BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Badan Geologi (2009), Subcekungan Enrekang yang terletak pada bagian utara-tengah dari Sulawesi Selatan merupakan salah satu subcekungan yang memiliki potensi hidrokarbon. Subcekungan ini berada di dalam Cekungan Sengkang, tepatnya di bagian utara Cekungan Sengkang (Gambar 1.1). Badan geologi (2009) menyatakan dengan adanya temuan rembesan minyak bumi pada beberapa daerah dan termasuk kedalam Lapangan Tisa, petroleum system di Subcekungan Enrekang telah berkembang. Berdasarkan penemuan potensi hidrokarbon di Lapangan Tisa, eksplorasi wildcat dilakukan dengan pengeboran dua buah sumur, yaitu sumur CSS-1 dan KPA-1. Guritno dan Cook (1997) menyatakan bahwa pengeboran sumur CSS-1 dilakukan sampai pada kedalaman 8.960 ft (2.731 m) dengan tujuan melakukan uji pada antiklin Loka, struktur permukaan yang terbentuk pada hanging-wall dari thrust fault berarah tenggara yang berumur Miosen tengah-akhir sampai Pliosen. Dua reservoar yang menjadi target pemboran, yaitu batupasir transgressive marginal marine dan batupasir fluvio-deltaic silisiclastic dari Formasi Toraja serta batuan karbonat berumur Oligo-Miosen dari Formasi Makale tidak ditembus oleh lubang pemboran. Witteman (1995) dan Coffield dkk (1995) mengatakan bahwa uji yang lain dilakukan pada sumur KPA-1 dengan tujuan untuk menguji reservoar karbonat 1
pada compressional ramp anticline dari Anggota Tacipi (Guritno dan Cook, 1997), namun sumur KPA-1 ini ditinggalkan karena masalah yang terjadi dalam lubang bor meskipun target pemboran belum ditembus. Penulis memperkirakan adanya kemungkinan unit litologi lain yang dapat berperan juga sebagai potensi reservoar meskipun dua unit reservoar yang diharapkan tidak tertembus oleh pemboran, terutama litologi berumur Miosen Tengah sampai Pliosen Awal. Witteman (1995) menyatakan bahwa litologi berumur Pliosen penyusun sumur KPA-1 yang tersusun oleh sedimen klastik dengan pengaruh vulkanisme, sedangkan Witteman dkk pada tahun 1996 menyatakan litologi berumur Miosen penyusun sumur CSS-1 juga memiliki kandungan material vulkanik dalam komposisinya dan memiliki pola sedimentasi gradasi. Hal tersebut mengindikasikan proses vulkanisme yang intensif dan pengendapan yang dicirikan oleh proses turbidit dan membentuk fan. Pada lingkungan pengendapan fan, rasio sand yang tinggi memberikan prospek reservoar yang baru. Suyono dan Kusnama (2010) menyatakan bahwa pada Cekungan Sengkang berkembang deposisi syn-orogenic pada Neogen Akhir, yang cukup menjelaskan bahwa pada Subcekungan Enrekang yang berada di dalam Cekungan Sengkang, kandungan material vulkanik pada batuan di sumur CSS-1 dan KPA-1 terbentuk pada proses orogenik. Wilson dan Ascaria (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa seal yang tersusun tight clays dan silts dari Formasi Walanae dengan kandungan material vulkanik yang melimpah terbukti cukup efektif. Prospek reservoar yang 2
diperkirakan berumur Miosen sampai Pliosen diperkirakan dapat ditahan oleh seal dari Formasi Walanae. Tektonik-tektonik berumur Miosen akhir dan yang lebih muda pada lokasi penelitian yang cukup kompleks, diperkirakan oleh Coffield dkk pada tahun 1993 berperan menjadi perangkap. Berdasarkan hal tersebut, reservoar yang memiliki prospek itu diperkirakan terpengaruh oleh pembentukan tektonik-tektonik berumur muda. Prospek reservoar baru, lingkungan pembentukannya, serta persebaran zona prospek tersebut menjadi inti dari penelitian. Penelitian ini diharapkan membuka pandangan bahwa litologi yang terbentuk melalui proses turbidit di Lapangan Tisa cukup berprospek sebagai reservoar. Gambar 1.1. Letak Cekungan Sengkang dan Subcekungan Enrekang (Diadaptasi dari Badan Geologi, 2009). 3
I.2. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan pada subbab sebelumnya, masalah penelitian yang ingin dijelaskan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah fasies, lingkungan pengendapan, serta stratigrafi sikuen yang berkembang pada lokasi penelitian? 2. Bagaimanakah hasil analisis petrofisika terhadap zona yang diprediksi merupakan prospek reservoar? 3. Bagaimanakah persebaran zona prospek di lokasi penelitian? I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian adalah untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan Lapangan Tisa berdasarkan data sumur CSS-1 dan sumur KPA-1 serta data seismik dengan interpretasi model geologi berupa persebaran unit reservoar yang berprospek. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tujuan. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain: 1. Mengetahui fasies, lingkungan pengendapan, serta stratigrafi sikuen dari unit litologi berumur Miosen-Pliosen. 2. Melakukan analisis petrofisika terhadap system tract yang memiliki rasio sand yang tinggi serta penentuan zona prospek reservoar. 3. Menentukan persebaran lateral dari zona prospek reservoar. 4
I.4. Lokasi Penelitian Secara fisiografi area terbagi mulai dari dataran rendah yang dekat dengan garis pantai pada bagian selatan sampai topografi berupa pegunungan dengan puncak elevasi lebih dari 3.455 meter di bagian tengah dan timur dari lapangan. Abendanon (1915) mengatakan Penelitian geologi pertama di Lapangan Tisa ini antara tahun 1909 sampai 1910 dilakukan oleh Belanda (Coffield dkk, 1993). Witteman (1995) menyebutkan bahwa Lapangan Tisa termasuk dalam Blok Kalosi dan memiliki luas area asli sekitar 11.038 km 2. Pada tahun 1993 dilakukan pelepasan sebagian area blok, sehingga area Blok Kalosi yang tersisa sekitar 8.830,2 km 2. Lapangan Tisa berada pada Subcekungan Enrekang dan berada di dalam Cekungan Sengkang. Grainge dan Davis (1983) mengatakan Lapangan Tisa terletak di daratan (onshore), berada di bagian utara sampai tengah Sulawesi Selatan yang oleh British Petroleum/Gulf dan Pertamina diantara tahun 1976 dan 1980 ditemukan cadangan gas yang subkomersial (Coffield dkk, 1993). 5
Gambar 1.2. Lokasi Penelitian pada Lapangan Tisa (Dimodifikasi dari Guritno dan Cook, 1997). Kotak merah menunjukkan daerah akan difokuskan. Garis merah merupakan garis yang meneruskan daerah fokus ke perbesaran. I.5. Batasan Masalah Penelitian Permasalahan-permasalahan dalam skripsi ini memiliki batasan-batasan agar penulisan tidak melebar dari tujuan awal. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi oleh analisis-analisis berikut: 6
1. Penentuan fasies dan lingkungan pengendapan didapatkan melalui data log dan dikalibrasikan dengan data cutting untuk sumur CSS-1 serta data core dan cutting untuk sumur KPA-1. 2. Analisis stratigrafi sikuen yang dilakukan mengikuti kaidah konsep stratigrafi sikuen oleh Van Wagoner dkk pada tahun 1990, meliputi kaidah bidang stratigrafi dan penentuan system tract. 3. Analisis petrofisika untuk penentuan zona prospek reservoar ditentukan dengan menggunakan data log dengan parameter porositas efektif dan saturasi air. 4. Pengikatan data seismik dan sumur dilakukan dengan pembuatan syntethic seismogram. 5. Analisis seismik dilakukan dengan menentukan struktur geologi dan deliniasi horizon zona prospek reservoar. 6. Persebaran zona prospek dilakukan dengan pembuatan model porositas efektif dan model saturasi air yang hasil interpolasinya diplot pada peta depth structure untuk melihat persebarannya secara lateral. I.6. Peneliti Terdahulu dan Keaslian Penelitian Berdasarkan studi literatur terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan di Subcekungan Enrekang dan sekitarnya, penelitian yang dilakukan umumnya membahas tentang tektonik yang berkembang, petroleum system, serta stratigrafi dari Subcekungan Enrekang. 7
Belum ada penelitian yang memfokuskan pada fasies dan zona prospek pada formasi batuan berumur Miosen - Pliosen. Hal ini membuktikan bahwa topik penelitian ini baru pertama kali dilakukan untuk daerah Lapangan Tisa, Blok Kalosi, Subcekungan Enrekang, Sulawesi Selatan. Coffield dkk (1993) menyatakan bahwa perkembangan tektonik-tektonik berumur Miosen Akhir dan umur yang lebih muda pada Lapangan Tisa berperan sebagai perangkap. Witteman (1995) dalam laporannya menunjukkan bahwa litologi penyusun sumur KPA-1 sebagian besar merupakan batuan sedimen klastik dengan adanya pengaruh vulkanisme terhadap komposisi batuannya. Lingkungan pengendapan sumur KPA-1 berada antara alluvial fans, near shore fan-delta, neritic dan inner shelf. Witteman dkk (1996) dalam laporannya menunjukkan bahwa litologi penyusun sumur CSS-1 sebagian besar merupakan batuan sedimen klastik dan memiliki pengaruh vulkanisme terhadap komposisi batuannya. Pada sumur CSS-1 juga ditemukan batupasir yang berpola gradasi. Guritno dan Cook (1997) dalam laporannya menyebutkan bahwa batupasir transgressive marginal marine dan fluvio-deltaic silisiclastic dari Formasi Toraja, batuan karbonat berumur Oligo-Miosen dari Formasi Makale, compressional ramp anticline dari Anggota Tacipi adalah reservoar dan menjadi target pemboran. 8
Wilson dan Ascaria (2003) meneliti karbonat berumur Kenozoik dan petroleum system Sulawesi Selatan dan menyatakan bahwa: a. Batubara dan carbonaceous shale dari Formasi Malawa/Toraja berumur Eosen menyediakan source yang potensial. Mature oils dari rembesan di Lapangan Tisa telah diteliti dan masuk kedalam source rock Eosen ini. b. Seal yang tersusun oleh tight clays dan silts dari Formasi Walanae melimpah akan komponen volkaniklastik terbukti efektif. Badan Geologi (2009) menyatakan bahwa penemuan rembesan minyak di subcekungan Enrekang dan adanya gas show pada sumur CSS-1 menandakan bahwa petroleum system di subcekungan ini telah berkembang. I.7. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan agar nantinya dapat memberikan manfaat. Manfaat yang diharapkan dapat diberikan melalui hasil penelitian ini antara lain: 1. Menunjukkan bahwa pada Lapangan Tisa terdapat prospek resevoar selain target pemboran yang gagal. 2. Mendapatkan fasies dan lingkungan pengendapan yang lebih detail terhadap litologi berumur Miosen Tengah-Pliosen Awal pada sumur CSS- 1 dan KPA-1. 3. Mendapatkan hasil analisis petrofisika terhadap interval zona prospek. 9
4. Mendapatkan peta persebaran lateral zona prospek reservoar. Peta ini dapat dijadikan sebagai model acuan dalam interpretasi penelitian selanjutnya. 10