LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keraton Yogyakarta dibangun pada tahun 1756 M. Sebelum keraton

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

JURNAL PENYUTRADARAAN FILM DOKUMENTER ERAU ADAT KUTAI DENGAN GAYA EXPOSITORY

PENYUTRADARAAN DALAM PROGRAM DOKUMENTER HINDU HERITAGE IN GEDONG SONGO TEMPLE

BAB I PENDAHULUAN. kerugian harta benda dan dampak psikologis (IDEP, 2007)

BAB II MASYARAKAT KAUMAN YOGYAKARTA TAHUN M. A. Deskripsi Lokasi Penelitian: Kampung Kauman Yogyakarta

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. yang sulit dihindari. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat bagi masyarakat pada sebuah destinasi. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan gambaran tentang pengertian DESAIN KAWASAN. WISATA PUSAT KERAJINAN PERAK, KAB. BANTUL, perlu diketahui

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kelompok budaya khususnya di Jawa (Rakhmawati, 2009: 161).

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u

BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI. transformatif nilai-nilai religi dan budaya dalam pendidikan sejarah di Sekolah

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. yang berjudul Sejarah Kauman : Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah,

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <

Festival Film Pendek Dokumenter BPNB DIY 2017 Nasionalisme dalam Bingkai Sejarah dan Budaya di DIY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Daya tarik kepariwisataan di kota Yogyakarta tidak bisa dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

Gambar sampul adalah hasil modifikasi gambar yang diambil dari kratonpedia.com

BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. cerita yang khas dan tidak lepas dari cerita magis yang sampai saat ini bisa. dirasakan oleh siapapun ketika berada didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

INDOMERICA WORKSHOP VIDEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman juga telah membawa perubahan pada

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK

PUSAT BATIK SURAKARTA HADININGRAT DI LAWEYAN, SURAKARTA

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

Pendidikan Agama Islam

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang mendiami daerah tertentu mempunyai suku dan adat istiadat

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, KodePos 50131

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian judul : PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BATIK DI KAMPUNG KONSERVASI KAUMAN SURAKARTA adalah sebagai berikut :

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ada di Indonesia. Sebagai salah satu unsur keistimewaan DIY, maka pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya transaksi baik berupa barang atupun jasa. Menurut Mankiw (2003: 82),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi Astana Mangadeg terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KRITIK POPULER FILM DOKUMENTER WARISAN SANG EMPU

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten

SD kelas 5 - BAHASA INDONESIA BAB 7. Tema 7 Sejarah Peradaban IndonesiaLatihan Soal 7.1

Wisata, feature, Pengarah Acara, Yogyakarta, Indonesia. xii + 63 halaman; + 9 tabel; + 8 gambar; Daftar acuan : 18 ( )

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Transkripsi:

NIM Nama Program Studi JUDUL (Bhs.Indonesia) JUDUL (Bhs.Inggris) Abstrak (Bhs.Indonesia) : LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131 : A24.2011.00330 : Annisa Rizky Amalia : Penyiaran- D3 : Produser Dalam Produksi Program Dokumenter Kauman Undercover : Producer in Kauman Undercover Documenter Production Kauman Yogyakarta merupakan salah satu perkampungan Islam terbesar yang ada di pulau Jawa. Selain itu, di kampung inilah tempat berdirinya organisasi Islam yang bernama Muhammadiyah. Banyak perubahan yang terjadi sejak awal terbentuknya kampung ini. Perubahan dan perkembangan yang semakin menjadikan Kauman Yogyakarta menjadi kaya akan budaya dan juga ciri khasnya yang menarik pengunjung dan wisatawan. Program dokumenter Kauman Undercover ini sengaja dibuat untuk memp[erkenalkan kepada masyarakat tentang sejarah dan juga perkembangan sebuah perkampungan Islam yang memiliki ciri dan ragam yang khas, mengingat sejarah berdirinya kampung ini berkaitan erat juga dengan Kasultanan Ngayogyakarta. Dalam program dokumenter ini penulis berperan sebagai Produser. Seorang produser harus bertanggung jawab penuh terhadap keseluruhan rangkaian produksi, mulai dari pra hingga paska produksi. Program dokumenter Kauman Undercover ini diharapkan bisa menjadi salah satu referensi bagi masyarakat untuk lebih mengenal tentang sejarah dan juga perkembangan suatu tempat yang memiliki peranan penting dalam perkembangan Islam di Indonesia. Abstrak (Bhs.Inggris) : Kauman Yogyakarta is one of the largest Muslim settlement on the island of Java. In addition, it is a home to the village called Muhammadiyah Islamic organization. Many of the changes that have occurred since the beginning of the formation of this village. Changes and developments that increasingly makes Kauman Yogyakarta is rich in culture as well as their trademark that attract visitors and tourists. Kauman Undercover documentary program is intentionally made to introduce to the public about the history and the development of a Muslim village that has a variety of distinctive features and, the history of this village is also closely related to the Kasultanan Ngayogyakarta. In this documentary program authors acted as a Producer. A producer must take full responsibility for the entire production chain, ranging from pre-to post-

production. Kauman Undercover documentary program is expected to be a reference for the public to learn more about the history and the evolution of a place that has an important role in the development of Islam in Indonesia. Dekan Fakultas Ilmu Komputer Verifikator Dr. Abdul Syukur Drs, MM Nama : NPP 0686.11.1992.017 NPP :

TEKNIK PENGARAH ACARA DALAM PROGRAM FEATURE JENDELA Adhie Kalis Trihandoko A24.2010.00290 Penyiaran D-3 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Abstrak Kauman Yogyakarta merupakan salah satu perkampungan Islam terbesar yang ada di pulau Jawa. Selain itu, di kampung inilah tempat berdirinya organisasi Islam yang bernama Muhammadiyah. Banyak perubahan yang terjadi sejak awal terbentuknya kampung ini. Perubahan dan perkembangan yang semakin menjadikan Kauman Yogyakarta menjadi kaya akan budaya dan juga ciri khasnya yang menarik pengunjung dan wisatawan. Program dokumenter Kauman Undercover ini sengaja dibuat untuk memp[erkenalkan kepada masyarakat tentang sejarah dan juga perkembangan sebuah perkampungan Islam yang memiliki ciri dan ragam yang khas, mengingat sejarah berdirinya kampung ini berkaitan erat juga dengan Kasultanan Ngayogyakarta. Dalam program dokumenter ini penulis berperan sebagai Produser. Seorang produser harus bertanggung jawab penuh terhadap keseluruhan rangkaian produksi, mulai dari pra hingga paska produksi. Program dokumenter Kauman Undercover ini diharapkan bisa menjadi salah satu referensi bagi masyarakat untuk lebih mengenal tentang sejarah dan juga perkembangan suatu tempat yang memiliki peranan penting dalam perkembangan Islam di Indonesia. Kata Kunci : Dokumenter, Islam, Kauman, Sejarah, Produser, Yogyakarta Kota yang baik adalah kota yang mengenang sejarahnya dalam tahapan pembangunan, bagaikan makhluk hidup yang tumbuh dan berkembang, kemudian musnah apabila tidak dipelihara ataupun dirawat. Kota bisa tumbuh dan berkembang karena kota tersebut memiliki kawasan bersejarah yang mengingatkan pembentukan awal mula kota. Dalam setiap kota masih melekat sejarah dari sang kota, yang menandai perjalanan hidup dari kota selama berabad-abad yang lalu dan masih dapat diingat kembali melalui bangunan-bangunan tua, jembatan, kanal, tolklore, tradisi, dan segala hal yang masih terus bisa dilestarikan. Serta pembentukan kota ini pada dasarnya karena adanya aktivitas masyarakat yang dilengkapi dengan fasilitas sarana dan prasarana sebagai penunjang dari aktivitas tersebut. (Leitmann, 28:1999 dalam Sabrina Sabila) Dalam sejarah perkembangan masyarakat Indonesia, kota-kota tua yang mempunyai akar sejarah, banyak ditentukan di daerah-daerah pedalaman, muara sungai-sungai besar dan daerah pesisir pantai di kepulauan Jawa, seperti Tuban, Surabaya, Pasuruan, Banten, ataupun Cirebon. Banyak kota-kota tersebut yang mempunyai karakteristik, yaitu terletak berdekatan dengan pusat-

pusat pemerintahan kekuasaan tradisional. Kota-kota itu sendiri, tidaklah muncul dan berkembang secara spontan dari kemauan masyarakat yang ada didalamnya. Namun, lokasi, desain, dan ukuran kota-kota itu bergantung pada pola pengembangan yang dimiliki oleh pemegang otoritas tradisional tersebut. Untuk beberapa kasus kotakota di Jawa, pola pembentukannya mengkombinasikan berbagai dimensi, baik sosial, ekonomi, pendidikan, ataupun agama. Hal itu tampak dalam relasi antar variable dalam keberadaan kota-kota tua itu, mulai dari keraton sebagai sentral kekuasaan yang diimbangi dengan keberadaan masjid sebagai lambang pemaknaan religiusitas, alun-alun, hingga keberadaan pasar sebagai faktor untuk memobilisasi kehidupan ekonomi masyrakatnya. Sehingga, suasana yang terbentuk pun otomatis penuh dengan nuansa tradisional dan kental akan kekhasan Jawa. Namun, seiring dengan berkembangnya jaman dan adanya kemajuan teknologi yang terjadi pada jaman globalisasi seperti sekarang, menjadikan nuansa tradisional nan kental perlahan luntur. Banyak generasi muda melupakan simbolsimbol budaya yang mempunyai nilai-nilai sejarah yang tinggi. Bahkan, tidak sedikit generasi muda yang enggan untuk mengunjungi situs-situs bersejarah yang ada. Hal seperti ini sudah menjadi hal yang biasa terjadi dan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Maka, tidak salah jika akhirnya situs-situs bersejarah yang ada kini patut dilindungi dan dijaga keberadaannya. Salah satu situs bersejarah yang patut untuk dilindungi dan dijaga keberadaannya adalah Kampung Kauman Yogyakarta. Sejarah terjadinya Kampung Kauman Yogyakarta memang menyatu dengan sejarah berdirinya Kasultanan Yogyakarta, karena kampung tersebut merupakan bagian dari birokrasi kerajaan. Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 telah memecah Kerajaan Mataram menjadi dua bagian, Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I mendirikan Kasultanan Yogyakarta, sedangkan Paku Buwono III mendirikan Kasunanan Surakarta. Keraton Kasultanan Yogyakarta selesai dibangun pada tanggal 7 Oktober 1756 oleh Sultan Hamengku Buwono I, yang kemudian dilanjutkan pembangunan Masjid Agung yang selesai dibangun pada tanggal 29 Mei 1773. Untuk urusan keagamaan, dibentuklah lembaga kepenguluan. Pengulu dan seluruh aparatnya disebut abdi dalem pamethakan. Kantong kepenguluan Kasultanan Yogyakarta disebut dengan Kawedanan Pengulon yang tugasnya meliputi urusan administrasi bidang keagamaan (pernikahan, talak, rujuk, juru kunci makam Dalem Pamethakan, naib, hukum dalem, peradilan agama dan kemasjidan). Sultan mengangkat sebanyak 15 pengulu untuk mengurusi Masjid Agung, oleh Sultan beberapa abdi dalem yang bertugas mengurusi Masjid Agung diberi tempat di sekitar masjid. Kemudian mereka membentuk masyarakat yang disebut Kauman. Oleh itulah, lokasi dimana masyarakat Kauman tinggal, hingga kini disebut dengan Kampung

Kauman. (Adaby Darban, Sejarah Kauman, Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah, Penerbit Terawang, Yogya, 2000.) Menyusuri gang-gang Kampung Kauman, berbagai hal yang menjadi ciri khas dan beberapa bangunan yang menjadi saksi biksu adanya sebuah perjuangan keagamaan akan terlihat disudut-sudut kampung ini, seperti tanda dilarang menggunakan kendaraan, monumen kecil dengan tulisan Syuhada bin Fisabillillah yang memuat daftar nama 25 orang, Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, perpustakan Mabulir, Langgar wanita, TK Aba, Hooge School Muhammadiyah, dan lain-lain. Mengenai struktur kehidupan sosial masyarakat di Kampung Kauman, kini Kauman telah mengalami perubahan yang sangat besar seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern. Ditinjau dari pendekatan antropologis, dulu masyarakat Kauman adalah masyarakat yang endogami, artinya penduduknya mengadakan perkawinan dengan orang dari kampung sendiri dan tidak mencari jodoh dari luar kampung. Perkawinan antara keluarga para ketib (orang yang bertugas sebagai penceramah shalat Jum at), modin (muadzin juru azan shalat), merbot (marbut pengurus masjid yang yang tugasnya menjadi juru bersih masjid dan mengelola fisik masjid) telah terjadi di Kauman. (Selo Sumardjan, Perubahan Sosial Di Yogyakarta, Penerbit Bentang Ilmu) Perubahan struktur kehidupan sosial masyarakat di Kampung Kauman terjadi pada era 1960-an, yang dimana banyak pelajar dari luar Jawa tinggal sementara di Kauman dan menyebabkan akulturasi budaya. Dampaknya orang asli Kauman menikah dengan orang di luar kauman dan regenerasi berjalan lambat, putra-putri penduduk Kauman banyak yang melakukan studi pengetahuan umum non keagamaan. Pendidikan masyarakat Kauman pada awalnya berorientasi pada pendidikan pesantren, namun setelah tahun1931 beralih kependidikan sekolah umum. Sementara untuk perubahan di bidang kebudayaan, kurang lebih 60 tahun masyarakat Kauman mengalami perubahan seni budaya dan adat istiadat yang mencolok. (Abdurrahman Surjomihardjo, Kota Yogyakarta Tempo Doloe: Sejarah Sosial 1880-1930, Penerbit Terawang) Pada tahun 1912, adanya pergerakan reformasi Islam Muhammadiyah di Kauman, mengubah ajaran-ajaran Islam yang salah. Sebelum abad 20 Masehi, Masyarakat Kauman menganut pola ajaran Islam sinkretis tradisional, yang dimana mencampuradukkan upacara Islam dengan kepercayaan di luar ajaran yang telah ditentukan, seperti selametan untuk siklus kehidupan, membakar kemenyan, dan hal-hal lain yang berbau mistik. Kemudian setelah memasuki abad 20 Masehi, ajaran-ajaran tersebut hilang dengan adanya gerakan reformasi Islam yang mengembalikan kemurnian ajaran Islam yang sebagaimana semestinya. Tidak ada lagi ada upacara-upacara adat yang berbau mistik, melainkan malakukan kegiatan-kegiatan positif yang sesuai dengan ajaran Al-Qur an dan Hadist. (Adaby Darban, Sejarah Kauman: Menguak Identitas

Kampung Muhammadiyah, Penerbit Terawang, Yogya, 2000) Perubahan yang terjadi tidak hanya pada sektor pendidikan, sosial, dan agama. Namun, perubahan juga terjadi pada sektor ekonomi. Mata pencaharian sebagai abdi dalem di Kampung Kauman memang menjadi hal yang sangat diinginkan oleh masyarakat Kampung Kauman, karena dengan menjadi abdi dalem mereka mendapat penghasilan dari tanah pelungguh yang diberikan oleh keraton. Tidak melulu memandang pekerjaan sebagai abdi dalem, masyarakat Kauman juga bekerja sebagai pengrajin batik. Usaha batik yang dijalankan oleh masyarakat Kauman akhirnya berkembang dengan pesat, sehingga menghasilkan para pengusaha-pengusaha batik yang kemudian disebut sebagai batik handel. Namun, pada tahun 1939, krisis malaise melanda perekonomian di dunia, termasuk perekonomian di Kampung Kauman. Adanya krisis malaise yang melanda, mengakibatkan usaha batik di Kampung Kauman mengalami kebangkrutan dan mengharuskan para masyarakat Kampung Kauman mencari mata pencaharian lain. (Selo Sumardjan, Perubahan Sosial Di Yogyakarta, Penerbit Bentang Ilmu) Peran globalisasi yang signifikan, dapat merubah peran masyarakat di sudut dunia manapun, dan itu juga terjadi di Kampung Kauman. Kultur keagamaan yang begitu kental sedikit demi sedikit luntur, namun tidak dapat dikatakan sepenuhnya murni menghilang. Hal ini dibuktikan dengan meredupnya para ulama atau ketib yang sudah tidak lagi memiliki otoritas yang kuat dalam mengendalikan dan menjaga masyarakat Kauman. Bahkan, langgar-langgar yang dulu didirikan oleh para ketib, tidak lagi berfungsi dengan baik dan dapat dikatakan beralih fungsi menjadi tempat tinggal. Tidak berfungsi dan beralih fungsinya langgar-langgar tersebut, menjadikan Masjid Gedhe sebagai pusat keagamaan dari dulu hingga sekarang. (Adaby Darban, Sejarah Kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah, Penerbit Terawang, Yogya, 2000) Berangkat dari keterangan diatas, dalam karya ini tema yang diambil penulis adalah sejarah dan perkembangan yang terjadi di Kampung Kauman. Selain itu, narasumber yang dipilih penulis adalah tokoh-tokoh masyarakat yang memang mengetahui tentang sejarah dan perkembangan yang terjadi di Kampung Kauman dan beberapa penduduk sekitar yang paham tentang kehidupan di Kampung Kauman. Dalam karya ini, penulis juga berusaha menyajikan sesuatu sebagaimana adanya, meskipun tentu saja menyajikan sesuatu secara objektif itu hampir tidak mungkin (Wibowo, Fred. 2007). Dari pemikiran-pemikiran inilah, penulis memilih format dokumenter dengan judul KAUMAN UNDERCOVER. Makna dari judul ini sendiri memiliki arti mengupas dan memahami seluk beluk dalam segala aspek tentang sebuah kampung/pemukiman di Yogyakarta yang bernama Kauman. Sinopsis

Program dokumenter yang berdurasikan sekitar kurang lebih lima belas menit ini menginformasikan mengenai sejarah perkembangan dan perubahan yang terjadi di Kampung Kauman Yogyakarta. Diawali dengan background coklat dengan kalimat pembukaan sebagai opening awal lalu opening tune, kemudian dilanjutkan dengan visual gambar tulisan Kota Yogyakarta, suasana Kota Yogyakarta, lalu Tugu Yogyakarta serta tempat-tempat bersejarah yang ada di kota Yogyakarta, narator mulai menjelaskan tentang kota Yogyakarta, Kampung Kauman Yogyakarta, fungsi Kampung Kauman Yogyakarta jaman dahulu, hingga perubahan sosial dan perubahan ajaran agama yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Kampung Kauman Yogyakarta, serta statement dari narasumber. Setelah statement dari narasumber, kemudian narator langsung menjelaskan perubahan pola pendidikan dan perekonomian yang terjadi di Kampung Kauman, serta beberapa statement dari narasumber mengenai perubahan tersebut. Selesai narasumber menjelaskan perubahan mengenai pola pendidikan dan perekonomian, narator kemudian menjelaskan perubahan yang mencolok di Kampung Kauman, yaitu berubah dan meredupnya para ulama di Kampung Kauman, serta perubahan ketidakberfungsi dan beralih fungsinya langgar-langgar, serta disisipi statement dari narasumber, lalu ditutup dengan closing dari narator. Treatmen Segmen 1 1. Opening Tune 2. Insert tulisan kota Yogyakarta 3. Suasana Kampung Kauman Segmen 2 1. Insert Gambar Tugu Yogyakarta 2. Tempat-tempat bersejarah di Yogyakarta 3. Suasana kampong kauman 4. Insert gerbang bertuliskan Kauman Segmen 3 1. Suasana di masjid Gedhe Kauman 2. Insert peta Yogyakarta 3. Keraton Yogyakarta 4. Insert Foto Ketib 5. Insert Foto Sri Sultan HB I 6. Statement Narsum 1 7. Suasana Kampung Kauman 8. Insert foto keluarga masyarakat kauman jaman dulu 9. Suasana di masjid Gedhe 10. Credit Title

DAFTAR PUSTAKA Sumber dari buku : Ayawaila, Gerzon R. (2008). Dokumenter Dari Ide Sampai Produksi. Jakarta: FFTV-IKJ Press Darwanto. (2007). Televisi Sebagai Media Pencitraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Fred,Wibowo. (2007). Teknik Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher Gunawan,Drs.B.Guntur. (2007). Proses Produksi Acara Televisi. Jakarta: Balai Diklat LPP TVRI Darban, Adaby. (2000). Sejarah Kauman, Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah, Yogya : Penerbit Terawang Cakrawala Sejarah 1 : untuk SMA / MA Kelas XI / Wardaya Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009 Drs. Sidi Gazalba. (1966). Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta, hlm. 11. Collingwood R.G. (1966). The Idea Of History, Oxford University Press, hlm. 39. Carr E.H. (1965). What Is History. London : Pelicon Book. Shafer R.G. Jones. A Guide To Historical Method, Illineis, hlm. 2. Prakoso, Gatot. (2008). Antologi Film Pendek, Film Eksperimental dan Film Dokumenter Suprapto, Tommy. (2009). Berkarir Di Bidang Broadcasting. Gramedia Pustaka Utama Dennis, Fitriyan. (2012). Bekerja Sebagai Produser. Gramedia Pustaka Utama Sumber dari internet : Risalah Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No 6 Tahun 2004. Sejarah Berdirinya Kota Yogyakarta. Madakrama.com. Diupdate tanggal 18 Juli 2012, diakses tanggal 20 Juni 2014.

http://mediabacaan.blogspot.com/2011/03/definisi-kebudayaan-menurut-para ahli.html#, diakses 6 Juli 2014 http://syifaamalia22.wordpress.com/2012/04/15/definisi-budaya/, diakses 6 Juli 2014