Kata kunci : Tari Srimpi Guitar, koreografi

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

PROSES PENCIPTAAN TARI SILONGOR DI SMP NEGERI 2 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE ABSTRAK

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

Kata Kunci : In Control, Keseimbangan, Liris

TARI SELOKA KUSUMAYUDA

3. Karakteristik tari

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK

SEKARTAJI. Kata Kunci: Karakter, Tokoh, dan Sekartaji

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala *

Kata kunci: Wayang Topeng, pelatihan gerak, pelatihan musik, eksistensi.

Deskripsi Karya Tari. Tayub Golong Gilig. Ditampilkan pada acara ASEAN EXPO 3-4 September 2013 Di Nanning, Guangzhi, Tiongkok.

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB IV KESIMPULAN. putri menggunakan properti dhodhog. Tari Reog Dhodhog mulai dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013

Desain Estetik Dalam Komposisi Tari Berpasangan Oleh: Lilin Candrawati.S.

S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II. Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kreativitas merupakan satu proses pemikiran yang memunculkan

TEKNIK GERAK BODY CONTACT PADA KARYA TARI GREGET NYALAMI

SILABUS PEMBELAJARAN

MODEL DESAIN GERAK TARI KELOMPOK UNTUK PELATIHAN GURU SENI BUDAYA SMP

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

BAB IV PENUTUP. Gerak miwir, cangkah, sagah, ongkrok, dan liukan badan merupakan fokus gerak

Jubaidah Monayanti Fathan Jurusan : Pendidikan Seni Drama,Tari dan Musik Anggota Penulis : 1. Riana Diah Sitharesmi 2. Zulkifli S.Pd, M.Sn.

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

BAB V KESIMPULAN. atau gangguan jiwa, dalam karya ini kegilaan tersebut di kemas dengan lebih

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

TARI KENYA LENGGER KARYA MULYANI KABUPATEN WONOSOBO (KAJIAN KOREOGRAFI)

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta MRAYUNG. Skripsi

BAB V PENUTUP. Karya tari Kicak Shrogol merupakan sebuah karya tari yang terinspirasi dari

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

ANALISIS BENTUK GERAK TARI KREASI GEUNTA PADA SANGGAR SEULAWEUET

ARTIKEL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT 2011

PENDIDIKAN SENI TARI ANAK USIA DINI MELALUI STIMULUS BERKREASI TARI NUSANTARA

KOREOGRAFI TARI OREK-OREK DI SANGGAR ASRI BUDAYA LASEM KABUPATEN REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

Tari-tari Tradisional Sumatera Utara Sebagai Sumber Proses kreatif Seniman Dalam Berkarya

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG

PENYAJIAN VISUAL KOREOGRAFI PENDIDIKAN MBLEKOK NULOG SHEOCIANA RAMELIAH

KOREOGRAFI TARI NYAI BRINTIK GARAPAN YOYOK BAMBANG PRIYAMBODO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB V PENUTUP. orang penari putri, dua orang penari putra untuk menarikan tari Gendang Beleq

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

TARI ANGSA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN DIKLAT SENI BUDAYA SEKOLAH DASAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. temurun. Soedarsono mengungkapkan bahwa tari tradisional adalah semua. selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang ada.

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

MATERI PENYUSUNAN KOMPOSISI

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Bagong Kussudiardja adalah seniman besar Indonesia yang mengabdikan

KAJIAN KOREOGRAFI TARI CANGKLAK DI SANGGAR RAMPOE KOTA BANDA ACEH ABSTRAK

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

TARI MANGESTHI DALAM RANGKA DISKUSI DAN PELUNCURAN BUKU THE POLITIC OF OPENING CEREMONY

Gambar 2.4. Eksplorasi langsung melihat kegiatan di tempat pembuangan sampah Koleksi : Program nstudi Pendidikan Tari Tari FBS UNJ

KOREOGRAFI TARI BARUKLINTING DI SMA NEGERI 2 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB V PENUTUP. kemandirian dan kreatifitas penata tari dalam berkarya. Proses penciptaan yang

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT WORK SHOP TARI GOLEK MENAK GAYA YOGYAKARTA DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH JAKARTA

BAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa kajian relevan

Proses Penciptaan Tari. Oleh : Joko Pamungkas, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB VII KESIMPULAN. Bentuk dan gagasan pada tari kontemporer telah jauh. berkembang dibandingkan dengan pada awal terbentuknya.

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENARI TARI KLASIK GAYA SURAKARTA MELALUI PENDEKATAN APRESIASI

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

Work Shop Tari Golek Menak Gaya Yogyakarta di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, 2005.

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

BAB III PENUTUP. diciptakannya. Pencapaian sebuah kesuksesan dalam proses berkarya

CAWAN DALAM GARAPAN TARI

2014 TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

SILABUS PERKULIAHAN 1. Identitas Mata Kuliah 2. Tujuan 3. Deskripsi Inti Mata Kuliah 4. Pendekatan Pembelajaran 5. Evaluasi

SENI BUDAYA (TARI) SMA/MA

BAB I PENDAHULUAN. yang ada, sehingga dapat menjadi sebuah daya tarik bagi Sumatera Utara.

KEBERADAAN MISUK PADA PROSES MENATA TARI PADA MAHASISWA SEMESTER 4 DAN 6 DI JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATSIK PENULIS FRISKA ILATO ANGGOTA PENULIS

ANALISIS UNSUR GERAK TARI LAWEUT DI SANGGAR SEULAWEUT

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekarangaman warisan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

Transkripsi:

TARI SRIMPI GUITAR KARYA TIEN KUSUMAWATI (KAJIAN KOREOGRAFI) Rizky Putri Septi Handini Dra. Veronica Eny Iryanti, M.Pd. Mahasiswa Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang virgy_dinie@yahoo.co.id Abstrak Tari Srimpi Guitar karya Tien Kusumawati merupakan suatu karya seni tari yang dibuat melalui imajinasi koreografer dengan membuat karya tari yang memiliki unsur tradisi menjadi sebuah karya tari baru yang dikolaborasikan dengan suara petikan gitar yang disukai koreografer sebagai musik pengiring. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tari Srimpi Guitar berbeda dengan tari Srimpi pada umumnya pada segi penggunaan gitar ukulele sebagai properti tari dan petikan gitar klasik sebagai musik pengiringnya. Gerak tradisi yang ada di dalam tari Srimpi Guitar dibuat suatu koreografi dengan durasi 5 menit 35 detik, tanpa mengurangi kaidah ( pakem) dan urutan pola gerak tari tradisi, walaupun gerak dalam tari Srimpi Guitar tidak mewakili tokoh batak, gulu, dhada dan buncit seperti tari Srimpi pada umumnya, hanya di dalam koreografinya masih mempertahankan konsep mata angin melalui pola prapatan. Kata kunci : Tari Srimpi Guitar, koreografi PENDAHULUAN Koreografi adalah pengetahuan penyusunan tari dan berfungsi untuk menyebutkan hasil susunan tari dari seorang penata tari, sehingga dapat diketahui bentuk dan gaya tari yang diciptakan. Bentuk dan gaya tari tersebut mengikuti kreativitas dari masing-masing penata tari atau koreografer dalam menciptakan suatu karya seni tari (Jazuli, 2008: 69). Hadi (2003: 17) menjelaskan bahwa kreativitas memperkuat diri manusia untuk siap mencipta. Kreativitas timbul dari pengalaman yang baru, sensitivitas estetis, fleksibilitas yang sadar, energi kreatif tingkat tinggi dan imajinasi. Pengalamanpengalaman tari yang memberikan kesempatan bagi aktivitas yang diarahkan sendiri, serta memberi sumbangan bagi pengembangan kreatif, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian utama yaitu eksplorasi, improvisasi dan komposisi. Ketiganya merupakan tahaptahap koreografi yang harus dilakukan oleh penata tari atau koreografer. Kreativitas koreografer dalam menciptakan tari selalu mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan zaman. Banyak seniman tari yang berusaha untuk berinovasi dalam menciptakan sebuah karya seni tari baru di era globalisasi seperti sekarang. Soedarsono (1998: 52) menjelaskan bahwa dengan hadirnya era globalisasi, para seniman memiliki kebebasan untuk menampilkan gaya yang mereka senangi dan menghargai karya seni dengan gaya apapun serta dari negara manapun sehingga mengakibatkan seni istana sudah tidak menjadi kiblat lagi, demikian pula aliran-aliran seni dari mancanegara. Arus globalisasi akan membuat tari tradisional di Indonesia menjadi tersisih dengan perkembangan zaman apabila tidak disiasati oleh seniman tari, oleh sebab itu, koreografer atau penata tari mulai berlomba-lomba menciptakan karya tari

baru yang mempunyai kemiripan dengan tari tradisional. Pemunculan gerak-gerak yang masih memiliki unsur tradisi diciptakan oleh para koreografer. Upaya tersebut dilakukan agar eksistensi tari tradisional tetap lestari hingga sekarang dan dapat bersaing dengan karya tari dari negara lain. Salah satu koreografer atau penata tari yang peduli dengan eksistensi tari tradisional adalah Tien Kusumawati yang akrab disapa dengan Wati, seorang guru di SMP Negeri 2 Tarub kota Tegal yang telah menempuh pendidikan D3 di ISI Surakarta serta telah menempuh akta pengajaran di Universitas Negeri Semarang. Wati melalui sanggar Kusuma Budaya yang didirikannya pada tahun 2010 di kota Tegal melakukan eksistensinya untuk terus berkarya dalam dunia seni tari, salah satunya yaitu dengan menciptakan karya tari Srimpi Guitar pada tahun 2012. Ide penciptaan tari Srimpi Guitar ini berdasar pada tari Gambyong Guitar yang sudah diciptakan oleh Wati sebelumnya yang sama-sama masih berpijak pada bentuk tradisi klasik namun dilakukan suatu perubahan iringan musik. Tari Srimpi Guitar adalah sebuah tari garapan baru yang menggunakan unsur gerak tari Surakarta dengan musik budaya Barat yaitu gitar klasik. Wati ingin melakukan inovasi dalam menciptakan sebuah tari yang berdasar pada perkembangan zaman, namun masih berkonsep pada tari tradisional. Tari Srimpi dipilih karena para penarinya dianggap dapat mewakilkan konsep wanita dalam budaya Jawa yang memiliki paras cantik, bersifat lemahlembut, anggun yang diidamkan oleh lakilaki. Wati memiliki kreativitas yang tidak terbatas hanya menciptakan sebuah tari baru yang berpijak dari tari tradisional saja, namun Wati berusaha untuk mengubah bentuk dan konsep tari tradisi di dalam koreografi tari Srimpi menjadi sebuah karya tari baru, tetapi masih mempertahankan unsur gerak tradisi yang ada. Gerak tradisi yang ada di dalam tari Srimpi Guitar dibuat suatu koreografi baru dengan durasi 5 menit 35 detik, tanpa mengurangi kaidah ( pakem) dan urutan pola gerak tari tradisi, walaupun, gerak dalam tari Srimpi Guitar tidak mewakili tokoh batak, gulu, dhada dan buncit, hanya di dalam koreografinya masih mempertahankan konsep mata angin yang ada. Tari Srimpi Guitar hanya menggunakan sebuah gitar klasik sebagai musik pengiring. Pemilihan gitar klasik sebagai pengganti gamelan dalam iringan tari Srimpi karya Wati ini pada awalnya terjadi dikarenakan keterbatasan dana dalam proses penciptaan. Penggunaan gamelan akan mempengaruhi juga besarnya dana jika dilihat dari jumlah pemain gamelan yang berjumlah banyak. Wati mencari solusi atas permasalahan keterbatasan dana tersebut dengan memilih alat musik lain yaitu sebuah gitar klasik yang hanya dimainkan oleh satu orang saja. Wati berfikir bahwa gitar klasik memiliki bentuk yang dapat diidentikan dengan wanita cantik yang mempunyai bentuk badan bagus seperti lengkungan gitar ( S-line), selain itu, nada yang dihasilkan dari petikan gitar menghasilkan suasana yang lembut dan luwes seperti sifat seorang wanita, serta menghasilkan kemiripan rasa dan suasana tenang yang dihasilkan oleh irama gamelan Jawa. Tari Srimpi Guitar pertama kali dipentaskan dalam acara Sibu International Dance Festival (SIDF) yang diselenggarakan di kota Sibu wilayah Serawak, Malaysia oleh Horland Dance Theatre pada tanggal 21-25 Agustus 2012 yang dihadiri oleh puluhan koreografer dunia. Keikutsertaan tari Srimpi Guitar untuk mewakili Indonesia dalam acara tersebut dapat membuktikan bahwa tari Srimpi Guitar dapat diterima oleh masyarakat internasional dengan baik. Tari Srimpi Guitar selanjutnya ditampilkan dalam acara HUT KORPRI pada bulan November 2012 dan acara Hari Tari Dunia (World Dance Day) pada tanggal 29 April 2013 di ISI Surakarta yang telah

mendapatkan dukungan dari Dewan Kesenian Kota Tegal, Walikota Tegal dan DPC PDIP Kota Tegal. Eksistensi dari tari Srimpi Guitar tersebut diakui sebagai sebuah bentuk karya tari baru yang layak dipertunjukan. Tari Srimpi adalah sebuah tari yang unik karena dalam koreografinya, ibu Wati berusaha memunculkan ide baru tentang gerak tradisi Surakarta yang diiringi oleh musik gitar klasik. Musik gitar klasik yang memiliki perbedaan pola irama dengan gamelan yang umumnya mengiringi tari klasik lainnnya, dianggap sebagai alat musik yang pas dan cocok dalam koreografi tari Srimpi Guitar karya Tien Kusumawati. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana proses koreografi tari Srimpi Guitar karya Tien Kusumawati, (2) bagaimana bentuk koreografi tari Srimpi Guitar karya Tien Kusumawati, dan (3) bagaimana proses kolaborasi antara koreografi dengan musik gitar klasik terbentuk di dalam tari Srimpi Guitar karya Tien Kusumawati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, memahami, mendeskripsikan dan menganalisis (1) proses koreografi tari Srimpi Guitar karya Tien Kusumawati, (2) bentuk koreografi tari Srimpi Guitar karya Tien Kusumawati, dan (3) proses kolaborasi antara koreografi dengan musik gitar klasik terbentuk di dalam tari Srimpi Guitar karya Tien Kusumawati. Penelitian tentang koreografi telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Apri Setyoasih (2005) dan Devita Inka. (2014). Teori yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah koreografer, koreografi, tari Srimpi tradisional klasik gaya Surakarta, rekonstruksi tari dan teori musik tari. Seorang penata tari (koreogafer) adalah seorang yang merencana, mengatur dan bertanggung jawab atas sebuah karya tari (Murgiyanto, 1983: 7). Koreografi adalah suatu seni menciptakan tarian, meliputi pemilihan langkah, gerak isyarat dan gerakan lain serta menyusun gerakan-gerakan tersebut dalam suatu rangkaian pola tarian. Koreografi dapat merupakan suatu cara ciptaan pribadi ataupun ciptaan sekelompok orang (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1997: 141). Murgiyanto (1986: 7-9) menjelaskan bahwa koreografi sering diartikan sebagai pemulihan dan pengaturan gerak-gerak menjadi sebuah tarian, untuk itu, dibutuhkan kreativitas, yaitu kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau ideide baru yang sebelumnya tidak dikenal oleh penyusunannya sendiri. Koreografi adalah suatu seni menciptakan tarian, meliputi pemilihan langkah, gerak isyarat dan gerakan lain serta menyusun gerakan-gerakan tersebut dalam suatu rangkaian pola tarian. Koreografi dapat merupakan suatu cara ciptaan pribadi ataupun ciptaan sekelompok orang (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1997: 141). Proses terbentuknya ide dipengaruhi oleh intuisi dan ilham, kemudian dikembangkan dengan imajinasi atau khayalan, dari imajinasi tersebut kemudian diteruskan dengan kreasi atau gubahan gerak tari yang akhirnya sesuai dengan gagasan ataupun ide (Smith 1976, terjemahan Suharto 1985: 76-77). Selain itu, Hadi (2003: 23) berpendapat bahwa pengalaman-pengalaman tari yang memberikan kesempatan bagi aktivitas yang diarahkan sendiri, serta memberi sumbangan bagi pengembangan kreatif, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian utama, yaitu: eksplorasi, improvisasi dan komposisi. Masing-masing klasifikasi aktivitas ini disusun supaya sesuai dengan tingkat perkembangan seseorang. Bentuk koreografi yang berkaitan dengan segala aspek dalam suatu pertujukan tari Aspek-aspek seni pertunjukan menurut Kusmayati (2000: 75) terdiri dari tema, gerak, iringan, tata busana, tata rias, pemanggungan, tata lampu dan pelaku.

METODE Jenis penelitian pada tari Srimpi Guitar karya Tien Kusumawati (kajian koreografi) ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan koreografis. Penelitian ini menggunakan teori metode deskriptif dengan cara menggambarkan atau mengkaji dengan pendekatan koreografis dalam tari Srimpi Guitar karya Tien Kusumawati agar dapat mengetahui, memahami proses koreografi, bentuk koreografi dan proses kolaborasi antara koreografi dengan musik gitar klasik terbentuk di dalam tari Srimpi Guitar karya Tien Kusumawati pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, kemudian gambaran tersebut dideskripsikan dan dianalisis oleh peneliti. Lokasi penelitian dilaksanakan di Sanggar Tari Kusuma Budaya kota Tegal karena objek penelitian lahir dan berkembang di dalam sanggar yang didirikan oleh Tien Kusumawati pada tahun 2010. Sanggar Kusuma Budaya yang dalam segala bentuk kegiatannya dilakukan di Balai Rehabilitasi Sosial (Balai Resos) Suko Mulyo yang bertempat di jalan Dr. Soetomo no.50 kota Tegal. Bentuk kegiatan yang dilakukan meliputi proses pelatihan dan persiapan pementasan tari Srimpi Guitar. Sasaran dalam penelitian ini meliputi objek dan subjek. Objek penelitian adalah proses koreografi tari Srimpi Guitar, bentuk koreografi dan proses kolaborasi antara koreografi dengan musik gitar klasik terbentuk di dalam tari Srimpi Guitar karya Tien Kusumawati. Penelitian juga dilakukan terhadap subjek yaitu dengan pengumpulan data-data primer terhadap koreografer yaitu Tien Kusumawati dan penata musik yaitu Michael Gunadi Widjaja, serta untuk mengetahui proses pelatihan dan pengambilan keterangan dari salah satu penari Srimpi Guitar yaitu Yuni Widyarini, serta wakil ketua Dewan Kesenian kota Tegal yaitu bapak Michael Gunadi Widjaja untuk mengetahui eksistensi tari Srimpi Guitar di dalam Tegal maupun luar daerah Tegal. HASIL DAN PEMBAHASAN Tari Srimpi Guitar merupakan sebuah karya tari yang diciptakan dengan mengkolaborasikan unsur tradisional dengan unsur modern melalui gerak dan musiknya. Nama tari Srimpi Guitar berasal dari kata srimpi ( impen) dan guitar (gitar). Penggunaan nama Srimpi karena koreografinya membawakan unsur gerak dari tari Surakarta klasik puteri yang ditarikan oleh empat orang penari putri menggunakan tata rias dan busana yang sama dengan menggunakan pola gawang pajupat yang berbentuk prapatan yang melambangkan arah mata angin. Sedangkan penggunaan nama Guitar berasal dari pemakaian gitar sebagai musik pengiring dan properti yang digunakan. Tari Srimpi Guitar mengacu pada konsep gerakan tradisi dalam tari Surakarta tradisional klasik, namun diimprovisasikan oleh koreografer dengan menggunakan properti gitar ukulele yang dipegang tangan kiri penari, sehingga terjadi perubahan bentuk gerak dari ragam tari yang ada di dalam tari tradisional Surakarta. Tari Srimpi Guitar terdiri dari tiga bagian yaitu maju beksan, beksan dan mundur beksan sama seperti pola garapan dalam tari Surakarta pada umumnya. Namun garapan tari Srimpi Guitar memiliki perbedaan yang signifikan dengan tari Srimpi tradisional klasik gaya Surakarta pada umumnya. Tari Srimpi Guitar ini tidak mencerminkan penokohan batak, gulu, dada dan buncit, namun hanya mempertahankan konsep mata angin yang ada. Proses terbentuknya ide dalam penciptaan tari Srimpi Guitar adalah berdasar pada tari Gambyong Guitar yang sudah pernah diciptakan oleh ibu Wati sebelumnya yang sama-sama masih berpijak pada bentuk tradisi namun dilakukan upaya rekonstruksi dalam sebuah karya tari baru. Tari Gambyong

Guitar adalah sumber gagasan awal penciptaan karya tari tradisional yang dikolaborasikan dengan musik gitar klasik. Ibu Wati merasa sangat terinspirasi dengan gitar klasik. Eksplorasi dalam proses garap tari Srimpi Guitar yang dilakukan oleh ibu Wati melalui proses penjajakan gerak dengan menggunakan properti gitar klasik yang kemudian disesuaikan dengan rangsang auditif dan rangsang idesional yang diperoleh. Rangsangan auditif berupa musik-musik klasik dengan nada-nada yang mengalun lembut seperti iringan gamelan yang mengiringi tari Jawa. Dalam rangsangan auditif, ibu Wati mencoba melakukan gerakan yang selaras dengan hitungan dan irama musik yang dihasilkan oleh gitar klasik. Sedangkan rangsangan idesional berupa rangsangan gagasan yang diperoleh dari keberhasilannya dalam menciptakan tari Gambyong Guitar. Improvisasi adalah tahap yang digunakan ibu Tien Kusumawati untuk membuat gerak baru berdasarkan kreativitasnya melalui gerak-gerak yang bersifat spontan dengan menggunakan rangsang-rangsang yang dihasilkan dari proses eksplorasi sehingga memberikan sebuah inovasi kepada ibu Tien Kusumawati untuk menciptakan hal yang berbeda sesuai dengan imajinasinya. Komposisi dalam koreografi tari Srimpi Guitar merupakan suatu usaha ibu Tien Kusumawati setelah melalui pengalamanpengalaman tari sebelumnya yaitu eksplorasi dan improvisasi untuk memberikan wujud estetik terhadap pengalaman batin yang hendak diungkapkan. Komposisi tari ini adalah proses akhir pembentukan koreografi tari Srimpi Guitar sehingga sudah menjadi suatu bentuk karya tari yang siap dipertunjukan kepada penonton. Di dalam komposisi menyangkut beberapa komponen yang di antaranya yaitu desain gerak, desain lantai/ floor design, desain atas/ air design, desain musik, desain dramatik, dinamika, komposisi kelompok dan perlengkapan tari. Tema yang digunakan juga berkaitan dengan mata angin dan mimpi, sesuai harapan koreografer dalam menciptakan tari Srimpi Guitar untuk menggabungkan gerak dengan musik klasik dari gitar, agar penonton juga dapat terbawa ke dalam mimpi tersebut sedangkan mata angin sesuai dengan penggunaan pola lantai yang berupa pola pajupat dengan bentuk simetris sesuai dengan arah mata angin sebenarnya. Gerak dalam tari Srimpi Guitar adalah substansi medium untuk mengungkapkan ide dan rasa keindahan yang dimiliki oleh ibu Tien Kusumawati. Konsep dasar dalam gerak tari Srimpi Guitar meliputi bahan, tenaga, waktu dan ruang. Ragam gerak dalam tari Srimpi Guitar merupakan hasil pengubahan unsur gerak dari tari klasik Surakarta. Penggunaan properti gitar ukulele yang dipegang oleh tangan kiri penari menyebabkan gerak di dalam tari Srimpi Guitar mengalami perubahan bentuk aslinya dengan bentuk gerak tradisi Surakarta pada umumnya. Namun dari pola garapan, tari Srimpi Guitar berusaha mempertahankan pola maju beksan, beksan inti dan mundur beksan yang ditandai dengan adanya nikel warti di dalam ketiga babak gerak tersebut. Penggunaan gitar ukulele sebagai properti dalam koreografi tari Srimpi Guitar juga mengubah bentuk gerak dasar yang ada, dimana tangan kiri yang seharusnya memegang atau njimpit sampur digunakan untuk memegang gitar. Hal tersebut berakibat pada perubahan gerak yang pada umumnya selalu ada pada ragam gerak-ragam gerak di dalamnya. Namun dari semua itu, tari Srimpi Guitar berusaha tetap mempertahankan pola gerak yang menggunakan elemen tenaga, ruang dan waktu sesuai dengan tari putri tradisional klasik gaya Surakarta yang bersifat halus dan lembut tanpa tekanan yang besar dan gerak yang tidak stabil. Penggunaan elemen tenaga, ruang dan waktu dalam gerak tari Srimpi Guitar dilakukan dengan jumlah sedikit atau

lemah. Hal ini karean pada dasarnya tari Srimpi Guitar mengacu pada pola gerak tari tradisional puteri Surakarta yang bersifat lemah lembut dan halus. Penggunaan elemen tenaga yang berupa intensitas, aksen dan kualitas gerak terlihat sedikit namun tetap/ stabil, penggunaan elemn ruang yaitu garis, volume, arah hap, fokus bandang dan level disesuaikan dengan pakem atau pola dasar tari Jawa sedangkan penggunaan elemen waktu seperti tempo/ ritme gerak dilakukan sesuai dengan banyaknya hitungan dalam setiap ragam gerak. Musik pengiring tari Srimpi Guitar adalah hanya berupa sebuah gitar klasik yang dimainkan oleh bapak Michael Gunadi Widjaja selaku penata musik. Gitar klasik sebagai pengiring tari Srimpi Guitar digunakan sebagai pengganti gamelan dalam mengiringi tari Srimpi. Iringan gitar klasik menggunakan konsep new music yang dikomposisikan sesuai dengan polapola gendhing dalam musik pengiring tari Surakarta lainnya. Pola gendhing tersebut terdiri dari plot-plot yang oleh penata musik diterjemahkan melalui afeksi nada dalam gitar klasik sehingga dapat menghasilkan pola dinamika yang menyerupai pola dalam musik gamelan yang mengiringi tari Srimpi. penafsiran pola-pola tersebut dapat dilihat dari bagan musik dan komposisi musik tari Srimpi Guitar yang dibuat oleh penata musik. Tata busana dan tata rias yang dikenakan dalam tari Srimpi Guitar pada umumnya memiliki persamaan dengan kostum yang digunakan dalam tari tradisi Surakarta pada umumnya. Proses kolaborasi antara koreografi dengan musik gitar klasik dilakukan dengan tiga tahap yaitu eksplorasi, improvisasi dan komposisi. Proses eksplorasi meliputi kegiatan penjajakan musik oleh penata musik dengan mendengarkan contoh iringan gamelan yang ada di dalam tari Srimpi Guitar, kemudian penata musik yaitu bapak Gunadi mencari nada yang memiliki kemiripan suasana dengan suara gamelan tersebut. Selanjutnya nada yang memiliki kemiripan tersebut kemudian diimprovisasikan dengan gaya bermain gitar dari bapak Gunadi. Nada-nada yang telah dibentuk oleh bapak Gunadi tersebut kemudian direkam dan dinotasikan sebagai pedoman untuk pembuatan musik iringan. Musik yang telah direkam tersebut kemudian diberikan kepada ibu Tien Kusumawati untuk digunakan dalam eksplorasi gerak untuk proses koreografi. Ibu Wati selanjutnya mencari gerakgerak dengan unsur tradisi yang dianggapnya sesuai dengan pola iringan yang ada. Hitungan dan pola dramatik dalam koreografi disesuaikan dengan pola nada musik gitar klasik telah dibuat oleh bapak Gunadi. Bentuk musik pengiring yang telah dibuat terlebih dahulu mengakibatkan proses kolaborasi menjadi sedikit terkendala. Terkadang harus ada pengurangan gerak dan hitungan yang telah dicari oleh ibu Wati. Setelah musik dan gerak telah ditemukan, selanjutnya proses pelatihan dan penggabungkan gerak tari Srimpi Guitar dengan musik gitar klasik tidak dapat menyatu. Musik dan gerak terlihat berjalan sendiri-sendiri, sebab musik digunakan sebagai pengiring dan pemberi suasana di dalam tari saja, tanpa berusaha mengikat dan menjadi satu dengan geraknya. Dalam situasi ini, koreografer bersama penata musik saling berimprovisasi untuk menemukan penyatu irama dan gerak. Proses pembentukan menjadi suatu bentuk koreografi yang utuh ditempuh dengan melakukan komposisi dengan cara menyatukan gerak dan musik ketika melakukan proses latihan. Proses latihan dilakukan dengan cara menyatukan rasa dari koreografer, penata musik dan penari. Penari dituntut mempunyai feel atau rasa yang kuat dengan iringan gitar klasik dan dituntut untuk selalu fokus mendengarkan musik ketika menari, sehingga membuat para penari menjadi agak kesulitan mengikuti pola hitungan di dalam tari Srimpi Guitar.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, simpulan penelitian ini adalah Tari Srimpi Guitar karya Tien Kusumawati merupakan suatu karya seni yang menggabungkan gerak tradisi pada tari Srimpi gaya Surakarta dengan iringan musik klasik Barat pada gitar klasik. Tien Kusumawati mengubah bentuk dan konsep tari tradisi di dalam koreografi tari Srimpi melalui imajinasinya untuk membuat karya tari dengan unsur tradisi menjadi sebuah karya tari baru yang dikolaborasikan dengan suara petikan gitar yang disukainya sebagai musik pengiring, namun masih mempertahankan gerak-gerak tradisi yang ada. Gerak tradisi yang ada di dalam tari Srimpi Guitar dibuat suatu koreografi dengan durasi 5 menit 35 detik, tanpa mengurangi kaidah ( pakem) dan urutan pola gerak tari tradisi, walaupun gerak dalam tari Srimpi Guitar tidak mewakili tokoh batak, gulu, dhada dan buncit seperti tari Srimpi pada umumnya, hanya di dalam koreografinya masih mempertahankan konsep mata angin melalui pola prapatan. Proses koreografi atau penciptaan tari Srimpi Guitar melalui dua tahap yaitu proses terbentuknya ide dan proses garap. Proses terbentuknya ide meliputi imajinasi dan intuisi yang dilakukan oleh koreografer yang terinspirasi dari mimpi koreografer untuk membuat tari yang unik. Proses garap dalam bentuk koreografi tari Srimpi Guitar dengan cara berimprovisasi dengan cara menggunakan gitar ukulele sebagai properti tarinya sambil mendengarkan iringan gitar klasik. Bentuk koreografi tari Srimpi Guitar terdiri dari tema, gerak, musik iringan, tata rias, tata busana dan properti. Tema, tata rias dan tata busana masih mempertahankan konsep dan aturan yang sudah baku atau sama seperti tari Srimpi pada umumnya, sedangkan dalam gerak, musik pengiring dan properti memiliki perbedaan. Proses kolaborasi musik dengan bentuk koreografi dalam tari Srimpi Guitar tidak dapat menyatukan keduanya ke dalam suatu bentuk pertunjukan yang harmonis. Musik dan tari berdiri sendirisendiri dikarenakan pada proses penciptaan koreografi, musik diciptakan terlebih dahulu, sehingga musik berfungsi sebagai ilustrasi tari saja. DAFTAR PUSTAKA Hadi, Y. Sumandiyo. 2003. Mencipta Lewat Tari. Yogyakarta: Manthili. Kusmayati, Hermien. 2000. Arakarakan Seni Pertunjukan dalam Upacara Tradisional di Madura. Yogyakarta: Tarawang Press. Murgiyanto, Sal. 1977. Seni Menata Tari. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta.. 1983. Koreografi. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan. Smith, Jacqueline. 1983. Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru. Terjemahan Ben Suharto. Yogyakarta: Ikalasti Yogyakarta. Sugiono, Dendi. 2012. Kamus Besar Bahasa indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.