BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap

PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Eksistensi pondok pesantren Mamba us Sholihin dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. jasmaniah dan rohaniah berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya lembaga pendidikan keagamaan Islam yang paling tua. 1 Pendidikan

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. tradisional adalah muslim yang masih terikat kuat dengan pikiran-pikiran

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB I PENDAHULUAN. Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di Desa

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang. kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN. memiliki akhlak yang sangat mulia. Lahir di kampung Ampel Maghfur, pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dikenal di Indonesia. Keberadaan pesantren sebagai wadah untuk. diperkirakan masuk sejalan dengan gelombang pertama dari proses

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menyikapi globalisasi dan persoalan-persoalan lain yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

BAB IV USAHA-USAHA KH. MASRUR QUSYAIRI DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN HIDAYATUL UMMAH PRINGGOBOYO MADURAN LAMONGAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan totalitas pengalaman yang dapat dipandang dari

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN SHOLAWAT WAHIDIYAH PADA MASA KH. ABDUL LATIF MADJID

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB I PENDAHULUAN. Madura telah berjalan beberapa abad silam. Pada abad ke-16, perjalanan

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Muzayyin. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

BAB I PENDAHULUAN. bentuknya dan bagaimana caranya. Masalah waktu atau kapan peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin jauhnya dari ajaran-ajaran suci agama.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. pusat pengajian untuk menghafal dan mengkaji Al-Qur an atau pusat

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,

BAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yang berjiwa religius,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang metodologi penelitian yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. akronim yang menggabungkan dua nama nabi dan satu sifat Allah Subhanahu

BAB I PENDAHULUAN. dan Hadis dan merancang segenap kegiatan pendidikannya. 2. madrasah, yakni pendidikan Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. didik ke arah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab. Untuk. hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena pesantren memiliki keunikan tersendiri untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENJADI PENELITI SEJARAH Oleh: Miftahuddin

Daftar Pustaka. A. Buku Al-Syaibani, O. (1979). Falsafah Pendidikan. Terj. Hasan Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang.

BAB I PENDAHULUAN. agama Islam lahir dan berkembang semenjak masa-masa permulaan kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

BAB VI P E N U T U P

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Inggris yaitu history, dan dalam bahasa Latin dan Yunani historia yang. kebebasan dan keputusan daya rohani.

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. tentunya memiliki komitmen untuk bersungguh sungguh menerapkan sistem

PERANAN YAYASAN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL MIDAD DESA SUMBEREJO KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN LUMAJANG

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

B A B III METODE PENELITIAN. ditentukan. Pelaksanaan penelitian membutuhkan banyak waktu, tenaga, alat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren atau pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan nasional. Menurut Nurcholis Madjid, secara histori pesantren tidak hanya identik dengan makna keislaman tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia 1. Sebelum datangnya Islam ke Indonesia pun lembaga serupa pesantren ini sudah ada di Indonesia dan Islam tinggal meneruskan, melestarikan dan mengislamkannya. Jadi, pesantren merupakan hasil penyerapan akulturasi kebudayaan Hindu Budha dan kebudayaan Islam menjelma menjadi suatu lembaga yang kita kenal sebagai pesantren sekarang ini. Akar-akar historis keberadaan pesantren di Indonesia dapat dilacak jauh ke belakang, yaitu pada masa-masa awal datangnya Islam di bumi Nusantara ini dan tidak diragukan lagi pesantren intens terlibat dalam proses Islamisasi tersebut. Sementara proses Islamisasi itu, pesantren dengan canggihnya telah melakukan akomodasi dan transformasi sosial kultural terhadap pola kehidupan 1 NurcholishMadjid, Bilik-BilikPesantren : SebuahPotretPerjalanan, Cet. 1 (Jakarta : Paramadina, 1997), hal.3 1

2 masyarakat setempat. Oleh karena itu, dalam prespektif historis, lahirnya pesantren bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan akan pentingnya pendidikan, tetapi juga untuk penyiaran agama Islam. Menurut M. Dawam Raharjo, hal itu menjadiidentitas pesantren pada awal pertumbuhannya, yaitusebagai pusat penyebaran agama Islam, disamping sebagai sebuah lembaga pendidikan 2. Eksistensi Pesantren ternyata sampai hari ini, ditengah-tengah deru modernisasi, pesantren tetap bisa bertahan dengan identitasnya sendiri. Bahkan, akhir-akhir ini para pengamat dan praktisi pendidikan dikejutkan dengan tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga pedidikan pondok pesantren di tanah air ini. Setelah melalui beberapa kurun waktu, pesantren tumbuh dan berkembang secara subur dengan tetap menyandang ciri-ciri tradisionalnya. Sebagai lembaga yang indigenous, menurut Azra, pesantren memiliki akar sosial historis yang cukup kuat sehingga membuatnya mampu menduduki posisi yang relatif sentral dalam dunia keilmuan masyarakatnya dan sekaligus bertahan ditengah berbagai gelombang perubahan. 3 2 M. DawamRaharjo, PerkembanganMasyarakatdalamPerspektifPesantren,Pengantardalam M. DawamRaharjo (ed), PergaulanDuniaPesantren :MembangundariBawah (Jakarta : P3M, 1985), hal. vii. 3 AzyurmardiAzra, Esei-eseiIntelektual Muslim &Pendidikan Islam, cet. I (Jakarta : Logos WacanaIlmu, 1998), hal. 87.

3 Setelah kita mengetahui hal itu, mengapresiasinya sehingga kita dapat menemukan pola pesantren yang bisa dijadikan referensi bagi masa depan. Inilah yang akan menjadi kajian penelitian ini dengan menampilkan profil sebuah Yayasan tradisional di Nusantara ini, yaitu Pondok PesantrenMamba ul Ulum Awang-awang Mojosari Mojokerto. Untuk melihat perkembangan Pondok Pesantren Mamba ul Ulum dari mulai pertama sampai saat ini, perkembangannya di bidang formal dan nonformal, yang sangat berkembang yaitu unit usaha Kopontren (Koperasi Pondok Pesantren). Dalam koperasi ini Pondok Pesantren Mamba ul Ulum mempunyai usaha mobil gas LPG, Wartel, FotoCopy, SwalayandanWarnet. Yang menjadi tulang punggung operasional Pondok Pesantren Mamba ul Ulum. Berkat kegigihan dan keuletan KH.Mansyur Hamid para santri yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Mamba ul Ulum tanpa dipungut biaya apapun dan juga memenuhi keperluan sehari-hari mereka, bukan hanya itu Pondok Pesantren Mamba ul Ulum juga menyediakan transportasi bus bagi anak-anak yang sekolah disana dan tidak menetap di pesantren. Dengan semakin banyaknya siswa yang memperoleh pendidikan di Pondok Pesantren Mamba ul Ulum maka usaha pengasuh Yayasan mendirikan Pondok Pesantren dan juga membuka sekolah umum antara lain, Play Group, TK, MTs, MA. Dengan adanya pembukaan pendidikan tersebut dapat

4 mambangkitkan semangat belajar masyarakat,peserta didiknya juga tidak terbatas pada masyarakat desa Awang-awang tetapi juga masyarakat desa sekitar. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka masalah yang hendak dikaji disini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. BagaimanaPeranKH. Mansyur Hamid? 2. Bagaimanaprofil Pondok Pesantren Mamba ul Ulum Awang-awang Mojosari Mojokerto ini? 3. BagaimanapemanfaatanfasilitasPondok Pesantren Mamba ul Ulum Awangawang Mojosari Mojokerto? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui biografi KH. Mansyur Hamid. 2. Untuk mengetahui profil Pondok Pesantren Mamba ul Ulum Awang-awang Mojosari Mojokerto. 3. Untuk mengetahui fasilitas yang adadi Pondok Pesantren Mamba ul Ulum Awang-awang Mojosari Mojokerto.

5 D. Kegunaan Penelitian Dengan memperhatikan hasil penelitian ini secara menyeluruh maka kita akan dapat mengambil manfaat sebagai berikut : 1. Untuk menambah wawasan baik pada peneliti, khususnya pada pondok pesantren. 2. Untuk menambah pengetahuan, khususnya tentang sejarah lembaga islam. 3. Untuk mengembangkan pengetahuan tentang sejarah. 4. Memperoleh pengalaman penelitan sebagai bekal untuk terjun ke masyarakat yang ada setelah menyelesaikan pendidikan strata satu. E. Kerangka Teori Pendekatan yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan historis yang bertujuan untuk mendiskripsikan yang terjadi di masa lampau, dengan pendekatan historis ini penulis berusaha mengungkapkan latar belakang sejarah kehidupan KH. Mansyur Hamid sebagai pemimpin atau pengasuh dalam mengembangkan Pondok Pesantren MambaulUlum Awang-awang Mojosari Mojokerto,sehigga dalam hal teori penulis menggunakan teori yang menonjolkan dalam menjelaskan teori kepemimpinan. 1. Teori genetik yang menyatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan dari keturunan, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar

6 biasa sejak lahirnya dan ditakdirkan menjadi pemimpin dalam situasi, dan kondisi apapun. 2. Teori sosial yang menyatakan setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan, pendidikan dan pembentukan serta didorong oleh kemajuan sendiri, tidak terlahir begitu saja atau takdir tuhan yang semestinya. 3. Teori ekologis/sintesis menyatakan seorang akan menjadi sukses juga akan ada kepemimpinan bila sejak lahirnya te;lah memiliki bakat kepemimpinan dan dikembangkam melalui pengalaman serta cita-cita, usaha pendidikan yang sesuai dengan tuntutan lingkungan /ekologisnya. 4 Dalam hal ini KH. Mansyur Hamid masuk dalam kategori teori sosial, karena dalam keluarganya tidak ada yang berketurunan darah biru atau kyai.dia merupakan santri yang ada di Darul Ulum, KH. Mansyur Hamid diberi pengajaran dan pendidikan dengan disiplin yang baik. Dia mulai belajar dibeberapa pesantren yang ada di Jawa Timur, lalu mendapatkan pengalamanpengalaman dari pondok ke pondok dan usaha inteletual. F. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu KH.Mansyur Hamid dan pondok Pesantren Manba'ul Ulum belum pernah diteliti oleh siapapun, akan tetapi dalam hal Pondok 4 Sunidhia-NinimWidiyanti, KepemimpinanDalamMasyarakat Modern, ( Jakarta, RinekaCipta, 1993), 21

7 Pesantren sudah banyak sekali yang membahas atau menulis dalam skripsi antara lain: 1. Dwi Susanto. Pengembangan Masyarakat Islama Berbasis Ekonomi (Study Historis Tentang Proses Internalisasi Pengembangan Entrepreneurship Dar Al-Tauhid Bandung tahun 1990-2002). Surabaya: Fakultas Adab, 2004. 2. Zamakhsyari Dhofier. Tradisi Pesantren: Study Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES, 1956. 3. Bahri Ghazali. Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: CV. Prasasti, 2002. G. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mendasarkan analisis pada data dan fakta yang ditemui di lapangan, metode ini tidak diungkapkan dengan angka-angka sebagai mana penyajian data secara kuantitatifdalam bentuk kategori. Data diperoleh dari buku-buku, dokumen-dokumen cetak dan peristiwaperistiwa lainnya tertulis maupun tidak tertulis serta informan yaitu kyai, ustadz, santri, alumni dan tokoh terkait, formal maupun informal. Pengumpulan datanya dilakukan dengan cara : 1. Heuristik Adalah pengumpulan sumber-sumber yang diperoleh dengan melalui proses yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan sumber dalam penulisan sejarah, sehingga dapat sumber-sumber yang dapat menjelaskan

8 tentang peristiwa masa lampau guna mendiskripsikan hal itu sejarah tanpa sumber tidak dikatakan sebagai sejarah dan tidak boleh dibicarakan. a. Studikepustakaan Riset kepustakaan, yaitu pengumpulan data referensi-referensi tertulis, meliputi buku-buku tentang pesantren, pendidikan Islam pada umumnya dan dokumen tertulis yang berkaitan dengan topik penelitian. b. Observasi Pengamatan terlibat (participant observation) yaitu pengamatan langsung pada obyek penelitian tanpa intervensi eksistensinya dan terjadi interaksi antara peneliti dan informan. c. Interview Wawancara terbuka (open interview) dan mendalam, langkah ini dilakukan untuk memperoleh jawabann yang tidak dibatasi dari informan. Interview merupakan proses interaksi antara pewawancara dan responden yaitu informan. 2. Kritik Sumber Kritik Sumber dilakukan terhadap sumber-sumber pertama, kritik ini menyangkut verivikasi sumber yaitu pengujian mengenai kebenaran atau ketepatan (akurasi) dari sumber itu dan sumber tesebut sesuai dengan pokok permasalahan yang memberi informasi kesejarahan. Dalam metode sejarah dikenal dengan cara melakukan kritik ekstern dan kritik intern. Kritik

9 eksternadalah proses untuk melihat apakah sumber yang didapatkan autentik atau asli, sedangkan kritik intern adalah upaya yang dilakukan untuk melihat apakah isi sumber tersebut cukup layak dan dipercaya kebenarannya. 5 3. Interpretasi atau Penafsiran Interpretasi atau Penafsiran, adalah suatu usaha dari sejarawan untuk megaji kembali terhadap sumber-sumber yang ada, apakah sumber-sumber yang didapatkan dan yang telah teruji keasliannya terdapat saling berhubungan, maka peneliti memberikan penafsiran terhadap sumber yang telah didapatkan, karena sejarah tanpa penafsiran tidak dapat dibicarakan 4. Historiografi Historiografi disini menyusun atau merekonstruksi fakta-fakta yang telah tersusun yang didapatkan dari penafsiran sumber-sumber dalam bentuk tertulis. H. Sistematika Pembahasan Untuk mengetahui sejauh mana pembahasan hasil penelitian yang dilaksanakan, maka akan dikemukakan secara garis besar sistematika pembahasan skripsi dan materi-materi yang dibahas antara lain: BAB I a. Latar Belakang Masalah b. Rumusan Masalah 5 AminuddinKasdi,memahamiSejarah, Unesa University Press, 2008,hl 27

10 c. Tujuan Penelitian d. Kegunaan Penelitian e. Kerangka Teori f. Penelitian Terdahulu g. Metode Penelitian h. Sistematika Pembahasan BAB II Peran KH. Mansyur Hamid yang sebagai pendiri di Pondok Pesantren Mamba ul Ulum Awang-awang Mojosari Mojokerto. a. Perankepemimpinan KH. Mansyur Hamid b. KH. Mansyur Hamid sebagaifigurpendidik c. Latarbelakangkeluargadansilsilah d. Latarbelakangsosialdanpendidikan e. KH. Mansyurhamidsebagaipengusaha BAB III ProfilPondok Pesantren Mamba ul Ulum Awang-awang Mojosari Mojokerto. a. LatarbelakangberdirinyapondokpesantrenMamba ululum b. TujuandanaktifitaspondokpesantrenMamba ululum c. Usaha-usaha yang dilakukan KH. Mansyur Hamid BAB IV PemanfaatanfasilitaspondokpesantrenMambaulUlum

11 a. SaranadanPrasarana b. Pengelolaan Dana c. PengelolaanPendidikan d. OrganisasiPondok BAB V a. Kesimpulan b. Saran