BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penerimaan teknologi merupakan suatu model yang disusun oleh Davis et al,.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Teknologi saat ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun untuk membantu tercapainya tujuan perusahaan. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi yang sudah di modernisasi dan juga dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan bagi segala aktivitas manusia. Salah satunya perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah pada interaksi yang lebih komplek. Internet membantu

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat. Teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan bisnis memaksa organisasi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sekali mengalami perubahan (Jogiyanto, 2008: 1). Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam e-business, e-commerce, dan usaha teknologi informasi lainnya yang

E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4, 2016: ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. Automatic Teller Machine (ATM) dan electronic banking (e-banking)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. portal internet yang memungkinkan nasabah untuk menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. media layanan elektronik (e-channel) saat ini telah jauh berkembang. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini semakin berkembang seiring dengan

BAB II LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dinamika kehidupan masyarakat Indonesia sekarang ini telah berkembang

BAB V PENUTUP. keunggulan bersaing. Salah satu industri yang sangat berkembang dewasa ini adalah aplikasi

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat seiring kemajuan teknologi. 3,42 3,25 3,07 2,89 2,69. Tahun

BAB I PENDAHULUAN. perbankan harus memiliki keunggulan kompetitif antara lain adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Telepon seluler saat ini telah menjadi alat komunikasi serta informasi

BAB V PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: kegunaan persepsian (perceived usefulness), sedangkan variabel kepercayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini telah menciptakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelasanaan penelitian. Berikut akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mencegah kelemahan dari penggunaan uang tunai tersebut, kini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mobile Banking Bank Mandiri adalah sebagai berikut Ruth Magdalena dan Dr. Zaki Baridwan (2015)

BAB I INTRODUKSI. pembayaran mikro, kapan saja dan dimana saja dengan menggunakan smartphone

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengambil topik pengaruh kepercayaan, kemudahan dan persepsi resiko nasabah

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat mengagumkan. Jarak dan waktu sekarang ini, bukan lagi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. nyaman bertansaksi dengan secara fisik, uang cash atau kartu. Society: Indonesia Chapter, yang berlangsung di Jakarta pada Kamis

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, sebagian masyarakat semakin merasakan informasi sebagai salah

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi mengalami perkembangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah mempengaruhi industri perbankan, seperti hal nya Mobile Banking

BAB I PENDAHULUAN. Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbelanja merupakan salah satu kegiatan aktivitas masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. pandai-pandai menganalisis pasar dengan menggunakan handphone sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. oleh bisnis. Salah satu teknologi yang benar-benar membawa revolusi informasi

BAB I PENDAHULUAN. house) dalam berbagai kegiatan e-business, e-commerce dan usaha teknologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. keamanan hingga sampai pada sektor perbankan. Pada sektor perbankan, hasil dari

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi semakin berkembang dengan pesat. Banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ini didukung dengan berkembangnya jaringan internet di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Persaingan industri perbankan saat ini semakin ketat,sehingga diperlukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penggunaan internet. Dalam setiap hal pasti memiliki kemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sehari-hari. Kebutuhan untuk memperoleh informasi secara

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data emarketeer (2015) jumlah pengguna internet didunia cenderung

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak ke segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Penggunanya pun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Akan tetapi tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori terdiri dari Technology Acceptance Model (TAM), Task

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasa seperti usaha jasa sewa mobil, pariwisata, transportasi, jasa pihak ketiga dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menggunakan salah satu perdiktor dari TAM yaitu perceived ease of. use(persepsi kemudahan dalam menggunakan teknologi).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Maraknya bisnis di Indonesia akhir-akhir ini via Internet diyakini memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita telah menghadapi suatu era dimana keberhasilan strategi pemasaran suatu

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif bagi pertumbuhan e-commerce. Menurut Asosiasi. Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII, 2013), jumlah pengguna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pengaruh persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, dan persepsi

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi komunikasi mengalami kemajuan yang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan produk produk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era teknologi pada saat ini telah berkembang pesat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diakses langsung oleh nasabah pengguna mobile banking melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

Dwi Hartanto, S,.Kom 10/06/2012. E Commerce Pertemuan 10 1

BAB I PENDAHULUAN. termasuk salah satunya di Indonesia telah membawa perubahan yang besar terhadap

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Electronic Commerce (e-commerce) (McLeod & Schell, 2004). Menurut Indrajit

DAPATKAN CASHBACK HINGGA 20% SETIAP HARI

BAB I PENDAHULUAN. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Model Penerimaan Teknologi Technology Acception Model (TAM) atau yang dikenal dengan model penerimaan teknologi merupakan suatu model yang disusun oleh Davis et al,. (1989) yang digunakan untuk menjelaskan penerimaan teknologi yang akan digunakan oleh para pengguna teknologi. Bagozzi dan Yi (2012) menyatakan bahwa TAM merupakan suatu model yang paling sering dikutip dalam literatur dalam dua penelitain. Selanjutnya Heilesen dan Jensen (2007) menambahkan bahwa TAM juga menjelaskan bahwa individu dapat bebas memilih dalam menggunakan teknologi. Menurut Davis (1989) dalam Wijayanti (2009) serta Dehghan, Arjomand, Nayyeri dan Tabatabaey (2011) tujuan utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna computer. Chuttur (2009) dalam literatur mereka menyatakan bahwa TAM secara luas digunakan dalam studi adopsi karena sistem informasi spesifik dan didasarkan pada teori psikologi sosial. TAM menganggap bahwa dua keyakinan variabel perilaku utama dalam mengadopsi sistem informasi yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap penggunaan (perceived ease of use). Hartono dan Abdillah (2011) menyatakan bahwa pengguna teknologi

akan mempunyai niat mengunakan teknologi jika pada awal penggunaannya merasa bahwa sistem dari teknologi tersebut bermanfaat dan mudah digunakan. Berdasarkan analisis dari berbagai penelitian yang menggunakan TAM dan versi berikutnya ditemukan bahwa semua komponen yang ada pada TAM memiliki tingkat korelasi yang sangat tinggi (Thakur dan Srivastava, 2012). Amijaya (2010) menyatakan bahwa TAM berfokus pada sikap terhadap pemakaian teknologi informasi oleh penggunanya dengan mengembangkannya berdasarkan perceived ease of use dan perceived usefulness dalam pemakaian teknologi informasi. 2.1.2 Persepsi Kemudahan Penggunaan Persepsi didefinisikan sebagai sebuah proses yang dilalui seorang individu untuk memilih, mengorganisasikan, menginterpretasi stimuli kedalam sebuah gambaran tentang dunia yang memiliki arti atau makna yang bersifat koheren (Suprapti, 2010). Menurut Davis (2000) persepsi kemudahan penggunaan merupakan kepercayaan seseorang dalam menggunakan suatu sistem akan terbebas dari usaha. Perceived ease of use atau persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan terbebas dari usaha. Jika seseorang merasa percaya bahwa sitem informasi mudah untuk digunakan maka dia akan menggunakannya. Persepsi kemudahan penggunaan ini juga merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2007:115). Mengacu pada Fusiler dan Durlabhji (2005:246) yang menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi kemudahan penggunaan

adalah merasakan kemudahan dalam menggunakan teknologi guna melakukan kegiatan yang diinginkan, dapat berintearaksi dengan teknologi Mobile Commerce tidak memerlukan usaha yang besar. 2.1.3 Persepsi Manfaat Perceived usefulness atau persepsi manfaat didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaanya (Jogiyanto, 2007:114). Dari definisi diatas, diketahui bahwa persepsi manfaat merupakan kepercayaan tentang proses pengambilan suatu keputusan. Dengan demikian jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakan sistem tersebut. Penelitianpenelitian sebelumnya menunjukan bahwa konstruk persepsi manfaat mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap penggunaan suatu sistem informasi (Davis, 1989; Chau, 1996; Igbaria et al., 1997; Sun, 2003). Persepsi manfaat memberikan pengaruh positif terhadap sikap individu dalam menggunakan teknologi sistem informasi (Yulihasir et al., 2011). Penelitainpenelitian sebelumnya juga menunjukan bahwa persepsi manfaat merupakan konstruk yang paling banyak dan signifikan dan penting dalam mempengaruhi sikap, minat dan perilaku dalam menggunakan teknologi dibandingkan dengan konstruk lainnya.

2.1.4 Persepsi Resiko Persepsi resiko dapat diartikan sebagai resiko secara umum yang diterima oleh seseorang ketika menggunakan suatu sistem. Persepsi resiko juga dapat dikatakan sebagai pemikiran seseorang yang tidak pasti serta konsekuensi yang diterima atas layanan pada sistem yang digunakan. Resiko keamanan seperti takut ketika menggunakan layanan Mobile Commerce kapasitas baterai ponsel akan cepat berkurang, atau konektifitas internet yang seketika berhenti ketika membayar tagihan kartu kredit, dan kemungkinan adanya kesalahan input akan sulit untuk melakukan pengecekan melalui ponsel dan berbagai alasan keamanan lainnya. Selain resiko keamanan, resiko privasi merupakan hambatan lain yang penting pada transaksi elektronik seperti kekecewaan dan frustasi yang terjadi pada pelanggaran privasi konsumen. Dimensi resiko termasuk penangkapan yang dirahsiakan dari informasi seperti kebiasaan belanja konsumen (Thakur dan Srivastava, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Dwitasari dan Baridwan (2014) menyatakan bahwa persepsi resiko tidak mempengaruhi niat seseorang untuk menggunakan layanan Mobile Commerce. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nazar dan Syahran (2008) menunjukan bahwa persepsi resiko berpengaruh terhadap niat menggunakan layanan Electronic Commerce. Keamann dan privasi merupakan faktor yang signifikan terhadap penerapan layanan Mobile Commerce (Islam et al.,2011).

2.1.5 Niat Menggunakan Niat menggunakan atau Intention to use adalah suatu keinginan atau niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perilaku jika mempunyai keinginan atau niat untuk melakukannya (Jogiyanto, 2007:116). Niat atau intensi adalah keinginan untuk melakukan suatu perilaku. Menurut hasil penelitian-penelitian sebelumnya menunjukan bahwa niat perilaku merupakan prediksi yang baik dari pengguna teknologi oleh pemakai sistem (Davis et al, 1989; Taylor dan Todd, 1995; Venkatesh dan Davis, 2000). Dengan indikator membayangkan menggunakan layanan Mobile Commerce dimasa depan, bermaksud menggunakan layanan Mobile Commerce, dan memprediksi akan menggunakan layanan Mobile Commerce dimasa depan. Minat pemanfaatan teknologi berhubungan dengan cara perusahaan merencanakan dan efektif. Teknologi informasi diterapkan sesuai dengan strategi bisnis (Amijaya, 2010 dalam Fathia, 2012). Minat didefinisikan sebagai indikasi bagaimana seseorang mau mencoba dan bagaimana usaha seseorang untuk menampilkan perilakunya (Pauli, 2007 dalam Kurniawati, 2010). 2.1.6 Mobile Commerce Mobile Commerce merupakan perkembangan dari Electronic Commerce yang menggunakan jaringan wireless atau Mobile Telecomunication. Secara karakteristik Mobile Commerce terdiri dari dua bagian yaitu mobility dan broad reachability. Kata mobility menerangkan bahwa aktifitas tersebut dilakukan dengan cell phone atau perangkat teknologi lainnya yang bersifat mobile seperti

PDA (Personal Data Assistant), sehingga para penggunanya dapat melakukan berbagai aktifitas Electronic Commerce dimana saja dan kapan saja. Sedangkan kata broad reachability menjelaskan bahwa apapun aktifitasnya dan dimanapun mereka berada, para pengguna Mobile Commerce tersebut dapat menjangkau atau memiliki informasi yang dia butuhkan secepatnya (Sasmita dkk, 2009). Chaffey (2009) menggambarkan empat manfaat yang dapat di akses melalui mobile atau jaringan nirkabel lainnya kepada para penggunanya yaitu: 1) Ubiquity Informasi dapat di akses dari maja saja, di setiap lokasi dan setiap saat. 2) Reachability Pengguna Mobile Commerce dapat mengaksesnya dari dalam maupun luar rumah mereka. 3) Kenyamanan Perangkat mobile membuatnya tidak perlu untuk memiliki akses ke power supply atau koneksi fixed-line. 4) Kemananan Setiap user dapat dikonfirmasi karena setiap perangkat nirkabel memiliki kode identifikas yang unik yang memungkinkan penyedia layanan Mobile Commerce untuk menyesuaikan konten berdasarkan lokasi pelanggan. Perangakat mobile juga memberikan tingkat privasi dibandingkan dengan PC. Akhirnya, akses cepat atau menjadi always-on atau selalu aktif. Tidak perlu untuk melakukan dial-up koneksi nirkabel dengan perangkat mobile.

Bagian dari Mobile Commerce yang dibahas dalan skripsi ini yaitu mengenai Mobile Banking yang merupakan salah satu model bisnis yang terdapat pada Mobile Commerce dalam layanan keuangan pada perbankan. Mobile Banking merupakan salah satu bagian dari Electronic Commerce yang merupakan layanan informasi perbankan melalui wireless paling baru yang ditawarkan pihak bank dengan menggunakan teknologi yang terdapat pada smartphone untuk mendukung kelancaran dan kemudahan kegiatan perbankan (Sulistiyarini, 2013). Dengan adanya layanan Mobile Banking, memeriksa saldo rekening, memonitor jangka waktu deposito, mengecek status kartu kredit serta pembayaran kartu kredit, pembayaran rekening listrik dan telepon dan transaksi lainnya akan lebih mudah dilakukan (Pratiwi, 2012). Layanan Mobile Banking merupakan jenis layanan yang fleksibel, karena bisa digunakan untuk melakukan transaksi dimana saja dan kapan saja. mudah ditemukan, ramah lingkungan dan membuat perubahan. Mobile Banking saat ini kebanyakan ditujukan melalui melalui SMS atau Mobile Internet tetapi juga dapat menggunakan program pendownload mobile device (Buse, 2007). 2.2 Hipotesis Penelitian 2.2.1 Pengaruh persepsi kemudahan pengunaan terhadap niat menggunakan Menurut Amijaya (2010) yang mendasar pada Iqbaria (2000), persepsi kemudahan penggunaan ini akan berdampak pada perilaku yaitu, semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem semakin tinggi pula

tingkat pemanfaatan teknologi informasi. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan bahwa persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan teknologi. Cheong dan Park (2005) menemukan bahwa perceived usefulness dan perceived ease of use menjadi faktor yang signifikan terhadap niat untuk menggunakan Mobile Commerce. Dwitasari dan Baridwan (2014) menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan mempengaruhi minat dalam menggunakan Mobile Commerce. Menurut Pousttchi dan Weidemann (2011) persepsi kemudahan penggunaan memiliki dampak yang signifikan terhadap niat menggunakan. Wahyudi (2011) dalam temuannya menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan merupakan predictor yang kuat atas sikap, minat untuk menggunakan. Persepsi kemudahan penggunaan mempengaruhi sikap individu dalam menggunakan Mobile Banking (Sulistiyarini, 2013). Berbeda dengan penelitian yang dilakukkan oleh Yolanda (2012), menemukan hasil bahwa persepsi kemudahan penggunaan tidak berpengaruh terhadap niat menggunakana Electronic Commerce. H1: Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menggunakan Mobile Commerce di Kota Denpasar. 2.2.2 Pengaruh persepsi manfaat terhadap niat menggunakan Penelitian yang dilakukan oleh Bhatti T (2007) menunjukan bahwa persepsi manfaat (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat mengunakan layanan Mobile Commerce. Pousttchi dan Wiedemann (2011) menyatakan bahwa

persepsi manfaat memiliki dampak yang signifikan terhadap niat menggunakan. Pengguna harus memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dalam menggunakan atau mengadopsi teknologi Mobile Commerce. Davis (1989) menyebutkan bahwa persepsi manfaat merupakan tingkat keyakinan seseorang bahwa bila menggunakan suatu teknologi maka akan meningkatkan kinerja pekerjaan dalam dirinya. Semakin meningkatnya keefektifan suatu media maka semakin meningkat pula tingkat persepsi manfaatnya (Davis, 1989). Wahyudi (2011) menyatakan bahwa persepsi manfaat memiliki peran penting dalam sikap dan minat seseorang untuk menggunakan mini laptop. Zararieva (2009) menyataka bahwa perceived usefulness berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menggunakan layanan Electronic Commerce. Saraswati dan Baridwan (2013) menyatakan bahwa persepsi manfaat berpengaruh dalam niat menggunakan layanan Electronic Commerce. Almaghrabi et al., (2011) menyatakan bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap minat individu dalam menggunakan layanan Electronic Commerce dalam belanja online. H2: Persepsi manfaat berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menggunakan Mobile Commerce di Kota Denpasar. 2.2.3 Pengaruh persepsi resiko terhadap niat menggunakan Penelitian yang dilakukan oleh Islam et al., (2011) menunjukan bahwa keamanan dan privasi merupakan faktor yang signifikan dalam penerapan layanan Mobile Commerce. Nazar dan Syahran (2008) menunjukan bahwa persepsi resiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menggunakan layanan Electronic

Commerce. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwitasari dan Baridwan (2014) menyatakan bahwa persepsi resiko tidak mempengaruhi minat seseorang untuk menggunakan layanan Mobile Commerce. Saraswati dan Baridwan (2013) dalam temuannya menyatakan bahwa persepsi resiko tidak berpengaruh terhadap niat menggunakan layanan Electronic Commerce. Persepsi resiko hanya membantu dalam membentuk sikap konsumen yang diperbandingkan dengan niat mereka. Walaupun persepsi resiko tinggi, konsumen mungkin saja tidak rela memutuskan untuk tidak mengambil bagian dalam transaksi secara online (Gurung, 2006). H3: Persepsi resiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menggunakan Mobile Commerce di Kota Denpasar. 2.3 Kerangka Konseptual Berdasarkan tinjauan pustaka dan uraian hipotesis penelitian sebelumnya maka kerangka konseptual dapat dituangkan dalam gambar model penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian Persepsi kemudahan penggunaan (X1) H 1 H 2 Persepsi manfaat (X2) Niat menggunakan (Y) Persepsi resiko (X3) H 3 Sumber: data diolah, 2015.