5 Pengujian R Square ( R 2 ) R Square menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini akan diubah dalam bentuk persen, artinya presentase sumbangan pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Berikut ini adalah hasil atau output dari pengolahan data R Square. Tabel 4.5.1 Hasil pengujian R 2 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.365 a.133.102.76264 Berdasarkan output diatas Nilai R 2 sebesar 0, 133, artinya presentase sumbangan pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent 13,3 %, sedangkan sisanya sebesar 86,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini. 4.6 Uji F Dimana Uji F digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan aset (Asset Growth), dan tingkat profitabilitas (ROA) secara serentak.dibawah ini adalah hasil atau output dari hasil pengolahaan data SPSSyaitu sebagai berikut :
Tabel 4.6.1 Hasil uji F ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 7.340 3 2.447 4.207.008 a Residual 47.693 82.582 Total 55.033 85 a. Predictors: (Constant), SIZE, GROWTH, ROA b. Dependent Variable: ln_der 1) Merumuskan Hipotesis Ho : Ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan aset, dan profitabilitas secara bersama sama tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal. Ha : Ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan aset, dan profitabilitas secara bersama sama berpengaruh terhadap Struktur Modal. 1) Menentukan F hitung dan signifikansi F hitung yang diperoleh dari output adalah sebesar 4,207 dan signifikansi 0,008 2) Menentukan F tabel Tingkat signifikan 0,05, df 1= 3 df 2 = 82 sementara itu diperoleh untuk tabel f sebesar (2,72) 3) Kriteria pengujian : Jika F hitung < F tabel maka, Ho diterima Jika F hitung > F tabel maka, Ho ditolak Berdasarkan signifikansi
Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak 4) Kesimpulan Nilai F hitung > F tabel (4,207 > 2, 72)dan signifikansi < 0,05 (0,008< 0,05), jadi kesimpulannya adalah Ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan aset, dan profitabilitas secara bersama sama berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan manufaktur. 4.7 Uji t Hasil output untuk uji t dan regresi adalah sebagai berikut : Tabel 4.7.1 Hasil uji regresi dan uji T Ukuran Perusahaan Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant).753.547 1.377.172 SIZE -.040.020 -.214-2.005.048 a. Dependent Variable: ln_der 4.7.1 Uji t variabel firm size 1) Merumuskan Hipotesis Ho : Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur Ha : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur
2) Menentukan t hitung dan signifikansi t_hitung yang diperoleh dari output adalah sebesar -2,005 dan signifikansi 0,048 3) Menentukan T tabel Tingkat signifikan 0,05/2 = 0,025 df = 86-3-1 = 82, sementara itu diperoleh untuk tabel t sebesar (1,98932) 4) Kriteria pengujian : Jika -t tabel <t hitung < t tabel maka Ho diterima Jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka ho ditolak Berdasarkan signifikansi Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak 5) Kesimpulan Nilai -t hitung > -t tabel -2,005 >-1,98932)dan signifikansi > 0,05 (0, 048 > 0,05), jadi kesimpulannya adalah ukuran perusahaan mempengaruhi perubahan struktur modal perusahaan manufaktur. 4.7.2 Uji tvariabel tingkat pertumbuhan asset (Asset Growth) Tabel 4.7.2 Uji T Pertumbuhan Asset Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -.308.111-2.769.007 GROWTH -.174.537 -.035 -.324.747
1) Merumuskan Hipotesis Ho : Tingkat pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur. Ha : Tingkat pertumbuhan aset berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur. 2) Menentukan t hitung dan signifikansi t_hitung yang diperoleh dari output adalah sebesar -0,324 dan signifikansi 0,747 3) Menentukan T tabel Tingkat signifikan 0,05/2 = 0,025 df = 86-3-1 = 82, sementara itu diperoleh untuk tabel t sebesar (1,98932) 4) Kriteria pengujian : Jika -t tabel <t hitung < t tabel maka Ho diterima Jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka ho ditolak Berdasarkan signifikansi Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak 5) Kesimpulan Nilai t hitung > t tabel (-0,324 > -1,98932) dan signifikansi > 0,05 (0,747 > 0,05), jadi kesimpulannya adalah Tingkat pertumbuhan asset tidak berpengaruh terhadap perubahan struktur modal perusahaan manufaktur.
4.7.3 Uji t variabel Profitabilitas ( ROA) Tabel 4.7.2 Uji T ROA Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -.012.128 -.096.932 ROA -2.805.864 -.334-3.246.002 1) Merumuskan Hipotesis Ho : Tingkat profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur. Ha :Tingkatprofitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur. 2) Menentukan t hitung dan signifikansi t_hitung yang diperoleh dari output adalah sebesar -3.246 dan signifikansi 0, 002 3) Menentukan t- tabel Tingkat signifikan 0,05/2 = 0,025 df = 86-3-1 = 82, sementara itu diperoleh untuk tabel t sebesar (1,98932) 4) Kriteria pengujian : Jika -t tabel <t hitung < t tabel maka Ho diterima Jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka ho ditolak
Berdasarkan signifikansi Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak 5) Kesimpulan Nilai -t hitung < -t tabel ( -3.246 < -1,98932) dan signifikansi > 0,05 (0,002 < 0,05), jadi kesimpulannya adalah tingkat profitabilitas berpengaruh negative terhadap struktur modal perusahaan manufaktur. Dengan demikian maka dilihat secara parsial dinyatakan bahwa tingkat pertumbuhan aset tidak mempengaruhi perubahan struktur modal perusahaan manufaktur sedangkan untuk variabel profitabilitas (ROA) dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap perubahan struktur modal perusahaan manufaktur. 4.8 Regresi Linear Sederhana Persamaan regresi linear sederhana dengan 3 variabel independent adalah sebagai berikut : Y= α +β 1 (X 1 ) ; Y= α +β 1 (X 2 ) ; Y= α +β 1 (X 3 ); Keterangan : Y = DER ( struktur modal ) α β 1 X1 = Constant = Koefisien regresi parsial = Ukuran perusahaan (Firm Size)
X2 = Tingkat pertumbuhan asset (Asset Growth) X3 = Profitabilitas (ROA Tabel 4.8.1 Hasil Uji Regresi Sederhana Ukuran Perusahaan Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant).753.547 1.377.172 SIZE -.040.020 -.214-2.005.048 Nilai nilai dari output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear sederhana variabel ukuran perusahaan sebagai berikut : Y = 0,753-0,040 X 1 Artinya adalah : - Nilai konstan (a) adalah 0,753; artinya, jika ukuran perusahaan (X1) bernilai 0, maka struktur modal (Y) bernilai positif 0,753. - Nilai koefisien regresi variabel ukuran perusahaan (b1) bernilai Negatif, yaitu -0,040 yang artinya setiap ukuran perusahaan mengalami peningkatan 1 poin akan menyebabkan penurunan DER (Y) perusahaan manufaktur sebesar Rp 0,040 dengan asumsi variabel lain tetap.
Tabel 4.8.2 Hasil Uji Regresi Sederhana Pertumbuhan Asset Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -.308.111-2.769.007 GROWTH -.174.537 -.035 -.324.747 Nilai nilai dari output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear sederhana variabel ukuran perusahaan sebagai berikut : Y = -0,308-0,174 X 1 Artinya adalah : - Nilai konstan (a) adalah -0,308; artinya, jika pertumbuhan asset (X2) bernilai 0, maka struktur modal (Y) bernilai Negatif 0,308 - Nilai koefisien regresi variabel pertumbuhan asset (b2) bernilai Negatif, yaitu -0,174 yang artinya setiap pertumbuhan asset (X2) mengalami peningkatan 1 poin akan menyebabkan penurunan DER (Y) perusahaan manufaktur sebesar Rp 0,174 dengan asumsi variabel lain tetap. Tabel 4.8.3 Hasil Uji Regresi Sederhana Profitabilitas Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -.012.128 -.096.932 ROA -2.805.864 -.334-3.246.002
Nilai nilai dari output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear sederhana variabel ukuran perusahaan sebagai berikut : Y = - 0,012-2,805 X 1 Artinya adalah : - Nilai konstan (a) adalah -0,012; artinya, jika profitabilitas (X3) bernilai 0, maka struktur modal (Y) bernilai Negatif 0,012 - Nilai koefisien regresi variabel profitabilitas (b3) bernilai Negatif, yaitu -2,805 yang artinya setiap profitabilitas (X3) mengalami peningkatan 1 poin akan menyebabkan penurunan DER (Y) perusahaan manufaktur sebesar Rp 2,805 dengan asumsi variabel lain tetap. 4.9 Regresi Linear Berganda Persamaan regresi linear berganda dengan 3 variabel independen adalah sebagai berikut : Y= α +β 1 X 1 +β 2 X 2 + β 3 X 3 Keterangan : Y = DER ( struktur modal ) α β 1,β 2,β 3,β 4 X1 X2 X3 = Constant = Koefisien regresi parsial = Ukuran perusahaan (Firm Size) = Tingkat pertumbuhan asset (Asset Growth) = Profitabilitas (ROA)
Berikut ini adalah tabel 4.9.1 yang menunjukkan hasil dari output spss yang digunakan untuk menentukan persamaan regresi linear berganda yaitu sebaga berikut Tabel 4.9.1 Regresi Linear Berganda Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant).617.532 1.160.249 ROA -2.697.937 -.321-2.879.005 GROWTH.455.537.092.847.399 SIZE -.026.020 -.138-1.271.207 Nilai nilai dari output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : Rumus regresi berganda : Y= α + β 1 (X 1 ) + β 2 (X2 )+ β 3 (X3) dari hasil penelitian diperoleh model regresi sebagai berikut : Y = 0,617-0,026(X 1 ) + 0, 455 (X 2 ) 2, 697 (X 3 ) Artinya adalah : - Nilai konstan (a) adalah 0,617; artinya, jika ukuran perusahaan (X1), tingkat pertumbuhan asset (X2), dan profitabilitas (X3) bernilai 0, maka struktur modal bernilai positif 0,617. - Nilai koefisien regresi variabel ukuran perusahaan (b1) bernilai Negatif, yaitu -0,026yang artinya setiap ukuran perusahaan (X1) mengalami peningkatan 1 poin akan menyebabkan penurunan DER
(Y) perusahaan manufaktur sebesar 0,026 dengan asumsi variabel lain tetap. - Nilai koefisien regresi variabel tingkat pertumbuhan asset b2 bernilai positif, yaitu yang 0, 45 5artinya setiap peningkatan tingkat pertumbuahn asset (X2) 1 poin akan menyebabkan peningkatan DER (Y) perusahaan manufaktur sebesar Rp 0, 455 dengan asumsi variabel lain tetap. - Nilai koefisien regresi variabel profitabilitas (X3) bernilai negatif, yaitu 2, 697 yang artinya setiap penurunan tingkat profitabilitas (X3) 1 poin akan menyebabkan peningkatan DER (Y) perusahaan manufaktur sebesar 2, 697 dengan asumsi variabel lain tetap Sesuai dengan persamaan regresi yang diperoleh, maka perubahan struktur modal yang terjadi di perusahaan objek penelitian akan berlawanan arah dengan perubahan yang terjadi pada ukuran perusahaan dan profitabilitas. Hal ini karena koefisien regresi yang ada keduanya bertanda negatif. Oleh karena itu peningkatan nilai pada variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas akan mengakibatkan penurunan pada tingkat struktur modal ( DER). Sedangkan perubahan struktur modal yang terjadi di perusahaan objek penelitian akan searah dengan perubahan yang terjadi pada pertumbuhan asset, hal ini disebabkan karena koefisien regresi untuk pertumbuhan asset bertanda positif. Oleh karena itu peningkatan nilai pada variabel pertumbuhan asset akan mengakibatkan peningkatan pada struktur modal.