BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007/2008

BAB 2 LANDASAN TEORI

Selamat membaca, mempelajari dan memahami

Bambang Avip Priatna Martadiputra

1 Populasi dan Sampel

Definisi Populasi: Keseluruhan wilayah subjek penelitian Meliputi jumlah, karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti

Metode Training SPC TIDAK FOKUS PADA CARA MELAKUKAN PERHITUNGAN STATISTIK TAPI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS

POPULASI DAN SAMPEL. WAHYU HIDAYAT, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

PERTEMUAN 12 VARIABEL, POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK SAMPLING PENELITIAN. sampel, dan teknik sampling penelitian. Melalui ekspositori, Anda harus

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK

Peta Kendali (Control Chart)

Teknik Pengambilan Sampel. Khaola Rachma Adzima FKIP-PGSD Universitas Esa Unggul

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

STATISTICAL PROCESS CONTROL

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08

Peta Kendali (Control Chart)

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

SAMPEL PENELITIAN DOSEN : DIANA MA RIFAH. dmarifah.wordpress.com

BAB 2 LANDASAN TEORI

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. MYRNA SUKMARATRI

Teknik Sampling. Materi ke 4 Statistika I. Kelas 2 EB, EA dan DD Semester PTA 2007/2008

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Proses Bisnis TA NTRI HIDAYAT I S I NAG A, M.KO M

BAB 5 PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

PETA KENDALI VARIABEL

Hanif Fakhrurroja, MT

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

KLASIFIKASI SAMPLING ATRIBUT VARIABEL. kualitatif (dihitung) peta p np. kuantitatif (diukur) peta X - R. 1. Cara Pemeriksaan Karakteristik

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Mengapa Kita Perlu Melakukan Sampling?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan judul yang diangkat yaitu: Pengaruh Promosi, Harga, dan

PROCESS CAPABILITY ANALYSIS PADA NUT (STUDI KASUS: PT SANKEI DHARMA INDONESIA)

Oleh: Nur Azizah (NIM )

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas,

IMPLEMENTASI ISO/TS 16949:2009

BAB III METODE PENELITIAN

PENGERTIAN POPULASI DAN SAMPEL

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

Mata Kuliah - Markom Industry Analysis- Modul ke:

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

Materi ke-8 Rabu, 1 Desember 2010

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

IV. METODOLOGI PE ELITIA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam pembuatan produk. standar (Montgomery, 1990). Statistical Quality Control (SQC) merupakan salah

PETA KENDALI VARIABEL

BAB 1 STATISTIKA SELAYANG PANDANG

DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

M E T O D E P E N G A M B I L A N C O N T O H R A M D A N B U D I A W A N E 5 0

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memproduksi suatu produk, baik berupa barang atau jasa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

BAB II LANDASAN TEORI

SOAL DETECT UTS GENAP 2014/2015. Quality Control

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN ESTIMASI TINGKAT KEGAGALAN PROSES (DPMO)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MADU MERK SBA DI PT. INTI KIAT ALAM DENGAN MENGGUNAKAN PETA X DAN R

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. statistik, secara singkat akan diuraikan asal mula perangkat-perangkat tersebut.

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk

Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING

Statistical Process Control

SPC Copyright Sentral Sistem March09 - For Trisakti University. Aplikasi Statistik pada Industri Manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pengendalian dan Evaluasi Kualitas Beton Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Ir. Helmy Darjanto, MT ABSTRAK

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

GRAFIKPENGENDALI VARIABEL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Teknik Industri HEURISTIC Vol 11 No 1 April ISSN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2005/2006

Metode Training ISO/TS Sentral Sistem TAPI MENJELASKAN

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Bermaksud membuktikan suatu hipotesa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

POPULASI, SAMPEL, METODE SAMPLING. Musafaah, SKM, MKM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Development Product Development adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari menangkap keinginan dari pasar dan diakhiri dengan memproduksi, dan menjual produk. Tahapan dari New Product Development adalah: New Product Process Development Process ( Technical ) Seleksi dan Identifikasi Peluang Konsep Membuat Konsep Sketsa Evaluasi Konsep Gambar Kerja Development : 1. Technical 2. Marketing Model ( Prototype ) Launch Produk Test & Evaluasi Modifikasi & Perbaikan Model ( Prototype ) Gambar Kerja Produksi Pelaksanaan kegiatan Produksi/Manufacturing Gambar 2.1 : Proses Pengembangan Produk

8 Hal ini akan menyangkut dan melibatkan berbagai bidang dalam perusahaan mulai dari bagian Marketing, Design, sampai ke Manufacturing. Dalam melakukan pengembangan produk baru, terdapat tahapan-tahapan dalam proses development mulai dari research market sampai produk tersebut dilepas kepasar. 2.2 Test and Experiment. Dalam dunia otomotif, Test and experiment merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Tiap produk baru yang di dikembangkan harus melalui proses pengujian untuk mengetahui dan memberikan jaminan pada rancangan produk dengan mutu dan kualitas. Test and Experiment melakukan kegiatan pengetesan produk dalam masa development pada tahap pre-production ( Prototype ). Hasil dari suatu pengetesan digunakan sebagai evaluasi dari produk untuk kemudian dapat diambil kesimpulan atau masukan apabila diperlukan suatu improvement. Improvement dilakukan untuk memperbaiki produk sehingga terjamin kualitas pada tahap pengembangan selanjutnya sampai produksi masal sehingga akan memberikan jaminan mutu dan kualitas kepada konsumen.

9 Kegiatan dari Test and Experiment dalam Product Development adalah : 1. Reliability testing. Pengujian yang ditujukan untuk memberikan jaminan mutu dan kualitas produk sehingga sesuai dengan fungsinya. 2. Life testing. Disebut juga Durability Test, pengujian produk yang bertujuan untuk mengetahui seberapa lama produk tersebut mampu bertahan dan masih tetap berfungsi dengan baik. 3. Performance testing. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa baik tingkat kemampuan suatu produk. 4. Pencapaian Sertifikasi. Pengujian yang dilakukan untuk mendapatkan sertifikasi produk yang telah ditentukan oleh badan-badan sertifikasi. 5. Menerapkan perbaikan design. Melakukan pengujian dari perbaikan design yang telah disempurnakan karena masukan dari pengetesan produk sebelumnya. Test engineer bertanggung jawab dalam menentukan cara yang terbaik suatu test dalam rangka pencapaian 100% tujuan test.

10 2.3 4Poster test 4 Poster test adalah pengujian yang dilakukan untuk menganalisa kekuatan konstruksi bodi yang telah terpasang lengkap sebagai sebuah unit kendaraan roda empat. Pengujian ini dilakukan pada tahap model / prototype, untuk dapat melihat dan menganalisa hasil dari pengembangan konstruksi bodi pada produk baru. Dinamakan 4 Poster test karena pengujian ini memiliki 4 silinder yang berguna untuk menopang badan kendaraan pada keempat rodanya. Silinder tersebut dengan dipadukan dengan hardware dan software lainnya mampu mensimulasikan pergerakan roda seperti kendaraan tersebut berjalan melewati jalan rusak. Data pergerakan silinder tersebut diambil dari permukaan jalan rusak yang sesungguhnya, dengan jarak 14,5 km atau disebut sebagai 1 cycle dalam pengujian.. Pengujian prototype diharapkan mampu melewati jalan rusak dengan jarak tempuh 30.000 km atau 2060 cycles pengujian tanpa henti. Proses pengujian ini memanfaatkan data pergerakan mobil yang berjalan pada jalan rusak sebenarnya. Setelah melakukan survey pada daerah yang memiliki jalan rusak, dan dipilih jalan rusak sehingga mewakili seluruh kondisi jalan rusak di Indonesia, maka dimulailah pengambilan data jalan rusak. Pengambilan data ini menggunakan unit prototype dengan kondisi part-part yang standart sesuai gambar kerja dan dengan pembebanan GVW ( Gross Vehicle Weight )

11 / muatan penuh. Output dari pengambilan data ini berupa data displacement / jarak pergerakan roda terhadap kondisi normal dan accelerate / percepatannya. Gambar 2.2 : Pengambilan Data Jalan Rusak Kemudian data jarak pergerakan roda tersebut di input kedalam komputer. Dengan bantuan software data pergerakan ( analog data ) tersebut dirubah menjadi data yang berupa pulse pulse dalam voltage ( digital data ). Kemudian data digital

12 tersebut akan diteruskan ke servo control hidroulik pada silinder dan mengakibatkan pergerakan silinder sesuai dengan pergerakan mobil di jalan rusak yang sebenarnya. Untuk menjaga agar kondisi dari pergerakan silinder sesuai dengan pergerakan mobil pada jalan yang sebenarnya, maka digunakanlah data akselerasi sebagai check data dari inputan data displecement. Data akselerasi yang terjadi pada pergerakan benda uji dalam pengujian harus sesuai dengan pergerakan data akselerasi yang diambil ketika mobil melewati jalanan rusak pada jalan yang sesungguhnya. Dibawah adalah alur data dari inpu sampai output dan kemudian kembali sebagai analisa data : Displacement Sensor Computer as data input. DAC / ADC Hidraulik System Computer as Analizer, and data record. Accelerate Sensor Gambar 2.3 : Alur Data

13 2.4 Pengendalian Proses Statistikal (SPC) Pengendalian Proses Statistikal (Statistical Process Control) adalah suatu terminologi yang mulai digunakan sejak tahun 1970-an untuk menjabarkan penggunaan teknik-teknik statistikal (statistical techniques) dalam memantau dan meningkatkan performansi proses menghasilkan produk berkualitas. Pada tahun 1950-an sampai 1960-an digunakan terminologi Pengendalian Kualitas Statistikal (Statistical Quality Control) yang memiliki pengertian sama dengan Pengendalian Proses Statistikal (Statistical Process Control). Pengendalian kualitas merupakan aktivitas teknik dan manajemen, melalui mana kita mengukur karakteristik kualitas dari output (barang atau jasa), kemudian membandingkan hasil pengukuran itu dengan spesifikasi output yang diinginkan pelanggan serta mengambil tindakan perbaikan yang tepat apabila ditemukan perbedaan antara performansi aktual dan standar. Berdasarkan uraian diatas, kita boleh mendefinisikan pengendalian proses statistikal (SPC) sebagai suatu metodologi pengumpulan dan analisis data kualitas, serta penentuan dan interpretasi pengukuran-pengukuran yang menjelaskan tentang proses dalam suatu sistem industri untuk meningkatkan kualitas dari output guna memenuhi kebutuhan dan ekspetasi pelanggan.

14 2.4.1 Definisi Kualitas Dalam Konteks SPC Dalam konteks pembahasan tentang pengendalian proses statistikal, terminologi kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan dan penurunan variasi karakteristik dari suatu produk (barang atau jasa) yang dihasilkan agar memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna meningkatkan kepuasan pelanggan internal maupun eksternal. Dengan demikian pengertian kualitas dalam konteks pengendalian proses statistikal adalah bagaimana baiknya suatu output (barang atau jasa) itu memenuhi spesifikasi dan toleransi yang ditetapkan oleh bagian desain dari suatu perusahaan. Spesifikasi dan toleransi yang ditetapkan oleh bagian desain produk yang disebut sebagai kualitas desain (quality of design) harus berorientasi kepada kebutuhan atau keinginan konsumen (orientasi pasar). Hal ini dimaksudkan agar sesuai dengan konsep Roda Deming dalam proses industri modern, yaitu : (1) riset pasar, (2) desain produk dan proses, (3) proses produksi, (4) proses pemasaran. 2.4.2 Pengertian Populasi dan Sampel Pengertian populasi Ada beberapa pengertian populasi dari berbagai sumber, seperti: 1. Menurut Prof. Dr. Sugiyono Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan

15 hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek itu. 2. Menurut Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng. Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek atau individu yang sedang dikaji. Jadi pengertian populasi dalam statistik tidak terbatas hanya pada sekelompok atau seukuran orang saja, namun mengacu pada seluruh ukuran, hitungan atau kualitas yang menjadi fokus perhatian suatu kajian. 3. Menurut Ronald E. Walpole Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian kita. Pengertian Sampel Ada beberapa pengertian sampel dari berbagai sumber, seperti: 1. Menurut Prof. Dr. Sugiyono Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan

16 untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili. 2. Menurut Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng. Sampel adalah sebagian atau himpunan bagian dari suatu populasi. Populasi dapat berisi data yang besar sekali jumlahnya, yang mengakibatkan tidak mungkin atau sulit dilakukan pengkajian terhadap seluruh data tersebut, sehingga pengkajian dilakukan terhadap sampelnya saja. 2.4.3 Teknik Sampling Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Probability Sampling Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi yang dipilih menjadi anggota sampel. Probability sampling dikelompokkan menjadi: a. Simple Random Sampling Pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

17 b. Proportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. c. Disproportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. d. Cluster Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. 2. Nonprobability Sampling Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Nonprobability sampling dikelompokkan menjadi: a. Sampling Sistematis Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. b. Sampling Kuota Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan.

18 c. Sampling Aksidential Sampling aksidential adalah teknik untuk menentukan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. d. Sampling Purposive Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif. e. Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Seperti efek bola salju.

19 2.5 Peta Kendali Peta kendali adalah peta yang menunjukkan batas-batas yang dihasilkan oleh suatu proses dengan tingkat kepercayaan tertentu. Contoh peta kendali dengan kondisi yang stabil : Tingkat mutu 1 0,8 0,6 0,4 0,2 UCL CL LCL 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Waktu Grafik 2.1 : Contoh Peta Kendali Yang Stabil. Proses pembuatan: 1. Tetapkan ukuran dari subgrup (kelompok data) (n) dan juga jumlah sub grup yang akan dianalisis (N). 2. Kumpulkan data pengamatan 3. Hitung harga rata-rata setiap subgrup, dan juga harga R (range) 4. Hitung grand average : X-double bar = Xi /N R-double bar = Ri/N 5. Hitung nilai Batas Kontrol Atas (UCL) dan Batas Kontrol Bawah (LCL) dengan formula sebagai berikut :

20 UCL x = X-double bar + A 2 (R); LCL x = X-double bar - A 2 (R); UCL R = D 4 R-bar LCL R = D 3 R-bar 6. Petakan seluruh harga Xi dan Ri pada peta, dan periksa : bila semua titik berada dalam batas, berarti proses pembuatan peta sudah selesai. 7. Bila ada yang keluar dari batas kendali, hilangkan data ini dan lanjutkan dengan mengulangi 4, 5 dan seterusnya 8. Hasil akhir dari perhitungn menunjukkan terkendalinya proses/ sistem yang dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut. Suatu proses akan menjadi tidak stabil akibat munculnya faktor X yang mengakibatkan pola suatu variasi menjadi berubah. Dalam istilah statistik, faktor X dikenal dengan istilah Special Causes. Contoh : 1. Terjadi kerusakan pada alat potong. Keausan pahat adalah faktor X yang muncul sehingga menyebabkan pola variasi bergeser ke bawah. 2. Operator yang baru masuk belum mampu atau belum mempunyai skill dalam melakukan proses machining. Maka operato baru tersebut merupakan faktor X.

21 Dalam menganalisa suatu peta kendali (control chart) perlu diperhatikan trendtrend yang terjadi pada point-point dalam suatu peta kendali, sehingga dapat dinilai kestabilan dan sifat dari kualitas proses yang telah dilakukan. Berikut adalah pola-pola grafik yang menunjukakan ketidakstabilan proses : Grafik 2.2 : Pola-Pola Grafik (SPC)

22 Seperti yang telah dijelaskan pada proses pembuatan peta kendali di atas, bahwa terdapat nilai koefisien dalam perhitungan batas-batas peta kontrol X-bar dan R serta indeks kapabilitas proses. Nilai koefisien tersebut antara lain : Tabel 2.1 : Standard Koefisien (SPC) Ukuran contoh Koefisien Untuk Batas Kontrol X- Bar Koefisien Untuk Batas Kontrol R Koefisien Untuk Menduga Simpangan Baku, s (n) A 2 D 3 D 4 d 2 2 1,880 0 3.267 1.128 3 1.023 0 2.574 1.693 4 0.729 0 2.282 2.059 5 0.577 0 2.114 2.326 6 0.483 0 2.004 2.534 7 0.419 0.076 1.924 2.704 8 0.373 0.136 1.864 2.847 9 0.337 0.184 1.816 2.97 10 0.308 0.223 1.777 3.078 11 0.285 0.256 1.744 3.173 12 0.266 0.283 1.717 3.258 13 0.249 0.307 1.693 3.336 14 0.235 0.328 1.672 3.407 15 0.223 0.347 1.653 3.472 16 0.212 0.363 1.637 3.532 17 0.203 0.378 1.622 3.588 18 0.194 0.391 1.608 3,640 19 0.187 0.403 1.597 3.689 20 0,180 0.415 1.585 3.735 21 0.173 0.425 1.575 3.778 22 0.167 0.434 1.566 3.819 23 0.162 0.443 1.557 3.858 24 0.157 0.451 1.548 3.895 25 0.153 0.459 1.541 3.931 Sumber : Modul Perkuliahan Pengendalian Kualitas BINUS

23 Untuk mengetahui kapabilitas suatu proses yang berlangsung tersebut baik atau tidak, dilakukan pengujian indeks kapabilitas proses sebagai berikut : Cp = (USL LSL) 6 (R-bar/d 2 ) Dimana : Cp = Indeks kapabilitas proses R-Bar = Rata-rata range d 2 = Koefisien untuk menduga simpangan dengan standard kapailitas yang dihasilkan : 1. Jika Cp > 1,33 maka proses tersebut baik 2. Jika 1 < Cp < 1,33 maka proses cukup 3. Jika Cp < 1 maka proses tidak baik