BAB IV HASIL PENELITIAN Menurut Undang-Undang No.7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.36 tahun 2008, penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dan berdasarkan KEP-545/PJ/2000 yang telah disempurnakan dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No: 15/PJ/2006, Peraturan Meteri Keuangan No. 252/PMK.03/2008, serta Peraturan Direktur Jenderal Pajak No: PER-31/PJ/2009 dikatakan bahwa setiap pemberi kerja, dalam hal ini adalah PT. PCI, wajib melakukan penghitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan atas PPh karyawannya. Penghasilan yang dipotong PPh 21 adalah penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa pun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan. Pada akhir tahun pajak, PPh yang dihitung, dipotong, disetorkan dan dilaporkan tersebut harus dihitung kembali untuk mengetahui jumlah PPh Pasal 21 dalam satu tahun pajak. Apabila ternyata PPh yang terutang lebih besar dibandingkan dengan PPh yang telah disetor, maka PT. PCI harus membayar kekurangan tersebut. 45
PT. PCI merupakan perusasahaan yang bergerak di bidang perdagangan, percetakan dan jasa. Perdagangan meliputi ekspor dan impor, karenakan perusahaan ini masih terbilang baru maka untuk ekspor dan impor masih dalam proses. Perdagangan berupa kemasan, kemasan security, packaging printing. Dalam bidang percetakan meliputi pencetakan dokumen, penjilidan, kartonage, pengepakan, pencetakan buku buku, desain dan cetak grafis, dan offset. Pemberian jasa untuk menjalankan usaha ini meliputi jasa periklanan, promosi dan pemasaran. Oleh karena itu tentu saja PT. PCI memiliki pegawai dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Karena PT. PCI ini merupakan perusahaan yang cukup berkembang, oleh karena itu sangat dibutuhkan pengetahuan perpajakan yang sesuai dan tentunya ketelitian dalam menghitung PPh Pasal 21 berdasarkan data yang ada. Namun, tidak selalu penghitungan yang dilakukan oleh pemberi kerja itu sudah sesuai dengan UU PPh No.36 tahun 2008 dan berdasarkan KEP-545/PJ/2000 yang telah disempurnakan dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No: 15/PJ/2006 dan Peraturan Menteri Keuangan No.252/PMK.03/2008. Adanya ketidaktelitian dalam penghitungan data, dan tidak adanya pembaharuan dalam data-data pegawai merupakan penyebab utama terjadinya kesalahan dalam penghitungan PPh Pasal 21. Tentunya kesalahan tersebut harus dikoreksi, karena apabila tidak, tentunya akan merugikan PT. PCI sebagai pemberi kerja yang melakukan kewajiban penghitungan, pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 21 pegawainya. 46
Agar evaluasi penghitungan PPh Pasal 21 ini menghasilkan data yang objektif dan akurat, maka penulis harus cermat dalam menentukan metode pengumpulan data dan analisa data. Dengan begitu, data yang diolah hasilnya dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan. IV.1 Metode Analisa Data Dalam menganalisa data, dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Kedua metode ini saling melengkapi satu sama lainnya. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode tersebut dalam mengolah, menganalisa data, dan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kesimpulan. Penjelasan mengenai kedua metode tersebut yaitu : 1. Metode Langsung Metode langsung merupakan teknik dan prosedur pemeriksaan pajak terhadap ketaatan perpajakan untuk mengetahui kebenaran jumlah SPT dan kebenaran jumlah Penghasilan Kena Pajak (PKP) di dalam SPT tersebut. Pelaksanaan metode ini dilakukan melalui pemeriksaan terhadap pos-pos laporan keuangan yaitu neraca dan laporan laba-rugi, beserta bukti dan catatan pendukungnya yang sesuai dengan urutan proses pemeriksaan. Pelaksanaan metode langsung ini juga dilakukan sesuai dengan audit program terinci untuk setiap pos neraca dan laba-rugi yang menjadi sumber utama pemeriksaan. Dalam penelitian ini, penggunaan metode langsung banyak dipakai untuk melakukan pemeriksaan terhadap besarnya gaji para pegawai. Hal ini sangat 47
penting dikarenakan unsur gaji merupakan unsur utama penghasilan bruto dalam mencari PPh Pasal 21 masing-masing pegawai. 2. Metode Tidak Langsung Metode tidak langsung merupakan teknik dan prosedur pemeriksaan pajak terhadap ketaatan perpajakan untuk mengetahui kebenaran jumlah SPT dan kebenaran jumlah Penghasilan Kena Pajak (PKP) di dalam SPT tersebut. Pelaksanaan metode ini diluar pemeriksaan mengenai penghasilan dan biaya sehingga walaupun metode ini juga melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran Penghasilan Kena Pajak (PKP) dalam SPT dan lampirannya, namun metode ini tidak melakukan pengujian terhadap neraca dan laporan laba-rugi. Metode tidak langsung merupakan metode pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen sebagai berikut : a. Dokumen pembukuan dan catatannya (SPT dan lampirannya). b. Verifikasi penerimaan dan pengeluaran uang tunai. c. Perhitungan sumber dan penggunaan dana. d. Perhitungan produksi. e. Perhitungan biaya hidup. Dalam penelitian ini, metode tidak langsung banyak digunakan untuk mencari status pegawai, yaitu status kedudukan atau jabatan pegawai, kawin/tidak kawin, dan jumlah tanggungan pegawai. Berikut ini adalah daftar nama pegawai PT. PCI pada tahun 2007, 2008, dan 2009: 48
IV.2 Analisa PPh Pasal 21 tahun 2007 Dari data terakhir yaitu pada tahun 2007, PT. PCI ini memiliki pegawai tetap dan penerima pensiun atau tunjangan hari tua sebanyak 21 orang, dan pegawai tidak tetap dan penghasilan 9 orang. Jumlah penghasilan brutonya adalah sebesar Rp 1.452.256.200 dengan jumlah PPh Pasal 21 terutang sebesar Rp 91.567.450. PT. PCI memiliki PPh yang telah disetor sebesar Rp 89.256.650, sehingga perusahaan harus menyetor kekurangannya sebesar Rp 2.310.800. Berikut ini adalah daftar nama pegawai PT. PCI yang masih harus dianalisa berkaitan dengan penerapan perhitungan PPh Pasal 21 : Sebelum Analisa Sesudah Analisa No Nama Status Status 1 Nuryahman K/3 Pegawai tetap K/2 Pegawai tetap 2 Djoni K/3 Pegawai tetap K Pegawai tetap 3 Yeyet K/1 Pegawai tetap TK/0 Pegawai tetap 4 Irawaty K/1 Pegawai tetap TK/0 Pegawai tetap 5 Jono Kurniawan K/3 Pegawai tetap K/3 Pegawai tetap 6 Latief Setiono K/2 Pegawai tetap K/2 Pegawai tetap 7 Endih Herwandih K/0 Pegawai tetap K/0 Pegawai tidak tetap 8 Eviliana K/3 Pegawai tetap K/3 Pegawai tetap Di bawah ini merupakan kondisi-kondisi yang perlu dianalisa dalam melakukan perhitungan PPh Pasal 21 pada PT. PCI. Hal-hal yang masih perlu dianalisa berkaitan dengan : 49
1. Analisa Status Pegawai a. Nuryahman Adalah pegawai tetap dan memiliki NPWP dengan jabatan PD dan masa jabatan 12 bulan, status menikah dan memiliki 3 tanggungan (K/3). Setelah melakukan wawancara, ternyata satu anak Nuryahman telah bekerja pada bulan Maret 2006, sehingga Nuryahman hanya menanggung anak kedua dan terakhir yang masih sekolah di SMU swasta dan Kuliah di Universitas swasta (K/2). Maka perhitungan PPh pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 10.000.000 10.000.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 500.000 500.000 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 2.400.000 2.400.000 Jumlah Penghasilan Bruto 12.900.000 12.900.000 PENGURANGAN Biaya Jabatan 108.000 108.000 Iuran Pensiun 200.000 200.000 Jumlah Pengurangan 308.000 308.000 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 12.592.000 12.592.000 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 151.104.000 151.104.000 / PTKP WP 13.200.000 13.200.000 Tambahan Kawin 1.200.000 1.200.000 Tambahan Tanggungan 3 anak 3.600.000-2 anak - 2.400.000 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 18.000.000 16.800.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 133.104.000 134.304.000 50
PPh Pasal 21 Terutang 19.526.000 19.826.000 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 1.627.167 1.652.167 b. Djoni Adalah pegawai tetap dan memiliki NPWP dengan jabatan sebagai PD dan masa jabatan 12 bulan, status menikah dan memiliki 3 tanggungan (K/3). Setelah melakukan wawancara, ternyata ditemukan bahwa anak pertama dan kedua Djoni telah menikah pada tahun 2005 dan 2006, dan anak terakhirnya sudah mendapatkan pekerjaan pada bulan April tahun 2006 di perusahaan advertising, sehingga jumlah tanggunggannya menjadi K/0. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 10.000.000 10.000.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 500.000 500.000 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 2.400.000 2.400.000 Jumlah Penghasilan Bruto 12.900.000 12.900.000 PENGURANGAN Biaya Jabatan 108.000 108.000 Iuran Pensiun 200.000 200.000 Jumlah Pengurangan 308.000 308.000 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 12.592.000 12.592.000 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 151.104.000 151.104.000 / PTKP WP 13.200.000 13.200.000 Tambahan Kawin 1.200.000 1.200.000 Tambahan Tanggungan 3 anak 3.600.000-51
tidak ada - - Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 18000.000 14.400.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 133.104.000 136.704.000 PPh Pasal 21 Terutang 19.526.000 20.426.000 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 1.627.167 1.702.167 2. Analisa atas Karyawati a. Yeyet Adalah pegawai tetap dan memiliki NPWP dengan jabatan sebagai Kepala divisi dan masa jabatan 12 bulan, status menikah, perusahaan mencatat statusnya dengan K/1, padahal seharusnya dicatat dengan TK/0, karena berdasarkan surat keterangan yang diberikan Yeyet kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya mempunyai pekerjaan. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 6.550.000 6.550.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 327.500 327.500 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 1.572.000 1.572.000 Jumlah Penghasilan Bruto 8.449.500 8.449.500 PENGURANGAN Biaya Jabatan 108.000 108.000 Iuran Pensiun 131.000 131.000 Jumlah Pengurangan 239.000 239.000 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 8.210.500 8.210.500 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 98.526.000 98.526.000 / PTKP WP 13.200.000 13.200.000 Tambahan Kawin 1.200.000-52
Tambahan Tanggungan 1 anak 1.200.000 - Tidak ada - - Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 15.600.000 13.200.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 82.926.000 85.326.000 PPh Pasal 21 Terutang 8.688.900 9.048.900 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 724.075 754.075 b. Irawaty Adalah pegawai tetap dan memiliki NPWP dengan jabatan sebagai Kepala divisi dan masa jabatan 12 bulan, status menikah, perusahaan mencatat statusnya dengan K/1, padahal seharusnya dicatat dengan TK/0, karena berdasarkan surat keterangan yang diberikan Irawaty kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya mempunyai pekerjaan. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 3.400.000 3.400.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 170.000 170.000 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 816.000 816.000 Jumlah Penghasilan Bruto 4.386.000 4.386.000 PENGURANGAN Biaya Jabatan 108.000 108.000 Iuran Pensiun 68.000 68.000 Jumlah Pengurangan 176.000 176.000 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 4.210.000 4.210.000 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 50.520.000 50.520.000 / PTKP WP 13.200.000 13.200.000 Tambahan Kawin 1.200.000-53
Tambahan Tanggungan 1 anak 1.200.000 - Tidak ada - - Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 15.600.000 13.200.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 34.920.000 37.320.000 PPh Pasal 21 Terutang 2.242.000 2.482.000 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 186.833 206.833 3. Analisa atas Pegawai Tidak Tetap a. Endih Herwandih Endih Herwandih merupakan pegawai tetap dan memilki NPWP dengan jabatan sebagai staf, status menikah, tidak memiliki tanggungan (K/0). Setelah dilakukan dengan menganalisa Surat Pengangkatan, Bukti Potong A-1, KTP, dan Kartu Keluarga, ditemukan informasi bahwa Endih merupakan pegawai tidak tetap. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 2.500.000 2.500.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 125.000 125.000 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 600.000 600.000 Jumlah Penghasilan Bruto 3.225.000 3.225.000 PENGURANGAN Biaya Jabatan 108.000 108.000 Iuran Pensiun 50.000 - Jumlah Pengurangan 158.000 108.000 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 3.067.000 3.117.000 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 36.804.000 37.404.000 / PTKP 54
WP 13.200.000 13.200.000 Tambahan Kawin 1.200.000 1.200.000 Tambahan Tanggungan Tidak ada - - Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 14.400.000 14.400.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 22.404.000 23.004.000 PPh Pasal 21 Terutang 1.120.200 1.150.200 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 93.350 95.850 4. Analisa atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Jono Kurniawan Adalah pegawai tetap dan memiliki NPWP dengan jabatan sebagai Kepala Seksi dan masa jabatan 12 bulan, status menikah dan memiliki 3 tanggungan (K/3). Perhitungan PPh Pasal 21 pegawai ini masih terdapat kesalahan dalam perhitungan Wajib Pajaknya yaitu seharusnya Rp 13.200.000 tetapi menjadi Rp 14.400.000. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 4.150.000 4.150.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 207.500 207.500 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 996.000 996.000 Jumlah Penghasilan Bruto 5.353.500 5.353.500 PENGURANGAN Biaya Jabatan 108.000 108.000 Iuran Pensiun 83.000 83.000 Jumlah Pengurangan 191.000 191.000 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 5.162.500 5.162.500 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 61.950.000 61.950.000 55
/ PTKP WP 14.400.000 13.200.000 Tambahan Kawin 1.200.000 1.200.000 Tambahan Tanggungan 3 anak 3.600.000 3.600.000 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 19.200.000 18.000.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 42.750.000 43.950.000 PPh Pasal 21 Terutang 3.025.000 3.145.000 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 252.083 262.083 5. Analisis atas Pegawai yang Berhenti Pada Tahun Berjalan Eviliana Eviliana merupakan pegawai tetap dengan jabatan sebagai staf, status menikah, memiliki 3 tanggungan (K/3). Setelah dilakukan dengan menganalisa Surat Pengangkatan, Bukti Potong A-1, dan data pegawai lainnya, ditemukan informasi bahwa Eviliana memiliki masa kerja kurang dari 12 bulan, yaitu bekerja mulai bulan Januari-Oktober. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 2.500.000 25.000.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 125.000 1.250.000 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 600.000 6.000.000 Jumlah Penghasilan Bruto 3.225.000 32.250.000 PENGURANGAN Biaya Jabatan 108.000 1.080.000 Iuran Pensiun 50.000 500.000 Jumlah Pengurangan 158.000 1.580.000 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 3.067.000 30.670.000 56
Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 36.804.000 30.670.000 / PTKP WP 13.200.000 13.200.000 Tambahan Kawin 1.200.000 1.200.000 Tambahan Tanggungan 3 anak 3.600.000 3.600.000 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 18.000.000 18.000.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 18.804.000 12.670.000 PPh Pasal 21 Terutang 940.200 633.500 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 78.350 52.792 Sesudah dilakukan analisa terhadap perhitungan PPh Pasal 21 pegawai PT. PCI, berikut dilampirkan total perhitungan PPh Pasal 21 pegawai selama tahun 2007 sebelum dan sesudah dianalisa : 57
PPh Pasal 21 terutang Pegawai Sebelum Analisa 89.256.650 PPh Pasal 21 terutang Pegawai Sesudah Analisa 91.567.450 Selisih PPh Pasal 21 terutang Pegawai 2.310.800 Dari hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa PT. PCI memiliki pajak yang kurang disetor sebanyak Rp 2.310.800 sesudah dilakukan analisa. Berikut adalah SPT Tahunan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah dilakukan analisa : Sebelum Analisa : Golongan Pegawai Jumlah Penerima Penghasilan Jumlah Penghasilan Bruto PPh Pasal 21 terutang 1 Pegawai Tetap 22 1.327.410.000 88.827.000 2 Pegawai Tidak Tetap 8 124.846.200 429.650 3 Jumlah 1 + 2 30 1.452.256.200 89.256.650 4 PPh Pasal 21 yang Ditanggung Pemerintah - 5 PPh Pasal 21 yang Harus Disetor 89.256.650 58
Sesudah Analisa : Golongan Pegawai Jumlah Penerima Penghasilan Jumlah Penghasilan Bruto PPh Pasal 21 terutang 1 Pegawai Tetap 21 1.288.710.000 89.867.600 2 Pegawai Tidak Tetap 9 163.546.200 1.699.850 3 Jumlah 1 + 2 30 1.452.256.200 91.567.450 4 PPh Pasal 21 yang Ditanggung Pemerintah - 5 PPh Pasal 21 yang Harus Disetor 91.567.450 6 PPh Pasal 21 yang Telah Disetor 89.256.650 7 STP PPh Pasal 21-8 Jumlah 6 + 7 89.256.650 9 PPh Pasal 21 yang Kurang Disetor 2.310.800 IV.3 Analisa PPh Pasal 21 Tahun 2008 Dari data tahun 2008, perusahaan ini memiliki pegawai tetap dan penerima pensiun atau tunjangan hari tua sebanyak 19 orang dan pegawai tidak tetap dan penghasilan lainnya sebanyak 11 orang. Jumlah penghasilan brutonya adalah Rp 1.432.674.000 dengan jumlah PPh Pasal 21 terutang sebesar Rp 91.417.950 PT. PCI memiliki PPh yang telah disetor sebesar Rp 88.599.150, sehingga perusahaan harus menyetor kekurangannya sebesar Rp 2.818.800. Berikut ini daftar nama pegawai PT. PCI yang masih harus dianalisa berkaitan dengan penerapan perhitungan PPh Pasal 21 : 59
Sebelum Analisa Sesudah Analisa No Nama Status Status 1 Ten Donny S K/3 Pegawai tetap K/2 Pegawai tetap 2 Asep K/1 Pegawai tetap K Pegawai tetap 3 Yuliana K/1 Pegawai tetap TK/0 Pegawai tetap 4 Gissela Wahyu K/0 Pegawai tetap TK/0 Pegawai tetap 5 Merry K Pegawai tetap TK/0 Pegawai tetap 6 Bayhaki K/3 Pegawai tetap K/3 Pegawai tetap 7 Suparman K/2 Pegawai tetap K/2 Pegawai tidak tetap Dibawah ini merupakan kondisi-kondisi yang perlu dianalisa dalam melakukan perhitungan PPh Pasal 21 pada PT. PCI. Hal-hal yang masih perlu dianalisa berkaitan dengan : 1. Analisa atas Status Pegawai a. Ten Donny Soelaiman Adalah pegawai tetap dan memiliki NPWP dengan jabatan sebagai Direktur dan masa jabatan 12 bulan, status menikah, dan memiliki 3 tanggungan (K/3). Setelah melakukan wawancara, ternyata ditemukan bahwa satu anak Ten Donny Soelaiman telah bekerja pada tanggal 5 Januari 2007 di salah satu perusahaan di Tangerang, sehingga jumlah tanggungannya menjadi K/2. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 8.750.000 8.750.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 437.000 437.000 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 2.100.000 2.100.000 60
Jumlah Penghasilan Bruto 11.287.000 11.287.000 PENGURANGAN Biaya Jabatan 108.000 108.000 Iuran Pensiun 175.000 175.000 Jumlah Pengurangan 283.000 283.000 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 11.004.000 11.004.000 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 132.048.000 132.048.000 / PTKP WP 13.200.000 13.200.000 Tambahan Kawin 1.200.000 1.200.000 Tambahan Tanggungan 3 anak 3.600.000-2 anak - 2.400.000 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 18.000.000 16.800.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 114.048.000 115.248.000 PPh Pasal 21 Terutang 14.763.500 15.063.500 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 1.230.292 1.255.292 b. Asep Adalah pegawai tetap dan memiliki NPWP dengan jabatan sebagai kepala divisi dan masa jabatan 12 bulan, status menikah, dan memiliki 3 tanggungan (K/3). Setelah melakukan wawancara, ternyata ditemukan bahwa anak laki-laki Asep meninggal dunia pada umur 3 tahun pada bulan Maret 2007, sehingga jumlah tanggungannya menjadi K/2. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 2.900.000 2.900.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 696.000 696.000 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 145.000 145.000 61
Jumlah Penghasilan Bruto 3.741.000 3.741.000 PENGURANGAN Biaya Jabatan 108.000 108.000 Iuran Pensiun 58.000 58.000 Jumlah Pengurangan 166.000 166.000 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 3.575.000 3.575.000 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 42.900.000 42.900.000 / PTKP WP 13.200.000 13.200.000 Tambahan Kawin 1.200.000 1.200.000 Tambahan Tanggungan 3 anak 3.600.000-2 anak - 2.400.000 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 18.000.000 16.800.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 24.900.000 26.100.000 PPh Pasal 21 Terutang 1.245.000 1.360.000 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 103.750 113.333 2. Analisa atas Karyawati a. Yuliana Adalah pegawai tetap dan memiliki NPWP dengan jabatan sebagai Kepala Accounting dan masa jabatan 12 bulan, status menikah, dan memiliki seorang putri dan perusahaan mencatat statusnya K/1, namun berdasarkan surat keterangan yang diberikan Yuliana kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya mempunyai pekerjaan. Maka seharusnya perusahaan mencatat statusnya menjadi TK/0. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : 62
Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 3.750.000 3.750.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 187.500 187.500 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 900.000 900.000 Jumlah Penghasilan Bruto 4.837.500 4837.500 PENGURANGAN Biaya Jabatan 108.000 108.000 Iuran Pensiun 75.000 75.000 Jumlah Pengurangan 183.000 183.000 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 4.654.500 4.654.500 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 55.854.000 55.854.000 / PTKP WP 13.200.000 13.200.000 Tambahan Kawin 1.200.000 - Tambahan Tanggungan 1 anak 1.200.000 - Tidak ada - - Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 15.600.000 13.200.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 40.254.000 42.654.000 PPh Pasal 21 Terutang 2.775.400 3.015.400 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 231.283 251.283 b. Gissela Wahyu Adalah pegawai tetap dan memiliki NPWP dengan jabatan sebagai staf dan masa jabatan 12 bulan, status menikah, dan tidak memiliki tanggungan (K/0). Namun berdasarkan surat keterangan dari pemda setempat tempat Gissela berdomisili, diketahui bahwa suaminya mempunyai pekerjaan. Maka perusahaan seharusnya mencatat statusnya 63
menjadi TK/0. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 3.000.000 3.000.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 150.000 150.000 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 720.000 720.000 Jumlah Penghasilan Bruto 3.870.000 3.870.000 PENGURANGAN Biaya Jabatan 108.000 108.000 Iuran Pensiun 60.000 60.000 Jumlah Pengurangan 168.000 168.000 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 3.702.000 3.702.000 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 44.424.000 44.424.000 / PTKP WP 13.200.000 13.200.000 Tambahan Kawin 1.200.000 - Tambahan Tanggungan Tidak ada - - Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 14.400.000 13.200.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 30.024.000 31.224.000 PPh Pasal 21 Terutang 1.752.400 1.872.400 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 146.033 156.033 c. Merry Adalah pegawai tetap dan memiliki NPWP dengan jabatan sebagai staf dan masa jabatan 12 bulan, status menikah dan tidak memiliki tanggungan (K/0), namun berdasarakan surat keterangan dari pemda setemapat tempatmerry berdomisili, siketahui bahwa suaminya mempunyai pekerjaan. Maka perusahaan seharusnya mencatat statusnya 64
menjadi TK/0. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 2.500.000 2.500.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 125.000 125.000 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 600.000 600.000 Jumlah Penghasilan Bruto 3.225.000 3.225.000 PENGURANGAN Biaya Jabatan 108.000 108.000 Iuran Pensiun 50.000 50.000 Jumlah Pengurangan 158.000 158.000 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 3.067.000 3.067.000 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 36.804.000 36.804.000 / PTKP WP 13.200.000 13.200.000 Tambahan Kawin 1.200.000 - Tambahan Tanggungan Tidak ada - - Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 14.400.000 13.200.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 22.404.000 23.604.000 PPh Pasal 21 Terutang 1.120.200 1.180.200 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 93.350 98.350 3. Analisa atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Bayhaki Adalah pegawai tetap dan memiliki NPWP dengan jabatan sebagai Staf dan masa jabatan 12 bulan, status menikah dan memiliki 3 tanggungan (K/3). Perhitungan PPh Pasal 21 pegawai ini masih terdapat kesalahan dalam perhitungan Wajib Pajaknya yaitu seharusnya Rp 13.200.000 tetapi menjadi 65
Rp 14.400.000. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 2.400.000 2.400.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 120.000 120.000 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 576.000 576.000 Jumlah Penghasilan Bruto 3.096.000 3.096.000 PENGURANGAN Biaya Jabatan 108.000 108.000 Iuran Pensiun 48.000 48.000 Jumlah Pengurangan 156.000 156.000 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 2.940.000 2.940.000 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 35.280.000 35.280.000 / PTKP WP 14400.000 13.200.000 Tambahan Kawin 1.200.000 1.200.000 Tambahan Tanggungan 3 anak 3.600.000 3.600.000 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 19.200.000 18.000.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 16.080.000 17.280.000 PPh Pasal 21 Terutang 804.000 864.000 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 67.000 72.000 4. Analisa atas Pegawai tidak tetap Suparman Suparman merupakan pegawai tetap dengan jabatan sebagai staf, status menikah dan memiliki 2 tanggungan (K/2). Setelah dilakukan dengan menganalisa Surat Pengangkatan, Bukti Potong A-1, KTP dan Kartu 66
Keluarga, ditemukan informasi bahwa Suparman merupakan pegawai tidak tetap. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 3.350.000 3.350.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 167.500 167.500 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 804.000 804.000 Jumlah Penghasilan Bruto 4.321.500 4.321.500 PENGURANGAN Biaya Jabatan 108.000 108.000 Iuran Pensiun 67.000 - Jumlah Pengurangan 175.000 108.000 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 4.146.500 4.213.500 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 49.758.000 50.562.000 / PTKP WP 13.200.000 13.200.000 Tambahan Kawin 1.200.000 1.200.000 Tambahan Tanggungan 2 anak 2.400.000 2.400.000 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 16.800.000 16.800.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 32.958.000 33.762.000 PPh Pasal 21 Terutang 2.048.500 2.126.200 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 170.708 177.183 Sesudah dilakukan analisa terhadap perhitungan PPh Pasal 21 pegawai PT. PCI, berikut dilampirkan total perhitungan PPh Pasal 21 pegawai selama tahun 2008 sebelum dan sesudah dianalisa. : 67
PPh Pasal 21 terutang Pegawai Sebelum Analisa 88.599.150 PPh Pasal 21 terutang Pegawai Sesudah Analisa 91.417.950 Selisih PPh Pasal 21 terutang Pegawai 2.818.800 Dari hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa PT. PCI memiliki pajak yang kurang disetor sebanyak Rp 2.818.800 sesudah dilakukan analisa. Berikut adalah SPT Tahunan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah dilakukan analisa : Sebelum Analisa : Golongan Pegawai Jumlah Penerima Penghasilan Jumlah Penghasilan Bruto PPh Pasal 21 terutang 1 Pegawai Tetap 20 1.264.716.000 87.522.800 2 Pegawai Tidak Tetap 10 167.958.000 1.076.350 3 Jumlah 1 + 2 30 1.432.674.000 88.599.150 4 PPh Pasal 21 yang Ditanggung Pemerintah - 5 PPh Pasal 21 yang Harus Disetor 88.599.150 68
Sesudah Analisa : Golongan Pegawai Jumlah Penerima Penghasilan Jumlah Penghasilan Bruto PPh Pasal 21 terutang 1 Pegawai Tetap 19 1.212.858.000 88.095.400 2 Pegawai Tidak Tetap 11 219.816.000 3.322.550 3 Jumlah 1 + 2 30 1.432.674.000 91.417.950 4 PPh Pasal 21 yang Ditanggung Pemerintah - 5 PPh Pasal 21 yang Harus Disetor 91.417.950 6 PPh Pasal 21 yang Telah Disetor 88.599.150 7 STP PPh Pasal 21-8 Jumlah 6 + 7 88.599.150 9 PPh Pasal 21 yang Kurang Disetor 2.818.800 IV.4 Analisa PPh Pasal 21 Tahun 2009 Dari data tahun 2009, perusahaan ini memiliki pegawai tetap sebanyak 19 orang, dan pegawai tidak tetap dan penghasilan lainnya sebanyak 16 orang. Jumlah penghasilan brutonya adalah Rp 1.815.933.000 dengan jumlah PPh pasal 21 terutang sebesar Rp 88,089,030. PT. PCI memiliki PPh yang disetor sebesar Rp 86.933.670, sehingga perusahaan harus menyetor kekurangannya sebesar Rp 1.155.360. Berikut adalah daftar nama pegawai PT. PCI yang masih harus dianalisa berkaitan dengan penerapan perhitungan PPh Pasal 21 : 69
Sebelum Analisa Setelah Analisa No Nama Status Status 1 Eko Kristianto K/3 Pegawai tetap K/2 Pegawai tetap 2 Thomas K/1 Pegawai tetap K/2 Pegawai tetap 3 Ridwan Sarief TK/0 Pegawai tetap TK/0 Pegawai tetap 4 Yusuf Ibrahim K/1 Pegawai tetap K/1 Pegawai tetap 5 Sukardi Tjiawi K/1 Pegawai tetap K/1 Pegawai tetap Di bawah ini merupakan kondisi-kondisi yang perlu dianalisa dalam melakukan perhitungan PPh Pasal 21 pada PT. PCI. Hal-hal yang masih perlu dianalisa berkaitan dengan : 1. Analisa atas Status Pegawai a. Eko Kristianto Adalah pegawai tetap dan memilik NPWP dengan jabatan Kepala seksi dan masa jabatan 12 bulan, status menikah dan memiliki 3 tanggungan (K/3). Setelah melakukan wawancara, ternyata ditemukan bahwa 1 orang anak Eko telah menikah pada tanggal 1 Mei 2008. Sehingga statusnya menjadi K/2. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 2.800.000 2.800.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 140.000 140.000 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 672.000 672.000 Jumlah Penghasilan Bruto 3.612.000 3.612.000 PENGURANGAN Biaya Jabatan 180.600 180.600 Iuran Pensiun 56.000 56.000 70
Jumlah Pengurangan 236.600 236.600 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 3.375.400 3.375.400 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 40.504.800 40.504.800 / PTKP WP 15.840.000 15.840.000 Tambahan Kawin 1.320.000 1.320.000 Tambahan Tanggungan 3 anak 3.960.000-2 anak - 2.640.000 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 21.120.000 19.800.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 19.384.800 20.704.800 PPh Pasal 21 Terutang 969.200 1.035.200 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 80.767 86.267 b. Thomas Adalah pegawai tetap dan memiliki NPWP dengan jabatan sebagai staf dan masa jabatan 12 bulan, status menikah dan memiliki 1 tanggungan (K/1). Setelah melakukan wawancara, ternyata ditemukan bahwa pada bulan Januari istri Thomas melahirkan seorang putra pada tanggal 10 April 2008, sehingga jumlah tanggungannya menjadi K/2. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 3.000.000 3.000.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 150.000 150.000 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 720.000 720.000 Jumlah Penghasilan Bruto 3.870.000 3.870.000 PENGURANGAN Biaya Jabatan 193.500 193.500 Iuran Pensiun 60.000 60.000 71
Jumlah Pengurangan 253.500 253.500 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 3.616.500 3.616.500 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 43.398.000 43.398.000 / PTKP WP 15.840.000 15.840.000 Tambahan Kawin 1.320.000 1.320.000 Tambahan Tanggungan 1 anak 1.320.000-2 anak - 1.320.000 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 18.480.000 18.480.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 24.918.000 24.918.000 PPh Pasal 21 Terutang 1.245.900 1.179.900 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 103.825 98.325 2. Analisis atas Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) a. Ridwan Sarief Adalah pegawai tetap dengan jabatan sebagai staf dan masa jabatan 12 bulan, status belum menikah dan tidak memiliki tanggungan (TK/0). Setelah melakukan wawancara, ditemukan bahwa Ridwan tidak memiliki NPWP dan harus dikenakan sanksi 20% lebih tinggi dari pegawai yang memiliki NPWP. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah: Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 2.800.000 2.800.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 140.000 140.000 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 672.000 672.000 Jumlah Penghasilan Bruto 3.612.000 3.612.000 PENGURANGAN 72
Biaya Jabatan 180.600 180.600 Iuran Pensiun 56.000 56.000 Jumlah Pengurangan 236.600 236.600 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 3.375.400 3.375.400 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 40.504.800 40.504.800 / PTKP WP 15.840.000 15.840.000 Tambahan Kawin - - Tambahan Tanggungan Tidak ada - - Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 15.840.000 15.840.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 24.664.800 24.664.800 PPh Pasal 21 Terutang 1.233.200 1.479.840 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 102.767 123.320 Keterangan : *Rp 1.233.200 x 20% = Rp 1.479.840 PPh Pasal 21 terutang sesudah evaluasi Rp 1.479.840 karena dikenakan sanksi 20% lebih tinggi dari pegawai yang memiliki NPWP. b. Yusuf Ibrahim Adalah pegawai tetap dengan jabatan sebagai staf dan masa jabatan 12 bulan, status menikah dan memiliki 1 tanggungan (K/1). Setelah melakukan wawancara, ditemukan bahwa Yusuf tidak memiliki NPWP dan harus dikenakan sanksi 20% lebih tinggi dari pegawai yang memiliki 73
NPWP. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 2.800.000 2.800.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 140.000 140.000 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 672.000 672.000 Jumlah Penghasilan Bruto 3.612.000 3.612.000 PENGURANGAN Biaya Jabatan 180.600 180.600 Iuran Pensiun 56.000 56.000 Jumlah Pengurangan 236.600 236.600 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 3.375.400 3.375.400 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 40.504.800 40.504.800 / PTKP WP 15.840.000 15.840.000 Tambahan Kawin 1.320.000 1.320.000 Tambahan Tanggungan 1 anak 1.320.000 1.320.000 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 18.480.000 18.480.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 22.024.800 22.024.800 PPh Pasal 21 Terutang 1.101.200 1.321.440 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 91.767 110.120 Keterangan : *Rp 1.101.200 x 20% = Rp 1.321.440 PPh Pasal 21 terutang sesudah evaluasi Rp 1.321.440 karena dikenakan sanksi 20% lebih tinggi dari pegawai yang memiliki NPWP. 74
3. Analisa atas Penghasilan Tidak Kena Pajak Sukardi Tjiawi Adalah pegawai tetap dan memiliki NPWP dengan jabatan sebagai staf dan masa jabatan 12 bulan, status menikah, dan memiliki 1 tanggungan (K/1). Perhitungan PPh Pasal 21 pegawai ini masih terdapat kesalahan dalam menentukan Wajib Pajak orang pribadi yang seharusnya Rp 15.840.000 tetapi menjadi Rp 14.400.000. Maka perhitungan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah analisa adalah : Keterangan Sebelum Analisa Sesudah Analisa PENGHASILAN BRUTO Gaji Sebulan 2.900.000 2.900.000 Tunjangan Lain, Uang Lembur, dsb 145.000 145.000 Tunjangan PPh (Bonus/THR) 696.000 696.000 Jumlah Penghasilan Bruto 3.741.000 3.741.000 PENGURANGAN Biaya Jabatan 187.050 187.050 Iuran Pensiun 58.000 58.000 Jumlah Pengurangan 245.050 245.050 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 Penghasilan Neto Sebulan 3.495.950 3.495.950 Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan 41.951.400 41.951.400 / PTKP WP 14.400.000 15.840.000 Tambahan Kawin 1.320.000 1.320.000 Tambahan Tanggungan 1 anak 1.320.000 1.320.000 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 17.040.000 18.480.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun 24.911.400 23.471.400 PPh Pasal 21 Terutang 1.245.570 1.173.550 PPh Pasal 21 Terutang/ bulan 103.798 97.796 75
Setelah dilakukan analisa terhadap perhitungan PPh Pasal 21 pegawai PT. PCI berikut dilampirkan total perhitungan PPh Pasal 21 pegawai selama tahun 2009 sebelum dan sesudah dianalisa : 76
PPh Pasal 21 terutang Pegawai Sebelum Analisa 86.933.670 PPh Pasal 21 terutang Pegawai Sesudah Analisa 88.089.030 Selisih PPh Pasal 21 terutang Pegawai 1.155.360 Dari hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa PT. PCI terjadinya kurang bayar sebesar Rp 1.155.360 sesudah dilakukan analisa. Sebaiknya perusahaan membayar kurang pajak tersebut. Berikut adalah SPT Tahunan PPh Pasal 21 sebelum dan sesudah dilakukan analisa: Sebelum Analisa : Golongan Pegawai Jumlah Penerima Penghasilan Jumlah Penghasilan Bruto PPh Pasal 21 terutang 1 Pegawai Tetap 19 1.407.906.000 81.081.420 2 Pegawai Tidak Tetap 16 408.027.000 5.852.250 3 Jumlah 1 + 2 35 1.815.933.000 86.933.670 4 PPh Pasal 21 yang Ditanggung Pemerintah - 5 PPh Pasal 21 yang Harus Disetor 86.933.670 77
Sesudah Analisa : Golongan Pegawai Jumlah Penerima Penghasilan Jumlah Penghasilan Bruto PPh Pasal 21 terutang 1 Pegawai Tetap 19 1.407.906.000 80.991.210 Pegawai Tidak 2 Tetap 16 408.027.000 7.097.820 3 Jumlah 1 + 2 35 1.815.933.000 88.089.030 4 PPh Pasal 21 yang Ditanggung Pemerintah - 5 PPh Pasal 21 yang Harus Disetor 88.089.030 6 PPh Pasal 21 yang Telah Disetor 86.933.670 7 STP PPh Pasal 21-8 Jumlah 6 + 7 86.933.670 9 PPh Pasal 21 yang Kurang Disetor 1.155.360 IV.5 Pembahasan Masalah Perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Berdasarkan catatan yang didapat selama tahun 2007, 2008, dan 2009 dari PT. PCI seperti neraca, laporan laba-rugi, SPT 1721 Tahunan, SPT Masa PPh Pasal 21, Surat Setoran Pajak (SSP), Bukti Potong PPh Pasal 21, daftar penghasilan pegawai, surat kontrak, surat pengangkatan, kartu keluarga (KK), KTP serta wawancara secara langsung dengan beberapa pegawai, maka ditemukan beberapa masalah dalam penghitungan PPh Pasal 21 pegawai seperti yang sudah dianalisa oleh penulis. Masalahmasalah tersebut anatar lain: 78
1. Analisa Status Pegawai Berdasarkan analisa SPT 1721 Tahunan, SPT Masa PPh Pasal 21, Surat kontrak, surat pengangkatan pegawai, KTP, kartu keluarga (KK), data lain milik pegawai mengenai status, serta wawancara langsung dengan pegawai, maka ditemukan kesalahan mengenai status atau jumlah tanggungan pada beberapa pegawai. Hal ini disebabkan karena pegawai tersebut tidak melapor ke bagian perpajakan atas perubahan jumlah tanggungan mereka, dan bagian perpajakan juga tidak melakukan pembaharuan data pegawai khususnya mengenai status atau jumlah tanggungan satiap awal tahun. Masalah tersebut tentunya mengakibatkan jumlah tanggungan pengurangan dan PTKP dari pegawai tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga jumlah PPh Pasal 21 terutang yang seharusnya dibayar oleh perusahaaan tidak sesuai dengan PPh Pasal 21 yang disetor perusahaan. Sebaiknya bagian perpajakan melakukan pembaharuan data pegawai khususnya setiap awal tahun dan menghimbau kepada semua pegawai untuk melapor ke bagian perpajakan apabila terdapat perubahan jumlah tanggungan mereka. 2. Analisa atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Berdasarkan peraturan pemerintah, telah ditetapkan PTKP bagi pegawai sesuai dengan status, jumlah tanggungan dan tahun pajaknya. Namun, karena adanya ketidaktelitian bagian perpajakan, masih terdapat kesalahan penulisan PTKP pada perhitungan PPh Pasal 21 beberapa pegawai. Sehingga pengurang bagi pegawai menjadi lebih besar atau kecil dari pengurang yang seharusnya. 79
Dari masalah tersebut bagian perpajakn tentunya harus lebih teliti lagi dalam penghitungan dan penulisan PTKP pegawai sesuai dengan status yang sebenarnya dan dalam tahun pajak yang bersangkutan. 3. Analisa atas Status Karyawati Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 564/KMK.03/2004, Peraturan Menteri Keuangan No. 137/PMK.03/2005 dan UU PPh No. 36 Tahun 2008, disebutkan bahwa PTKP yang dapat dikurangkan bagi karyawati hanyalah PTKP bagi diri sendiri, sehingga karyawati menikah maupun tidak menikah yaitu TK/0 (kecuali karyawati yang belum menikah tetapi memiliki tanggungan). Apabila karyawati yang sudah menikah harus menanggung suami atau anaknya minimal harus ada surat keterangan pemda yang menyatakan bahwa suaminya tersebut tidak memiliki pekerjaan. Pengetahuan inilah yang kurang dimengerti oleh bagian pajak perusahaan, sehinggan sebagian besar karyawati statusnya masih dicatat dengan K, dan bukannya TK/0. Masalah tersebut tentunya mengakibatkan jumlah pengurangan dan PTKP dari pegawai tidak sesuai dengan keadaaan sebenarnya, sehingga jumlah PPh pasal 21 terutang yang seharusnya dibayar oleh perusahaan tidak sesuai dengan PPh Pasal 21 yang disetor perusahaan. Sebaiknya bagian pajak perusahaan dalam menghitung PTKP karyawati lebih memperhatikan peraturan yang ada, sehingga status karyawati yang seharusnya TK/0, tidak akan dicatat dengan status K. 80
4. Analisa atas Pegawai Tidak Tetap Setelah menganalisa Surat pengangkatan, Bukti potong A-1, KTP dan Kartu Keluarga, ditemukan adanya beberapa pegawai tidak tetap yang dicatat sebagai pegawai tetap perusahaan. Hal ini disebabkan bagian pajak kurang memperhatikan perubahan jumlah pegawai tetap dan pegawai tidak tetap serta ketidaktelitiannya dalam hal penghitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 pegawai. Masalah diatas dapat mengakibatkan PPh Pasal 21 pegawai tidak tetap tersebut menjadi lebih kecil dari jumlah yang seharusnya, karena bagi pegawai tidak tetap tidak terdapat pengurangan berupa biaya jabatan dan iuran pensiun dalam penghitunga PPh Pasal 21. Berdasarkan KUP Pasal 14 ayat 3, atas kesalahan yang dilakukan perusahaan, Dirjen Pajak dapat menerbitkan STP dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan (maksimal 24 bulan) dihitung dari tanggal sejak saat terhutangnya pajak sampai dengan tanggal diterbitkannya STP. Sebaiknya bagian pajak selalu memeriksa apakah pegawainya sudah memiliki surat pengangkatan sebagai pegawai tetap. Sehingga PPh Pasal 21 yang dihitung sesuai dengan status pegawai yang sebenarnya. 5. Analisa atas Pegawai yang Berhenti Bekerja Pada Tahun Berjalan Berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak No. 545/PJ/2000 yang telah diperbaharui dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No : PER-31/PJ/2009, ditetapkan bahwa penghitungan PPh Pasal 21 bagi pegawai yang berhenti bekerja dalam tahun berjalan dihitung dengan ketentuan khusus. Namun 81
berdasarkan analisa yang ada, masih terdapat beberpa kesalahan dalam penghitungan untuk pegawai tersebut, yaitu tidak dikurangi dengan penghasilan yang sebenarnya terutang selama masa pegawai tersebut bekerja. Adanya ketidaktelitian dari bagian perpajakan perusahaan menyebabkan penghitungan PPh Pasal 21 pegawai tersebut menghasilkan pajak yang lebih atau kurang dipotong. Atas kesalahan ini, diharapkan bagian perpajakan lebih teliti dalam menghitung PPh pasal 21 pegawai khususnya yang memiliki masa kerja kurang dari 12 bulan. 82