BAB IV PENUTUP. penulis akan menjelaskan atau memberikan beberapa kesimpulan dan saran.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan kekerasan pasangan suami isteri, yakni: 1. Peran Pendeta sebagai Motivator terhadap Permasalahan Ekonomi

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai penyelengaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dra.Ny.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1988 hal. 82

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. melalui kedatangan Zending Tukang dari Belanda sejak tahun Pelayanan

1. Apa yang dipahami pejabat gereja dalam hal ini Pendeta jemaat tentang PASTORAL? 3. Sejak kapan TIM DOA ini hadir ditengah-tengah Gereja?

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:... (Yosua 1:1)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA YANG BERSUAMIKAN PELAUT DI KLASIS INBAR JAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. ada sebagian kecil orang yang memilih untuk hidup sendiri, seperti Rasul Paulus

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

Wanita Yang Berhikmat (Amsal 31 : 10-31) Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April :11

Tata Upacara Pernikahan Sipil

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan penelitian dan analisa yang telah penulis lakukan maka ada beberapa hal

Tugas Seorang. Istri

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

Lesson 7 for May 13, 2017 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013

Level 2 Pelajaran 10

UKDW BAB I Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

BAB III TEMUAN HASIL PENELITIAN. menguraikan terlebih dulu gambaran umum GPM Jemaat Airmanis.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Pada bab ini dipaparkan tentang (1) kesimpulan dan (2) saran :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Persoalan perselingkuhan dalam hubungan pernikahan merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN

Potensi Muslimah Muslimah Berpotensi

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

I. JEMAAT BERHIMPUN. (Berdiri) 2. PROSESI DENGAN NYANYIAN PROSESI J : (Menyanyikan, Putri Sion, Nyanyilah, KJ. 91, do=e, 2 ketuk)

Perceraian, Perkawinan Kembali, dan Komunitas yang Kurang Piknik

PENETAPAN Nomor /Pdt.G/2015/PA.Sgr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan DUDUK PERKARA

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

Gereja dan Toleransi Beragama (Usaha GBKP Semarang dalam mewujudkan Toleransi antar umat beragama) FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SEJARAH SINGKAT MISIONARI TIONGKOK PERTAMA LIANG FA

BAB IV ANALISA. Bab IV ini merupakan serangkaian analisis dari data lapangan sebagaimana yang telah

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

PUTUSAN Nomor : 0568/Pdt.G/2010/PA.Pas BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN UKDW

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

P U T U S A N. NOMOR 52/Pdt.G/2013/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

Rumah Tangga dibentuk untuk memulihkan kembali citra Allah pada pria dan wanita.

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Laki-laki yang berdasarkan Alkitab. (1 Korintus 16:13) Rasul Paulus menuliskan kata-kata ini kepada jemaat di Korintus:

27 AGUSTUS 2017 S1 = SEMBAH PUJI & DOA SYAFAAT

BAB I PENDAHULUAN. 1 K. Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1976, p. 5

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak mampu. Walaupun telah jelas janji-janji Allah swt bagi mereka yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

Lingkungan Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Yoh. 13: Pdt. Andi Halim, S.Th.

PENETAPAN. Setelah membaca semua surat dalam berkas perkara; Telah mendengar keterangan Penggugat di persidangan;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu

P U T U S A N Nomor 502/Pdt.G/2011/PA Prg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR 33/Pdt.G/2013/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

P U T U S A N. Nomor 0750/Pdt.G/2015/PA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

P U T U S A N Nomor 429/Pdt.G/2015/PA.Lt DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Bab Empat. Penutup. 1. Kesimpulan. Salah satu pokok yang seharusnya diputuskan dalam SSA GTM adalah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perkawinan poligami

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PUTUSAN Nomor : 0178/Pdt.G/2009/PA.Pas

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah salah satu individu yang menjadi bagian dari ciptaan-

TATA IBADAH KELUARGA GABUNGAN 'Kuasa Doa Dalam Pelayanan' 7 Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PERBANDINGAN KTSP DAN K13 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, terdapat berbagai macam agama dan kepercayaan- kepercayaan

BAB I. A. Latar belakang permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. (2000) p Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan dalam Masyarakat yang Beranekaragam Gema Duta Wacana, Vol.

BAB IV. A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang ada di gereja, yang bermula dari panggilan Allah melalui Kristus

BAGIAN III PENERAPAN YAYASAN PANTI ASUHAN YAKOBUS TERHADAP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL BAGI REMAJA KRISTEN DAN NON KRISTEN.

COPING STRESS PADA WANITA YANG MENGALAMI KEMATIAN PASANGAN HIDUP. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB DALAM KEHIDUPAN BERKELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB V PENUTUP. penting yang menjadi pokok atau inti dari tulisan ini, yaitu sebagai berikut :

PUTUSAN Nomor : 1118/Pdt.G/2008/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

P E N E T A P A N Nomor 0106/Pdt.G/2016/PA.Pkp. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP Setelah penulis memaparkan hasil penelitian yang dilakukan, dalam bab ini penulis akan menjelaskan atau memberikan beberapa kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian kami menarik kesimpulan bahwa pandangan warga terhadap pendeta bersuamikan pelaut di GMIST Inbar adalah sebagai berikut: Pertama, bahwa pada umumnya warga cukup memahami bahwa adalah wajar kalau pendeta perempuan tidak didampingi dari waktu ke waktu dalam pelayanannya. Hal ini karena umumnya warga jemaat adalah juga orang-orang Sangir Talaud yang memang suka menjadi pelaut sebagai suatu alternatif dalam lapangan kerja. Pekerjaan sebagai seorang pelaut sangat mengental bagi budaya orang Sangir, karena mayoritas pekerjaan sebagai seorang pelaut. Tidak menjadi sesuatu yang tabu atau kejanggalan bagi jemaat melihat suami pendetanya sebagai seorang pelaut. Jemaat sudah paham dan mengerti akan latar belakang dari keluarga pendetanya tersebut. Kedua, mereka tak terlalu mempersoalkan apakah kebersamaan pasangan Pendeta menjadi keharusan untuk berperan sebagai teladan bagi para warga. Menurut mereka ada banyak cara lain untuk menjadi teladan. Menjadi teladan bagi jemaat dapat dilakukan dalam berbagi cara lain, contohnya saja pendeta dengan suami yang sulit bertemu dengan waktu yang cukup lama tetapi bisa dapat menjaga 9

kesetiaan dan keberamaan mereka, keluarga mereka harmonis dan selalu bersama serta dapat mendidik dan menjaga anak-anak dengan baik. Jemaat bisa melihat dan menilai bahwa dengan waktu dan jarak yang lama tetapi hubungan suami isteri tetap bisa terjalin dengan harmonis, dari hal itulah seharusnya jemaat bisa melihat teladan dari keluarga pendetanya. Karena tidak sedikitnya, keluarga Kristen bahkan keluarga jemaat ada yang berpisah atau bercerai, padalah keduanya mempunyai waktu bertemu yang banyak. Teladan lain, yang patut diteladani bagi jemaat adalah bahwa meskipun kepala keluarga atau suami, bekerja sebagai pelaut atau jarang bertemu dengan keluarga dan anak-anak, tetapi anak-anak yang berkeluarga pelaut mereka dapat mendidik anak-anak mereka dengan penuh tanggung jawab sehingga anak-anak mereka dapat hidup dalam jalan Tuhan. Ketiga, pencitraan jelek bagi pelaut tidak terlalu dikenakan kepada suami-suami para pendeta.bahkan ada yang berpendapat bahwa justru para suami ini mengharapkan isteri yang setia kepada suami sehingga memilih menikah dengan pendeta.ini berarti bahwa nilai kesetiaan masih dipegang erat oleh para pelaut dan juga pendeta perempuan. Karena jarak yang jauh dalam pekerjaan sebagai seorang pelaut, maka para suami pelaut menginginkan pada saat menjalani pekerjaan maka sang isteri dapat ikut mendoakan dan melakukan hal yang positif bagi keluarga. Tidak sedikit suami pelaut mencari isteri seorang pendeta, karena mereka tidak mau beranggapan kalau isteri akan dapat berselingkuh pada saat suami sedang melakukan tugas pelayarannya. Apabila isteri sebagai seorang hamba Tuhan maka, seorang pelaut akan sangat sangat tenang karena isteri dapat melakukan tugas sebagai seorang pelayan pada saat ditinggal melakukan pekerjaannya. 10

Keempat, jemaat beranggapan bahwa secara finansial pekerjaan suami sebagai pelaut dapat mencukupi kebutuhan keluarga, sehingga jemaat tidak terlalu sulit untuk mengutamakan kebutuhan secara finansial kepada pendeta yang bersuamikan pelaut.karena secara materi kebutuhan pendeta telah dipenuhi oleh suami yang bekerja sebagai pelaut. Kelima, jemaat berpandangan bahwa bersuamikan pelaut seorang pendeta dapat mandiri sebagai kepala rumah tangga yang dapat menggantikan suami pada saat melakukan pelayanan pekerjaan.sehingga jemaat berpandangan bahwa seorang pendeta perempuan dapat memiliki jiwa kepemimpian yang baik. Dengan demikian penulsi menyimpulkan bahwa Warga Jemaat GMIST Inbar sudah cukup maju dalam cara berpikirnya tentang harapan mereka terhadap pendeta dan keluarganya, dan bahwa pekerjaan untuk mencari nafkah begitu penting, sehingga pelaut pun di nilai positif oleh mereka. 5.2 Saran Atas dasar kesimpulan di atas maka penulis mengajukan beberapa saran berikut ini: Pertama, untuk Warga Jemaat GMIST Inbar: Penulis dapat memberikan apresiasi kepada warga jemaar GMIST Inbar, di mana dalam penilaiannya terhadap keluarga pendeta yang bersuamikan pelut dapat dilihat secara positif. Yang artinya cara pandang dari warga jemaat GMIST Inbar sudah dapat berfikir maju dan tidak mengotak-kotakan.saran penulis, jemaat harus ambil andil atau peran sebagai warga jemaat dalam kegiatan bergereja untuk 11

membantu pendeta bertugas melayani sebagai penghuni Kerajaan Allah.Karena peranan jemaat sangatlah penting sebagai partner pendeta untuk memajukan Kerajaan Allah di muka bumi. Setiap jemaat bisa dan bebas memilih pelayanan apa saja yang ingin dilakukan sesuai dengan talenta jemaat yang diberikan sehingga setiap jemaat dapat saling melayani satu dengan yang lain. Tugas sebagai seorang pendeta yang pada akhirnya tidak terlalu berat karena setiap jemaat dapat ambil andil dalam setiap pelayanan. Kedua, untuk Pendeta Perempuan Yang Bersuamikan Pelaut GMIST Inbar Bagi pendeta perempuan yang bersuamikan pelaut, agar tetap bersemangatdan terus berjuang dalam menjalani pelayanan terhadap warga jemaatnya.melakukan pelayanan dengan ketulusan hati dan kesanggupan yang penuh sehingga Firman Tuhan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh warga jemaatnya.pendeta juga perlu mengaktifkan warga jemaat agar aktif dalam kegiatan gereja sehingga Firman Tuhan dapat ditabur bagi setiap orang.jemaat gereja GMIST tidak mempermasalahkan pelayanan pendeta yang tidak didampingi oleh suami, sehingga pendeta bisa dapat melayani dengan baik tanpa adanya pemikiran yang negatif dari warga jemaatnya. Ketiga, Untuk Fakultas Teologi. Pada saat seorang pelayan melakukan tugas dan panggilannya, pasti akan mengalami suka dan dukanya. Sebelum mahasiswa atau mahasiswi fakultas teologi melakukan pelayanannya, banyak hal yang harus dipelajari.dari hal pendetanya hingga ke warga jemaatnya. Bagaimana menilai dan melihat segala sesuatunya 12

dengan positif, meskipun orang menilai hal tersebut negatif tetapi sebagai seorang pelayan harus dapat menanggulangi penilaian tersebut yang nantinya akan berdampak positif bagi kehidupan warga jemaatnya.belajar dari jemaat yang dapat selalu menilai positif bagi pendetanya, sehingga keharmonisan antara pelayanan pendeta dan jemaat dapat terjalin dengan baik. 13