SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IFNA ANGGAR KUSUMA K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki beberapa keuntungan antara lain: 1) ketepatan dosis, 2) mudah cara

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN TABLET TEOFILIN DENGAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DAN CMC

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

OPTIMASI FORMULA TABLET DISPERSIBLE CAPTOPRIL DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGHANCUR STARCH 1500 DAN BAHAN PENGISI STARLAC SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Gambar 1. Tanaman dan Buah nangka (Artocarpus heterophylus)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

OPTIMASI FORMULA TABLET DISPERSIBLE NATRIUM DIKLOFENAK DENGAN BAHAN PENGHANCUR EXPLOTAB DAN BAHAN PELICIN PEG 6000 SKRIPSI

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

OPTIMASI FORMULA TABLET DISPERSIBLE CAPTOPRIL DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGHANCUR EXPLOTAB DAN BAHAN PENGISI AVICEL PH 102 SKRIPSI

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI

Sifat fisika kimia - Zat Aktif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang banyak diproduksi dan disukai

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

FORMULASI TABLET EKSTRAK HERBA TAPAK DARA (Catharantus roseus (L) G. Don) DENGAN BAHAN PENGIKAT GELATIN DAN GOM ARAB PADA BERBAGAI KONSENTRASI SKRIPSI

OPTIMASI FORMULA TABLET DISPERSIBLE CAPTOPRIL DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGHANCUR STARLAC DAN BAHAN PENGISI AVICEL PH 102 SKRIPSI

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PEMBUATAN TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAGA

Khasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI DENIAR K SURAKARTAA Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Loratadin merupakan obat anti histamin non-sedatif yang biasa

POTENSI EKSTRAK KERING SIRIH MANADO:MIYANA SEBAGAI BAHAN BAKU TABLET HERBAL

PEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 %

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh orang dewasa maupun anak-anak. Loratadin merupakan salah satu jenis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini, banyak orang telah kembali pada pengobatan tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata Nees) merupakan salah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan cairan lain seperti pepsin di dalam lambung. Kondisi hiperasiditas lambung

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

(Submitted: 06 Agustus 2017, Accepted: 25 September 2017) Sri Rahayu, Nezar Azhari, Ina Ruslinawati

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

OPTIMASI FORMULA TABLET EKSTRAK DAUN SAMBUNG NYAWA

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR AMPROTAB TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) SECARA GRANULASI BASAH SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

FORMULASI. Oleh FAKULTAS

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DIAN INDAH PERMATASARI K

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TABLET/OT 2015 Sediaan tablet adalah Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaanya rata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM MALAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn, DAN VITAMIN C SKRIPSI

Tablet Khusus. (dibuat dalam rangka memenuhi Tugas mata Kuliah TFSP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanaman obat di Indonesia. Dalam penelitian sebelumnya telah terbukti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam penyimpanan. Akan tetapi obat yang bersifat lipofil dalam bentuk tablet

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besi atau anemia gizi besi. Anemia defisiensi besi ini jauh lebih lazim terjadi di

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

Penghancur (Disintegran) Tablet

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa.l) SEBAGAI ANTI INFLAMASI DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI XILITOL-LAKTOSA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERBEDAAN SUHU DALAM METODE PEMBUATAN AMILUM SINGKONG PREGELATINASI TERHADAP SIFAT FISIK TABLET CHLORPHENIRAMIN MALEAT SECARA KEMPA LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Depkes RI,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sub kingdom : Tracheobionta ( tumbuhan berpembuluh ) Super divisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

METODE GRANULASI BASAH DALAM PEMBUATAN TABLET KOMPRESI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma Zedoaria (Berg) Roscoe) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada jaman dahulu maupun sekarang. Penggunaan obat tradisional oleh

SKRIPSI UMI SALAMAH K Oleh :

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I TABLET ZETAMOL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN TABLET TEOFILIN DENGAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DAN EXPLOTAB SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DENGAN MODEL SIMPLEX LATTICE DESIGN SKRIPSI Oleh: HENI SUSILOWATI K100 040 020 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada proses pembuatan tablet selain bahan aktif juga dibutuhkan beberapa bahan tambahan seperti bahan pengikat dan bahan penghancur. Bahan pengikat digunakan untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan kohesi antar partikel serbuk. Bahan pengikat yang digunakan yaitu starch 1500 yang mempunyai mekanisme pengikatan dengan membentuk gel. Penambahan starch 1500 dapat dalam bentuk mucilago atau bentuk kering kemudian ditambah air. Dalam menambahkan bahan pengikat perlu diperhatikan bahwa semakin tinggi kosentrasi bahan pengikat maka tablet akan menjadi semakin keras dan waktu hancur tablet semakin lama. Jika bahan pengikat yang digunakan konsentrasinya kecil maka tablet akan menjadi rapuh. Konsentrasi starch 1500 sebagai bahan pengikat 5%-10% (Kibbe, 2006). Bahan penghancur digunakan untuk mempercepat atau memudahkan pecah atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan pencernaan. Bahan penghancur yang digunakan yaitu Explotab yang mempunyai kemampuan superdisintegrant dengan daya pengembangan sangat tinggi sehingga dapat mempercepat proses hancurnya tablet. Konsentrasi yang digunakan biasanya 2%- 8% (Edge and Miller, 2006). Konsentrasi bahan penghancur yang semakin tinggi dapat mengakibatkan tablet menjadi rapuh dan waktu hancurnya menjadi sangat cepat. Semakin kecil konsentrasi bahan penghancur maka tablet akan sulit hancur yang mengakibatkan kadar terdisolusi tablet menjadi kecil. 1

2 Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian tentang penggunaan starch 1500 sebagai bahan pengikat dan Explotab sebagai bahan penghancur dalam berbagai konsentrasi terhadap sifat fisik tablet. Pembuatan formula dilakukan dengan optimasi model simplex lattice design untuk mendapatkan formula yang menghasilkan tablet dengan sifat fisik yang optimum. B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh starch 1500 sebagai bahan pengikat dan Explotab sebagai bahan penghancur terhadap sifat fisik tablet teofilin? 2. Pada perbandingan berapa starch 1500 sebagai bahan pengikat dan Explotab sebagai bahan penghancur dapat menghasilkan tablet dengan sifat fisik tablet yang optimum? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh starch 1500 sebagai bahan pengikat dan Explotab sebagai bahan penghancur terhadap sifat fisik tablet. 2. Memperoleh formula tablet yang optimum dengan menggunakan starch 1500 sebagai bahan pengikat dan Explotab sebagai bahan penghancur. D. Tinjauan Pustaka 1. Bahan Tambahan Tablet Dalam formulasi tablet selain bahan aktif juga dibutuhkan beberapa bahan tambahan untuk berbagai tujuan dan fungsi. Eksipien mempunyai peranan yang penting dalam formulasi tablet karena tidak ada satupun zat aktif

3 yang dapat langsung dikempa menjadi tablet tanpa membutuhkan eksipien (Sulaiman, 2007). Eksipien dalam sediaan tablet antara lain: a. Bahan pengisi (diluent) Bahan pengisi digunakan untuk memperbesar volume tablet. Biasanya bahan pengisi ditambahkan jika jumlah zat aktif sedikit atau sulit dikempa (Anonim, 1995). Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu tidak toksik, tidak boleh berinteraksi antar komponen, inert dan stabil secara fisika kimia baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau bahan penyusun tablet lain, tidak menghambat pelepasan dan disolusi obat serta tidak mengganggu bioavailabilitas obat. Bahan pengisi yang sering digunakan antara lain laktosa, dekstrosa, kalsium fosfat, manitol, sorbitol, sukrosa dan avicel (Banker and Anderson, 1986). b. Bahan pengikat (binder) Bahan pengikat dimaksudkan untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan kohesi antar partikel serbuk. Bahan pengikat adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif yang digunakan untuk mengikat serbuk menjadi granul selanjutnya bila ditempa akan menghasilkan tablet yang kompak. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering tetapi lebih efektif bila ditambahkan dalam bentuk larutan (Anonim, 1995). Jumlah bahan pengikat yang ditambahkan sebaiknya sedikit demi sedikit sehingga massa yang dihasilkan tidak lengket. Penambahan bahan pengikat yang terlalu banyak dapat menghasilkan massa yang lengket sehingga menyebabkan kesulitan dalam

4 melalui ayakan saat pembentukan granul, membutuhkan waktu pengeringan yang lebih lama dan dapat menyebabkan tablet menjadi semakin keras sehingga waktu hancur menjadi lebih lama (Parrott, 1971). Mekanisme pengikatan bahan pengikat secara umum adalah: bila larutan bahan pengikat ditambahkan dalam suatu campuran serbuk, maka dengan adanya pengadukan, bahan pengikat akan terdistribusi secara merata pada permukaan partikel serbuk. Jarak partikel sedemikian dekat, maka akan terbentuk suatu jembatan cair antar partikel serbuk. Dengan adanya proses pengeringan, pelarut akan menguap dan akan terbentuk jembatan padat (material bahan pengikat yang memadat karena pelarutnya menguap) (Sulaiman, 2007). Banyaknya bahan pengikat yang dibutuhkan dalam proses granulasi bervariasi tergantung pada jumlah bahan, ukuran partikel, kompresibilitas, luas permukaan, porositas, hidrofobisitas, kelarutan dalam pengikat dan metode penggranulan. Bahan pengikat yang umum digunakan antara lain gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metil selulosa, karboksimetil selulosa dan pasta pati yang terhidrolisis (Anonim, 1995). Penambahan bahan pengikat ada beberapa cara yaitu dengan menambahkannya dalam bentuk larutan atau musilago (cairan yang mengandung bahan pengikat), dalam bentuk kering baru kemudian ditambahkan pelarutnya dan dengan ditambahkan pelarutnya saja (Sulaiman, 2007).

5 c. Bahan pelicin (lubricant) Bahan pelicin digunakan untuk mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Umumnya bahan pelicin bersifat hidrofobik sehingga cenderung menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Semakin kecil ukuran granul maka tablet membutuhkan jumlah bahan pelicin lebih banyak. Bahan pelicin yang biasa digunakan antara lain talk, magnesium stearat, asam stearat, kalsium stearat, natrium stearat, likopodium, lemak, paraffin cair (Banker and Anderson, 1986). d. Bahan penghancur (disintegrant) Bahan penghancur digunakan untuk mempercepat atau memudahkan pecah atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan pencernaan. Bahan penghancur dapat ditambahkan secara langsung (pada kempa langsung), intragranular, ekstragranular atau kombinasi intra-ekstra pada granulasi. Bahan penghancur yang umum digunakan antara lain amilum manihot kering, gelatinum, agar-agar, natrium alginat (Anief, 2003). Mekanisme bahan penghancur dalam proses penghancuran tablet ada beberapa cara yaitu: 1) Pengembangan (swelling) Air merembes ke dalam tablet melalui celah antar pertikel yang dibentuk bahan penghancur dengan adanya air maka bahan penghancur akan mengembang dimulai dari bagian lokal meluas ke seluruh tablet. Akhirnya pengembangan bahan penghancur menjadikan tablet pecah dan hancur.

6 2) Perubahan bentuk (deformasi) Pada saat pengempaan tablet beberapa partikel ada yang mengalami deformasi plastik, masuknya air ke dalam tablet akan memacu partikel kembali ke bentuk semula akhirnya tablet akan hancur. 3) Aksi kapiler (wicking) Tablet kontak dengan air maka air akan segera masuk ke dalam tablet melalui saluran pori yang terbentuk selama proses penabletan karena sifat hidrofilisitas bahan penghancur, maka pembesaran air lewat pori akan lebih cepat dan efektif sehingga akan memisahkan partikel-partikel granul dan menghancurkan tablet. 4) Peregangan (repulsion) Air yang masuk ke dalam pori-pori tablet dapat menetralisir muatan listrik antar partikel yang terbentuk pada saat pengempaan. Muatan listrik berubah sehingga akan saling tolak menolak, gaya penolakan ini yang akan menyebabkan hancurnya tablet (Rudnic and Kottke, 1996). 2. Metode Pembuatan Tablet a. Metode granulasi basah Granulasi merupakan proses untuk memperbesar ukuran partikel dari partikel yang kecil menjadi aglomerat atau agregat yang lebih besar (ukuran partikel yang lebih besar) sehingga dapat meningkatkan kompresibilitas dan fluiditas. Biasanya digunakan untuk obat yang tahan terhadap pemanasan dan tidak terurai oleh air.

7 Keuntungan dari metode granulasi basah: 1) Meningkatkan kohesifitas dan kompresibilitas serbuk sehingga diharapkan tablet yang dibuat dengan mengempa sejumlah granul pada tekanan kompresi tertentu akan menghasilkan massa yang kompak. 2) Obat dengan sifat kompresibilitas rendah dalam takaran tinggi dibuat dengan metode granulasi basah dapat membentuk sifat alir dan kompaktibilitas yang baik untuk dicetak. 3) Sistem granulasi basah mencegah terjadinya segregasi komponen penyusun tablet yang telah homogen selama proses pengempaan. 4) Zat yang hidrofob dengan granulasi basah dapat memperbaiki kecepatan pelarut obat dengan memilih pengikat yang cocok (Bandelin, 1989). Kelemahan pada metode granulasi basah yaitu dibutuhkan biaya produksi yang tinggi, banyak material yang hilang dalam proses granulasi, kemungkinan inkompatibilitas besar dan tempat kerja yang luas dengan suhu dan kelembaban yang dikontrol karena banyak tahapan dalam proses granulasi basah ini (Sulaiman, 2007). b. Metode granulasi kering Granulasi kering dilakukan bila zat aktif yang akan digranul tidak tahan terhadap panas dan kelembaban dari solven atau pelarut. Pada metode granulasi kering, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk serbuk dan tanpa penambahan pelarut. Prinsip dasar dari granulasi kering yaitu: campuran serbuk dikempa menjadi tablet (slugging dengan mesin tablet) atau campuran serbuk di tekan menjadi lembaran (rooller

8 compactor). Tablet atau lembaran yang terbentuk selanjutnya dihancurkan menjadi butiran granul dan diayak (Sulaiman, 2007). Keuntungan metode granulasi kering adalah tidak perlu panas dan kelembaban dalam proses granulasi, energinya lebih kecil dan lebih murah (Anonim, 1995). Kelemahan metode granulasi kering yaitu dibutuhkan mesin tablet bertekanan tinggi, distribusi warna tidak homogen, timbul banyak debu dan berpotensi meningkatkan kontaminasi (Sulaiman, 2007). c. Metode kempa langsung Metode kempa langsung adalah pencetakan bahan obat atau campuran obat dan bahan tambahan berbentuk serbuk tanpa proses pengolahan awal. Pembuatan tablet dengan metode kempa langsung khususnya untuk bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan proses granulasi basah atau granulasi kering (Parrott, 1971). Dalam metode kempa langsung sifat fisik masing-masing bahan pengisi merupakan hal yang kritis, perubahan sedikit saja dapat mengubah sifat alir dan kempa sehingga menjadi tidak sesuai untuk dikempa langsung (Anonim, 1995). Keuntungan metode kempa langsung yaitu lebih ekonomis, lebih singkat prosesnya, dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab, waktu hancur dan disolusinya lebih baik. Kelemahan metode kempa langsung yaitu perbedaan ukuran dan kerapatan bulk menyebabkan tidak seragamnya kadar zat aktif dalam tablet, zat aktif dosis

9 besar tidak dapat dikempa langsung dan sulit dalam pemilihan eksipien (Banker and Anderson, 1986). 3. Optimasi Model Simplex Lattice Design Suatu formula merupakan campuran yang terdiri dari beberapa komponen. Setiap perubahan fraksi salah satu komponen dari campuran akan merubah sedikitnya satu variabel atau bahkan lebih fraksi komponen lain. Jika xi adalah fraksi dari komponen i dalam campuran fraksi maka: 0 X i 1 i = 1,2,...,q...(1) 3 2 1 A 50% B Gambar 1. Simplex Lattice Design Model Garis Campuran akan mengandung sedikitnya 1 komponen dari jumlah fraksi semua komponen adalah tetap, ini berarti: X 1 +X 2 +X q = 1...(2) Area yang menyatakan semua kemungkinan kombinasi dari komponenkomponen dapat dinyatakan oleh interior dan garis batas dari suatu gambar dengan q tiap sudut dan q 1 dimensi. Semua fraksi dari kombinasi dua campuran dapat dinyatakan sebagai garis lurus. Jika ada dua komponen ( q = 2 ), maka akan dinyatakan sebagai satu dimensi yang merupakan gambar garis lurus seperti terlihat pada Gambar 1. Titik A menyatakan suatu formula yang hanya mengandung komponen A, titik

10 B menyatakan suatu komponen formula yang hanya mengandung komponen B, sedangkan garis AB menyatakan semua kemungkinan campuran A dan B. Titik C menyatakan campuran 0,5 komponen A dan 0,5 komponen B. Kurva 1 menunjukkan bahwa adanya interaksi yang positif, yaitu masing-masing komponen saling mendukung. Kurva 2 menunjukkan bahwa tidak ada interaksi, yaitu masing-masing komponen tidak saling mempengaruhi, sedangkan kurva 3 menunjukkan bahwa adanya interaksi yang negatif, yaitu masing-masing komponen saling meniadakan. Hubungan fungsional antara respon dengan komposisi dinyatakan dengan persamaan: Y = β 1 (A) + β 2 (B) + β 12 (A)(B)...(3) Dimana: Y = Respon A,B = Fraksi dari tiap komponen β 1, β 2 = Koefisien regresi dari A,B = Koefisien regresi dari interaksi A-B β 12 Setelah harga koefisien A diketahui, maka dapat dicari harga koefisien B setelah semua nilai didapatkan dimasukan dalam garis maka akan didapatkan counter plot yang diinginkan (Amstrong, 1996). 4. Tinjauan Bahan a. Teofilin Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat. Mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 7 H 8 N 4 O 2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Teofilin merupakan serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit, dan stabil di udara. Teofilin sukar larut dalam air tetapi lebih mudah larut

11 dalam air panas, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam ammonium hidroksida, agak sukar larut dalam etanol (Anonim, 1995). H C 3 N O H N O N N. H 0 2 CH 3 Gambar 2. Struktur Molekul Teofilin (Anonim, 1995) b. Starch 1500 Starch 1500 yang merupakan hasil dari modifikasi fisik pati jagung dengan tekanan tinggi yang menghasilkan bahan dengan ukuran partikel lebih besar sehingga dapat memperbaiki kompaktibilitas. Keuntungan penggunaan starch 1500 adalah tidak mempengaruhi stabilitas walaupun kelembabannya tinggi. Penggunaan starch 1500 sebagai bahan pengikat adalah dalam bentuk mucilago. Konsentrasi starch 1500 sebagai bahan pengikat 5%-10% (Kibbe, 2006). Amylopectin Amylose Gambar 3. Stuktur Molekul Starch 1500 (Anonim, 2007) c. Explotab Explotab merupakan serbuk modifikasi amilum kentang yaitu suatu karboksimetil amilum dan efektif digunakan dalam konsentrasi

12 rendah 2%-8% dengan konsentrasi optimum sekitar 4%. Mekanisme kerja dari Explotab adalah menyerap air sehingga menambah volume granul (Peck dkk, 1989). Explotab berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, bentuk oval atau bola granul (Edge and Miller, 2006). Gambar 4. Partikel Explotab (Edge and Miller, 2006) d. Laktosa Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu. Dalam bentuk anhidrat atau mengandung satu molekul air hidrat. Laktosa merupakan serbuk atau massa hablur, keras, putih atau putih krem, tidak berbau dan rasa sedikit manis, stabil di udara tetapi mudah menyerap bau. Laktosa mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eter (Anonim, 1995). e. Magnesium stearat Magnesium stearat merupakan senyawa magnesium dengan campuran asam-asam organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari magnesium stearat dengan tidak kurang dari 6,8% dan tidak lebih dari 8,3% MgO dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Magnesium stearat berupa serbuk halus, putih, dan volumonis bau lemak

13 khas, mudah melekat dikulit dan bebas dari butiran. Magnesium stearat tidak mudah larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter (Anonim, 1995). f. Talk Talk adalah magnesium silikat hidrat alam kadang-kadang mengandung sedikit aluminium silikat. Talk merupakan serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu, berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran (Anonim, 1995). Konsentrasi yang digunakan dalam tablet 1%-5% (Anonim, 1979). 5. Pemeriksaan Sifat Alir Granul a. Sudut diam Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel berbentuk kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granul atau serbuk dituang ke dalam alat pengukur besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk, ukuran dan kelembaban granul. Granul akan mudah mengalir jika mempunyai sudut diam kurang dari 30 0 dan tidak lebih dari 40 0 (Banker and Anderson, 1986). b. Kecepatan alir Pemeriksaan kecepatan alir bertujuan untuk mengetahui bahwa serbuk yang digunakan mempunyai kecepatan alir yang baik. Kecepatan alir yang baik akan menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan terutama terhadap keseragaman bobotnya. Faktor yang mempengaruhi sifat alir granul yaitu bentuk dan ukuran partikel granul, distribusi ukuran partikel, kekasaran permukaan, penurunan energi permukaan dan luas permukaan. Ukuran partikel makin kecil akan memperbesar daya kohesi

14 sehingga granul akan menggumpal dan menghambat kecepatan alirnya (Banker and Anderson, 1986). 6. Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet a. Keseragaman bobot tablet Tablet yang baik harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang dapat ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet dapat digunakan 10 tablet tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-ratanya yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B (Anonim, 1979). Tabel 1. Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet Bobot rata-rata Penyimpanan bobot rata-rata dalam % A B 25 mg atau kurang 15 % 30 % 26 mg 150 mg 10 % 20 % 151 mg 300 mg 7,5 % 15 % Lebih dari 300 mg 5 % 10 % b. Kekerasan tablet Kekerasan merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan teknis seperti guncangan, pengikisan dan

15 terjadinya keretakan tablet selama pembungkusan, pengangkutan dan distribusinya kepada konsumen. Kekerasan tablet dipengaruhi oleh tekanan kompresi, porositas, sifat dari bahan yang dikempa, banyaknya bahan pengikat dan metode pembuatan tablet (Banker and Anderson, 1986). Kekerasan minimal tablet yang tidak bersalut yaitu 5 kg sedangkan kekerasan yang baik adalah 4 8 kg (Parrott, 1971). c. Kerapuhan tablet Kerapuhan merupakan parameter yang menggambarkan kekuatan permukaan tablet dalam melawan berbagai perlakuan yang mengakibatkan abrasi pada permukaan tablet. Kerapuhan tablet dianggap baik bila tidak lebih dari 1,0%. Uji kerapuhan dilakukan dengan menggunakan 20 tablet bebas debu dengan alat friability tester. Semakin besar harga persentase kerapuhan, maka makin besar massa tablet yang hilang (Sulaiman, 2007). d. Waktu hancur tablet Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah tablet untuk hancur menjadi granul atau partikel penyusunnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur antara lain: bahan tambahan yang digunakan, metode pembuatan tablet, jenis dan konsentrasi bahan pelicin, tekanan mesin pada saat penabletan, sifat fisika kimia meliputi ukuran partikel dan struktur molekul. Struktur molekul bahan obat anhydrous waktu hancurnya lebih lama daripada struktur molekul hidrous (Sulaiman, 2007). Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit (Anonim, 1979).

16 e. Uji disolusi tablet Disolusi adalah proses suatu zat padat masuk kedalam pelarut sehingga terlarut. Dalam industri farmasi, disolusi didefinisikan sebagai jumlah obat yang terlarut per satuan waktu dibawah kondisi, temperatur dan komposisi medium yang telah distandarisasi. Disolusi merupakan suatu kontrol kualitas yang dapat digunakan untuk memprediksi bioavailabilitas suatu obat. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses disolusi tablet, termasuk diantaranya kecepatan pengadukan, temperatur pengujian, viskositas, ph, komposisi medium disolusi, dan ada atau tidaknya bahan pembasah (Sulaiman, 2007). E. LANDASAN TEORI Pada pembuatan tablet selain zat aktif bahan pengikat dan bahan penghancur juga mempunyai peranan yang penting. Bahan pengikat untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan kohesi antar partikel serbuk. Penambahan starch 1500 sebagai bahan pengikat dapat meningkatkan kompaktibilitas sehingga mudah untuk dikempa. Keuntungan dari starch 1500 yaitu tidak mempengaruhi stabilitas tablet walaupun kelembabannya tinggi. Starch 1500 dapat digunakan sebagai pengikat dengan konsentrasi 5%-10%. Semakin besar bahan pengikat yang digunakan maka kerapuhan dan waktu hancur tablet lama serta tablet yang terbentuk makin keras. Bahan penghancur digunakan untuk mempercepat atau memudahkan pecah atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan pencernaan. Explotab merupakan superdisintegrant yang terbentuk dari modifikasi serbuk amilum

17 yaitu suatu karboksimetil amilum. Biasanya digunakan dalam konsentrasi rendah 2%-8%. Keuntungan Explotab antara lain merupakan superdisintegrant yang mempunyai daya pengembangan yang tinggi sehingga dapat mempercepat proses hancurnya tablet, konsentrasi yang digunakan kecil serta mempunyai ukuran partikel lebih besar dibandingkan amilum biasa. Semakin besar bahan penghancur maka tablet akan semakin rapuh dan waktu hancur akan makin cepat. Pembuatan formula dilakukan dengan optimasi model simplex lattice design untuk mendapatkan formula yang menghasilkan tablet dengan sifat fisik yang optimum. Formula tablet optimum dengan kombinasi starch 1500 sebagai bahan pengikat dengan Explotab sebagai bahan penghancur dengan konsentrasi tertentu dapat membentuk tablet yang berkualitas dengan sifat fisik tablet yang optimum. F. HIPOTESIS 1. Kombinasi starch 1500 sebagai bahan pengikat dan Explotab sebagai bahan penghancur mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik tablet teofilin. Semakin besar konsentrasi starch 1500 semakin besar kekerasan tablet, semakin rendah kerapuhan tablet, semakin lama waktu hancur dan disolusi tablet. 2. Perbandingan starch 1500 sebagai bahan pengikat dan Explotab sebagai bahan penghancur pada kombinasi tertentu dapat membentuk tablet dengan sifat fisik tablet yang optimum.