ESTIMASI KAPASITAS TAMPUNG DAN POTENSI NILAI NUTRISI DAUN NENAS DI PT. GREAT GIANT PINEAPPLE TERBANGGI BESAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dari bulan Mei sampai September 2013 di Desa

POTENSI PAKAN HASIL LIMBAH JAGUNG (Zea mays L.) DI DESA BRAJA HARJOSARI KECAMATAN BRAJA SELEBAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2013 di lokasi peternakan Sapi Bali yakni

Maulana Aziz a, Muhtarudin b, Yusuf Widodo b ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): , Mei 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

Potensi Limbah Padi Sebagai Pakan Sapi Bali di Desa Sukoharjo II Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi

STATUS NUTRISI SAPI PERANAKAN ONGOLR DI KECAMATAN BUMI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nama Desa Sukoharjo berasal dari tokoh di Kecamatan Sukoharjo pada saat itu,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

I. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

PRODUKSI KAMBING BOERAWA PROVINSI LAMPUNG THE IDENTIFICATION OF BOERAWA GOAT NUTRITION STATUS IN BOERAWA GOAT PRODUCTION CENTER IN LAMPUNG PROVINCE

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(3): , Agustus 2016

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2003). Pemberian total mixed ration lebih menjamin meratanya distribusi asupan

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) NUTRISI DAN PAKAN RUMINANSIA PTN 2301

SURVEI SIFAT FISIK DAN KANDUNGAN NUTRIEN ONGGOK TERHADAP METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA DI DUA KABUPATEN PROVINSI LAMPUNG

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nenas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

1.1. Potensi Ampas Sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti. Menurut Bintoro dkk (2010) sagu ( Metroxylon sp) merupakan tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

I. PENDAHULUAN. limbah-limbah pasar dan agroindustri. Salah satu cara untuk mengatasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara peningkatan pemberian kualitas pakan ternak. Kebutuhan pokok bertujuan

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rumput gajah berasal dari afrika tropis, memiliki ciri-ciri umum berumur

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

Semua perlakuan tidak menyebabkan keadaan ekstrim menghasilkan NH 3 diluar

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Sabut Kelapa Sawit Fermentasi oleh Pleurotus ostreatus dan Kandungan Ransum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Transkripsi:

ESTIMASI KAPASITAS TAMPUNG DAN POTENSI NILAI NUTRISI DAUN NENAS DI PT. GREAT GIANT PINEAPPLE TERBANGGI BESAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA Estimates The Capasities and The Potential Nutrition Value of Pineapple s Leaves in PT. Great Giant Pineapple Terbanggi Besar As The Ruminant s Feed Andy Ringgita a, Liman b dan Erwanto b a The Student of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University b The Lecture of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture Lampung University Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Telp (0721) 701583. e-mail: kajur-jptfp@unila.ac.id. Fax (0721)770347 ABSTRACT The aim of this research is to know the potential and the capasities of pineapple s leaves in PT. Great Giant Pineapple Terbanggi as the ruminant s feed. This research was held in June 2013 until August 2013 in PT. Great Giant Pineapple Terbanggi Besar, Central Lampung. This research uses the purposive sampling survey method. The data that would be used in this research consists of the primary data and secondary data. The Primary data encompasses all information about the plantations that become the object of the research, for example, the planting area, the harvested area, the production wastes that will be produced and the wastes management. The secondary data is a data that can be obtainable from the existing literature, including the information about the existing potential estates in Terbanggi Besar, Central Lampung. The results of this research shows that the total wastes of the pineapple s leaves in PT. Great Giant Pinneapple is ± 9.000 kg/ha. Carrying capacity for ruminant is 53.152 UT per year (40% assuming feed) and with 42.553 UT per year (50% assuming feed) can fulfill the necessity as alternative of ruminant s feed. (Keywords: Pineapple s leaves, Carrying capacity, Potential nutrition). PENDAHULUAN Salah satu jenis ternak yang dikembangkan di Provinsi Lampung yaitu, ternak ruminansia khususnya sapi, kambing, dan domba. Upaya pengembangan populasi dan daya produksi perlu didukung dengan penyediaan makanan dan sedapat mungkin yang tidak bersaing dengan manusia. Makanan ruminansia sebagian besar (lebih dari 50%) berasal dari hijauan makanan ternak yang dapat berasal dari padang pengembalaan dan tanaman hijauan yang dapat dipotong dan diangkut. Pertambahan populasi penduduk mengakibatkan lahan pertanian untuk penggembalaan atau untuk menanam pakan hijauan semakin terbatas jumlahnya. Faktor tersebut di atas, akan menyebabkan ketersediaan pakan hijauan berkurang dan akhirnya akan mengakibatkan penurunan produksi ternak khususnya ternak ruminansia. Ketersediaan pakan hijauan akan mempengaruhi kelangsungan hidup dalam memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi ternak. Penanggulangan masalah ketersediaan pakan hijauan harus segera diatasi agar tidak menyebabkan kerugian yang serius bagi peternak. Salah satu cara yang dapat membantu yaitu dengan menghitung produksi pakan hijauan sehingga dapat diketahui ketersediaan bahan pakan hijauan dan daya tampung terhadap ternak. Salah satu perusahaan pengalengan nenas terbesar di Asia, yaitu PT. Great Giant Pineapple memiliki luas area perkebunan mencapai ± 80.000 ha dengan varietas nenas yang ditanam adalah Smooth cayene. Perkebunan ini selain menghasilkan buah yang melimpah juga memberikan limbah sisa tanaman nenas berupa daun dengan persentase 90 %, tunas batang 9 % dan batang 1 %. Limbah yang persentasenya paling tinggi, yaitu daun nenas selama ini dimanfaatkan oleh perusahaan tersebut sebagai pupuk untuk lahan perkebunannya. Namun, pemanfaatannya sebagai pupuk membutuhkan waktu yang relatif panjang dan jumlah daunnya masih berlimpah. Dari segi nutrisi daun nenas (protein kasar 9,1%, serat kasar 23,6%, abu 4,9%, lemak kasar 1,6%, dan BETN 60,8%), daun nenas dapat dimanfaatkan sebagai pengganti rumput segar dan diharapkan dapat mengatasi masalah ketersediaan pakan, khususnya di daerah Lampung Tengah. Keunggulan lainnya, daun nenas tersedia secara berkelanjutan karena penanaman dan pemanenan buah nenas tidak bergantung pada musim. Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan 175

penelitian tentang potensi dan kapasitas tampung tanaman nenas sebagai pakan ruminansia (Suparjo (2008). Waktu dan Tempat MATERI DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah. Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Materi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun nenas varietas Smooth cayene yang tumbuh di areal perkebunan nenas PT. Great Giant Pineapple Terbanggi Besar Lampung Tengah. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bingkai kotak dari bambu berukuran 1x1 m 2 untuk menentukan cuplikan, sabit untuk memotong hijauan, timbangan analitik merek Oxone OX-315 dengan ketelitian 0,1 g untuk mengukur berat atau massa hijauan, tali rapia untuk menandai dan mengikat hijauan, karung untuk menampung hijauan, meteran, alat tulis dan alat hitung, kamera. Daun nenas dikeringkan menggunakan oven merek Heraeus dan digiling menggunakan alat penggiling dengan ukuran 40 mash dan dilanjutkan analisis proksimat metode Weende (Fathul, 1999). Peubah yang Diamati a. Kapasitas tampung ternak berdasarkan produksi hijauan daun nenas. b. Nilai nutrisi daun nenas varietas Smooth cayene Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode survei adalah penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual. Metode survei yang digunakan adalah metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang didasarkan atas tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti. Pengambilan sampel dilakukan dengan sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang dibutuhkan dan ukuran sampel tidak dipersoalkan. Metode ini memungkinkan peneliti memperoleh informasi dalam jangka waktu yang pendek dan digunakan untuk mendapatkan informasi yang bersifat kualitatif untuk menganalisis permasalahan yang ada. Pengumpulan Data Pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer mencakup segala informasi tentang lahan perkebunan yang menjadi obyek penelitian, misalnya luas tanam, luas panen, produksi limbah yang dihasilkan, dan pengelolaan limbah. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden di lapangan (berupa kuisioner). Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literaturliteratur yang ada, meliputi informasi tentang potensi perkebunan yang ada di Terbanggi Besar Lampung Tengah. Prosedur Penelitian 1. PT. Great Giant Pineapple memiliki lahan dengan luas tanam sebesar 32.000 ha. Oleh karena itu untuk menentukan tempat pengambilan sampel dau nenas, berdasarkan metode survei yang digunakan adalah metode purposive sampling yang merupakan metode pengambilan sampel yang didasarkan atas tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti. Lahan yang diambil sebagai sampel adalah lahan yang buah nenasnya sudah dipanen. 2. Menyiapkan peralatan pengambilan sampel daun nenas seperti, sabit, karung plastik, timbangan, meteran, tali plastik, alat tulis dan kamera. 3. Melakukan pengukuran luas lahan terhadap lahan yang akan diambil sampel daun nenas. 4. Pengambilan data dengan menggunakan bujur sangkar 1x1 m 2 sebanyak 10 cuplikan dalam 5 cluster dengan luas lahan panen 2,5 ha. 5. Memotong bagian bawah atau bonggol dan mengambil bagian daunnya. 6. Kemudian sampel di timbang berdasarkan bahan segar. 7. Lalu dijemur dan di timbang kembali berdasarkan BKU. 8. Kemudian digiling dan melakukan analisis proksimat di laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 9. Mencatat hasil data yang diperoleh. 10. Menghitung kapasitas tampung (carrying capacity) dari data yang diperoleh dengan rumus : K. Tampung = Jumlah produksi hijauan (kg/th) Kebutuhan pakan (kg/satuan ternak/th) Keterangan : konsumsi/ UT/ tahun berdasarkan bahan kering. 176

HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Limbah Daun Nenas di PT. Great Giant Pineapple Daun nenas dari PT. Great Giant Pineapple jumlahnya sekitar ± 2 kg daun/tanaman dengan jumlah tanaman/ha ± 4.500 tanaman, sehingga rata-rata produksi daun/ha mencapai ± 9.000 kg daun/ha. Sebagian besar dan hampir seluruhnya hanya digunakan sebagai pupuk pada periode tanam berikutnya. Melihat hal itu maka sudah tentu daun nenas sangat potensial untuk digunakan sebagai pakan ternak ruminansia. Daun nenas merupakan sebuah limbah industri pertanian. Di dalam daun nenas mengandung senyawa anti nutrisi yang disebut Bromelin. Bromelin merupakan salah satu jenis enzim protease sulfhidril yang mampu menghidrolisis ikatan peptida pada protein atau polipeptida menjadi molekul yang lebih kecil yaitu asam amino. Akan tetapi, senyawa ini masih dapat dikatakan stabil pada ph: 3,0-5,5 dan suhu optimum enzim Bromelin adalah 50-80 C. Daun nenas mempunyai lapisan luar yang terdiri dari lapisan atas dan bawah. Diantara lapisan tersebut terdapat banyak ikatan atau helaihelai serat (bundles of fibre) yang terikat satu dengan yang lain oleh sejenis zat perekat (gummy substances) yang terdapat dalam daun. Karena daun nanas tidak mempunyai tulang daun, adanya serat-serat dalam daun nanas tersebut akan memperkuat daun nanas saat pertumbuhannya. Daun nenas memiliki Kutikula (lapisan lilin) yang berfungsi sebagai pencegah keluar masuknya air dan molekul lainnya, selain itu kutikula jugadapatmencegah penetrasi dari virus dan bakteri serta mencegah tumbuhnya jamur di permukaan daun. Kapasitas Tampung Berdasarkan Produksi Daun Nenas (Smooth cayene) Di PT. Great Giant Pineapple Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di PT. Great Giant Pineapple Terbanggi Besar, dalam setahun dapat memproduksi daun nenas (Smooth cayene) cukup tinggi. Tingginya produksi daun nenas di PT. Great Giant Pineapple ini dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif ternak, memungkinkan banyaknya satuan ternak atau unit ternak yang dapat ditampung di lahan tersebut. Asumsi konsumsi bahan kering pada ruminansia berbeda-beda, satu ekor sapi sebesar 3% dari bobot badan (Parakkasi,1999). Satu unit ternak (UT) setara dengan satu ekor sapi seberat 455 kg (Santoso,1995) dan asumsi pemberian ransum 40% dan 50% sebagai pakan. Pakan digunakan untuk hidup, pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi. Menurut Ensminger (1961), satu unit ternak adalah sama dengan seekor sapi, satu ekor kerbau, tujuh ekor kambing, dan tujuh ekor domba, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai konversi Unit Ternak (UT) pada ternak ruminansia Jenis ternak 1 UT setara dengan jumlah ternak (ekor) Sapi 1 Kerbau 1 Domba 7 Kambing 7 Sumber : Ensminger (1961) Semakin tinggi produksi limbah persatuan luas lahan, maka akan semakin tinggi pula kemampuannya untuk menampung sejumlah ternak pada kurun waktu tertentu. Berdasarkan kebutuhan bahan kering dan konversi Unit Ternak tersebut, maka dapat dihitung kapasitas tampung ternak berdasarkan potensi daun nenas (Smooth cayene), dapat dilihat pada Tabel 2. PT. Great Giant Pineapple dengan daun nenas berdasarkan bahan kering adalah 105.926.400 kg/th pada lahan seluas 80.000 ha dengan luas area tanam 32.000 ha memiliki kapasitas tampung untuk ternak sapi dengan asumsi pemberian pakan 40 % sebesar 53.152 UT/th dan dengan asumsi pemberian pakan 50% sebesar 42.553 UT/th, mampu memenuhi kebutuhan pakan hijauan sebagai pakan alternatif ternak ruminansia. Tabel 2. Kapasitas tampung ternak sapi dan asumsi penggunaan sebagai pakan Asumsi sebagai pakan (%) Kebutuhan BK (kg/ut/th) Produksi daun nenas (kg/ut/th) Kapasitas Tampung ternak sapi (UT/th) 40 1.992,9 105.926.400 53.152 50 2.489,3 105.926.400 42.553 Ket : 40% dan 50% asumsi pemberian ransum sebagai pakan Analisis Proksimat Kandungan zat zat makanan suatu tanaman dapat diperoleh melalui metode analisis proksimat di laboraturium. Adapun kandungan zat zat makanan yang dianalisis dengan menggunakan metode tersebut yaitu kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, dan kadar serat kasar, sedangkan kadar bahan 177

ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dengan cara perhitungan (Fathul et al., 2003). Kandungan nutrisi daun nenas varietas Smooth cayene dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kandungan nutrisi daun nenas (Smooth cayene) Komposisi Nutrisi Bahan Segar Bahan Kering ----------------%------------------ Kadar Air 81,61 0 Kadar Bahan Kering 18,39 100 Kadar Abu 1,50 8,15 Kadar Protein 1,89 10,27 Kadar Lemak 2,07 11,25 Kadar Serat Kasar 6,55 35,61 Sumber : Hasil Analisis Proksimat di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak (2013) 1. Kadar air Air merupakan zat makanan paling sederhana dalam pakan. Prinsip dalam analisis kadar air adalah semua zat yang menguap atau yang hilang selama pemanasan di dalam oven pada suhu 135 C selama dua jam adalah air (Fathul et al., 2003). Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini berdasarkan bahan segar kadar air daun nenas (Smooth cayene) didapat hasil sebesar 81,61% hal ini menandakan bahwa daun nenas harus langsung digunakan atau diberikan ke ternak, karena jika kadar air lebih besar dari 10% menandakan bahwa pakan tidak dapat disimpan, sebaiknya digunakan secara langsung atau dikeringkan sampai kadar air kurang dari 10% jika ingin disimpan. Menurut Sahwan (2002) kadar air maksimum yang harus dipertahankan adalah 10% dan tidak boleh melebihi nilai 10% karena bisa memicu tumbuhnya jamur dan insekta pada bahan. 2. Kadar Abu Kadar abu menunjukkan kandungan mineral yang terkandung dalam pakan. Semakin tinggi kadar abu maka akan semakin tinggi pula kandungan mineral yang ada di dalamnya. Mineral adalah zat anorganik yang dalam jumlah sedikit diperlukan oleh tubuh. Walaupun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, bahan pakan yang digunakan untuk makanan ternak harus mengandung mineral yang dibutuhkan oleh ternak. Kadar abu pada daun nenas varietas (Smooth cayene) didapat hasil 8,15%, angka yang didapat baik dibandingkan dengan kadar abu pada jerami padi yang kadar abu nya tinggi sebesar 21,50% perlu mendapat perhatian khusus karena kadar abu yang tinggi bisa menyebabkan keracunan pada ternak. Menurut Anonim (2009) kadar abu pakan ternak tidak boleh lebih dari 15%. Semakin tinggi kadar abu maka akan semakin tinggi pula kandungan mineral yang ada di dalamnya. Mineral adalah zat anorganik yang dalam jumlah sedikit diperlukan oleh tubuh. Walaupun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, bahan pakan yang digunakan untuk makanan ternak harus mengandung mineral yang dibutuhkan oleh ternak. Hungate (1966) menyatakan bahwa di dalam rumen terdapat beberapa bakteri rumen yang mengekskresikan enzim untuk mencerna bahan organik pakan untuk pertumbuhannya, namun tidak satupun mikroba rumen yang mensekresikan enzim untuk mencerna mineral sehingga hanya bahan organik pakan saja yang dapat dicerna oleh mikroba rumen. 3. Kadar Protein Protein merupakan komponen utama jaringan dan merupakan komponen fundamental bagi semua jaringan hidup. Pada tanaman protein berperan dalam pembentukan sel, jaringan, dan organ tanaman serta berfungsi sebagai sebagai bahan sintetis klorofil, enzim, dan asam amino. Karena itu kehadirannya dibutuhkan dalam jumlah besar, terutama saat pertumbuhan vegetatif (Salisbury dan Ross, 1995). Kadar protein kasar yang terdapat di daun nenas varietas (Smooth cayene) adalah 10,27%, dibandingkan dengan kadar protein jerami padi yaitu 4,10% ini menandakan bahwa daun nenas (Smooth cayene) ini mempunyai potensi untuk dijadikan pakan ternak ruminansia. Tingginya kandungan protein kasar pada daun nenas (Smooth cayene) dapat menjadi sumbangan protein bagi ternak ruminansia. 4. Kadar Lemak Lemak merupakan sumber energi bagi ternak yang mempunyai sifat terkonsentrasi dan mengandung energi 2,25 kali lebih banyak dari pada karbohidrat dan protein. Penggunaannya untuk meningkatkan kandungan energi dan memperbaiki aroma, tekstur serta palatabilitas ransum (Blakely dan Bade, 1985). Kadar Lemak daun nenas (Smooth cayene) didapat sebesar 11,25%, dibandingkan dengan kadar lemak pada jerami padi yang nilainya hanya mencapai 1,60%, kadar lemak daun nenas (Smooth cayene) termasuk tinggi. Tingginya lemak kasar pada bagian daun disebabkan oleh karena daun digunakan sebagai tempat fotosintesis yang akan merombak lipid menjadi gliserol dan asam lemak. Asam lemak ini dipakai dalam sintesis fosfolipid dan glikolipid yang diperlukan untuk pembentukan organel (Estiti, 1995). 178

5. Kadar serat kasar Bagian terbesar karbohidrat pada tanaman dan bahan pakan adalah karbohidrat kompleks (Polisakarida) yang merupakan gabungan molekul molekul sederhana dalam jumlah besar yang meliputi pati dan selulosa. Selulosa merupakan komponen utama dari dinding sel tanaman serta serat--serat kayu, memilki kecernaan rendah dan hasil akhirnya adalah glukosa (Blakely dan Bade, 1985). Menurut Sutardi (1980), serat kasar diduga kaya akan lignin dan selulosa sehingga sulit untuk dicerna, sedangkan dalam BETN terkandung banyak gula dan pati yang lebih mudah dicerna. Namun ternak ruminansia membutuhkan jumlah serat kasar yang cukup tinggi untuk dapat menstimulir aktivitas mikroba rumen dan dapat meningkatkan kadar lemak air susu. Kadar serat kasar daun nenas (Smooth cayene) didapatkan hasil sebesar 35,61% lebih tinggi dibandingkan dengan kadar serat kasar jerami padi 29,20. Penggunaan daun nenas (Smooth cayene) sebagai pakan sapi perah dapat dilakukan, karena kebutuhan sapi perah akan serat kasar minimal 17% (NRC, 1988) sehingga kebutuhan minimal serat kasar dapat terpenuhi. 6. Kadar BETN Kadar BETN pada daun nenas (Smooth cayene) didapatkan hasil sebesar 34,72% dan lebih rendah dari jerami padi yang kadar BETN nya 43,60. Rendahnya kadar BETN dalam daun nenas (Smooth cayene) dapat menunjukkan rendahnya kadar pati. Zat pati BETN tergolong dalam bagian yang mudah dicerna. Pada ruminansia, lebih dari 90% pati dicerna dalam rumen, sebagian lagi dicerna dalam usus halus dan difermentasi dalam usus besar. Produk akhir dari pencernaan pati adalah VFA, yaitu sebagai sumber energi bagi ternak (Orskov, 1986). Kandungan BETN yang cukup rendah ini menunjukkan bahwa daun nenas (Smooth cayene) diduga mengandung sedikit pati yang mudah dicerna oleh ruminansia. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka simpulan dalam penelitian ini sebagai berikut ; 1. Pemanfaatan daun nenas memiliki potensi untuk dijadikan sumber pakan bagi ternak ruminansia karena di lihat dari segi nutrisi dan produksi daun nenas. 2. PT. Great Giant Pineapple dengan daun nenas berdasarkan bahan kering adalah 105.926.400 kg/th pada lahan seluas 80.000 ha dengan luas area tanam 32.000 ha memiliki kapasitas tampung untuk ternak sapi dengan asumsi pemberian pakan 40 % sebesar 53.152 UT/th dan dengan asumsi pemberian pakan 50% sebesar 42.553 UT/th, mampu memenuhi kebutuhan pakan hijauan sebagai pakan alternatif bagi ternak ruminansia. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2003. Buku Pegangan Fisiologi dan Reproduksi Ternak Satu dan Dua. Jakarta Anonim. 2009. Standar Mutu Pakan Ternak. Badan Standarisasi Indonesia. Jakarta Arora, S. P. 1995. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Blakely, J. and D. H. Bade. 1985. The Science of Animal Husbandry, 4 th Ed. Prentice Hall, Inc. A. Division of Simon and Schuster, Englewood Cliffs, New Jersey Ensminger, M. E., J. E. Oldfield and W. W. Heinemann. 1961. Feeds and Nutrition, 2 nd Ed. The Ensminger Publishing Company, USA Estiti, B.H. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Institut Teknologi Bandung. Bandung Fathul, F. 1999. Penentuan kualitas dan kuantitas zat makanan dalam bahan makanan ternak. Penuntun Praktikum Pengetahuan Bahan Makanan ternak. Universitas Lampung. Bandar Lampung Fathul, F., N. Purwaningsih, S. Tantalo. 2003. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Universitas Lampung. Bandar lampung NRC. 1988. Nutrient Requirements of Beef Cattle, 6 th Ed. National Acad Press. Washington DC Orskov, E. R. 1986. Starch Digestion and Utilization in Ruminants. J. Anim. Sci. Vol 5 Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas Indonesia. Jakarta Sahwan, A. D. 2002. Pakan Ikan dan Udang. Penebar Swadaya. Jakarta Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 2. Institut Teknologi Bandung. Bandung Santoso, U. 1995. Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Sapi Potong. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta Suparjo. 2008. Saponin, Peran Dan Pengaruhnya Bagi Ternak dan Manusia. Fakultas Peternakan Universitas Jambi: Jambi http://jajo66.files.wordpress.com/2008/06/ saponin.pdf. Diakses 17 Agustus 2013 Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Makanan Ternak. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 179