BAB 7 KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN KETERBATASAN PENELITIAN. Berdasarkan data yang diperoleh, data tersebut dianalisis atau diolah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. lingkup dan batasan penelitian, serta sistematika penulisan tesis. Hal itu diuraikan

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

K E B I J A K A N S I S T E M P E N J A M I N M U T U I N T E R N A L S T I K E S H A R A P A N I B U J A M B I

JOB DESCRIPTION. ( Rincian Tugas )

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STIE INABA DOKUMEN SPMI KEBIJAKAN MUTU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN (STIE INABA) Penanggung Jawab Tanda Tangan

Dokumen Mutu SPMI Universitas Diponegoro

PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

STIE INABA DOKUMEN SPMI PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN (STIE INABA)

MANUAL MUTU PENGENDALIAN STANDAR SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI

BUKU PROSEDUR MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

PANDUAN PELAKSANAAN KERJA

KEBIJAKAN SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

UNIT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PPMI ( Pusat Penjaminan Mutu )

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

PENERAPAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi Kondisi Umum Visi, Misi dan Tujuan Program dan Indikator Kerja... 6

Agreement Comparison Strategi Penerapan Sistem Penjaminan Mutu di Universitas PGRI Palembang

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL FAKULTAS A. Kebijakan Umum 1. Fakultas sebagai bagian dari Universitas Andalas berpartisipasi aktif dalam gerakan menjag

STANDAR MUTU. Program Studi S1 Teknik Elektro. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi (Pengalaman Praktis di Universitas Warmadewa Denpasar)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika suatu perusahaan didirikan, dapat dipastikan bahwa para pendirinya

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PERGURUAN TINGGI

Bab II Model Dasar Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1

HAMBATAN/KENDALA YANG DIHADAPI DALAM MENERAPKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DIPERGURUAN TINGGI

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI

MANUAL MUTU BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS JANABADRA YOGYAKARTA

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB VI PENUTUP Kesimpulan 1. Implementasi Kebijakan Penjaminan Mutu Pada Perguruan Tinggi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Pengorganisasian dan Sosialisasi SPMI

RANCANGAN PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH SYEKH MUHAMMAD NAFIS TABALONG

K E B I J A K A N M U T U A K ADEMIK FAKULTAS AGAMA ISLAM

STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI MUTU ITS

Oleh: Tim Pengembang SPMI Ditjen Dikti, Kemdikbud

DOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)

No Program Kerja Sasaran Indikator Hasil Agustus Juli 2017 Anggaran

Universitas Respati Yogyakarta. Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta Telp : ; Fax :

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL TAHUN 2014

STMIK MUSIRAWAS Jl. Jendral Besar H.M Soeharto RT.08 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau DOKUMEN STANDAR

PEDOMAN AUDIT MUTU INTERNAL

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun

STMIK MUSIRAWAS Jl. Jendral Besar H.M Soeharto RT.08 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI 2016

Instrumen Evaluasi Diri Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi D1 : D2 : D3 : D4 : Sp1 : Sp2 : Sp3 : S1 : S2 : S3 :

MANUAL MUTU PELAKSANAAN STANDAR SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

KANTOR PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ESA UNGGUL

UNIVERSITAS PERJUANGAN BUKU I KEBIJAKAN SPMI

MANUAL MUTU FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS

MANUAL MUTU STMIK Royal Kisaran

KATA PENGANTAR. menengah.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TATA PAMONG DAN PENJAMINAN MUTU

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

Rapat Tinjauan Manajemen Tahun Akademik 2014/2015

Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Universitas Kristen Indoneisa

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

M A N U A L M U T U S I S T E M P E N J A M I N M U T U I N T E R N A L S T I K E S H A R A P A N I B U J A M B I

MANUAL SPMI (MANUAL MUTU) STANDAR NASIONAL PENELITIAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONE SIA MEMBANGUN (STIEINABA)

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH BATOH BANDA ACEH

Laporan Kinerja Tahun 2017 Universitas Negeri Malang (UM)

Manual Mutu Pengabdian

MANUAL MUTU SPMI UNIGAL

Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI (AIPT)

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK NOMOR 042/U/2000

BUKU RENCANA PROGRAM KERJA LEMBAGA PENJAMIN MUTU DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA (LPMPSDM)

SATUAN MONITORING EVALUASI INTERNAL (MONEVIN) SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

Manual dan Prosedur Operasional Baku (POB) Badan Penjaminan Mutu (BPM) Universitas Serambi Mekkah. Badan Penjaminan Mutu

Kampus & Sekretariat Pendaftaran. Website :

STANDAR PENILAIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. 1. Visi dan Misi Politeknik Visi : Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta

Manual Mutu Akademik

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI (AIPT)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V PENUTUP. pada bab ini dapat ditarik kesimpulan mengenai penerapan dan tingkat maturitas

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO JL. GEDONGSONGO CANDIREJO UNGARAN BARAT KAB. SEMARANG 50513

DOKUMEN RENCANA OPERASIONAL (RENOP) FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO TAHUN

Universitas Gadjah Mada PENGANTAR

PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI. Disusun oleh:

MANUAL MUTU AKADEMIK

MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL KINERJA PELAKSANAAN RENOP No. Revisi 00

MANUAL PENGENDALIAN STANDAR SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR KERJASAMA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Transkripsi:

BAB 7 KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN KETERBATASAN PENELITIAN Pada Bab VII ini akan dideskripsikan kesimpulan akhir penelitian, rekomendasi yang dapat diberikan dalam rangka pemecahkan masalah penelitian, keterbatasan penelitian. Ketiga pokok pembicaraan itu, diuraikan pada bagian berikut. 7.1 Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh, data tersebut dianalisis atau diolah. Dari hasil analisis itu dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Tahapan-tahapan SPMI di UKIPaulus belum seluruhnya dijalankan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Meskipun demikian, pada awal tahun 2016, UKIPaulus memperoleh nilai akreditasi B dari BANPT. Nilai akreditasi itu merupakan suatu pencapaian yang baik bagi institusi pendidikan tinggi. Perolehan nilai akreditasi B dapat disebabkan karena belum dijalankannya audit mutu internal, yang termasuk dalam tahap evaluasi standar pendidikan tinggi. Analisis lebih lanjut terhadap dokumen hasil penilaian akreditasi BANPT perlu dilakukan. 2. Standar-standar mutu yang ditetapkan pada tahun 2011 kurang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan universitas. Standar-standar tersebut belum dilengkapi dengan ukuran-ukuran mutu yang dapat digunakan dalam penilaian tercapai atau tidaknya visi, misi, dan tujuan universitas. Meskipun pada tahap monevin dijabarkan 97 indikator, untuk menilai pencapaian pelaksanaan standar, indikator-indikator tersebut hanya mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, yaitu berdasarkan standar dan ukuran minimal, bukan berdasarkan pada visi, misi, dan tujuan UKIPaulus. Hal ini berpengaruh pada pelaksanaan audit mutu internal, untuk menilai pencapaian visi, misi, dan tujuan universitas. Sebab, ukuran mutu yang digunakan tidak selaras dengan visi, misi, dan tujuan tersebut. 3. Belum optimalnya pelaksanaan sistem penjaminan mutu internal (SPMI) di Universitas Kristen Indonesia Paulus disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut. a. Seperti terlihat pada tabel 5.1, mekanisme penetapan standar SPMI belum berjalan sepenuhnya, sesuai dengan pedoman Direktorat Pendidikan Tinggi, yaitu belum dilakukan uji coba dan pembahasan terhadap standar yang ditetapkan. Hal ini dapat memengaruhi proses pelaksanaan standar karena standar yang ditetapkan tidak disosialisasikan dengan baik kepada seluruh pihak yang berkepentingan, yaitu sivitas akademika UKIPaulus. Selain itu, standar yang telah ditetapkan belum diterjemahkan ke dalam ukuran mutu yang sesuai untuk menilai tercapai atau tidaknya visi, misi, dan tujuan universitas. b. Kurangnya komitmen sumber daya manusia (SDM) dalam menjalankan standar-standar yang telah ditetapkan sehingga memengaruhi kelengkapan dokumen. Dengan demikian, tidak ada pemahaman yang cukup dari seluruh sivitas akademika tentang pentingnya implementasi SPMI. Karena tidak adanya pemahaman tersebut, beberapa dokumen yang sudah dibuat pada tahun 2011 tidak pernah dijadikan acuan dalam menjalankan sistem penjaminan mutu sehingga sampai saat ini pun belum ada revisi terkait

kesesuaian dokumen tersebut dengan tujuan yang ingin dicapai dan kenyataan yang terjadi di lapangan. c. Dokumen yang belum lengkap menghambat jalannya proses implementasi SPMI di Universitas Kristen Indonesia Paulus. Untuk mengatasi hal ini, Universitas Kristen Indonesia Paulus melalui BPM harus melanjutkan usaha evaluasi terhadap kesesuaian dokumen, standar, maupun formulir yang telah ditetapkan sebelumnya dengan fakta yang terjadi di lapangan. Caranya ialah dengan mengadakan lokakarya atau sosialisasi SPMI kepada seluruh sivitas akademika. d. Dokumen yang sudah dibuat pada periode sebelumnya tidak dijadikan acuan dalam pelaksanaan standar SPMI. Dengan demikian, sangat sulit untuk memperbaiki dokumen sesuai dengan kebutuhan internal Universitas Kristen Indonesia Paulus dan pedoman yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. e. Terjadi keterlambatan pengumpulan informasi dalam pelaksanaan tahap monevin karena pihak yang terlibat belum terbiasa melakukan evaluasi diri dan tidak terbangun komitmen yang baik dalam evaluasi tersebut. f. Belum selesainya tahap evaluasi diri dan belum optimalnya tahap penetapan dan pelaksanaan standar menyebabkan belum dilaksanakannya langkah pengendalian dan peningkatan standar. 4. Penyebab belum terlaksananya audit mutu internal di Universitas Kristen Indonesia Paulus, antara lain, sebagai berikut.

a. Belum dibentuknya badan/unit audit internal, berarti tidak lengkapnya tahapan SPMI yang dijalankan, yaitu tidak ada audit mutu internal sebagai bagian dari tahapan evaluasi standar SPMI. b. Terbatasnya SDM yang dapat mengaudit berpengaruh pada pelaksanaan audit internal. 5. Berdasarkan wawancara dengan ketua BPM dan rektor Universitas Kristen Indonesia Paulus dapat diketahui bahwa pihak Universitas Kristen Indonesia Paulus sedang mengupayakan terlaksananya SPMI sehingga terjadi peningkatan mutu universitas. Upaya tersebut dimulai dengan melengkapi dokumen-dokumen SPMI; melakukan evaluasi diri setiap unit, program studi, dan fakultas sehingga terjadi perbaikan penjaminan mutu universitas secara keseluruhan; mengadakan sosialiasi tentang pentingnya SPMI kepada seluruh sivitas akademika. 6. Langkah selanjutnya yang ingin dilaksanakan oleh pihak Universitas Kristen Indonesia Paulus, yaitu membentuk badan/unit audit internal sehingga audit mutu internal dan audit keuangan secara internal dapat dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan dokumen Rencana Strategis UKIPaulus. Selain itu, Universitas Kristen Indonesia Paulus akan terus melakukan peningkatan standar pendidikan tinggi secara berkelanjutan. 7.2 Rekomendasi 1. Sebaiknya dilakukan analisis lebih lanjut terhadap dokumen hasil penilaian akreditasi BANPT untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan terkait

implementasi tahap-tahap SPMI, sehingga dapat dijadikan acuan untuk menyempurnakan proses SPMI di UKIPaulus. 2. Penting untuk dilakukan penetapan standar dan ukuran mutu yang didasarkan pada visi, misi, dan tujuan suatu organisasi agar dengan melalui standar dan ukuran tersebut dapat dinilai sejauh mana pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi. Untuk itu, penulis menyarankan agar dilakukan pembenahan terhadap standar mutu yang telah ada, yaitu tidak hanya disusun berdasarkan pada standar minimal Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, tetapi juga berdasarkan pada visi, misi, dan tujuan Universitas Kristen Indonesia Paulus. Dalam hal ini, pimpinan/pejabat struktural Universitas Kristen Indonesia Paulus bersama dengan Badan Penjaminan Mutu sebaiknya merumuskan kembali standar dan ukuran mutu yang sesuai sehingga dapat memudahkan proses audit mutu internal dalam menilai tercapai atau tidaknya tujuan universitas. 3. Setelah dilakukan pembenahan terhadap standar dan ukuran mutu, sebaiknya dilakukan uji coba dan pembahasan standar kepada seluruh sivitas akademika Universitas Kristen Indonesia Paulus. Hal ini untuk meningkatkan komitmen seluruh sivitas akademika dalam menjalankan perannya dalam usaha peningkatan mutu universitas. 4. Dalam menjalankan proses penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan tinggi diperlukan komitmen dan inisiatif dari seluruh jajaran/anggota universitas. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengadakan sosialisasi dan pelatihan rutin kepada seluruh sivitas akademika Universitas Kristen Indonesia

Paulus sehingga tercipta pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya sistem penjaminan mutu. Pelatihan rutin juga sebaiknya diberikan kepada seluruh anggota badan penjaminan mutu, khususnya pelatihan tentang audit mutu internal (AMI). Pelatihan dapat diberikan oleh pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atau dari institusi pendidikan tinggi lainnya, yang memiliki lembaga penjaminan mutu yang lebih berpengalaman. 5. Untuk membentuk komite/badan audit internal, dibutuhkan tenaga audit yang berpengalaman, baik dalam rangka audit mutu maupun audit keuangan. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar pihak Universitas Kristen Indonesia Paulus memberikan pelatihan dan pendidikan profesi auditor/akuntan kepada pihak yang dianggap mampu dan memiliki latar belakang yang sesuai dalam bidang audit. Dengan demikian, proses audit internal dapat dijalankan secara objektif dan mendukung peningkatan mutu universitas. 6. Pihak yayasan yang sebelumnya telah melakukan pemeriksaan keuangan (audit) secara berkala terhadap UKIPaulus, sebaiknya menyusun rencana audit kinerja dan audit bidang akademik. Hal ini penting dilakukan untuk semakin meningkatkan kinerja dan mutu akademik UKIPaulus, sehingga memengaruhi pelaksanaan SPMI dan SPME. 7.3 Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini terbatas pada penilaian kesesuaian implementasi tahapan SPMI yang telah dijalankan di Universitas Kristen Indonesia Paulus, khususnya yang terkait dengan tahapan evaluasi berupa audit mutu internal, dengan pedoman pelaksanaan SPMI yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi; dan pemecahan masalah yang terkait dengan implementasi tahapan SPMI tersebut. Analisis terhadap biaya mutu untuk menilai efektivitas dan efisiensi tidak dilakukan karena tidak adanya data yang memadai, yaitu data berupa laporan penggunaan (pertanggungjawaban) biaya mutu yang sesuai dengan standar pembiayaan, yang ditetapkan tahun 2011. Hal ini karena standar tersebut masih belum diimplementasikan. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis biaya mutu, terutama setelah implementasi SPMI di Universitas Kristen Indonesia Paulus berjalan optimal, untuk menilai efektivitas dan efisiensi implementasi SPMI. 2. Analisis terhadap dokumen hasil penilaian akreditasi BANPT tidak dianalisis dalam penelitian ini, sehingga tidak ada pemaparan rinci terkait kelebihan dan kekurangan dalam implementasi SPMI UKIPaulus sesuai dengan hasil evaluasi BANPT. Penelitian selanjutnya diharapkan menganalisis dokumen tersebut agar UKIPaulus dapat meningkatkan praktik positif yang telah terlaksana, dan memperbaiki kekurangan yang menghambat optimalisasi pelaksanaan SPMI. 3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan jumlah partisipan atau informan dalam wawancara ditambah. Jawaban tambahan dari partisipan/informan baru dianggap sebagai bentuk konfirmasi, yang dapat memperkuat hasil penelitian yang terkait sistem penjaminan mutu internal (SPMI) di Universitas Kristen Indonesia Paulus.