BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Development Product Development adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari menangkap keinginan dari pasar dan diakhiri dengan memproduksi, dan menjual produk. Tahapan dari New Product Development adalah: New Product Process Development Process ( Technical ) Seleksi dan Identifikasi Peluang Konsep Membuat Konsep Sketsa Evaluasi Konsep Gambar Kerja Development : 1. Technical 2. Marketing Model ( Prototype ) Launch Produk Test & Evaluasi Modifikasi & Perbaikan Model ( Prototype ) Gambar Kerja Produksi Pelaksanaan kegiatan Produksi/Manufacturing Gambar 2.1 : Proses Pengembangan Produk
8 Hal ini akan menyangkut dan melibatkan berbagai bidang dalam perusahaan mulai dari bagian Marketing, Design, sampai ke Manufacturing. Dalam melakukan pengembangan produk baru, terdapat tahapan-tahapan dalam proses development mulai dari research market sampai produk tersebut dilepas kepasar. 2.2 Test and Experiment. Dalam dunia otomotif, Test and experiment merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Tiap produk baru yang di dikembangkan harus melalui proses pengujian untuk mengetahui dan memberikan jaminan pada rancangan produk dengan mutu dan kualitas. Test and Experiment melakukan kegiatan pengetesan produk dalam masa development pada tahap pre-production ( Prototype ). Hasil dari suatu pengetesan digunakan sebagai evaluasi dari produk untuk kemudian dapat diambil kesimpulan atau masukan apabila diperlukan suatu improvement. Improvement dilakukan untuk memperbaiki produk sehingga terjamin kualitas pada tahap pengembangan selanjutnya sampai produksi masal sehingga akan memberikan jaminan mutu dan kualitas kepada konsumen.
9 Kegiatan dari Test and Experiment dalam Product Development adalah : 1. Reliability testing. Pengujian yang ditujukan untuk memberikan jaminan mutu dan kualitas produk sehingga sesuai dengan fungsinya. 2. Life testing. Disebut juga Durability Test, pengujian produk yang bertujuan untuk mengetahui seberapa lama produk tersebut mampu bertahan dan masih tetap berfungsi dengan baik. 3. Performance testing. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa baik tingkat kemampuan suatu produk. 4. Pencapaian Sertifikasi. Pengujian yang dilakukan untuk mendapatkan sertifikasi produk yang telah ditentukan oleh badan-badan sertifikasi. 5. Menerapkan perbaikan design. Melakukan pengujian dari perbaikan design yang telah disempurnakan karena masukan dari pengetesan produk sebelumnya. Test engineer bertanggung jawab dalam menentukan cara yang terbaik suatu test dalam rangka pencapaian 100% tujuan test.
10 2.3 4Poster test 4 Poster test adalah pengujian yang dilakukan untuk menganalisa kekuatan konstruksi bodi yang telah terpasang lengkap sebagai sebuah unit kendaraan roda empat. Pengujian ini dilakukan pada tahap model / prototype, untuk dapat melihat dan menganalisa hasil dari pengembangan konstruksi bodi pada produk baru. Dinamakan 4 Poster test karena pengujian ini memiliki 4 silinder yang berguna untuk menopang badan kendaraan pada keempat rodanya. Silinder tersebut dengan dipadukan dengan hardware dan software lainnya mampu mensimulasikan pergerakan roda seperti kendaraan tersebut berjalan melewati jalan rusak. Data pergerakan silinder tersebut diambil dari permukaan jalan rusak yang sesungguhnya, dengan jarak 14,5 km atau disebut sebagai 1 cycle dalam pengujian.. Pengujian prototype diharapkan mampu melewati jalan rusak dengan jarak tempuh 30.000 km atau 2060 cycles pengujian tanpa henti. Proses pengujian ini memanfaatkan data pergerakan mobil yang berjalan pada jalan rusak sebenarnya. Setelah melakukan survey pada daerah yang memiliki jalan rusak, dan dipilih jalan rusak sehingga mewakili seluruh kondisi jalan rusak di Indonesia, maka dimulailah pengambilan data jalan rusak. Pengambilan data ini menggunakan unit prototype dengan kondisi part-part yang standart sesuai gambar kerja dan dengan pembebanan GVW ( Gross Vehicle Weight )
11 / muatan penuh. Output dari pengambilan data ini berupa data displacement / jarak pergerakan roda terhadap kondisi normal dan accelerate / percepatannya. Gambar 2.2 : Pengambilan Data Jalan Rusak Kemudian data jarak pergerakan roda tersebut di input kedalam komputer. Dengan bantuan software data pergerakan ( analog data ) tersebut dirubah menjadi data yang berupa pulse pulse dalam voltage ( digital data ). Kemudian data digital
12 tersebut akan diteruskan ke servo control hidroulik pada silinder dan mengakibatkan pergerakan silinder sesuai dengan pergerakan mobil di jalan rusak yang sebenarnya. Untuk menjaga agar kondisi dari pergerakan silinder sesuai dengan pergerakan mobil pada jalan yang sebenarnya, maka digunakanlah data akselerasi sebagai check data dari inputan data displecement. Data akselerasi yang terjadi pada pergerakan benda uji dalam pengujian harus sesuai dengan pergerakan data akselerasi yang diambil ketika mobil melewati jalanan rusak pada jalan yang sesungguhnya. Dibawah adalah alur data dari inpu sampai output dan kemudian kembali sebagai analisa data : Displacement Sensor Computer as data input. DAC / ADC Hidraulik System Computer as Analizer, and data record. Accelerate Sensor Gambar 2.3 : Alur Data
13 2.4 Pengendalian Proses Statistikal (SPC) Pengendalian Proses Statistikal (Statistical Process Control) adalah suatu terminologi yang mulai digunakan sejak tahun 1970-an untuk menjabarkan penggunaan teknik-teknik statistikal (statistical techniques) dalam memantau dan meningkatkan performansi proses menghasilkan produk berkualitas. Pada tahun 1950-an sampai 1960-an digunakan terminologi Pengendalian Kualitas Statistikal (Statistical Quality Control) yang memiliki pengertian sama dengan Pengendalian Proses Statistikal (Statistical Process Control). Pengendalian kualitas merupakan aktivitas teknik dan manajemen, melalui mana kita mengukur karakteristik kualitas dari output (barang atau jasa), kemudian membandingkan hasil pengukuran itu dengan spesifikasi output yang diinginkan pelanggan serta mengambil tindakan perbaikan yang tepat apabila ditemukan perbedaan antara performansi aktual dan standar. Berdasarkan uraian diatas, kita boleh mendefinisikan pengendalian proses statistikal (SPC) sebagai suatu metodologi pengumpulan dan analisis data kualitas, serta penentuan dan interpretasi pengukuran-pengukuran yang menjelaskan tentang proses dalam suatu sistem industri untuk meningkatkan kualitas dari output guna memenuhi kebutuhan dan ekspetasi pelanggan.
14 2.4.1 Definisi Kualitas Dalam Konteks SPC Dalam konteks pembahasan tentang pengendalian proses statistikal, terminologi kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan dan penurunan variasi karakteristik dari suatu produk (barang atau jasa) yang dihasilkan agar memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna meningkatkan kepuasan pelanggan internal maupun eksternal. Dengan demikian pengertian kualitas dalam konteks pengendalian proses statistikal adalah bagaimana baiknya suatu output (barang atau jasa) itu memenuhi spesifikasi dan toleransi yang ditetapkan oleh bagian desain dari suatu perusahaan. Spesifikasi dan toleransi yang ditetapkan oleh bagian desain produk yang disebut sebagai kualitas desain (quality of design) harus berorientasi kepada kebutuhan atau keinginan konsumen (orientasi pasar). Hal ini dimaksudkan agar sesuai dengan konsep Roda Deming dalam proses industri modern, yaitu : (1) riset pasar, (2) desain produk dan proses, (3) proses produksi, (4) proses pemasaran. 2.4.2 Pengertian Populasi dan Sampel Pengertian populasi Ada beberapa pengertian populasi dari berbagai sumber, seperti: 1. Menurut Prof. Dr. Sugiyono Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan
15 hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek itu. 2. Menurut Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng. Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek atau individu yang sedang dikaji. Jadi pengertian populasi dalam statistik tidak terbatas hanya pada sekelompok atau seukuran orang saja, namun mengacu pada seluruh ukuran, hitungan atau kualitas yang menjadi fokus perhatian suatu kajian. 3. Menurut Ronald E. Walpole Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian kita. Pengertian Sampel Ada beberapa pengertian sampel dari berbagai sumber, seperti: 1. Menurut Prof. Dr. Sugiyono Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan
16 untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili. 2. Menurut Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng. Sampel adalah sebagian atau himpunan bagian dari suatu populasi. Populasi dapat berisi data yang besar sekali jumlahnya, yang mengakibatkan tidak mungkin atau sulit dilakukan pengkajian terhadap seluruh data tersebut, sehingga pengkajian dilakukan terhadap sampelnya saja. 2.4.3 Teknik Sampling Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Probability Sampling Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi yang dipilih menjadi anggota sampel. Probability sampling dikelompokkan menjadi: a. Simple Random Sampling Pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
17 b. Proportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. c. Disproportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. d. Cluster Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. 2. Nonprobability Sampling Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Nonprobability sampling dikelompokkan menjadi: a. Sampling Sistematis Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. b. Sampling Kuota Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan.
18 c. Sampling Aksidential Sampling aksidential adalah teknik untuk menentukan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. d. Sampling Purposive Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif. e. Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Seperti efek bola salju.
19 2.5 Peta Kendali Peta kendali adalah peta yang menunjukkan batas-batas yang dihasilkan oleh suatu proses dengan tingkat kepercayaan tertentu. Contoh peta kendali dengan kondisi yang stabil : Tingkat mutu 1 0,8 0,6 0,4 0,2 UCL CL LCL 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Waktu Grafik 2.1 : Contoh Peta Kendali Yang Stabil. Proses pembuatan: 1. Tetapkan ukuran dari subgrup (kelompok data) (n) dan juga jumlah sub grup yang akan dianalisis (N). 2. Kumpulkan data pengamatan 3. Hitung harga rata-rata setiap subgrup, dan juga harga R (range) 4. Hitung grand average : X-double bar = Xi /N R-double bar = Ri/N 5. Hitung nilai Batas Kontrol Atas (UCL) dan Batas Kontrol Bawah (LCL) dengan formula sebagai berikut :
20 UCL x = X-double bar + A 2 (R); LCL x = X-double bar - A 2 (R); UCL R = D 4 R-bar LCL R = D 3 R-bar 6. Petakan seluruh harga Xi dan Ri pada peta, dan periksa : bila semua titik berada dalam batas, berarti proses pembuatan peta sudah selesai. 7. Bila ada yang keluar dari batas kendali, hilangkan data ini dan lanjutkan dengan mengulangi 4, 5 dan seterusnya 8. Hasil akhir dari perhitungn menunjukkan terkendalinya proses/ sistem yang dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut. Suatu proses akan menjadi tidak stabil akibat munculnya faktor X yang mengakibatkan pola suatu variasi menjadi berubah. Dalam istilah statistik, faktor X dikenal dengan istilah Special Causes. Contoh : 1. Terjadi kerusakan pada alat potong. Keausan pahat adalah faktor X yang muncul sehingga menyebabkan pola variasi bergeser ke bawah. 2. Operator yang baru masuk belum mampu atau belum mempunyai skill dalam melakukan proses machining. Maka operato baru tersebut merupakan faktor X.
21 Dalam menganalisa suatu peta kendali (control chart) perlu diperhatikan trendtrend yang terjadi pada point-point dalam suatu peta kendali, sehingga dapat dinilai kestabilan dan sifat dari kualitas proses yang telah dilakukan. Berikut adalah pola-pola grafik yang menunjukakan ketidakstabilan proses : Grafik 2.2 : Pola-Pola Grafik (SPC)
22 Seperti yang telah dijelaskan pada proses pembuatan peta kendali di atas, bahwa terdapat nilai koefisien dalam perhitungan batas-batas peta kontrol X-bar dan R serta indeks kapabilitas proses. Nilai koefisien tersebut antara lain : Tabel 2.1 : Standard Koefisien (SPC) Ukuran contoh Koefisien Untuk Batas Kontrol X- Bar Koefisien Untuk Batas Kontrol R Koefisien Untuk Menduga Simpangan Baku, s (n) A 2 D 3 D 4 d 2 2 1,880 0 3.267 1.128 3 1.023 0 2.574 1.693 4 0.729 0 2.282 2.059 5 0.577 0 2.114 2.326 6 0.483 0 2.004 2.534 7 0.419 0.076 1.924 2.704 8 0.373 0.136 1.864 2.847 9 0.337 0.184 1.816 2.97 10 0.308 0.223 1.777 3.078 11 0.285 0.256 1.744 3.173 12 0.266 0.283 1.717 3.258 13 0.249 0.307 1.693 3.336 14 0.235 0.328 1.672 3.407 15 0.223 0.347 1.653 3.472 16 0.212 0.363 1.637 3.532 17 0.203 0.378 1.622 3.588 18 0.194 0.391 1.608 3,640 19 0.187 0.403 1.597 3.689 20 0,180 0.415 1.585 3.735 21 0.173 0.425 1.575 3.778 22 0.167 0.434 1.566 3.819 23 0.162 0.443 1.557 3.858 24 0.157 0.451 1.548 3.895 25 0.153 0.459 1.541 3.931 Sumber : Modul Perkuliahan Pengendalian Kualitas BINUS
23 Untuk mengetahui kapabilitas suatu proses yang berlangsung tersebut baik atau tidak, dilakukan pengujian indeks kapabilitas proses sebagai berikut : Cp = (USL LSL) 6 (R-bar/d 2 ) Dimana : Cp = Indeks kapabilitas proses R-Bar = Rata-rata range d 2 = Koefisien untuk menduga simpangan dengan standard kapailitas yang dihasilkan : 1. Jika Cp > 1,33 maka proses tersebut baik 2. Jika 1 < Cp < 1,33 maka proses cukup 3. Jika Cp < 1 maka proses tidak baik